Friday 5 April 2019

[Review] Mantan Manten: Ikhlas Dan Pembelajaran Hidup Akan Cinta


#Description:
Title: Mantan Manten (2019)
Casts: Atiqah Hasiholan, Arifin Putra, Tutie Kirana, Marthino Lio, Tyo Pakusadewo, Oxcel, Dodit Mulyanto, Asri Welas, Revaldo, Chicco Jerikho, Ria Irawan, Karina Salim, Rio Dewanto
Director: Farishad Latjuba
Studio: Visinema Pictures

#Synopsis:
Yasnina (Atiqah Hasiholan) seorang wanita karier sukses dan pakar investasi hidup dengan kondisi ekonomi menengah keatas. Hidup Nina semakin lengkap dengan Surya (Arifin Putra), tunangannya yang tampan dan sangat mencintainya. Ketika mereka berdua akan bersiap menghadiri acara malam penghargaan para pebisnis dan ekonom terkenal, Surya melamar Nina. Tanpa pikir panjang, Nina langsung menerima. Mereka dilanda kebahagiaan, Surya awalnya sedikit pesimis lantaran Nina adalah mantan istri dari sahabatnya yang meninggal ketika mereka sedang kuliah di New York. Untungnya Nina mau dan bersedia membuka hatinya kembali usai ditinggal pergi oleh sang suami.
Kebahagiaan Nina dan Surya begitu terpancar pada saat tiba di acara penghargaan itu. Namun sayang, dimalam itu suasana sedikit terganggu oleh berita dari media yang menyebut Nina dan rekan kantornya telah melakukan investasi bodong dan telah merugikan beberapa perusahaan yang terlibat. Alhasil, Nina yang selalu dijagokan memenangkan penghargaan, terpaksa tahun ini tidak menjadi milik Nina. Berita seputar dugaan investasi bodong ini semakin meluas hingga ia meminta bantuan pada rekan bisnisnya, Iskandar (Tyo Pakusadewo) yang tak lain adalah ayah kandung dari Surya.


Namun sayang, bisnis investasi yang kali ini ditangani Nina gagal. Nama baiknya tercoreng, seluruh aset dan harta milik Nina disita. Beruntung, asisten pribadi Nina yaitu Ardy (Marthino Lio) selalu siap sedia membantunya meskipun kini kondisi ekonomi Nina sedang terpuruk. Satu-satunya aset yang dimiliki Nina adalah warisan rumah pembelian almarhum ayahnya didaerah Tawangmangu, Jawa Tengah. Dengan dibantu Ardy, mereka lalu berkonsultasi pada lawyer yaitu Ibu Laila (Asri Welas). Meskipun lawan Nina untuk mengembalikan nama baiknya adalah orang-orang besar yang dimana salah satu diantaranya adalah calon mertuanya sendiri, ia tidak takut. Nina bahkan rela warisan rumah pemberian sang ayah dijadikan modal terakhir bagi dirinya untuk melawan dan membuktikan dirinya tidak sepenuhnya bersalah.
Ditengah kesusahannya ini, Surya selalu bersabar dan menemani Nina. Surya berjanji akan selalu ada untuk Nina hingga semuanya kembali seperti semula. Keesokan harinya, Nina pergi ke Tawangmangu untuk melihat rumah warisan almarhum ayahnya yang masih belum balik nama atas nama dirinya. Setibanya di Tawangmangu, rumah tersebut sudah dihuni oleh seorang ibu bernama Maryanti (Tutie Kirana). Ia adalah seorang dukun-manten, paes atau perias penganten yang sudah mempunyai nama besar dan bahkan dipercayai oleh keluarga keraton.


Awalnya Nina berfikir akan gampang untuk mendapatkan tanda-tangan dari Bude Maryanti, tapi ternyara tidak. Bude Maryanti malah tidak ingin menjual rumahnya yg sudah dihuni selama 47 tahun itu kepada Nina. Bude beralasan rumah itu sudah menjadi bagian dari hidupnya dan ia tak ingin pindah. Nina berinisiatif memberikan komisi cukup besar pada Bude Maryanti jika memberikan rumahnya pada Nina. Bude kemudian memberi syarat juga kepada Nina, yaitu menemaninya selama tiga bulan di Tawangmangu untuk membantu menjadi seorang paes atau perias penganten. Demi bisa mendapatkan rumah, Nina pun bersedia melakukan syarat dari Bude Maryanti. Selama tiga bulan itu, Nina dilatih melakukan serangkaian ritual sebagai seorang paes. Nina juga terpaksa selalu bangun dini hari untuk berbelanja bunga-bunga ke pasar menemani Bude Maryanti.
Selama tiga bulan itu, komunikasi antara Nina dan Surya semakin berkurang. Ketika sedikit lagi berhasil mendapatkan rumah, Nina mendapat kabar menyedihkan dari Ardy. Surya memilih untuk memutuskan hubungan dengan Nina dan tidak menemuinya lagi. Nina merasa terpukul dan dirundung duka, tunangannya yang sangat ia cintai itu lebih memilih meninggalkannya disaat ia tengah terpuruk. 
Nina lalu memutuskan untuk tetap tinggal di Tawangmangu dan membantu Bude Maryanti saja ketimbang harus kembali ke Jakarta. Melihat Nina dirundung duka, membuat Bude Maryanti tidak tinggal diam. Ia selalu memberikan petuah-petuah yang sukses membuat Nina tersadar. Nina kini jauh lebih lega dan senang bisa tinggal bersama dengan Bude Maryanti.


Suatu hari, rumah Bude Maryanti kedatangan seorang ibu dan anak gadisnya bernama Salma (Oxcel) dari keluarga keraton. Rupanya Salma akan melangsungkan pernikahan dan meminta Bude Maryanti menjadi paes. Bude Maryanti sebetulnya menolak permintaan dari keluarga keraton ini demi menjaga perasaan Nina, karena Salma akan dijodohkan dinikahkan dengan anak dari Iskandar yaitu Surya, yang notabene adalah mantan tunangan dari Nina, namun karena pengabdiannya dan sangat menghormati adat istiadat sebagai seorang paes, Bude Maryanti akhirnya bersedia menerima permintaan ini. Ia lalu berusaha untuk sementara tidak memberitahukan hal ini pad Nina.
Sementara itu Salma yang awalnya canggung, langsung mencair dan bisa akrab dengan Nina. Selama seharian Nina membantu Salma mencari kain batik dan bahan seserahan di Tawangmangu. Alangkah terkejutnya ketika Nina mengetahui sendiri bahwa Salma ini adalah calon istri dari Surya. Nina langsung pulang, marah, kecewa dan sakit hati pada Bude Maryanti gara-gara Bude Maryanti tidak memberitahukan soal ini. 
Akankah Nina bisa menerima semua kenyataan yang sangat menyakitkan ini?


#Review:
Kalimat horror "Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya" sudah difilmkan dengan amat baik oleh Visinema Pictures lewat LOVE FOR SALE (2018). Tahun ini, usai megharu-biru lewat KELUARGA CEMARA (2019) dan menggila dalam TERLALU TAMPAN (2019), Visinema semakin produktif memproduksi film. Awal April 2019, rumah produksi milik Angga Dwimas Sasongko ini merilis sebuah film drama-romantis yang (mungkin) terinspirasi dari kejadian horror yang hampir menimpa seluruh umat didunia ini yaitu "Ditinggal menikah oleh mantan..".


Pertama kali aku mendengar project film ini, aku berekspektasi film MANTAN MANTEN (2019) ini akan hadir sebagai film yang cuma haha-hihi meratapi seseorang yang ditinggal menikah aja. Ditambah lagi design posternya yang sangat minimalis dan didominasi berwarna pink, pasti filmnya akan penuh dengan hal-hal romantis. Tapi ternyata usai menontonnya, film MANTAN MANTEN (2019) ini melampaui ekspektasi aku. Film ini tak cuma menjual drama batalnya pernikahan semata, tapi disini sang sutradara dan penulis skenario Jenny Jusuf menghadirkan proses sebuah pendewasaan, pembelajaran dan mengikhlaskan sesuatu yang sudah terjadi lewat karakter Yasnina. Penonton diajak untuk menemani seorang wanita karier sukses, hidup serba modern lalu tiba-tiba ia harus bangkrut dan tinggal disebuah rumah bareng dengan seorang dukun-manten atau paes (perias pengantin). Proses transformasi sikap dari Yasnina selama berada di Tawangmangu digambarkan sangat magis! Penggunaan unsur adat istiadat dan budaya Jawa seputar pernikahan begitu sakral, sangat detail dan sedikit horror. Tutie Kirana yang memerankan Bude Maryanti tampil begitu menjiwai dan magis banget. Gesture dan aura sebagai paesnya sangat terpancar. Aku yakin bakal jadi Kandidat Pemeran Pendukung Wanita Terbaik tahun ini. Penampilan paling mengesankan berikutnya dalam film MANTAN MANTEN (2019) ini adalah Atiqah Hasiholan yang memerankan Yasnina. Seperti yang sudah disebutkan diatas, Atiqah berhasil menampilkan transformasi Yasnina dengan amat perfect. Kita bisa melihat perubahan emosional Atiqah dari awal hingga akhir film sangatlah bagus. Apalagi di paruh akhir, transformasi Nina yang menjadi seorang Paes seutuhnya dengan rasa ikhlas dan sabar yang luar biasa saat datang kembali pada Surya, berhasil membuatku menangis dan perasaan nyesek berkelanjutan. Kandidat Pemeran Utama Wanita Terbaik tahun ini bakal Atiqah dapatkan aku yakin! Sosok Surya yang diperankan Arifin Putra mungkin akan membuat sebagian orang merasa kesal dengan sikapnya, tapi menurutku pribadi, karakter Surya dalam film ini menunjukkan sikap pasrah karena ia mengikuti kemauan orang tua yang diperankan oleh Tyo Pakusadewo serta menjunjung tinggi adat istiadat dari keluarga. Ending film ini juga menjadi salah satu ending Film Indonesia paling "horror" dan mengesankan sepanjang masa! Ditambah lagi dengan scoring musik serta soundtrack yang dinyanyikan oleh Sal Priadi berjudul IKAT AKU DI TULANG BELIKATMU semakin mengoyak perasaan!
Yang lumayan mengganggu dalam film ini adalah karakter lawyer yang diperankan oleh Asri Welas dan tetangga Bu Maryanti yang diperankan oleh Dodit Mulyanto. Alih-alih sebagai pencair suasana, tapi komedi yang mereka berdua tampilkan kali ini sangatlah garing dan menurutku merusak suasana. Jauh lebih baik dua karakter ini dihilangkan saja. Product placement dalam film MANTAN MANTEN (2019) ini untungnya smooth. Yang cukup mengejutkan adalah film ini berada dalam timeline dan universe yang sama dengan FILOSOFI KOPI (2015). Hal ini terlihat sangat jelas pada dua scene saat Ardy dan Nina berada di kedai kopi Filosofi Kopi Melawai dan muncul cameo Ben & Jody! Haha. Keren!
Overall, film ini sangat memuaskan! Seperti testimonial yang sudah sering aku ucapkan pada film-film buatan Visinema, bahwa Visinema Pictures is never failed for me!


[8.9/10Bintang]

1 comment:

  1. aku hanya lihat trailernya, yg tergambar adalah di film itu banyak disorot ttg paes dan segala cara rias tradisional. Cocok diluncurkan sekarang2 ini mengingat profesi MUA sedang booming hihi.

    ReplyDelete