#Description:
Title: Sebelum Iblis Menjemput (2018)
Casts: Chelsea Islan, Pevita Pearce, Karina Suwandi, Ruth Marini, Ray Sahetapy, Samo Rafael, Khadija Shahab, Kinaryosih
Director: Timo Tjahjanto
Studio: Skymedia, Legacy Pictures
#Synopsis:
Ditengah
kondisi ekonomi yang semakin parah, Lesmana (Ray Sahetapy) akhirnya memutuskan
untuk pergi menemui seorang dukun perempuan (Ruth Marini). Dengan segala
perjanjian mistis yang telah disepakati diantara mereka, impian Lesmana menjadi
kenyataan. Dalam sehari, harta kekayaannya melimpah. Ia bahkan menjadi
pengusaha dan pebisnis property sukses.
Kesukesan
yang Lesmana peroleh itu membuatnya buta. Lesmana malah meninggalkan istrinya
(Kinaryosih) beserta dengan anak mereka Alfie (Chelsea Islan) dan menikah lagi
dengan seorang aktris bernama Laksmi (Karina Suwandi). Kehidupan baru Lesmana
dan Laksmi yang dilimpahi materi yang melebihi dari cukup itu dianugerahi tiga
orang anak, mereka adalah Maya (Pevita Pearce), Ruben (Samo Rafael) dan Nara
(Khadija Shahab). Kehidupan Alfie malah sebaliknya ia tumbuh dalam ekonomi yang
pas-pasan. Alfie juga kini harus hidup mandiri setelah ibunya tewas secara
misterius. Kebencian Alfie pada ayahnya semakin membesar karena sudah
meninggalkan mereka usai memiliki kehidupan yang layak.
Namun
kekayaan bergelimang harta yang dirasakan Lesmana tidak terlalu berlangsung
lama. Bahkan secara mengejutkan, semua usaha dan bisnisnya bankrupt. Lesmana
kemudian kembali meminta bantuan pada dukun yang dulu telah menolongnya. Usai
menjumpai dukun tersebut, Lesmana tiba-tiba jatuh sakit dan menderita penyakit
aneh. Sekujur tubuhnya mengeluarkan bau busuk dan banyak benjolan berdarah.
Maya, Ruben dan Nara dipertemukan kembali dengan Alfie di rumah sakit ketika
menjenguk ayah mereka. Setelah itu, Alfie kemudian bertemu dengan Laksmi.
Pertemuan dua keluarga ini tak membuat Alfie bahagia. Ia semakin membenci
keluarga baru ayahnya itu.
Laksmi
kemudian mencari tahu rumah lama Lesmana ketika masih tinggal dengan Alfie dan
istrinya. Rumah itu terletak disebuah puncak yang dikelilingi hutan. Usai
kematian sang istri pertama, rumah itu ditinggalkan begitu saja oleh Lesmana.
Alfie pun kabur pergi dari rumah tersebut. Laksmi yakin di rumah itu masih ada
berkas berkas penting Lesmana yang mungkin bisa dijual. Laksmi dan ketiga
anaknya lantas pergi ke rumah tersebut.
Setibanya
disana, Laksmi dan ketiga anaknya bertemu dengan Alfie yang sudah tiba duluan
dirumah tersebut. Dibantu ketiga anaknya, Laksmi menelusuri rumah tersebut
namun tak menemukan sesuatu yang berharga. Laksmi lalu berniat untuk menjual
rumah tersebut secepatnya. Mendengar hal tersebut membuat Alfie marah. Ia tak
ingin rumah masa kecilnya itu dijual.
Konflik
antara keluarga Laksmi dan Alfie pun semakin memanas. Disaat yang bersamaan itu
pula hadir sebuah kekuatan misterius di rumah tersebut usai Ruben berhasil
membuka sebuah pintu basement rumah yang terkunci rapat. Kekuatan misterius itu
bahkan menyeret Laksmi dan kemudian membuatnya ia kerasukan.
Melihat
ibunya dalam kondisi bahaya membuat ketiga anaknya dan Alfie panik dan
ketakutan. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
#Review:
Industri
film horror Indonesia dalam beberapa tahun ini mengalami peningkatan baik itu
dalam segi kualitas dan kuantitas. Dalam Top 15 Box Office tahun 2018 ini saja
delapan dari lima belas judul yang sukses tembus diatas satu juta penonton
adalah film Indonesia genre horror. Hal ini membuktikan bahwa pecinta film
Indonesia untuk genre horror masih cukup tinggi. Namun dari sekian judul film
horror yang dirilis belakangan ini mayoritas tampil tidak terlalu memuaskan
untuk segi kualitas. Tahun ini saja menurutku, film Indonesia bergenre horror
yang boleh dibilang sebagai film horror yang bagus pada tahun ini itu masih
bisa dihitung dengan jari. Diantaranya: DANUR2 MADDAH, SABRINA dan KAFIR. Ketiga
film tersebut mampu menampilkan sebuah film horror yang tak cuma mengandalkan
jumpscare saja tapi memberikan scenario serta performa pemain yang memuaskan.
Bulan
Agustus 2018 ini seperti menjadi early Halloween season bagi industri film
Indonesia. Tak tanggung-tanggung ada lima judul film horror yang akan tayang.
Salah satu diantaranya adalah film horror produksi Legacy Pictures yakni SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018). Yang
cukup menjanjikan dalam film ini adalah bangku sutradara nya diduduki oleh Timo
Tjahjanto. Pria dibalik kengerian dan kesadisan film RUMAH DARA (2009) dan KILLERS (2014). Tak cuma itu saja, deretan
pemain yang dihadirkan dalam film adalah Chelsea Islan dan Pevita Pearce. Yang
dimana ini merupakan film horror pertama bagi mereka. Rasa penasaran para
pecinta film Indonesia termasuk aku semakin tinggi untuk film ini. Ingin tahu
juga mengapa Chelsea Islan dan Pevita Pearce berani ambil film SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018) ini.
Akhirnya,
aku berkesempatan bisa menghadiri Gala Premiere film SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018) yang diselenggarakan di
Plaza Indonesia XXI Jakarta pada Jum’at 3 Agustus 2018 lalu. Situasi Gala
Premiere pun lumayan banyak dihadiri bintang-bintang perfilman Indonesia dan
sederet selebriti lainnya. Terlihat Dian Sastrowardoyo, Joe Taslim, Jefri
Nichol, Derby Romero, Rizky Nazar, Sigi Wimala hingga Lucinta Luna juga datang
menghadiri Gala Premiere.
Ketika
preskon usai penayangan untuk media, sederet pemain, sutradara dan perwakilan
dari rumah produksi film ditanyai oleh rekan media. Chelsea Islan dan Pevita
Pearce mengutarakan alasannya untuk bermain dalam film ini. Mereka juga diberi
tantangan yang cukup berat dari Timo Tjahjanto selama proses shooting film.
Bahkan untuk Chelsea Islan sendiri ia diharuskan bermain lumpur semalaman untuk
salah satu adegan dalam film ini.
Undangan
Gala Premiere untuk para penerima undangan dimulai pukul 19:00 WIB. Setelah
mendengar semua informasi ketika presskon, aku langsung berharap film ini mampu
dan yakin memuaskan para penontonnya. Tanpa perlu basa basi, film dibuka dengan
intense horror yang mencekam. Meskipun bercerita pada siang bolong, tapi moment
menyeramkannya sangat kuat terasa. Gila sih, menit pertama aja sudah sukses
membuatku ketakutan.
Cerita
kemudian berlanjut. Perlahan tapi pasti jalan ceritanya mengalir dan tak lupa
juga diselipkan hal-hal menyeramkan yang sukses mengguncang psikis. Kita diajak
berkenalan dengan delapan pemain dalam film ini. Ya cuma delapan orang saja.
Masing-masing karakter surprisingly diberi cerita dan konflik yang kuat agar
inti cerita film ini terjaga secara keseluruhan. Semua karakter mempunyai
kekuatan masing-masing. Yang menjadi highlight film ini menurutku ada pada
empat karakter perempuan yang diperankan oleh Chelsea Islan, Pevita Pearce,
Karina Suwandi dan Ruth Marini. Chelsea Islan dan Pevita Pearce memberikan
performance akting keluar dari zona nyamannya. Keduanya apik memerankan Alfie
dan Maya. Chelsea sukses menghadirkan sosok Alfie yang dilanda kebencian serta
ketakutan psikis yang memukau. Pevita juga mengejutkan mampu menghadirkan sosok
Maya yang sukses lepas dari bayang-bayang rangkayo Hayati. Dialog, gesture
serta ekspresinya dieskplore dengan keren
oleh sang sutradara. Big applause berikutnya adalah aktris Karina
Suwandi. Jika kamu suka Luna Maya dan Putri Ayudya yang disiksa di film mereka,
maka kamu bersiaplah kehadiran Karina Suwandi. Sang sutradara menyiksa Karina
boleh aku bilang dua kali lipat lebih “sadis” dibandingkan Luna dan Putri.
Bahkan hingga tulisan ini dibuat, bayang-bayang Karina masih membekas banget.
Sangat menyeramkan.
Secara
teknis, visual dan sound pun aku sangat menyukai film ini. Gambarnya gila
mantap banget. Adegan ketika malam hari dan diluar ruangan terasa Hollywood taste.
Nyaris tanpa cacat sedikitpun. Sound nya juga aku suka sekali. Tak ada moment
hujan deras dan petir menggelegar yang berulang-ulang. Semuanya terasa alami
dalam film ini. Dan yang paling aku cintai adalah ada salah satu moment terbaik
di film ini sama sekali tidak menggunakan sound alias senyap. Gila sih moment
itu sukses membuatku gemeteran, panik dan menahan nafas. Timo Tjahjanto tampak
membuktikan bahwa film horror Indonesia itu tak harus berisik dengan sound yang
menggelegar. Tanpa suara pun mampu menghadirkan sensasi horror yang jauh lebih
mencekam bagi penontonnya.
Klimaks
horror film ini juga tampil sangat memuaskan. Dengan durasi hampir mencapai dua
jam, Timo berhasil menghadirkan SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018) yang melampaui
ekspetasi para penontonnya. Inilah yang dinamakan film Horror Indonesia yang
sempurna. Bahkan menurutku pribadi, film ini sukses melampaui film PENGABDI SETAN (2017) nya Joko Anwar. One of the BEST horror local all the time!
[9.5/10Bintang]
Sangat menarik sekali ulasannya, kalau boleh diurutkan menurut blog ini Kafir, Pengabdi Setan, Sebelum Iblis Menjemput berada di urutan berapa?
ReplyDeleteMasing-masing film ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Namun sangat patut diapresiasi.
IMHO, SIM sedikit lebih baik daripada PS dan Kafir berada jauh dibawah mereka. Tapi setidaknya beberapa tahun ini SIM, PS, Kafir, Sabrina, Maddah dan Badoet sudah memberikan standar horror Indonesia ke tingkat yg paling tinggi. Hehe Btw thanks for comment :D
Delete