Friday, 18 January 2019

[Review] Tabu Mengusik Gerbang Iblis: Berkemah Ke Leuweung Hejo Berujung Malapetaka


#Description:
Title: Tabu: Mengusik Gerbang Iblis (2019)
Casts: Angga Yunanda, Isel Fricella, Rayn Wijaya, Agatha Chelsea, Bastian Steel, Elina, Alfie Afandy, Mona Ratuliu, Radja Nasution, Laksmi Notokusumo, Oce Permatasari, Vicky Nitinegoro
Director: Angling Sagaran
Studio: Starvision Plus

#Synopsis:
Keyla (Isel Fricella) dan Dias (Angga Yunanda) dikenal sebagai sepasang kekasih yang selalu membuat vlog mencari tempat-tempat yang konon berhantu. Sudah berbagai tempat mereka kunjungi namun tak menemukan hasil yang diharapkan. Tapi, hal itu tak membuat mereka patah semangat. Dias berencana mengunjungi sebuah hutan bernama Leuweung Hejo yang konon hutan itu termasuk kawasan hutan terlarang karena disana konon angker dan menyimpan banyak misteri. Dias tidak sendirian, ia mengajak Keyla beserta dengan teman-temannya yaitu Tio (Rayn Wijaya), Muti (Agatha Chelsea), Mahir (Bastian Steel) dan Adis (Elina) untuk pergi dan berkemah di Leuweung Hejo.
Jumat malam selepas pulang sekolah mereka memutuskan pergi kesana dengan mengendarai mobil milik Tio.




Tiba disana, mereka langsung membangun tenda untuk beristirahat. Semuanya aman terkendali tidak ada sesuatu yang aneh terjadi. Keesokan harinya, mereka terbangun dari tidur. Ketiga perempuan lalu pergi untuk buang air kecil. Setelah selesai, mereka bertiga malah terpisah dan tersasar. Di hutan, Keyla dan Muti menemukan sebuah rumah gubuk yang dihuni oleh seorang Nini (Oce Permatasari) yang mengenakan pakaian serba hitam dengan muka menyeramkan. Keduanya berteriak histeris lalu lari pergi ke tempat kemah secepatnya. Keyla dan Muti yang tengah panik meminta untuk pulang secepatnya dari Leuweung Hejo itu. Dias dan Tio pun akhirnya sepakat untuk pulang. Ketika dalam perjalanan pulang, mobil mereka mogok kepanasan dan diharuskan diisi air karena kering. Dias lalu mengajak teman-temannya ke Curug di Leweung Hejo untuk membawa air. Mereka juga menyempatkan diri untuk membersihkan diri disana sebelum pulang. Setelah semuanya selesai, mereka kembali ke mobil. Tiba-tiba mobil itu terkunci sendiri dari dalam. Dias dan yang lainnya mulai panik. Sosok menyeramkan itu muncul dari dalam mobil dan membuat mereka histeris ketakutan dan berlarian. Disaat yang lain pada kabur, Dias secara refleks malah kembali mendatangi mobil untuk merekam kejadian itu. Tapi naas, tak berapa lama, ia menghilang. 


Sementara itu, ditengah ketakutan dan tersesat, Keyla, Muti, Adis, Tio dan Mahir bertemu seorang anak laki-laki. Ia menuntun Keyla dan yang lainnya ke tempat Dias berada. Alangkah terkejutnya mereka melihat Dias tengah mengalami kerasukan. Keyla berusaha untuk menyelamatkan pacarnya itu. Namun hal aneh terjadi. Saat si anak laki-laki misterius itu berada didekat Dias, kerasukan itu langsung berhenti. Tanpa pikir panjang, Keyla pun memutuskan membawa pulang anak laki-laki itu berbarengan dengan Dias, Muti, Adis, Tio dan Mahir ke kota.
Sepulangnya dari Leuweung Hejo, sikap Dias dan raut wajahnya berubah drastis. Melihat tingkah polah cucunya itu membuat sang Oma (Laksmi Notokusumo) curiga. Ia merasakan akan ada hal buruk akan menghampiri cucu dan dirinya. Firasat itu pun perlahan dirasakan juga oleh Adis, Mahir, Tio dan Muti. Mereka yakin anak laki-laki itu bukan anak biasa. Bahkan saat mereka kembali ke sekolah, ketika jam istirahat di kantin, para siswa mengalami kesurupan massal. Melihat kejadian itu, Keyla lalu membawa pulang Dias dan anak laki-laki itu kerumahnya. Adis, Mahir, Tio dan Muti merasakan kecurigaan pada Keyla yang lebih mempertahankan anak laki-laki itu ketimbang harus melapor ke pihak berwajib. Mahir dan Adis bahkan akan melaporkan anak tersebut ke kantor polisi tanpa harus menunggu persetujuan Keyla dan Dias. Namun tragisnya, satu persatu dari mereka mengalami insiden hingga berujung maut. Sebelum mereka meregang nyawa, penampakan sosok Dias selalu saja hadir.



Setelah ditelurusi secara diam-diam, Muti akhirnya mengetahui seputar anak laki-laki tersebut. Ia ternyata adik dari Keyla yang dikabarkan menghilang belasan tahun yang lalu ketika sedang berliburan di Leuweung Hejo. Namun yang dibawa Keyla saat ini keluar dari Leuweung Hejo bukanlah adik kandungnya, Kemal (Radja Nasution) melainkan Iblis yang siap membawa kematian bagi siapapun yang menghalanginya.
Akankah sisa dari mereka selamat dari terror gaib yang mengancam keselamatan mereka?

#Review:
Rasa skeptis dan memandang sebelah mata dariku pribadi terhadap film horror produksi Starvision Plus ini semakin membesar usai sangat dikecewakan oleh film SAJEN (2018). Hal itu kembali berlanjut pada film KAFIR (2018) juga yang menurutku masih kurang greget dan memuaskan sebagai film horror. Di minggu keempat tahun 2019 ini Starvision Plus mencoba peruntungan dengan menghadirkan film horror berjudul TABU (2019), setelah minggu pertama diisi film DREADOUT (2019), minggu kedua diisi oleh film PERJANJIAN DENGAN IBLIS (2019) dan minggu ketiga diisi oleh film MATA BATIN 2 (2019). Sungguh luar biasa film Indonesia yang dirilis pada bulan Januari ini tiap minggu diisi 2-3 film sekaligus dan setiap minggunya DIPASTIKAN ada film horror baru yang dirilis. 



Aku berkesempatan hadir pada Gala Premiere film TABU (2019) yang diselenggarakan semalam, pada Kamis, 17 Januari 2019 di Cinema XXI Epicentrum Jakarta. Sebelum menonton, aku auto memasang ekspektasi tidak terlalu tinggi lantaran performa film SAJEN (2018) cukup mengecewakan. Meskipun film ini kembali ditulis oleh salah satu penulis skenario favoritku Haqi Achmad yang sama menulis film SAJEN (2018). Tapi semua keraguan dan skeptis terhadap film ini terpatahkan sudah usai menonton film TABU (2019) ini. Premis film ini sebetulnya sudah sangat usang. Terakhir diangkat oleh film ALAS PATI (2018) dan juga DREADOUT (2019) yang sama-sama menceritakan tentang sekelompok anak remaja yang penasaran terhadap tempat-tempat misterius dan berujung diganggu oleh setan. Tapi premis usang itu, ditangan sang sutradara dan penulis skenario yang benar, secara mengejutkan bisa tampil rapi, reasonable dan juga kuat. Aku suka (banget) plotline film ini yang memadukan antara horror dan dramanya begitu nge-blend satu sama lain, tidak maksa seperti film horror Starvision sebelumnya. Moment horrornya kali ini berjalan dengan baik disepanjang film dengan jumpscared serta sound yang tepat sasaran. Ada tiga sampai lima moment horror film ini yang cukup epic dan mengesankan sekali. Subplot lainnya tentang keluarga Keyla yang diperankan oleh Mona Ratuliu dan Alfie Afandy juga tampil sangat baik ketika menggabungkan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Yang cukup disayangkan dan menjadi plothole sih plot keluarga dari Dias yang diperankan oleh Angga Yunanda dan Laksmi Notokusumo. Mereka sama sekali tidak dibahas lebih dalam sehingga menuju paruh akhir film, apa yang mereka lakukan berdua membuat penonton terheran-heran.


Untuk jajaran pemain kali ini dimanfaatkan dengan amat baik oleh sang sutradara dan penulis skenario. Tidak ada karakter (kecuali si Oma) yang bermain numpang lewat, semuanya mempunyai peran tersendiri dalam plotline film ini. Angga Yunanda sangat totalitas bersedia "disiksa" disemua scene. Isel Fricella yang merupakan debut perdana bermain film layar lebar sebagai pemeran utama juga tampil meyakinkan. Chemistry dengan kedua orangtuanya yang sudah bercerai begitu pas tidak di dramatisir lebih lama. Jajaran pemain pendukungnya pun bertingkah tidak berlebihan dan cukup related dengan kelakuan ABG saat ini. Agatha Chelsea yang pertama kali aku lihat di MEET ME AFTER SUNSET (2018), sekarang bertemu lagi disini tampil semakin luwes. Bastian Steel pun dalam film ini cukup terkendali tidak berlebihan seperti biasanya. Oia, Moment-moment jumpscared juga sangat efektif memberi rasa takut ngeri ke penonton. Yang paling aku suka berikutnya dalam film ini adalah set lokasi rumah kediaman Dias yang tiba-tiba seperti di hutan. Propertinya terlihat niat banget dan terasa real.


Overall, melihat progress yang sangat drastis dari SAJEN ke TABU, membuatku kembali percaya pada Haqi Achmad selaku spesialis penulis skenario ini. Menurutku pribadi fillm TABU (2019) ini boleh banget dibilang menjadi film horror lokal terbaik No.2 di bulan Januari 2019. Memuaskan! Ditunggu karya-karya selanjutnya Haqi Achmad! 


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment