Monday, 30 November 2020

[Review] Collectors: Kisah Seru Pemburu Harta Karun Berupa Artefak Bersejarah Peninggalan Kerajaan Korea


#Description: 
Title: Collectors (2020)
Casts: Lee Je-Hoon, Jo Woo Jin, Shin Hae Sun, Lim Won Hee, Song Young-Chang, Joo Jin-Mo, Lee Sung-Wook, Park Se-Wan, Park Jin-Woo
Director: Park Jung-Bae
Studio: CJ Entertainment, Siren Pictures, CBI Pictures


#Synopsis:
Setelah kematian sang ayah saat menggali harta karun bersama, Kang Dong-Goo (Lee Je-Hoon) tumbuh menjadi seorang pria yang mewarisi bakat dari sang ayah. Ia dikenal jago dan lihai memburu bahkan mencuri berbagai jenis artefak dari tempat-tempat penting di Korea. Salah satu yang berhasil ia dapatkan adalah sebuah patung berlapis emas dari kuil keramat dan suci. Patung tersebut diburu oleh para kolektor harta karun. Salah satunya adalah Bos besar dari Korea yang sedang mengumpulkan benda-benda bersejarah di bunker rahasianya yang disembunyikan disebuah hotel mewah. Bos tersebut meminta anak buahnya untuk segera menangkap Kang Dong-Goo dan membeli patung tersebut dengan harga yang tinggi.



Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, Kang Dong-Goo menawarkan sebuah benda pusaka lainnya yaitu pedang bersejarah peninggalan kerajaan Korea yang terkubur di area taman dan museum wilayah Gangnam Korea. Mendengar hal itu membuat bosnya tergiur. Kang Dong-Goo bersama dengan keluarga dan keempat temannya kemudian mengatur strategi untuk menggali tanah disepanjang jalan lewat jalur bawah tanah menuju ke museum untuk mencuri pedang bersejarah tersebut.



Dalam perjalanannya untuk mendapatkan pedang itu, Kang Dong-Goo dan teman-temannya harus berhadapan dengan serangkaian serangan tak terduga dari beberapa pihak. Mereka dihadapkan dengan permainan licik anak buah para bos serta mendapat pantauan dari seorang detektif dari kepolisian. Mampukah Kang Dong-Goo beserta kawan-kawannya menyelesaikan misi mencuri pedang bersejarah itu?


#Review:
Industri perfilman di Korea sudah kembali bangkit ditengah Pandemi CoVid-19 yang sampai saat ini masih melanda diseluruh dunia. Hal tersebut terbukti sejak tiga bulanan yang lalu, Korea sudah membuka seluruh bioskop dan menayangkan film-film baru. Salah satu film Korea yang tayang di bioskop dan mencetak Box Office adalah film action komedi berjudul COLLECTORS (2020) yang baru saja tayang di bioskop Indonesia pada akhir November tahun ini.


Untuk segi cerita, mayoritas film-film asal Korea selalu memberikan set-up cerita yang cukup detail dan panjang di babak awal film. Hal itu sangat kuat terasa di paruh awal film COLLECTORS (2020). Development cerita masing-masing karakternya bergerak cukup cepat, untuk sebagian penonton yang jarang menonton film Korea pasti akan merasakan bosan. Menuju babak pertengahan, film ini langsung memberikan keseruan pol-polan lewat perpaduan action-heist-comedy nya. Banyak referensi film dijadikan sumber komedi yang pecah dalam film ini. Adegan-adegan action seperti kejar-kejaran dan baku hantam juga tampil memuaskan. Plot twist yang dihadirkan film ini pun semakin memeriahkan film ini.


Untuk jajaran para pemain, performa mereka begitu apik dan memuaskan. Beragam karakter dan sifat mereka membuat film ini makin seru dan menghibur. Aktor Lee Je-Hoon tampil karismatik dan sangat menikmati perannya sebagai seorang pemburu harta karun. Tak heran jika film COLLECTORS (2020) ini dengan sangat mudah mencuri perhatian para penonton Korea.
Film COLLECTORS (2020) tayang di bioskop CGV Cinemas, Cinepolis dan Flix Cinemas mulai 27 November 2020! Don't miss it!


[8/10Bintang]

Wednesday, 25 November 2020

[Review] Run: Kasih Sayang Tak Biasa Dari Seorang Ibu Kepada Anaknya



#Description:
Title: Run (2020)
Casts: Sarah Paulson, Kiera Allen, Pat Healy, Sara Sohn, Sharon Bajer, Erik Athavale
Director: Aneesh Chaganty
Studio: Lionsgate, Hulu

#Synopsis:
Di usianya yang menginjak 17 tahun, Chloe Sherman (Kiera Allen) bercita-cita ingin masuk ke universitas impiannya. Meskipun kondisi tubuhnya tidak bisa berjalan dan mengandalkan kursi roda, Chloe selalu bersemangat untuk belajar. Keinginan untuk belajar dirumah pun didukung penuh oleh sang ibu yaitu Diane Sherman (Sarah Paulson). Ia selalu menjadi seorang ibu yang berusaha memberikan yang terbaik kepada anaknya. Diane bahkan rela menghabiskan banyak waktu menjadi guru bagi Chloe dalam mempelajari berbagai macam pelajaran sekolah.


Setiap tahunnya, Chloe selalu mendaftarkan diri untuk masuk ke Universitas. Namun kabar baik tak kunjung datang menghampirinya. Namun ia selalu optimis dan kembali belajar bereksperimen menghasilkan karya-karya elektronik sederhana di kamarnya yang kecil.
Hari demi hari terus dilalui oleh anak dan ibu ini. Hingga pada suatu hari, Chloe merasa letih karena berbagai kompilasi penyakit dalam tubuhnya tak kunjung sembuh. Chloe sendiri didiagnosis mengidap Diabetes, Arrythmia Hemochromatosis, Asma dan Paralisis. Kompilasi penyakit itulah yang membuat Chloe tidak bisa berjalan & tubuhnya gampang lemas. Ia kemudian mencoba mencari tahu soal obat-obatan yang selama ini dikonsumsi setelah dirinya tak sengaja menemukan sebuah obat baru dan nampak asing yang baru saja dibeli oleh ibunya.



Ia kemudian mempunyai ide untuk menanyakan perihal obat barunya itu dengan cara mengajak sang ibu pergi ke bioskop. Disaat menonton itulah, Chloe pura-pura izin ke toilet lalu bergegas pergi ke toko farmasi yang letaknya tak jauh dari bioskop. Setibanya disana, Chloe bertemu dengan apoteker Kathy Bates (Sharon Bajer) dan menanyakan soal obat bernama Trigoxin yang baru saja dibeli oleh ibunya. Alangkah terkejutnya Chloe disaat mendapat kenyataan jika obat yang dibeli ibunya itu merupakan obat untuk anjing yang bisa melemaskan otot dan digunakan untuk keadaan darurat saja. Disaat itulah asma Chloe kambuh, sang ibu langsung menghampirinya dan memberikan obat suntik pada Chloe agar ia pingsan.



Ketika tersadar, Chloe sudah berada di kamarnya yang terkunci. Kini ia semakin yakin ada yang tidak beres dengan ibunya. Chloe berusaha mencari pertolongan namun sayang akses komunikasi dan internet yang ada di rumah telah diputus oleh sang ibu. Bahkan akses naik turun tangga untuk Chloe pun ikut dihancurkan oleh sang ibu agar Chloe tidak bisa kabur. Akankah Chloe berhasil memecahkan sosok sang ibu yang mempunyai rahasia?


#Review:
Sutradara Aneesh Chaganty sukses mencuri perhatian lewat debut perdananya dalam menggarap film layar lebar yang berjudul SEARCHING (2018). Kali ini Aneesh kembali menghadirkan sebuah film thriller terbaru berjudul RUN (2020) yang dibintangi aktris populer Sarah Paulson. Lewat film ini, Aneesh lagi-lagi sukses mengajak penonton untuk ikut memecahkan misteri tentang seorang ibu yang over-protective kepada anaknya. Sensasi gregetan disepanjang durasi film kembali dihadirkan dengan sangat baik oleh Aneesh dalam film ini.


Untuk segi cerita, premis soal kasih sayang ibu-anak yang "salah" ini memang sudah banyak dijumpai dalam film-film layar lebar terdahulu, tapi ditangan Aneesh, naskah film RUN (2020) menjadi sangat kuat sekaligus menegangkan berkat permainan emosi dan akting jempolan dari dua bintang utama film ini yaitu Sarah Paulson dan Kiera Allen. Cukup banyak adegan yang sangat berhasil memacu adrenalin penonton. Perkara adegan menelepon, pergi ke apotek dan memanjat atap rumah yang dilakukan Chloe menjadi moment-moment paling luar biasa dalam film ini. Big applause and respectful untuk Kiera Allen! Aku kira dia hanya akting eh ternyata dia penyandang disabilitas betulan. Tak heran jika selama performa menjadi Chloe Sherman, penonton sangat bisa merasakan emosi dan memberikan simpati luar biasa kepadanya. Performa bintang Sarah Paulson pun tak perlu diragukan lagi, perannya sebagai Diane Sherman, ibu yang memiliki jiwa psikopat sukses dilakukannya dengan sangat baik.


Babak akhir yang akhirnya membongkar sosok sang ibu menurutku eksekusinya memuaskan. Secara keseluruhan, film RUN (2020) ini benar-benar padat dan mempunyai klimaks cerita yang to the point. One of the best thriller-horror movie of the year so far.


[9/10Bintang]

Friday, 20 November 2020

[Review] Come Play: Terror Misterius Dari Buku Dongeng Digital


#Description:
Title: Come Play (2020)
Casts: Azhy Robertson, Gillian Jacobs, John Gallagher Jr, Winslow Wegley, Jayden Marine, Gavin McIver-Wright, Rachel Wilson, Alana Ashley-Marques
Director: Jacob Chase
Studio: Reliance Entertainment, Focus Features, Amblin

 

#Synopsis:
Oliver (Azhy Robertson) merupakan seorang anak autisme yang hidupnya senang menyendiri. Melihat kondisi sang anak seperti itu tak membuat sang ibu yang bernama Sarah (Gillian Jacobs) dan ayah, Marty (John Gallagher Jr) sedih, mereka optimis Oliver bisa belajar sosialisasi dengan teman-temannya yang berada di sekolah. Untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, Oliver sangat bergantung kepada ponselnya. Lewat ponsel itu juga Oliver mendapat hiburan tersendiri dari kartun kesukaannya yaitu SpongeBob Squarepants.


Suatu malam, Oliver yang tengah menonton serial kartun favoritnya dikejutkan dengan muncul sebuah notifikasi buku dongeng digital bernama Misunderstood Monsters. Ia pun mengunduh lalu membacanya. Buku tersebut mengisahkan sosok misterius bernama Larry yang hidupnya sendirian. Larry ingin mempunyai teman namun orang-orang selalu menjauhinya karena ia berbeda. Larry berjanji jika ia mendapatkan teman, ia takkan melepaskannya.
Melihat visual sosok Larry dalam buku tersebut membuat Oliver ketakutan. Ia langsung mematikan ponselnya. Namun setelah Oliver membaca buku itu, banyak kejadian misterius terjadi di kamarnya. Lampu tiba-tiba mati, pintu terbuka sendiri dan ia juga melihat sesosok bayangan muncul dari kegelapan. Oliver lantas berteriak dan membangunkan kedua orangtuanya. Sarah dan Marty menganggap anaknya itu hanya mengalami mimpi buruk ketimbang mempercayai hal-gal yang tak masuk diakal.


Pagi harinya, Oliver berangkat sekolah seperti biasanya. Saat belajar, Oliver malah sibuk menggambar sosok Larry yang semalam menemuinya. Sang guru pendamping merasa ada yang aneh dengan sikap Oliver karena ia lebih fokus menggambar ketimbang belajar. Teman-teman Oliver di kelas juga merasa cemburu karena ia diizinkan untuk menggunakan ponsel ketika sedang belajar. Sepulang sekolah, Byron (Winslow Wegley), Mateo (Jayden Marine) dan Zach (Gavin McIver) kemudian menjahili Oliver dan berhasil menghilangkan ponselnya.


Kejadian hilangnya ponsel Oliver membuat Sarah dibuat heran dan kesal. Pasalnya selama ini Oliver tak pernah mempunyai masalah di sekolahnya. Beruntung, disaat Oliver kehilangan ponsel, sang ayah pulang membawa sebuah Tablet dari Lost & Found tempatnya bekerja. Agar Oliver tidak kesepian di rumah, Sarah lalu menghubungi teman-temannya yang tak jauh dari rumah untuk menginap. Orangtua dari Byron, Mateo dan Zach pun setuju atas ide dari Sarah.
Oliver yang masih kesal kepada ketiga temannya itu kini menginap bersama. Lagi dan lagi Byron usil dan memaksa Oliver untuk meminjamkan Tabletnya. Buku Misundestood Monsters itu kembali muncul lalu dibaca oleh Byron. Oliver berusaha untuk melarang Byron membacanya karena takut akan kemunculan Larry. Tapi usaha itu gagal. Byron yang membacanya hampir selesai, tiba-tiba listrik dan lampu di ruang tamu padam. Sosok Larry benar-benar muncul dan menyerang Byron. Semenjak kejadian itu, Byron menjadi pendiam dan tak mau berbicara dengan siapapun.



Oliver berusaha untuk menjelaskan soal sosok Larry pada orangtuanya. Namun Sarah dan Marty lagi-lagi tak mempercayainya. Sarah pun membaca soal buku digital itu untuk memastikan bahwa itu hanya terror orang iseng saja. Tapi, setelah Sarah membacanya, ia akhirnya merasakan ada yang tak beres dirumahnya. Larry mengincar Oliver, orang pertama yang membaca buku tersebut untuk dijadikan temannya di dunia lain. Mampukah Oliver dan kedua orangtuanya menggagalkan rencana Larry?


#Review:
Pandemi CoVid-19 yang sampai saat ini masih melanda diseluruh dunia membuat banyak film-film mengurungkan niatnya untuk tayang di bioskop. Pasalnya, himbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan khususnya di bioskop ini akan merugikan jika film baru dirilis, karena masih sangat banyak orang yang takut dan menahan diri untuk tidak keluar rumah.


Oktober lalu, Reliance Entertainment dan Focus Features akhirnya mencoba peruntungan di masa Pandemi ini dengan merilis sebuah film horror untuk memeriahkan Halloween yang berjudul COME PLAY (2020). Film ini merupakan film adaptasi dari film pendek horror berjudul LARRY (2017) yang sudah ditonton lebih dari satu juta viewers di YouTube dan Vimeo.


Untuk versi film layar lebar, kursi sutradara masih dipegang oleh sang kreator film pendeknya yaitu Jacob Chase. Hal ini tentu membuat film layar lebarnya sangat dijaga dengan baik oleh sang sutradara agar tidak melupakan signature khas film pendeknya. Untuk segi cerita sendiri, film COME PLAY (2020) ini mempunyai pengembangan cerita yang surprisingly cukup memuaskan. Chase mengisahkan drama keluarga yang dimana anaknya mengidap autisme. Chemistry antara anak, ibu dan ayah di awal-awal film memang terasa kurang kuat, namun menuju akhir film, Chase menghadirkan serangkaian moment menguras emosi dari keluarga Oliver ini. Kejutan di akhir film ini cukup mengharukan. Untuk urusan horror, Chase menurutku sangat berhasil memberikan jumpscared disepanjang film. Setiap adegan mengagetkan dieksekusi dengan optimal. Aku sangat menikmati setiap adegan horror yang ada dalam film ini. Beberapa subplot, scene dan jumpscared dalam film ini sedikit mengingatkanku pada film-film horror populer seperti THE CONJURING, A QUIET PLACE, LIGHTS OUT, PARANORMAL ACTIVITY dan IMPETIGORE. Kekurangan film ini menurutku mungkin soal asal usul buku digital Misunderstood Monsters dan Larry kurang diceritakan lebih detail lagi.



Untuk jajaran pemain, Azhy Robertson suprisingly tampil memuaskan sebagai Oliver. Gesture ia sebagai anak autisme sangat bagus. Jajaran pemain pendukung pun memberikan penampilan yang oke dan tidak annoying. Kemunculan Larry yang "menyerang" anak-anak dalam film ini terasa dejavu dengan film horror badut Pennywise "IT"hahaha. Overall, film COME PLAY (2020) menjadi salah satu film horror Hollywood memuaskan yang dirilis tahun ini.


[8/10Bintang]

Monday, 16 November 2020

[Review] Greenland: Ketika Bumi Tak Siap Dengan Jatuhnya Komet Clarke

 


#Description:
Title: Greenland (2020)
Casts: Gerard Butler, Morena Baccarin, Roger Dale Floyd, Scott Glenn, Randal Gonzalez
Director: Ric Roman Waugh
Studio: STX Films, Thunder Road Pictures, Amazon Prime Video

#Synopsis:
Seorang Arsitek bernama John Garrity (Gerard Butler) merasa belum siap untuk berpisah dengan istrinya, Allison Garrity (Morena Baccarin). Ia masih belum bisa jauh dari anaknya, Nathan (Roger Dale Flyod) karena ia begitu mencintai dan menyayanginya. Suatu hari, Allison siap mengadakan pesta kecil-kecilan dirumah yang dihadiri oleh para saudara dan tetangganya. Atas permintaan Nathan, sang ayah akhirnya bersedia datang ke acara tersebut.


Ketika John dan Nathan sedang berbelanja kebutuhan pesta, ia mendapatkan panggilan telepon dari pemerintah Amerika Serikat untuk segera melakukan evakuasi termasuk istri dan anaknya. John bingung dan mengira panggilan tersebut hanya simulasi saja mengingat orang-orang yang ada supermarket tidak ada yang mendapat panggilan itu. Namun John langsung dibuat kaget sekaligus panik setelah melihat berita di televisi jika sekumpulan asteroid yang ada di luar angkasa diprediksi akan menghantam bumi. Salah satu asteroid yang terdeteksi adalah Asteroid Clarke yang ukurannya cukup besar. Ia dan Nathan langsung bergegas pulang ke rumah untuk menjemput Allison secepatnya. 



Setibanya dirumah, para tetangga rupanya sudah berkumpul. Mereka juga dibuat terkejut ketika mendapat siaran televisi yang memerintahkan John untuk segera evakuasi secepatnya. Pasalnya para tetangga sama sekali tidak mendapat perintah evakuasi seperti keluarga John. Ia sendiri tak tahu mengapa hanya keluarga dirinya saja yang diminta untuk evakuasi, sementara yang lain tidak.
Tak lama kemudian serpihan kecil asteorid berhasil masuk ke atmosfer dan menghantam daratan. Efek yang ditimbulkan ternyata cukup parah dan mencakup radius ribuan kilometer dan sempat menggoyangkan rumah John.


Tanpa pikir panjang lagi, John langsung menyuruh Allison dan Nathan untuk segera berkemas dan evakuasi sesuai dengan arahan pemerintah. Dalam perjalanan menuju bandara, langit terlihat berwarna merah-orange dan terlihat kepulan asap tebal dimana-mana. Tak hanya itu saja, jalanan menuju bandara sebagai tempat evakuasi mengalami macet parah gara-gara banyak warga yang memaksa masuk untuk di evakuasi namun tidak terdaftar dan mendapatkan notifikasi dari pemerintah. John dan keluarga akhirnya bisa masuk karena sudah terdaftar. Disaat mereka sedang antri untuk pemeriksaan barang bawaan, obat insulin milik Nathan tertinggal di mobil. Mau tak mau John harus kembali ke mobil karena obat tersebut sangat penting bagi anaknya yang mengidap diabetes.


Ketika John mengambil obat insulin, Nathan dilarang di evakuasi karena memiliki penyakit diabetes dan pemerintah hanya melakukan evakuasi kepada warga terpilih yang 100% sehat dan fit. Mendengar persyaratan itu membuat Allison geram. Ia dan anaknya itu terpaksa batal naik pesawat evakuasi dan diarahkan untuk menunggu sang suami.
Sementara itu, keadaan di bandara semakin kacau. Warga yang tak terpilih berhasil menerobos akses masuk dan menyerang para petugas evakuasi. Kekacauan ini sampai menimbulkan kebakaran beberapa pesawat evakuasi dan membuat John sulit menemukan istri dan anaknya. Allison dan Nathan semakin panik karena mereka terpisah dari John. Keduanya lalu bergegas menyelamatkan diri dengan kembali ke mobil. John yang tak tahu keberadaan istri dan anaknya semakin panik melihat beberapa pesawat evakuasi terbakar. Untungnya, salah seorang petugas evakuasi memberitahu jika seorang ibu dan anak yang menderita Diabetes telah pergi dan keluar dari bandara. Mendengar hal itu membuat John lega. Ia lalu bergegas pergi menuju mobilnya untuk mencari keberadaan Allison dan Nathan.



Keadaan planet bumi kini semakin terancam setelah para peneliti menangkap dalam satelit jika Asteroid Clarke yang muncul jutaan tahun sekali ini tengah mengarah ke bumi. Para peneliti ini memprediksi kehidupan manusia saat ini terancam punah karena kekuatan hantaman Asteroid Clarke setara dengan kekuatan yang berhasil melenyapkan populasi Dinosaurus di zaman purba.


John terus berusaha sekuat tenaga untuk bisa menemukan Allison dan Nathan secepatnya dan membawa mereka ke tempat evakuasi yang berada di Greenland. Mampukah mereka menyelamatkan diri dari kiamat yang dihasilkan Asteroid Clarke ini?


#Review:
Film bertema bencana alam (Disaster Movie) kembali memeriahkan industri perfilman Hollywood. Film yang berjudul GREENLAND (2020) ini awalnya siap tayang di bioskop pada akhir tahun ini akhirnya batal lantaran Pandemi CoVid-19 yang masih melanda diseluruh dunia. STX Films bekerjasama dengan platform Amazon Prime Video untuk merilis film ini dan bisa dinikmati kapanpun dan dimanapun mulai November tahun ini.


Untuk segi cerita, film bencana alam yang mengisahkan tentang Asteroid Clarke ini mempunyai dramatisasi yang kuat dan menguras emosi. Survival sebuah keluarga kecil dalam film GREENLAND (2020) ini lumayan menegangkan disepanjang durasi film. Penonton benar-benar dibuat simpati sekaligus greget ketika sederet konflik terus mengiri keluarga John yang terpisah. Moment terpisahnya Allison dan Nathan menjadi konflik paling menguras emosi dalam film ini dan berhasil membuat mata berkaca-kaca setelah mereka melewatinya. Disaat film ini fokus pada drama keluarga John, film ini terasa melupakan soal cerita Asteroid Clarke itu sendiri. Namun untungnya, eksekusi naskah soal drama dan konflik disini cukup kuat sehingga bisa menutup kekurangan tersebut.


Untuk jajaran pemain, ketiga bintang utama film ini berhasil menghadirkan chemistry sebagai sebuah keluarga kecil yang mengesankan. Performa Gerard Butler, Morena Baccarin & Roger Dale Floyd selalu membuatku tersentuh dan menguras emosi. Yang cukup disayangkan dalam film ini sih ada dua. Yang pertama yaitu tidak konsistennya visual efek dan CGI disepajang durasi film berjalan. Entah kenapa CGI di babak akhir film sangat terlihat jelek serta kasar dibandingkan dengan visual efek yang ada di paruh awal film. Untuk film sekelas Hollywood rasanya ini tidak bisa ditolerir mengingat langsung membuat mood menonton jadi berantakan, padahal film ini sudah mempunyai dramatisasi yang sangat bagus. Yang kedua yaitu alasan soal orang terpilih yang di evakuasi. Alangkah lebih rasional mungkin bisa semuanya di evakuasi tanpa pandang bulu.
Overall, film GREENLAND (2020) cukup berhasil mengobati kerinduan akan Disaster Movies yang belakangan ini sudah jarang diangkat ke layar lebar.


[8/10Bintang]

Saturday, 14 November 2020

[Review] Di Bawah Umur: Kisah Cinta Anak Sekolahan Dibalut Dengan Kenakalan Remaja




#Description:
Title: Di Bawah Umur (2020)
Casts: Angga Yunanda, Yoriko Angeline, Amel Carla, Shenina Cinnamon, Naufal Samudra, Shandy William, Itho Soen, Farhan Rasyid, Justin Adiwinata, Greesella Adhalia, Surya Saputra, Djenar Maesa Ayu, Joshua Pandelaki, Dian Nitami, Endhita, Niniek L. Karim, Teuku Rifnu Wikana, Sylvia Fully
Director: Emil Heradi
Studio: Screenmedia Films, MD Pictures, Disney Plus Hotstar Indonesia


#Synopsis:
Aryo (Angga Yunanda) terkenal sebagai siswa ganteng namun nakal di sekolahnya. Bersama dengan kedua temannya yaitu Bayu (Shandy William) dan Indra (Itho Soen), mereka selalu bolos masuk kelas dan menghabiskan waktu bersama untuk melakukan kenakalan-kenakalan remaja. Suatu hari, Aryo tak sengaja berpapasan dengan siswi baru di sekolahnya yang bernama Alana (Yoriko Angeline) bersama dengan sahabatnya yaitu Gita (Amel Carla). Alana merupakan sepupu dari Kevin (Naufal Samudra), mantan sahabat Aryo yang kini menjadi musuhnya.


Aryo dibuat jatuh cinta pada pandangan pertama. Baginya, Alana terlihat sangat cantik dengan kesederhanaannya. Ia terus berusaha agar bisa mendapatkan hati Alana, namun disatu sisi, Kevin terus melarang sepupunya itu untuk dekat dengan Aryo karena Aryo adalah tipe lelaki brengsek. Seiring berjalannya waktu, Aryo tetap berusaha mendekati Alana. Melihat kedekatan Aryo dengan Alana membuat Marsya (Shenina Cinnamon), kakak kelas paling populer di sekolah geram. Ia yang sangat ingin berpacaran dengan Aryo tidak terima harus kalah oleh Alana. Kevin pun tak tinggal diam, ia terus berusaha mendekati Marsya agar mau memilihnya ketimbang Aryo.


Intens kedekatan Aryo dan Alana semakin meningkat pasca Aryo diam-diam menyelinap ke kamar Alana. Hal ini membuat ayah dan ibu dari Kevin merasa khawatir pada keponakannya itu, pasalnya mereka sudah diamanatkan oleh kedua orang tua Alana untuk menjaganya se-protektif mungkin, supaya idak bernasib seperti kakak dari Alana yang hamil di luar nikah.


Seiring berjalannya waktu, Kevin semakin kesal kepada Aryo karena menjalin hubungan dengan Alana. Ditambah lagi, Marsya masih enggan menjalin hubungan dengannya. Kevin dan kedua temannya akhirnya mengatakan jika Naya (Greesella Adhalia) kini telah hamil dan Aryo adalah orang yang harus bertanggung jawab. Mendengar kabar tersebut membuat Alana shock dan kecewa pada Aryo. Namun Aryo sangat yakin bukan dirinyalah yang menghamili Naya, karena pada saat mereka sedang berada di diskotik, Aryo memilih untuk pulang lebih awal. Benarkah Aryo menghamili Naya? Bagaimana nasib hubungan Aryo dengan Alana?


#Review:
Sukses besar dengan film DUA GARIS BIRU (2019) dan MARIPOSA (2020), membuat karier dan popularitas dari aktor Angga Yunanda semakin pesat. Banyak para pecinta film tanah air terpesona oleh kualitas akting dari bintang muda asal Lombok ini.
Rumah produksi Screenmedia Films kemudian mengajak Angga untuk membintangi sebuah film drama remaja terbaru yang disutradarai Emil Heradi yang berjudul DI BAWAH UMUR (2020). Lewat film ini Angga mendapat tantangan untuk memerankan karakter yang sangat berbeda dari biasanya, yaitu menjadi seorang bad-boy. Lantas bagaimana hasilnya?


Untuk segi cerita, awalnya aku menebak film DI BAWAH UMUR (2020) ini akan menjadi DUA GARIS BIRU versi rebel, karena di trailer yang dirilis bulan lalu, karakter yang diperankan Angga menghamili lagi kekasihnya. Tapi ternyata, setelah aku menyaksikan film ini, perkiraanku itu salah besar. Film DI BAWAH UMUR (2020) terjerumus menjadi drama anak sekolahan standar khas film-film produksi Screenplay. Premis awal soal kenakalan remaja yang cukup menjanjikan tampil serba nanggung dan terasa hanya tempelan saja. Moral value tak bisa aku dapatkan yang ada malah risih ngeliat adegan demi adegan nakal di film ini yang maksa banget. Selain itu, film ini juga terlalu banyak menampilkan karakter pendukung yang mayoritas tidak terlalu penting. Bahkan potensi seorang Shenina Cinnamon dalam film ini menjadi sia-sia karena porsinya sangat terbatas. Hal-hal tak masuk akal pun semakin terpampang nyata di paruh pertengahan hingga akhir film. Subplot soal masa lalu keluarga dari Aryo maupun Alana sangatlah tidak penting. Selain itu, motivasi dan alasan Alana dipindahkan dari Bandung ke Jakarta demi menjauhkan dari hal-hal negatif makin tidak rasional. Alhasil tahap editing film ini tampak kacau dan membingungkan penonton karena melompat-lompat.


Untuk jajaran pemain, potensi besar dari tiga aktor muda yang saat ini populer yaitu Angga, Yoriko dan Shenina sangat disia-siakan oleh Emil. Angga terlihat sangat tryin' to hard menjadi bad-boy Aryo namun sayang, image Angga selama ini sudah melekat sebagai a good-boy belum bisa hilang 100%. Namun Angga tetap berhasil menampilkan pesonanya dengan sangat baik. Para fans Angga mungkin setuju jika peran Aryo ini menjadi penampilan paling charming sejauh ini. Yoriko Angeline pun entah kenapa penampilan dalam film ini terasa sangat lesu dan kurang bersemangat.


Overall, film DI BAWAH UMUR (2020) cukup jauh dari apa yang diharapkan. Semoga kedepannya baik Angga, Yoriko maupun Shenina bisa mendapatkan tawaran film dengan naskah dan cerita yang jauh lebih-lebih baik lagi.


[5/10Bintang]

Sunday, 8 November 2020

[Review] The New Mutants: Kisah Lima Mutants Baru Dalam Mengendalikan Kekuatannya

 


#Synopsis:
Title: The New Mutants (2020)
Casts: Anya Taylor-Joy, Blu Hunt, Maisie Williams, Charlie Heaton, Henry Zaga, Alice Braga, Adam Beach, Thomas Kee, Dustin Ceithamer, Happy Anderson
Director: Josh Boone
Studio: 20th Century Studios, Marvel Entertainment


#Synopsis:
Ditengah tidur lelapnya, Danielle Moonstar (Blu Hunt) dikejutkan dengan suara-suara mengerikan yang terdengar dari luar rumah. Ketika tersadar, ia kemudian ditarik sang ayah untuk segera menyelamatkan diri secepat mungkin. Dani dan keluarga serta para tetangga berlari ke tengah hutan demi menghindari serangan makhluk tak kasat mata itu. Sang ayah (Adam Beach) menyuruh Dani untuk bersembunyi agar di tengah hutan agar tidak diserang oleh makhluk buas itu. Namun sayang, dalam perjalanan melarikan diri itu, sang ayah beserta anggota keluarga dan tetangga Dani tewas. Ia menjadi satu-satunya korban yang selamat dari makhluk Iblis Beruang itu.


Ketika Dani tersadar, ia sudah berada disebuah ruangan perawatan. Ia diselamatkan oleh Dr. Reyes (Alice Braga). Rupanya Dani tidak sendirian, di istana isolasi itu, Dani bertemu dengan remaja lainnya yaitu Illyana Rasputin (Anya Taylor-Joy), Rahne Sinclair (Maisie Williams), Sam Guthrie (Charlie Heaton) dan Roberto Costa (Henry Zaga). Ternyata kelima anak yang diselamatkan oleh Dr. Reyes ini adalah remaja-remaja yang terdeteksi sebagai Mutant baru namun belum bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik. Illyana mempunyai kekuatan merubah tangannya menjadi pedang berbahaya. Rahne mampu merubah dirinya menjadi seekor serigala, Sam mampu berlari dan mengendalikan tubuhnya dengan sangat cepat dan Roberto mampu mengeluarkan bara api dari sekujur tubuhnya.




Seiring berjalannya waktu, Dr. Reyes terus menganalisa dan memantau kelima Mutant ini. Namun, ia lebih fokus terhadap Dani yang kekuatannya masih belum diketahui dengan pasti. Setiap malam, Dani selalu histeris karena bermimpi tentang sosok Iblis Beruang itu. Di layar pemantauan, Dr. Reyes mendeteksi kekuatan luar biasa ada di dalam diri Dani. Bahkan kekuatannya itu mengejutkan perusahaan Essex Corp, tempat Dr. Reyes berasal. Essex Corp kemudian menyuruh Dr. Reyes untuk segera melenyapkan Dani. 



Selain itu, semenjak kehadiran Dani di istana isolasi, Illyana, Rahne, Sam dan Roberto pun turut mengalami gangguan misterius dari masa lalu yang datang menghantui mereka. Hal itu tentu membuat kekuatan dari mereka semakin tak terkendali jika sedang diganggu.


#Review:
Digadang-gadang sebagai penerus franchise film X-Men, film THE NEW MUTANTS (2020) awalnya sukses membuat para pecinta film Marvel dan superhero penasaran. Namun menjelang perilisannya pada tahun 2018 lalu, tiba-tiba film yang disutradarai oleh kreator film THE FAULT IN OUR STARS (2014) ini mendadak ditunda penayangannya di bioskop.


Penundaan penayangan ini terjadi akibat proses akuisisi 20th Century Fox yang dilakukan Disney sehingga film ini terkena imbasnya. Jadwal penayangan pun lagi-lagi tertunda karena negosiasi antara Fox dan Disney ini berjalan cukup alot hingga memakan waktu setahun lamanya. Kejelasan kapan tayang di bioskop pun lagi-lagi tertunda akibat Pandemi CoVid-19. Penantian selama dua tahun lamanya, akhirnya film THE NEW MUTANTS (2020) resmi dirilis di bioskop pada Agustus 2020 dan digital pada November 2020 ini.


Jujur, aku pribadi memasang ekspektasi cukup besar terhadap film THE NEW MUTANTS (2020), karena film ini diprediksi bisa menjadi angin segar untuk Universe X-Men. Penambahan elemen thriller horror dalam film bergenre superhero Marvel juga terasa begitu menjanjikan. Tapi ternyata, setelah aku menonton film ini, THE NEW MUTANTS (2020) jauh seperti apa yang aku harapkan. Untuk segi cerita saja hampir di 60 menit pertama terasa jalan ditempat saja. Fokus cerita pun terbilang membosankan karena hanya menggunakan satu lokasi dan maksud tujuan pun tidak jelas karena development ceritanya kurang yang kuat. Chemistry persahabatan kelima Mutants baru juga terasa kurang meyakinkan. Plot twist soal Essex Corporation pun tidak membuat terkesan karena eksekusinya sangat serba dadakan.
Elemen horror thriller yang disajikan film ini juga tak terlalu mengesankan, karena penampakan serta jumpscared nya sangat standar. 


Untuk jajaran pemain pun potensi besar sebagai Mutants baru terasa tidak maksimal. Padahal kelimanya menurutku bisa saja menjadi the next X-Men jika memberikan performa jauh lebih baik lagi. Sepertinya agak mustahil jika The New Mutants ini bisa kembali tampil di film keduanya atau masuk ke Marvel Cinematic Universe. Cukup disayangkan!


[6/10Bintang]