Wednesday, 23 September 2020

[Review] Bucin: Cara Menerapkan Anti Budak Cinta Dalam Sebuah Hubungan

 



#Description:
Title: Bucin (2020)
Casts: Jovial Da Lopez, Andovi Da Lopez, Tommy Limm, Chandra Liow, Susan Sameh, Karina Salim, Widika Sidmore, Kezia Aletheia, Gading Marten, Deddy Corbuzier, Uus, Helmy Yahya, Ibob Tarigan
Director: Chandra Liow
Studio: Rapi Films


#Synopsis:
Empat orang sekawan yaitu Jovial, Andovi, Tommy dan Chandra memutuskan untuk mengikuti program kelas Anti Bucin untuk menghilangkan sifat "Budak Cinta" terhadap pasangan mereka masing-masing. Program kelas tersebut dikelola oleh seorang psikolog cantik bernama Vania (Susan Sameh). Jovial dilanda kebosanan dalam menjalin hubungan dengan Chilla (Kezia Aletheia). Andovi sangat penurut dan selalu takluk dengan semua keinginan pacarnya, Kirana (Widika Sidmore). Tommy dibuat dilema karena akan segera menikah dengan kekasihnya, Julia (Karina Salim) dan Chandra sendiri masih berstatus jomblo, namun ia tetap akan mengikuti kelas Anti Bucin untuk menemani teman-temannya.
Di kelas Anti Bucin, mereka diuji untuk melalui serangkaian test secara bertahap disebuah ruangan bernama Escape Room.



Tiga tahapan mereka harus lalui yaitu test kesabaran, kejujuran dan keberanian. Dalam menjalani ketiga test tersebut, Jovial, Andovi, Tommy dan Chandra harus menerapkan ketiga test tersebut kepada pacar mereka masing-masing.


Seiring berjalannya waktu, Jovial malah semakin merasa bosan dalam menjalin hubungan dengan Chilla. Bahkan Jovial berniat mengakhiri hubungannya karena ia tertarik pada Vania. Sementara itu, Andovi semakin dibuat tak berdaya dengan sikap Kirana yang sangat ketergantungan padanya dan Tommy juga dilanda kegelisahan karena rencana pernikahannya dengan Julia terancam batal jika ia mengikuti impiannya untuk bisa membeli mobil baru. Akankah keempat sekawan ini bisa terbebas dari jeratan Bucin?


#Review:
Rumah produksi Rapi Films akhirnya mengambil keputusan untuk langsung menayangkan film BUCIN (2020) di platform streaming Netflix tanpa tayang terlebih dahulu di bioskop. Hal ini menjadi gaya baru di industri perfilman tanah air dalam menghadapi Pandemi CoVid-19 yang sampai saat ini masih melanda diseluruh dunia. Film BUCIN (2020) menjadi film Indonesia ketiga yang tayang secara eksklusif di Netflix setelah film THE NIGHT COME FOR US (2018) dan GURU-GURU GOKIL (2020).


Untuk segi cerita, film BUCIN (2020) ini sebetulnya mempunyai ide dan premis yang cukup menarik layaknya film thriller SAW yang menggunakan metode Escape Room namun dalam urusan soal percintaan. Tapi sayang, ide menarik tersebut hanya sebatas ide tanpa kelanjutan development naskah yang baik dan enak untuk diikuti. Hampir disepanjang durasi film, terasa seperti potongan-potongan situasi komedi. Banyak sekali komedi yang meleset dari kata lucu. Unsur komedi berbau seksualitas yang dilakukan oleh mereka berempat dan juga Deddy Corbuzier pun terasa sangat cringe. Satu-satunya dialog yang membuatku tertawa adalah celetukan Shooting La La Land yang diucapkan oleh Widika Sidmore. Mestinya celetukan soal Anak DC pun berhasil membuat tertawa, tapi ketika moment tersebut langsung diulangi, hal itu membuat aku tidak tertawa lagi. Film ini juga hanya menarik konklusi di akhir cerita soal balas dendam dan memaafkan saja. Perubahan sikap dan pikiran soal Bucin yang seharusnya dieksplor malah dilupakan begitu saja. Penulis skenario malah lebih tertarik menghadirkan plot twist yang semakin membuatku geleng kepala. Selain itu, development karakter dan background story para karakter utama juga sama sekali dijelaskan. Hal itu tentu membuatku semakin tidak tertarik dengan keseluruhan cerita film ini.


Untuk jajaran pemain, aku sama sekali tidak bisa menikmati performance akting dari keempat pemain utama dalam film ini. Keempatnya masih seperti menjadi diri mereka sehari-hari. Untungnya, para pemarin perempuan di film BUCIN (2020) ini sedikit menyelamatkan film ini, khususnya penampilan ajaib dari Karina Salim dan Widika Sidmore.
Terlepas dari banyak sekali kekurangan film ini, BUCIN (2020) mempunyai tata editing dan artistik yang patut diapresiasi. Debut Chandra Liow sebagai sutradara film panjang ini terbilang oke untuk urusan teknis dan editing. Beberapa warna dan visual film ini lumayan memanjakan mata.
Overall, semoga kedepannya jika ada influencer atau YouTuber yang kembali terjun membintangi sebuah film, sudah dibekali dengan kualitas akting yang mumpuni.


[4.5/10Bintang]

Monday, 21 September 2020

[Review] Antebellum: Ketika Aktivis Anti Rasisme Mendapatkan Kenyataan Mengerikan

 


#Description:
Title: Antebellum (2020)
Casts: Janelle Monae, Jena Malone, Eric Lange, Tongayi Thirisa, Jack Huston, Kiersey Clemons, T.C. Matherne, Robert Amarayo, London Boyce, Gabourey Sidibe, Lily Cowles
Director: Gerard Bush & Christopher Rentz
Studio: Lionsgate, QC Entertainment


#Synopsis:
Pada suatu masa, Perbudakan di Amerika Serikat terhadap orang berkulit hitam tergolong ekstrim. Mereka memperlakukan orang berkulit hitam dengan semena-mena. Dibawah pimpinan Senator Denton (Eric Lange) dan Captain Jasper (Jack Huston), orang-orang berkulit hitam yang ditahan dijadikan sebagai budak untuk berkebun dan memetik kapas. Dari puluhan orang yang ditahan, salah satunya adalah Eden (Janelle Monae). Semua tingkah laku dan gerak-gerik selalu diawasi oleh para tentara. 


Bahkan para tahanan ini dilarang untuk berbicara satu sama lain tanpa seizin atasan mereka. Selama enam bulan terakhir, Eden terus memperhatikan gerak-gerik para tentara dan majikannya. Ia dan temannya yaitu Eli (Tongayi Thirisa) berusaha mencari cara agar bisa kabur dari perbudakan itu.


Suatu hari, perkebunan mereka kedatangan tahanan baru. Salah satu diantaranya yaitu Julia (Kiersey Clemons) yang sedang hamil muda. Julia dibuat panik dan stress setibanya di tempat tahanan itu. Hal itu membuat Denton dan Jasper kesal. Mereka mengancam tidak akan memberikan kebebasan jika tidak mengikuti perintah.
Seiring berjalannya waktu, seorang wanita bernama Veronica Henley terbangun dari tidurnya. Ia merupakan aktivis anti rasisme dan white supremacy yang sampai saat ini sering terjadi di Amerika Serikat. Veronica sangat vokal membela hak-hak orang berkulit hitam dan menuntut kasus rasisme dan white supremacy segera dihapus. Meskipun kini Veronica sudah orang sukses dan menjadi idola bagi orang berkulit hitam, ia tetap masih saja mendapatkan perlakuan sinis dari orang-orang disekitarnya. Salah satunya adalah dari reporter dan host talkshow perempuan bernama Elizabeth (Jena Malone) yang selalu iri melihat kesuksesan yang diraih Veronica.


Menjelang perilisan buku terbarunya, Veronica mengalami berbagai kejadian aneh. Namun ia tak pernah memikirkannya dan lebih fokus mengurus keluarga kecilnya dan menghabiskan sedikit waktu luangnya bersama kedua sahabatnya yaitu Dawn (Gabourey Sidibe) dan Sarah (Lily Cowles). Untuk merayakan suksesnya peluncuran buku, ketiganya lalu memutuskan untuk makan malam bersama disebuah restoran mewah. Sepulang dari makan malam tersebut, Veronica memilih langsung pulang ke hotel ketimbang ikut berpesta malam bersama Dawn dan Sarah. Dalam perjalanan, rupanya Veronica diculik dan disekap hingga jatuh pingsan.


Eden yang terlelap dari tidurnya, terbangun gara-gara mendengar suara telepon dari tentara yang menidurinya. Eden lalu tersadar bahwa dirinya adalah Veronica. Ia beserta orang-orang berkulit hitam lainnya diculik dan disekap oleh sebuah komunitas yang menjunjung tinggi white supremacy. Veronica kemudian mencari cara agar bisa mendapatkan ponsel tersebut untuk meminta pertolongan pada keluarganya. Akankah Veronica berhasil kabur dari jeratan komunitas itu?


#Review:
Dari rumah produksi film GET OUT (2017) dan US (2019), Lionsgate di tahun ini kembali menyajikan sebuah film thriller horror yang dibintangi para aktor berkulit hitam berjudul ANTEBELLUM (2020). Tak tanggung-tanggung, Lionsgate menjadikan aktris sekaligus penyanyi Janelle Monae sebagai pemeran utama film ini.


Sebetulnya premis dan ide film ANTEBELLUM (2020) ini terbilang cukup menarik, tapi yang sangat disayangkan, kedua sutradara film ini mengambil langkah untuk plotline tidak dibuat linear. Alih-alih membuat plot twist yang mengejutkan, malah membuat film ini terlihat semakin kacau dan acak-acakan. Setelah menyaksikan film ini, rasanya gatel banget ingin memperbaiki struktur cerita tiga babak ini menjadi runut supaya masih bisa dinikmati. Babak pertama dibuat seolah-olah seperti kejadian masa lalu, dimana Eden dan orang-orang berkulit hitam mendapatkan perlakuan sangat kejam dan semena-mena oleh para tentara Amerika Serikat. Setelah 35 menit awal, film kemudian masuk ke babak kedua dimana Eden yang kini bernama Veronica dengan setting waktu di masa sekarang. Penonton sudah pasti menduga bahwa Veronica ini mengalami sebuah mimpi tentang masa lalu. Tapi dugaan tersebut terpatahkan disaat masuk ke babak ketiga yang ternyata menjadi plot twist untuk film ini. Yang menjadi masalah terbesar dalam alur yang tidak runut ini penonton mendapat jawaban yang benar-benar jauh dari akal dan sisi rasionalitas.


Kejutan soal plot twist ini akhirnya membuat film ANTEBELLUM (2020) ini menjadi turn-off di babak ketiga. Cerita yang sudah terbongkar kini menjadi terasa biasa saja karena eksekusinya yang terlalu fantasi dan berantakan. Sederet karakter antagonis maupun protagonis yang muncul disini pun tidak diberikan jatah untuk eksplorasi karakter. Film ini terlalu fokus kepada plot twist saja tanpa memperdulikan apa yang seharusnya dibangun untuk menghidupkan para karakter dalam film ini. Satu-satunya hal yang menurutku keren dalam film ini adalah adegan slow-mo di awal dan akhir film. Moment dramatisnya sangat kuat meskipun tak mempunyai impact yang terlalu besar untuk menyelamatkan film ini.


[5/10Bintang]

Wednesday, 16 September 2020

[Review] Rentang Kisah: Potret Perjalanan Gitasav Semasa Kuliah Di Jerman



#Description:
Title: Rentang Kisah (2020)
Casts: Beby Tsabina, Bio One, Cut Mini, Donny Damara, Ciara Nadine Brosnan, Carmela Van der Kruk, Junior Roberts, Rigensih, Debo Andryos, Ali Seggaf, Aci Resti, Jihan Fairuz Salsabila, Putera Wicak, Aci Resti
Director: Danial Rifki
Studio: Falcon Pictures


#Synopsis:
Sejak duduk di bangku sekolah, Gita (Beby Tsabina) sudah banyak mengikuti berbagai macam kegiatan di sekolahnya. Namun, tak ada satupun kegiatan yang menjadi passionnya. Gita pun mengalami kekhawatiran disaat ia akan masuk kuliah. Agar anaknya berwawasan luas dan bisa melihat dunia, Ibu (Cut Mini) dan Ayah (Donny Damara) sepakat untuk melanjutkan pendidikan Gita ke luar negeri.


Keputusan tersebut akhirnya diterima Gita meskipun ia harus menjalani hubungan jarak jauh dengan pacarnya, Glenn (Junior Roberts). Setelah menginjakkan kaki di Jerman, Gita tak sengaja bertemu dengan Fina (Carmela Van der Kruk), mahasiswa baru yang berasal dari Jakarta. Melihat outfit yang dikenakan Fina membuat Gita merasa tertarik untuk melepas hijab. Gita ingin memberikan penampilan yang berbeda dari semasa sekolah ketika sekarang menjadi mahasiswa.


Seiring berjalannya waktu, Gita harus berjuang seorang diri untuk hidup di Jerman. Hidupnya terguncang disaat mengetahui Glenn selingkuh. Tak hanya itu saja, kondisi ekonomi keluarganya pun semakin menurun akibat jasa catering ibunya mengalami sepi orderan. Ditambah lagi kondisi kesehatan sang ayah yang sudah belasan tahun bekerja di Amerika Serikat juga mulai menurun. Gita pun harus menerima kenyataan jika berkuliah di Jerman, rentang waktu perkuliahan disana memakan 6-7 tahun lamanya karena di 2 tahun awal, ia harus mengikuti program persiapan sebelum menempuh studi di universitas.


Untungnya selama tinggal di Jerman, ia bertemu dengan teman-teman yang berasal dari Indonesia lainnya. Mereka adalah Paul (Bio One), Angling (Rigensih), Putera (Ali Seggaf), Afif (Debo Andryos) dan Sakti (Putera Wicak). Gita dan teman-teman lainnya terkadang melakukan kegiatan vlog video untuk melepas penat mereka.



Gita dan Paul pun semakin dekat dan saling berbagi cerita tentang kuliah mereka. Paul yang ternyata tidak percaya akan agama perlahan mulai belajar Islam dari Gita. Perjalanan Paul mempelajari Islam membuat dirinya semakin mantap untuk membacakan dua kalimat syahadat. Perjalanan spiritual Paul itu lalu menginspirasi Gita untuk kembali mengenakan hijab.


#Review:
Rumah produksi Falcon Pictures akhirnya mengambil keputusan untuk menayangkan film RENTANG KISAH (2020) secara eksklusif di Disney Plus Hotstar Indonesia. Film yang disutradarai oleh Danial Rifki ini mengisahkan tentang perjalanan sosok youtuber dan influencer Gita Savitri semasa menimba ilmu di Jerman.


Untuk segi cerita, harus diakui film RENTANG KISAH (2020) ini banyak sekali memberikan elemen kisah dalam filmnya. Drama tentang keluarga, perselingkuhan, persahabatan, ekonomi hingga soal kepercayaan soal tuhan dan agama semuanya tersaji dalam film ini. Namun sangat disayangkan, semua konflik dan cerita yang hadir disini tidak mempunyai benang merah dan dampak besar pada keseluruhan cerita. Alhasil, penyelesaian cerita selalu berakhir tidak mengesankan dan menghilang begitu saja. Selain itu, terlalu banyak juga adegan yang serba mendadak dan buru-buru. Hal itu tentu membuat aku tidak dibuat simpati disepanjang durasi film kepada para pemain utamanya. Kesalahan yang paling mencolok berikutnya datang dari rentang waktu yang digunakan oleh film RENTANG KISAH (2020) ini. Rentang 6-7 tahun dan belasan tahun untuk karakter Gita selama di Jerman dan ayahnya di Amerika Serikat ini berjalan sangat singkat dan tidak membuat perubahan drastis pada mereka. Hal ini semakin diperparah disaat menuju ending film. Karakter adik dari Gita yang diperankan oleh Ciara Nadine Brosnan sama sekali tidak mengalami perubahan.


Untuk jajaran pemain, film RENTANG KISAH (2020) ini untungnya tidak menampilkan yang buruk. Performance akting dari Beby Tsabina dan Bio One mengalami progres yang cukup signifikan. Kesempatan mereka berdua menjadi lead actors benar-benar digunakan dengan sangat baik. Kapasitas dua aktor senior yaitu Cut Mini dan Donny Damara pun tak perlu diragukan lagi. Keduanya mampu menghidupkan drama keluarga yang menyentuh dan hangat.
Overall, terlepas dari penceritaannya yang perlu diperbaiki lagi, film RENTANG KISAH (2020) masih layak banget untuk ditonton untuk melihat performance akting para aktornya yang memuaskan!


[7/10Bintang]

Tuesday, 15 September 2020

[Review] Sabar Ini Ujian: Menguji Kesabaran Dalam Menemukan Kedamaian


#Description:
Title: Sabar Ini Ujian (2020)
Casts: Vino G. Bastian, Ananda Omesh, Rigensih, Ananta Rispo, Estelle Linden, Luna Maya, Anya Geraldine, Mike Ethan, Widyawati, Adi Kurdi, Dwi Sasono, Masayu Anastasia, Arief Brata, Arief Didu, Ence Bagus, Neneng Wulandari
Director: Anggy Umbara
Studio: MD Pictures, Umbara Brothers Films, Disney Plus Hotstar Indonesia

#Synopsis:
Sabar (Vino G. Bastian) yang belum bisa move-on dari mantannya yaitu Astrid (Estelle Linden) kini dibuat dilema sekaligus sedih. Pasalnya, Astrid akan segera menikah dengan Dimas (Mike Ethan), teman semasa SMA mereka. Sabar yang mendapat undangan pernikahan dari Astrid dan Dimas merasakan dilema untuk datang ke pernikahan mantannya itu. Ia pasti menjadi bahan olok-olok oleh teman-temannya yaitu Billy (Ananda Omesh), Yoga (Rigensih) dan Aldi (Ananta Rispo).


Billy terus meyakinkan Sabar agar tetap datang ke acara tersebut karena Astrid ingin melihat jika Sabar datang itu tandanya Sabar sudah move-on dan ikhlas akan pernikahan dirinya dengan Dimas.
Tapi di hati yang paling dalam, Sabar tetap belum bisa merelakan mantan terindahnya itu menikah dengan orang lain. Moment pahit batalnya rencana pernikahan antara Sabar dengan Astrid selalu menghantui Sabar. Tak hanya itu saja, Sabar juga mempunyai kenangan buruk soal pernikahan Ibu (Widyawati) dan Ayah (Adi Kurdi) yang berpisah semakin membuat Sabar selalu tak siap jika harus membina rumah tangga.


Seluruh teman hingga sang Ibu mewanti-wanti agar Sabar datang ke pernikahan Astrid dengan Dimas. Dan hari pernikahan pun tiba. Sabar akhirnya datang ke acara pernikahan itu setelah melewati berbagai macam kendala mulai dari mobilnya yang mogok, naik taksi online yang supirnya berisik hingga harus mampir ke mini market karena ada keperluan. Setibanya di acara pernikahan Astrid dan Dimas, Sabar langsung disambut oleh Billy. Tapi lain hal dengan Yoga dan Aldi, mereka malah mengolok-olok Sabar. Di pesta pernikahan itu, mereka juga bertemu dengan teman-teman semasa SMA lainnya. Salah satu teman Astrid yang sempat memendam perasaan pada Sabar yaitu Sherly (Anya Geraldine). Tak hanya itu saja, pernikahan Astrid dan Dimas juga dimeriahkan dengan kedatangan seorang selebgram populer yaitu Tiffany (Luna Maya) yang berhasil membuat seluruh tamu undangan terkejut akan kedatangannya.


Setelah selesai datang ke pesta pernikahan Astrid dan Dimas, Sabar pun bergegas pulang. Alangkah terkejutnya, ketika Sabar terbangun dari tidurnya, ia mengulang lagi hari yang sama dimana Astrid dan Dimas akan menikah. Semua aktifitas dan kegiatan yang kemarin dilakukan kembali terulang. Apa yang sebenarnya terjadi pada Sabar?


#Review:
Pandemi CoVid-19 yang sampai saat ini masih melanda diseluruh dunia termasuk Indonesia membuat banyak rumah produksi akhirnya melepas film-film terbarunya untuk tayang secara eksklusif di platform streaming digital ketimbang menunggu bioskop buka. Rumah produksi MD Pictures adalah salah satu dari sekian banyak rumah produksi di Indonesia yang mengambil langkah ini. Film bioskop Indonesia pertama yang MD Pictures rilis secara digital adalah film bergenre drama komedi berjudul SABAR INI UJIAN (2020).


Untuk segi cerita, film ini dengan bangga mengklaim sebagai film Indonesia pertama yang mengusung konsep "Time Loop" atau pengulangan waktu secara terus-menerus. Konsep ini sebetulnya sudah sangat populer di industri perfilman Hollywood dan terbukti mencetak Box Office, sebut saja GROUNDHOG DAY (1993), EDGE OF TOMORROW (2014) dan yang paling mencuri perhatian adalah dua film HAPPY DEATH DAY (2017). Untuk Time Loop versi film arahan Anggy Umbara ini menyajikan sebuah drama komedi tentang seseorang yang tak bisa move-on. Harus diakui, Time Loop yang dihadirkan di hampir setengah durasi film ini terasa sangat melar dan repetitif banget. Ditambah lagi komedi yang dihadirkan terkadang hit and miss. Benar-benar sangat menguji kesabaran. Untungnya menuju babak akhir, film SABAR INI UJIAN (2020) menyajikan sebuah konklusi tentang keluarga, jodoh dan persahabatan yang sangat meaningful. Drama keluarga dari karakter Sabar hadir cukup mengejutkan serta eksekusinya cakep banget. Chemistry antara Vino G. Bastian, Widyawati dan Almarhum Adi Kurdi menjadi nyawa terbesar dalam film ini.
Thumbs-up berikutnya untuk Vino G. Bastian yang berhasil tampil muda lagi. Sosok Sabar yang ia perankan terasa De Javu dengan karakter Vino di era film REALITA CINTA ROCK N' ROLL (2006). Yang aku suka berikutnya adalah tektokan chemistry antara Sabar dan Tiffany yang diperankan oleh Luna Maya. Semua curhatan dan keluh kesah yang dicurahkan oleh Tiffany secara tidak langsung seperti dark-jokes dari sosok Luna Maya itu sendiri.
Overall, film SABAR INI UJIAN (2020) suprisingly isn't bad movie. Konsep Time Loop serta konklusi yang dihadirkan di akhir film membuat film ini masih asyik untuk ditonton!



[7.5/10Bintang]

Tuesday, 8 September 2020

[Review] Mulan: Mendobrak Perspektif Soal Perempuan Tidak Bisa Menjadi Jagoan


#Description:
Title: Disney's Mulan (2020)
Casts: Liu Yifei, Gong Li, Donnie Yen, Jet Li, Jason Scott-Lee, Yoson An, Tzi Ma, Rosalind Chao, Pei-Pei Cheng, Xana Tang, Ron Yuan, Jun Yu, Chen Tang, Jimmy Wong, Crystal Rao
Director: Niki Caro
Studio: Walt Disney Studios, Jason T. Reed Productions, Good Fear Productions

#Synopsis:
Sejak kecil, Mulan (Liu Yifei) terlihat berbeda dengan anak perempuan lain di desanya. Mulan begitu aktif dan jago dalam hal bela diri. Namun potensi dan bakat dari Mulan ini dipandang sebelah mata oleh para warga. Mulan dianggap merusak citra perempuan yang seharusnya pendiam, anggun dan tidak melakukan hal-hal yang berbahaya.



Beranjak remaja, Mulan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Bakat atau "Chi" yang ada dalam dirinya merupakan warisan dari sang ayah, Hua Zhou (Tzi Ma) mantan prajurit kerajaan di Tiongkok yang kini sudah pensiun. Mulan bermimpi bisa melanjutkan tugas sang ayah sebagai prajurit namun impian Mulan harus terhalang karena ia adalah seorang perempuan. Keluarganya tak ingin Mulan menyalahi kodratnya. Mereka berharap Mulan bisa menjadi seperti perempuan pada umunya. Bahkan, sang ibu berusaha menjodohkan anaknya dengan pria lain lewat jasa Matchmaker (Pei-Pei Cheng) agar bisa segera berumah tangga dan melupakan ambisinya sebagai seorang ksatria.


Suatu hari, prajurit kerajaan di Tiongkok yang tengah berjaga di Silk Road East diserang oleh Bangsa Rouran. Akibat serangan tersebut seluruh prajurit tumbang. Para penjajah ini ingin balas dendam dan menghancurkan kerajaan Tiongkok atas kematian pimpinan mereka yaitu Bori Khan. Anak dari Bori Khan (Jason Scott Lee) sangat berambisi untuk membunuh kaisar (Jet Li) dan menguasai seluruh wilayah yang ada di Tiongkok. Untuk menjalankan rencana ini, ia dibantu oleh seorang penyihir ilmu hitam bernama Xianniang (Gong Li).



Berita pembantaian prajurit di Silk Road East ini membuat kerajaan Tiongkok siap siaga. Kaisar lalu memerintahkan setiap keluarga yang ada di Tiongkok wajib mengirimkan satu orang laki-laki dari anggota keluarganya untuk menjadi prajurit membantu melawan penjajahan dari Bangsa Rouran. Aturan tersebut mau tak mau Hua Zhou harus ikut, karena ia pria satu-satunya di keluarga. Anggota keluarga merasa keberatan jika ayah mereka harus pergi ke medan perang karena kondisi sang ayah sudah tak prima dan bagian kaki kirinya mengalami patah tulang, sehingga untuk berjalan saja Hua Zhou begitu kesulitan.



Malam harinya, Mulan nekad pergi ke tempat pelatihan prajurit dan kabur dari rumahnya dengan menyamar sebagai anak laki-laki dari keluarga Hua Zhou dengan nama Hua Jun. Mulan tak ingin sang ayah yang kondisinya sudah tidak fit dipaksa untuk tetap menjadi prajurit melawan Bangsa Rouran. Ia kabur dengan membawa pedang, baju prajurit dan kuda kesayangan milik ayahnya. Perjalanan panjang Mulan menuju tempat pelatihan ternyata cukup terjal. Fisik Mulan benar-benar diuji agar bisa bertahan hidup. Setibanya di tempat latihan, Mulan bertemu dan berkenalan dengan para prajurit lain. Mereka adalah Honghui (Yoson An), Cricket (Jun Yu), Yao (Chen Tang), Po (Doua Moua) dan Ling (Jimmy Wong). Selama berada disana, para prajurit muda ini dilatih oleh Commander Tung (Donnie Yen) dan beberapa prajurit senior lain.




Hari demi hari ratusan prajurit muda ini menjalani serangkaian pelatihan ketahanan fisik dan bela diri. Progres perkembangan Mulan terbilang pesat dalam berlatih. Namun ada satu hal yang ia tak bisa lakukan ialah Mulan merasa canggung jika harus tidur atau mandi bersama dengan para prajurit lain. Alhasil, ia lebih memilih untuk tidak mandi agar identitas aslinya tidak terbongkar.
Setelah dirasa cukup untuk berlatih, ratusan prajurit muda ini akhirnya diterjunkan ke medan perang untuk melawan Bangsa Rouran. Jumlah prajurit antara dua kubu pun kini nyaris seimbang.
Dalam pertempuran itu, lagi-lagi Bangsa Rouran berhasil mengalahkan banyak prajurit kaisar. Bori Khan dan kawan-kawannya lalu menyelinap pergi ke istana kerajaan menyerang dan menculik kaisar.
Mulan yang mengetahui rencana tersebut langsung bergegas berusaha menghentikan aksi itu meskipun ia harus membongkar identitas dirinya sebagai seorang perempuan. Berhasilkah Mulan dengan rencananya? Apakah dengan identitasnya terbongkar, perspektif soal perempuan tidak bisa menjadi jagoan akan diterima oleh masyarakat disana?


#Review:
Akhir tahun 2018, para pecinta film dikejutkan dengan pengumuman resmi soal project Disney yang akan membuat versi live action dari film animasi klasik MULAN (1998). Project film layar lebar ini tentunya menjadi pusat perhatian mengingat Disney Princess Mulan ini berasal dari wilayah Asia, khususnya Tiongkok. Harapan terhadap film MULAN (2020) pun semakin tinggi disaat seluruh pemain film versi live action ini mayoritas seluruhnya berasal dari Asia dan berwajah oriental. Hal ini terbilang baru dalam film-film blockbuster Disney, pasalnya Disney sendiri menurutku belum pernah memproduksi film live action yang karakter dan ceritanya berasal dari Asia atau Tiongkok.


Film ini pun sudah direncanakan akan tayang diseluruh bioskop dunia mulai akhir Maret 2020 lalu. Serangkaian promosi dan World Premiere pun sudah dihelat. Menjelang satu minggu perilisan di bioskop secara global, Pandemi Corona Virus tiba-tiba mewabah diseluruh dunia. Hal ini berimbas kepada penundaan film MULAN (2020) tayang di bioskop. Pandemi yang semakin meluas dan masih terjadi sampai saat ini akhirnya membuat Disney Studios sepakat membatalkan penayangan film MULAN (2020) di bioskop dan langsung release secara eksklusif di platform Disney Plus pada 4 September 2020 lalu. Keputusan ini tentu tak sedikit membuat para pecinta dan penonton film bioskop (termasuk aku) merasa kecewa lantaran sikap yang diambil oleh Disney ini. Tapi, apalah daya, sebagai penonton, kita tidak bisa mengubah keputusan yang sudah terjadi ini.


Setelah tertunda selama lima bulan lamanya, akhirnya film MULAN (2020) sudah bisa disaksikan dengan Premiere Access di Disney Plus. Untuk segi cerita, film yang disutradarai oleh Niki Caro ini mengangkat tema seperti emansipasi terhadap perempuan lewat karakter Mulan. Disini, sang sutradara dan penulis naskah ingin menyajikan jika perempuan pun sebetulnya bisa jauh lebih berani dan lebih jago dari laki-laki. Film ini sekilas mengingatkanku akan film KARTINI (2017) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Namun pendekatan film MULAN (2020) ini lebih mengarah ke fiksional. Motivasi karakter Mulan yang ingin menjadi prajurit kaisar demi menggantikan ayahnya menurutku mulia. Tapi dalam membangun chemistry dan kedekatan antara Mulan dan keluarganya masih kurang digali lebih mendalam. Tak hanya itu saja, proses pelatihan serta perkembangan skill Mulan di pusat latihan pun disajikan begitu cepat. Alhasil interaksi dan aspek emosional Mulan dengan orang-orang disekitarnya menurutku terasa kurang. Sosok Phoenix yang menjadi "guardian angel" bagi Mulan pun tidak dibahas lebih mendetail, terlihat hanya sekilas saja seperti layangan yang sedang terbang. Penggunaan dialog Bahasa Inggris dalam film ini menurutku terasa kagok mengingat set lokasi dan waktu filmnya sendiri begitu Tiongkok banget. Mungkin Disney ingin membuat film ini ingin ke arah lebih universal dan memanjakan pecinta film yang malas membaca subtitle ketimbang menggunakan bahasa mandarin dalam dialognya.


Untuk segi visual, film MULAN (2020) ini memang merupakan project prioritas. Hal itu terlihat dalam aspek set lokasi, visual efek properti, action, sinematografi serta scoring musik yang tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Deretan adegan laga yang dilakukan Mulan dan para prajurit lainnya tampil begitu memukau. Mungkin akan jauh lebih dramatis lagi jika semua adegan action tersebut menghadirkan percikan darah. Pasalnya, disepanjang film sama sekali tidak dimunculkan efek darah. Hal tersebut kembali bisa dimaklumi mungkin Disney ingin mengejar rating untuk semua usia. Jajaran casts juga memberikan performa terbaiknya disini. Wardrobe dan visualnya benar-benar mendukung performance mereka dalam berakting. Good job! Cici Liu Yifei surprisingly is a really good as Mulan. Moment berkelahi dengan pedang melawan para musuh sungguh memukau. Ditambah lagi Niki Caro selalu menambahkan filter slow-mo dibeberapa part saat Mulan beraksi. Cici Gong Li juga tampil bagus sebagai seorang penyihir, namun cukup sayang porsinya terbatas dan terlalu terburu-buru dalam menyajikan plot twist soal kehadirannya.
Overall, versi Live Action MULAN (2020) ini masih sangat bisa dinikmati dengan baik oleh segala usia. Another best Disney Princess Live Action.


[8/10Bintang]

Monday, 7 September 2020

[Review] Peninsula: Empat Tahun Pasca Zombie Apocalypse Di Korea


#Description:
Title: Train To Busan: Peninsula (2020)
Casts: Dong-Won Gang, Jung-Hyun Lee, Re Lee, Hae-Hyo Kwon, Min-Jae Kim, Gyo-Hwan Koo, Do-Yoon Kim, Ye-Won Lee, So-Yeon Jang, Moon Woo-Jin, Daniel Joey Albright, Bella Rahim
Director: Sang-Ho Yeon
Studio: Next Entertainment World, RedPeter Films, Splendid Films, Shudder, CBI Pictures


#Synopsis:
Empat tahun sudah, Korea kini berubah menjadi wilayah yang diisolasi akibat wabah Zombie. Puluhan juta orang yang tak sempat menyelamatkan diri dan keluar dari Korea kini benar-benar sudah berubah menjadi sosok Zombie yang mengerikan. Nasib para warga Korea yang berhasil menyelamatkan diri keluar Korea pun mayoritas memprihatinkan dan selalu dianggap ancaman oleh negara-negara lain.
Hal tersebut dirasakan oleh mantan tentara Korea yaitu Jung-Seok (Dong-Won Gang) yang kini tinggal di Hong Kong bersama adiknya, Chul-Min (Do-Yoon Kim). Keduanya berhasil selamat dari kapal penyelamat setelah di kapal tersebut terdapat satu penumpang yang terinfeksi Zombie. Selama tinggal di Hong Kong, keduanya hidup dalam kondisi serba kekurangan. 
Disaat mereka putus asa, sebuah kesempatan untuk memperbaiki nasib mereka datang. Komplotan mafia di Hong Kong menawarkan pekerjaan pada keduanya untuk mengambil truk kontainer berisi uang yang masih berada di Korea. Geng mafia ini berjanji akan memberi imbalan besar untuk keduanya jika bersedia melakukan misi tersebut. Semua akses, fasilitas dan senjata untuk masuk ke Korea sudah dipersiapkan oleh geng mafia tersebut.
Demi mendapatkan uang banyak, Jung-Seok dan Chul-Min akhirnya setuju untuk menjalankan misi tersebut, dengan dibantu dua rekan lainnya yang sesama orang Korea. Mereka kemudian pergi menuju Korea di malam hari dengan menggunakan transportasi kapal karena kemampuan indera pengelihatan para Zombie di malam hari sangat lemah. Sehingga bisa memudahkan Jung-Seok untuk menjalankan misinya.
Setibanya di Korea, mereka dibuat tak percaya melihat kota kelahiran mereka kini terbengkalai dan berubah menjadi kota mati penuh dengan Zombie. Jalanan yang sepi mereka telusuri untuk mencari truk kontainer yang sudah menjadi target. Setelah mengelilingi area yang dituju, mereka berhasil menemukan truk kontainer itu. Disaat Jung-Seok dan kawan-kawan akan pulang, mereka diserang oleh sekelompok orang yang tak dikenal. Serangan tersebut menyebabkan beberapa rekan Jung-Seok tewas. Sementara itu, Chul-Min berhasil selamat namun ia terjebak dalam truk kontainer dan truk tersebut dibawa kabur oleh pemberontak itu.
Sementara itu, Jung-Seok berhasil kabur berkat dibantu dua remaja perempuan. Setelah tersadar dari pingsannya, Jung-Seok dirawat oleh ibu dari dua remaja itu. Ia adalah Min-Jung (Jung-Hyun Lee). Mereka harus berpacu dengan waktu untuk mengambil kembali truk kontainer sekaligus menyelamatkan Chul-Min yang disandera oleh kelompok 361. Akankah Jung-Seok menyelesaikan misinya ditengah incaran kelompok 361 dan juga kawanan Zombie yang sudah menguasai Korea?


#Review:
Film Zombie TRAIN TO BUSAN (2016) yang dirilis empat tahun silam sukses menjadi salah satu film bertema Zombie Apocalypse yang memukau para pecinta film. Korea tentu tak ingin film ini hanya satu judul saja. Mereka kemudian mengembangkan cerita TRAIN TO BUSAN (2016) menjadi lebih besar lagi lewat sekuelnya yang berjudul PENINSULA (2020). Tak perlu menunggu waktu lama, film yang disutradarai oleh Sang-Ho Yeon ini langsung mencetak box office di Korea dengan berhasil mengumpulkan 3 juta penonton hanya dalam satu minggu penayangan di bioskop. Kesuksesan ini terbilang sangat luar biasa mengingat saat ini Pandemi Corona Virus masih melanda diseluruh dunia.
Untuk segi cerita, harus diakui film PENINSULA (2020) ini semakin berkembang. Kisahnya pun tidak melanjutkan dari main character yang ada di film pertama, melainkan menampilkan kisah para survival orang Korea setelah negaranya dinyatakan wilayah berbahaya. Plot semakin meluas disaat banyaknya karakter pendukung muncul. Sosok Zombie yang ada disekuelnya ini tak sendirian sebagai musuh, namun ada musuh-musuh lainnya yang membuat film ini menurutku semakin seru. Development story para karakternya pun masih dieksekusi dengan baik. Untuk menguras emosi, film PENINSULA (2020) juga memberikan secara berlapis-lapis diakhir film.
Untuk segi visual, film PENINSULA (2020) kali ini lebih menonjolkan sisi visual efek yang jauh lebih massive dibandingkan film pertamanya. Lautan Zombie, balap-balapan mobil hingga visual Korea yang luluh lantah akibat wabah Zombie nya menurutku begitu memukau meskipun bagi sebagian orang mungkin akan terasa film ini sangat "mabok" visual efek.
Jajaran pemain juga menurutku tampil tidak terlalu mengecewakan. Para survival disini mampu membangun chemistry kebersamaan dengan baik. Film PENINSULA (2020) ini benar-benar pure entertainment & popcorn movie, karena perpaduan skenario, karakter dan visual efek yang disajikan akan mudah diikuti serta lupakanlah pemikiran rasional agar bisa menikmati film ini. Overall, PENINSULA (2020) is not bad. Pecinta film Zombie harus nonton film ini.


[8/10Bintang]