Sunday, 31 August 2025

[Review] Perempuan Pembawa Sial: Mengungkap Misteri Kutukan Bahu Laweyan Yang Menimpa Seorang Perempuan!



#Description:
Title: Perempuan Pembawa Sial (2025)
Casts: Raihaanun, Morgan Oey, Clara Bernadeth, Rukman Rosadi, Didik Ninik Thowok, Banyu Bening, Muhammad Abe, Aurra Kharisma, Ibnu Widodo, Kukuh Prasetya, Benidictus Siregar, Ibnu Shohib
Director: Fajar Nugros
Studio: IDN Pictures


#Synopsis:
Seorang perempuan paruh baya bernama Mirah (Raihaanun) dicap sebagai pembawa sial oleh warga setelah tiga kali menikah, ketiga suaminya itu meninggal dengan cara yang tragis. Mirah pun terpaksa tetap melanjutkan hidup meski hanya sendirian. Mirah menganggap dirinya terkena kutukan Bahu Laweyan, mitos dari Jawa kuno tentang seorang perempuan yang memiliki tanda lahir tak biasa di bagian tubuhnya dihuni oleh kekuatan mistis dan akan membawa ajal terhadap setiap pria yang menikahinya. Hal tersebut diyakini oleh Mirah ketika ia berbincang dengan perias pengantinnya, Mbah Warso (Didik Ninik Thowok) yang sudah tiga kali meriasnya.
Seiring berjalannya waktu, Mirah terus berusaha mencari cara agar bisa terlepas dari kutukan maut tersebut. Dalam pencariannya itu, Mirah bertemu dengan seorang penjual masakan padang bernama Bana (Morgan Oey) yang tidak memperdulikan tentang stigma Mirah yang dianggap sebagai wanita pembawa sial. Di satu sisi, kehadiran Bana yang menerima apadanya membuat Mirah bahagia, namun di sisi lain Mirah juga khawatir jika Bana akan bernasib sama seperti ketiga mantan suaminya yang tewas secara misterius. Bana kemudian berusaha meyakinkan Mirah agar tak lagi mempercayai kutukan tidak masuk akal itu. Ia berjanji akan menemani Mirah untuk mematahkan ketakutannya itu. Proses pencarian yang dilakukan mereka berdua menemukan titik terang setelah Mirah bertemu lagi dengan saudara tirinya, Puti (Clara Bernadeth). Apa yang sebenarnya terjadi? Akankah Mirah terlepas dari kutukan Bahu Laweyan itu?

#Review:
Rumah produksi IDN Pictures dan Fajar Nugros kembali hadir dengan project film horror terbarunya berjudul PEREMPUAN PEMBAWA SIAL (2025). Sebelum tayang di bioskop pada 18 September mendatang, film ini tayang perdana terlebih dahulu di JAFF Jogja ke-19 pada Desember tahun 2024 lalu dan berhasil memenangkan Best Editing di kategori Indonesia Screen Awards. Aku berkesempatan menonton lebih dulu film yang memiliki judul internasional THE QUEEN OF WITCHCRAFT (2025) pada JAFF Jogja kemarin.


Sutradara Fajar Nugros kembali berkolaborasi dengan Husein M. Atmodjo sebagai penulis cerita. Jika sebelumnya di film SLEEP CALL (2023) mengangkat kisah legendaris Ramayana dan Shinta yang kemudian dipoles menjadi sajian drama dan thriller, di film terbarunya ini mereka menghadirkan modifikasi cerita Bawang Merah Bawang Putih dan Malin Kundang dengan sentuhan mistis mitos Bahu Laweyan. Paruh awal film, plot menampilkan karakter seorang perempuan bernama Mirah yang dicap sebagai pembawa sial lantaran setiap ada lelaki yang menikahinya selalu berujung dengan kematian. Paruh awal film, Fajar Nugros menurutku cukup berhasil menciptakan beberapa adegan horror yang kreatif dan bikin penonton kaget. Misteri tentang mitos Bahu Laweyan yang konon ada dalam diri Mirah pun cukup berhasil dibangun dengan baik di babak awal film. Karakter Lasmi dan Mbah Warso pun dibuat penuh misteri sehingga menimbulkan rasa penasaran dari penonton.
Namun sayang, saat memasuki paruh kedua film, plot cerita terasa terjun bebas. Treatment horror lewat kematian-kematian suami baru dari Mirah terasa repetitif. Jump scared yang awalnya menjanjikan malah jadi kebanyakan muncul dari pertengahan sampai akhir film. Selain itu, pendalaman psikologis dari Mirah nya juga tidak dieksplor lebih mendalam, sehingga perasaan traumatik yang seharusnya muncul dalam diri Mirah malah tidak ada. Nugros dan Atmodjo memilih untuk melakukan kritik sosial terhadap sikap patriarki pria kepada wanita. Hal tersebut menurutku tidak terlalu menjadi masalah, namun yang jadi ganggu dan cukup mengganjal adalah saat kisah legendaris Bawang Merah Bawang Putih dimunculkan setelah 70% film berjalan. Seketika semua misteri tentang Bahu Laweyan jadi runtuh gara-gara kemunculan dan motivasi karakter Puti yang diperankan Clara Bernadeth. Penonton pun jadi tidak peduli dengan konflik yang terjadi antara Mirah dengan Puti karena kemunculannya yang terlalu mendadak tanpa ada pendalaman cerita mengenai konflik masa lalu keduanya. 


Siapa sangka, kehadiran karakter Mbah Warso yang diperankan seniman legendaris Didik Ninik Thowok ternyata gimmick semata. Di materi promosi dari JAFF Jogja kemarin sampai perilisan trailer dan poster versi teatrikal kan terlihat jualan Didik Ninik Thowok banget, tapi di filmnya sendiri, screentime beliau sangatlah sedikit. Dan yang membuatku lebih terkejut, karakter Mbah Warso yang sangat potensial untuk dijadikan main villain malah berakhir seperti itu di akhir film dan jadinya anti klimaks banget. Padahal ketika adegan menari dengan topeng ikoniknya itu, aura mistis dan mencekamnya sudah sangat bagus. Sangat disayangkan. Subplot tentang kisah klasik Malin Kundang lewat karakter Bana yang diperankan Morgan Oey pun terasa nanggung dan tidak memiliki urgensi yang berpengaruh besar terhadap cerita utama di film ini. Unsur budaya Minang dalam diri Morgan juga menurutku tidak terlalu konsisten. Sesekali Padang banget, tapi terkadang Jakarta banget juga ada. Haha.
Untuk jajaran pemain, penampilan Raihaanun memang tak perlu diragukan lagi semenjak ia makin rajin membintangi film horror. Ekspresi dan gesture ketakutannya memukau. Meskipun saat adegan final bareng Clara Bernadeth, aksi fighting yang dilakukan mereka berdua seharusnya bisa lebih memukau lagi karena masih terlihat banget kagoknya. Hahaha.
Overall, film PEREMPUAN PEMBAWA SIAL (2025) punya kejutan menarik karena mengangkat tiga cerita legendaris meskipun eksekusinya tidak berjalan dengan mulus.


[7/10Bintang]

Monday, 25 August 2025

[Review] Tumbal Darah: Aksi Survival Pasutri Asal Ambon Yang Akan Dijadikan Tumbal!



#Description:
Title: Tumbal Darah (2025)
Casts: Marthino Lio, Sallum Ratu Ke, Agla Artalidia, Donny Alamsyah, Aksara Dena, Rania Putrisari, Epy Kusnandar, Leo Maitimu, Quinnsha Alexandria Kimy, Quinnsha Bian Kimy, Mikayla Hikaru
Director: Charles Gozali
Studio: Magma Entertainment, Wahana Kreator, Sinemaku Pictures


#Synopsis:
Di tengah Pandemi CoVid-19, Jefri (Marthino Lio) tetap menjalankan pekerjaannya sebagai debt collector di ibukota untuk memenuhi biaya persalinan istrinya, Ella (Sallum Ratu Ke) yang sudah memasuki bulan kedelapan kehamilan. Namun sayang, setiap nasabah yang ia datangi tak ada satupun yang mampu membayar karena usaha dan pekerjaan mereka terhenti akibat Pandemi. Meskipun terlihat sangar, Jefri tak bisa berbuat kasar terhadap nasabah-nasabahnya. Terkadang ia memberikan keringanan kepada nasabah yang memiliki alasan demi kepentingan keluarga.
Melihat sang suami yang kesusahan mencari nafkah membuat Ella memutuskan untuk kembali menjadi driver ojek online meskipun usia kandungannya sudah tua. Hingga suatu hari, Ella mengalami kecelakaan saat mengantarkan penumpang. Mendapat telepon dari istrinya itu membuat Jefri panik dan langsung mendatangi lokasi kejadian. Tiba disana, Jefri marah karena orang-orang disekitarnya tak ada satupun yang berani untuk menolong mereka berdua. Ia pun terpaksa menghentikan mobil yang melintas untuk segera membawa sang istri ke rumah sakit terdekat.
Dalam perjalanan, beberapa rumah sakit menolak kedatangan Jefri karena alasan protokol kesehatan Pandemi. Pihak rumah sakit menerapkan peraturan sebelum memasuki rumah sakit wajib melakukan test PCR tanpa terkecuali, meskipun kondisi pasien dalam keadaan darurat. Amarah Jefri semakin memuncak karena hal tersebut. Ia pun langsung pergi dan mencari rumah sakit lainnya. Waktu terus berjalan memasuki malam hari. Semakin banyak klinik dan rumah sakit yang sudah tutup. Hingga akhirnya Jefri berhasil menemukan sebuah klinik yang lokasinya cukup jauh dari ibukota.
Setibanya disana, Jefri langsung membawa Ella masuk ke dalam klinik. Disana, mereka bertemu dengan salah satu perawat klinik yaitu Bakar (Aksara Dena). Melihat kondisi kandungan Ella yang besar dan akan segera melahirkan membuat Bakar senang. Ia pun langsung menemui dua rekannya yaitu pasutri Dokter Iwan (Donny Alamsyah) dan Sandra (Agla Artalidia). Tak lama setelah itu, Ella pun dibawa ke ruang persalinan dan Jefri diminta untuk menunggu di luar.
Melihat kondisi kehamilan pasiennya yang sudah besar membuat Iwan dan Sandra sangat senang. Mereka mempunyai rencana jahat terhadap bayi yang dikandung Ella untuk dijadikan tumbal bagi iblis kembar penghuni klinik tersebut. Iwan, Sandra dan Bakar harus segera mendapatkan janin atau bayi yang baru dilahirkan untuk dipersembahkan kepada iblis kembar agar kekayaan dan kemakmuran hidup mereka bertiga tidak lenyap. Jika terlambat, maka iblis kembar tersebut akan menghabisi mereka.
Sandra dan Iwan langsung mengikat tangan beserta kaki Ella agar tidak bisa bergerak. Disaat Sandra melakukan bedah caesar pada bagian perut Ella, ia terkejut karena pisau bedah yang ia gunakan tidak dapat menembus kulit Ella. Sandra tak menyerah, ia mencoba lagi secara terus menerus namun masih sama. Iwan dan Sandra sangat yakin jika Ella yang berasal dari Timur Indonesia ini memiliki ilmu kebal. Mereka kemudian menyeret Jefri untuk masuk ke ruang bersalin dan memaksa untuk melepaskan ilmu kebal tersebut. Mendengar ocehan Iwan dan Sandra membuat Jefri tertawa sekaligus heran karena mereka berdua sama sekali tidak memiliki ilmu kebal.
Jefri kemudian menyusun rencana, agar dirinya dan sang istri bisa kabur, ia beralasan ilmu kebal dari mereka akan hilang jika Ella melahirkan secara normal dan berjanji akan mencari wanita hamil lain sebagai pengganti sang istri. Iwan dan Sandra mau tak mau mengikuti rencana Jefri. Sementara itu, iblis kembar yang tak kunjung mendapat tumbal wujudnya berubah menjadi sangat mengerikan. Iwan, Sandra dan Bakar semakin ketakutan jika tidak mendapatkan tumbal secepatnya, mereka bertiga harus menyerahkan diri kepada iblis kembar tersebut.
Jefri kemudian menculik salah satu nasabah wanita yang ia temui dan kebetulan sedang hamil. Tanpa pikir panjang, ia membawa wanita tersebut ke klinik untuk ditukarkan dengan sang istri. Setibanya di klinik, Jefri dan Ella harus menghadapi iblis kembar yang makin kelaparan hingga membuat Iwan, Sandra dan Bara mengalami kerasukan. Bagaimanakah nasib mereka selanjutnya?


#Review:
Magma Entertainment kembali hadir dengan project film horror terbarunya berjudul TUMBAL DARAH (2025). Di film terbarunya ini, sutradara Charles Gozali berkolaborasi dengan Wahana Kreator dan juga Sinemaku Pictures untuk proses kreatif serta produksi film TUMBAL DARAH (2025). Aku berkesempatan untuk menonton film ini lebih dulu sebelum press screening dan gala premiere di Jogja NETPAC Asia Film Festival 2024 di Cinema XXI Empire, Yogyakarta pada Desember tahun lalu.
Untuk segi cerita, film TUMBAL DARAH (2025) sendiri memang tidak memberikan premis yang baru, yaitu tentang seorang wanita hamil yang dijadikan tumbal oleh sekelompok orang. Menariknya, ditangan Salman Aristo dan team dari Wahana Kreator, premis mainstream tersebut dibungkus dengan plot yang menyentil issue sosial sekaligus Pandemi CoVid-19 yang terjadi lima tahun yang lalu. Development story dari karakter Jefri dan Ella terasa sangat grounded yaitu pasutri muda yang kondisi finansial mereka mengkhawatirkan. Jefri yang berprofesi sebagai debt collector semakin sulit mendapat nasabah yang membayar ditengah pandemi. Sementara itu, Ella yang sedang hamil tua pun tak tinggal diam. Ia nekat ikut membantu mencari nafkah sebagai ojek online. Kritik sosial yang dihadirkan oleh Charles Gozali di film ini juga bisa dirasakan penonton dalam beberapa adegan. Salah satunya ketika Ella mengalami kecelakaan motor, tidak ada satupun warga yang berani menolong dengan alasan pandemi dan terlihat seolah-oleh memandang "kotor" kedua karakter utama tersebut. Hampir separuh awal film, plot cerita sangat menonjolkan elemen dramatis tanpa adanya unsur horror dari kedua pasutri yang berasal dari Ambon tersebut. Sekilas jadi mengingatkanku pada GLENN FREDLY THE MOVIE (2023) yang sama-sama dibintangi oleh Marthino Lio juga. Hahaha. Situasi kurang mengenakan muncul saat kedua karakter mencari rumah sakit yang mau menerima pasien tanpa harus melakukan serangkaian protokol kesehatan pandemi.
Unsur horror baru muncul ketika karakter Jefri dan Ella berada di klinik yang dikelola pasutri Iwan dan Sandra. Praktek tumbal yang dilakukan keduanya sukses bikin ngilu penonton ketika keduanya berusaha mempersembahkan Ella dan janinnya kepada iblis kembar yang ada di klinik. Moment lucu sekaligus pencair suasana saat situasi mencekam datang dengan cara yang tak terduga, lewat mitos orang timur kebal terhadap benda tajam. Jokes tersebut surprisingly mengundang tawa penonton. Ditambah lagi, tektokan dialog khas orang timur dari Jefri dan Ella yang tidak mempercayai hal-hal mistis juga semakin menambah kelucuan dari film ini. Seperti film-film Charles Gozali sebelumnya, di film TUMBAL DARAH (2025) juga menampilkan elemen action lewat survival Jefri dan Ella untuk secepatnya keluar dari klinik tersebut. Aksi baku hantam dan kejar-kejarannya asyik dan cukup berhasil memacu adrenaline penonton. Namun sayang, elemen horror yang disajikan film TUMBAL DARAH (2025) ini menurutku tidak works. Adegan horror nya cenderung membosankan. Kemunculan setan kembar berwujud bocil juga terasa aneh dan repetitif. Bahkan nasib tiga orang yang di klinik jadinya predictable saat mereka gagal menumbalkan Ella dan ibu hamil lainnya yang berhasil diselamatkan. Andai saja film ini menghilangkan elemen horror dan digantikan dengan full action survival pasti akan lebih baguus!
Overall, film TUMBAL DARAH (2025) cukup berhasil memberikan warna baru untuk filmography Charles Gozali sebagai sutradara spesialis horror action, meskipun elemen horrornya belum tampil memuaskan.


[7/10Bintang]

Thursday, 14 August 2025

[Review] La Tahzan Cinta, Dosa & Luka: Drama Perselingkuhan Menggegerkan Antara Suami Dengan ART!



#Description:
Title: La Tahzan: Cinta, Dosa & Luka (2025)
Casts: Marshanda, Deva Mahenra, Ariel Tatum, Rachel Mikhalya, Asri Welas, Benidictus Siregar, Patricia Gunawan, Reza Nangin, Ayu Dyah Pasha, Elmandsipasi, Rukman Rosadi, Elma Theana, Budi Ros, Arif Alfiansyah, Hafidz Weda
Director: Hanung Bramantyo
Studio: MD Pictures, Dapur Films, Baraka Pictures


#Synopsis:
Alina (Marshanda) dan Reza (Deva Mahenra) merupakan pasangan suami istri yang harmonis dan hidup serba berkecukupan. Alina disibukkan membangun usaha jasa titip atau jastip dan rutin pergi ke luar negeri untuk berbelanja pesanan pelanggannya. Sementara itu, Reza bekerja sebagai agen properti rumah. Karena sama-sama sibuk, Alina dan Reza berencana menambah asisten rumah tangga untuk mengurus anak kedua mereka, Malik yang masih bayi. Alina memilih untuk menambah ART saja ketimbang harus menambah beban kepada dua ART yang sudah bekerja di rumah yaitu Mbak Kartini (Asri Welas) dan Kang Karyo (Benedictus Siregar).
Setelah pulang dari Bangkok, Alina kedatangan ART baru yaitu Asih (Ariel Tatum) yang ia dapatkan dari yayasan penyalur. Alina langsung tertarik saat pertama kali melihat Asih karena bisa cepat beradaptasi dan dekat dengan Malik. Setelah itu, Asih diizinkan bisa langsung bekerja dan tinggal di rumah dengan menempati salah satu kamar ART yang masih kosong di lantai paling atas. Kehadiran ART baru di rumah Alina membuat Kartini dan Karyo sering berselisih. Kartini punya firasat buruk soal Asih yang dikhawatirkan akan merebut pekerjaan rumahnya. Sementara itu, Karyo justru senang dengan kehadiran Asih karena penampilannya cantik, berhijab dan juga berperilaku sopan.
Keesokan harinya, Asih ikut membantu Kartini menyiapkan hidangan sarapan. Jus yang dibuat oleh Asih dengan menggunakan madu ternyata disukai Reza, Alina dan anak pertama mereka, Rere (Rachel Mikhayla). Hal tersebut membuat Kartini makin kesal dan curiga jika Asih sedang berusaha cari perhatian kepada majikannya. Selain itu, Alina juga sangat berterima kasih kepada Asih karena sudah menyelamatkan Malik yang tidak sengaja menelan kancing saat ia sibuk mengurus jastip dengan para staff nya. Usai pulang kerja, Reza juga mengucapkan terima kasih pada Asih soal kejadian yang menimpa Malik. Malam harinya, Reza sedang asyik menonton pertandingan bola di ruang keluarga. Asih keluar dari dapur sambil membawakan jus untuk Reza. Saat menerima jus yang dibuatkan Asih, Reza terkejut karena bagian aurat Asih tak sengaja terlihat olehnya. Kejadian tersebut terus terbayang-bayang dalam pikiran Reza.
Waktu terus berlalu. Saat akhir pekan, Reza menepati janjinya untuk mengajak Alina, Rere dan Malik berliburan. Rere sangat senang karena sang ayah mengajaknya berliburan sambil melihat hewan kesukaannya yaitu Alpaca. Sebelum pergi ke kebun binatang, mereka menyewa kamar hotel yang cukup besar. Asih pun ikut diajak oleh Alina karena harus membantunya mengurus Malik. Namun sayang, sepanjang perjalanan menuju hotel, Asih mabuk darat. Saat tiba di hotel, Alina mengizinkan Asih untuk istirahat saja di kamar dan tidak ikut pergi ke kebun binatang. Ketika berjalan menuju parkiran, dompet Reza tertinggal di kamar. Ia pun naik ke atas untuk mengambil dompetnya. Saat masuk ke kamar, Reza menemukan Asih yang pingsan di depan pintu kamar mandi. Reza pun langsung memindahkan Asih ke kasurnya.
Sepulang dari liburan, Reza terus memikirkan Asih. Tak hanya itu saja, sosok Asih sampai terbawa ke dalam mimpinya Reza. Hingga suatu ketika, saat Alina sedang menghadiri undangan kajian dan Rere di sekolah, Asih nekat mendekati Reza dan menciumnya ketika sedang berada di kamar Malik. Sejak saat itu, Reza semakin terpancing melampiaskan nafsunya kepada Asih. Setiap ada kesempatan untuk berdua, mereka sering bermesraan dan melakukan hubungan seksual. Bahkan Reza nekat melakukan hal tersebut di rumah-rumah yang ia iklankan untuk dijual.
Seiring berjalannya waktu, perselingkuhan yang dilakukan Reza dan Asih mulai tercium oleh ART lain. Kartini semakin rewel dan menaruh curiga terhadap Asih setelah beberapa kali melihat Reza lebih sering berada di rumah ketika Alina sedang di luar. Asih pun tak tinggal diam. Ia berusaha bersikap setenang mungkin agar tidak lagi menimbulkan kecurigaan dari Kartini. Sementara itu, Karyo yang selesai belanja bulanan tak sengaja melihat Asih dijemput oleh mobilnya Reza. Ia pun langsung mengikuti mobil tersebut yang menuju ke sebuah rumah. Karena penasaran, Karyo pun akhirnya memergoki Reza dan Asih sedang bermesraan. Ia langsung merekamnya untuk keperluan bukti yang nantinya akan ia berikan pada Alina.
Malam harinya, Karyo langsung menginterogasi Asih dan memperlihatkan video rekaman tersebut. Tanpa rasa bersalah, Asih malah menghapusnya dan pergi begitu saja. Keesokan harinya, Karyo difitnah telah mencuri barang pribadi milik Alina dan juga Asih. Kejadian tersebut membuat Alina dan juga Reza sangat marah dan langsung memecat Karyo. Kini, ART yang tersisa di rumah hanya Asih saja. Otomatis, waktu berduaan antara Asih dengan Reza semakin banyak karena Alina semakin sibuk di luar dan akan pergi ke Dubai untuk belanja jastip dalam waktu dekat. Asih dan Reza bahkan sering bermesraan di hadapan Malik secara langsung.
Waktu terus berlalu. Rere pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Tiba di rumah, ia memergoki sang ayah baru saja keluar dari kamar Asih dengan hanya mengenakan singlet dan boxer saja. Saat makan malam, Rere langsung menceritakan hal itu pada ibunya. Alina kaget saat sang anak berbicara soal ayahnya itu. Reza mengelak dan beralasan jika ia sedang mencari setrika di kamar Kartini bukan dari kamarnya Asih. Saat Alina menanyakan pada Asih pun, Asih tidak tahu menahu soal kejadian tersebut. Bagaimana nasib rumah tangga Alina dan Reza selanjutnya? Apakah perselingkuhan yang dilakukan Reza dengan Asih akan terbongkar?


#Review:
Rumah produksi MD Pictures kembali hadir dengan project film drama terbarunya yang berjudul LA TAHZAN: CINTA, DOSA & LUKA (2025). Film ini diadaptasi (lagi) dari salah satu konten di akun @Elizasifaa yang viral TikTok tahun 2023 lalu setelah cerita IPAR ADALAH MAUT (2024), yang sama-sama diangkat ke layar lebar oleh MD Pictures dan juga sang sutradara, Hanung Bramantyo.


Untuk segi cerita, film LA TAHZAN (2025) ini tak berbeda jauh dengan film-film bertema perselingkuhan atau perpelakoran pada umumnya, tentang bahtera rumah tangga harmonis yang tiba-tiba diuji oleh kedatangan orang ketiga. Sosok wanita idaman lain kali ini bukanlah adik atau kakak kandung dari sang istri atau rekan kerja, melainkan ART yang bekerja di rumah mereka sendiri. Meskipun terasa klise dan sangat FTV banget, kolaborasi antara Hanung Bramantyo dan Hanan Novianti selaku penulis naskah film LA TAHZAN (2025) menyajikan intensitas perselingkuhan yang menurutku sangat wild dan mendobrak batas toleransi yang bisa penonton maklumi hahaha. Setiap karakter Reza dan Asih bermesraan khususnya saat latar tempat kamar ANAK KANDUNGNYA SENDIRI, penonton langsung refleks mengucap istighfar tiada henti. Porsi cerita yang fokus dan menampilkan perselingkuhan antara Reza dengan Asih di sini menurutku terlalu banyak. Di satu sisi, keputusan tersebut pasti berhasil menciptakan keriuhan dan sumpah serapah dari penonton, tapi di sisi lain porsi cerita untuk pengembangan cerita dari Alina dengan jastip nya dan karakter-karakter pendukung lainnya jadi tenggelam begitu saja. Karakter tetangga yang dimainkan Reza Nangin dan Patricia Gouw serta bestie Alina yang diperankan konten kreator Elmandsipasi jadi sebatas comic relief semata. Andai saja ketiga karakter tersebut mendapat sedikit eskplorasi seperti yang dilakukan terhadap karakter ART Kartini dan Karyo pasti akan menciptakan banyak moment emosional, khususnya saat memasuki babak akhir film. Kehadiran dua ART yang diperankan Asri Welas dan Benidictus Siregar dalam film ini surprisingly menjadi most valuable person dalam rumah tangga Alina dengan Reza. Pendalaman cerita kedua karakter tersebut jadi saksi kunci perselingkuhan sebetulnya bagus, namun saat film ini akhirnya reveal affair yang dilakukan Reza dengan Asih, menurutku eksekusinya tidak se-memorable film IPAR ADALAH MAUT (2024), terlepas dari betapa dahsyatnya emosi yang dikeluarkan oleh Marshanda sebagai Alina ketika adegan itu dimunculkan.


Hal mengejutkan sudah pasti akan terjadi dalam film-film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Di film LA TAHZAN (2025) ini, banting setir genre secara ekstrim kembali terjadi setelah sebelumnya sudah ia lakukan di film RAHASIA RASA (2025) dan GOWOK (2025). Siapa sangka, unsur mistis dan ilmu hitam tentang pelet tiba-tiba muncul lengkap dengan ritual ruqyah, perburuan benda-benda pengirim pelet hingga dukun. Eksekusi elemen mistis yang dihadirkan pun menurutku serba nanggung dan tergesa-gesa karena keterbatasan durasi sekaligus menjelaskan motivasi dari karakter Asih itu sendiri. Meskipun demikian, keputusan Hanung Bramantyo yang menggabungkan antara drama rumah tangga perselingkuhan dengan elemen mistis tentang pelet ini jadi keunikan tersendiri untuk filmography beliau, meskipun hal tersebut sudah dilakukan oleh film SIHIR PELAKOR (2025).


Untuk jajaran pemain, penampilan Marshanda yang memerankan Alina berhasil menampilkan range emosional yang memukau khususnya di babak akhir film. Chemistry yang paling mencuri perhatian justru datang dari dua karakter antagonis yaitu Deva Mahenra dan Ariel Tatum. Keduanya berhasil membangun hubungan terlarang yang penuh gairah, mendobrak batas toleransi dan lebih profesional dibandingkan film pelakor Deva Mahenra sebelumnya. Saat plot memasuki elemen mistis pun, aksi Ariel Tatum yang bengis berhasil meningkatkan tingkat emosi penonton. Jangan sampai terlewatkan dua credit scene yang jadi pembeda paling signifikan dari versi TikTok, atau mungkin saja bisa menjadi bahan untuk sekuelnya nanti di kemudian hari.


[7.5/10Bintang]

Monday, 11 August 2025

[Review] Panggil Aku Ayah: Cerita Lucu dan Haru Dari Debt Collector Yang Membesarkan Seorang Anak!


#Description:
Title: Panggil Aku Ayah (2025)
Casts: Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, Myesha Lin, Tissa Biani, Sita Nursanti, Sebryan Yosvien, Totos Rasiti, Joe P. Project, Guzman Sige, Venytha Yoshiantini, Hetty Reksoprodjo, Yeyen Lidya
Director: Benni Setiawan
Studio: Visinema Studios, CJ Enm, Legacy Pictures, CBI Pictures, Anami Films, Indopicture Studio


#Synopsis:
Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan sepupunya, Tatang (Boris Bokir) bekerja sebagai debt collector untuk bosnya, Pak Marjono (Totos Rasiti). Setiap hari, mereka berdua menagih ke nasabah-nasabah yang sudah lama menunggak. Salah satunya yaitu Ibu Rossa (Sita Nursanti) yang sudah lama tidak membayar cicilan usai bercerai dengan sang suami. Rossa kini hidup berdua bersama anak perempuan kesayangannya, Intan Gemilang (Myesha Lin). Saat tak sengaja bertemu dengan Dedi dan Tatang di jalan, Ibu Rossa berusaha meminta tambahan waktu untuk melunasi hutangnya. Karena janji tak pernah ditepati, Tatang inisiatif membawa Intan sebagai jaminan dengan harapan Ibu Rossa bisa lebih cepat membayar hutangnya jika sang anak dibawa oleh mereka berdua.



Sepanjang jalan menuju kantor, Intan terus menangis karena dijauhkan dengan ibunya. Pak Marjono pun dibuat kesal karena Dedi dan Tatang malah membawa anak kecil. Setelah selesai jam kerja, mereka terpaksa membawa Intan ke rumah. Setibanya di rumah, Intan kembali nangis kencang. Dedi pun memaksa Tatang untuk menghubungi Ibu Rossa supaya Intan segera dijemput. Mendengar akan dikembalikan ke ibunya membuat Intan senang. Ia pun mulai mengikuti permintaan Dedi untuk makan, mandi dan yang lainnya.


Malam harinya, Ibu Rossa datang ke rumah Dedi. Intan sangat senang dan langsung siap-siap pulang bersama dengan sang ibu. Namun kebahagiaan itu seketika sirna. Ibu Rossa malah pergi meninggalkan sebuah surat yang isinya meminta izin pada Dedi dan Tatang untuk merawat Intan selama satu minggu. Setelah itu, saudara dari Ibu Rossa yaitu Yana (Joe P. Project) akan menjemput Intan. Ibu Rossa terpaksa menitipkan sementara Intan karena ia pergi ke Jakarta untuk daftar sebagai TKI ke luar negeri.
Dedi dan Tatang berusaha semaksimal mungkin menjaga Intan sampai dijemput oleh Yana. Selama satu minggu itu, Intan mulai terbiasa tinggal bersama Dedi dan Tatang. Bahkan sesekali Intan sering diajak bekerja untuk menagih hutang ke nasabah. Perlahan tapi pasti, tumbuh perasaan sayang sebagai seorang bapak dari dalam diri Dedi kepada Intan. Hubungan mereka bertiga pun semakin dekat satu sama lain.
Setelah satu minggu, tibalah Dedi harus mengantarkan Intan bertemu dengan pamannya, Yana yang sudah menunggu di terminal. Sebelum pergi, Dedi selalu memberikan pesan dan nomor telepon rumah pada Intan untuk mengabari dirinya jika sudah sampai di rumahnya Yana. Sejak perginya Intan dari rumah, situasi menjadi beda. Dedi merasa ada yang hilang dan hampa. Tatang merasa aneh melihat sikap Dedi yang tak biasa itu.


Hari demi hari terus berlalu. Dedi berusaha menghubungi nomor telepon Yana namun tak pernah bisa. Hingga suatu ketika, dering telepon masuk. Ketika diangkat, terdengar suara Intan yang menangis dan ingin segera dijemput. Dedi dan Tatang langsung bergegas pergi menuju tempat sesuai petunjuk yang diberikan Intan. Tiba di sana, mereka terkejut ternyata Intan dijual oleh Yana ke tempat prostisusi berkedok karaoke milik Mami Dewi (Yeyen Lidya). Dedi langsung mengambil Intan dan melempar semua uang pemberian Yana kepadanya. Setibanya di rumah. Dedi dan Tatang kemudian berkomitmen untuk merawat Intan. Mereka memutuskan resign sebagai debt collector dan membangun usaha service elektronik di rumah. Dedi ingin menjadi sosok orang tua pengganti yang baik bagi Intan. Selain itu, Dedi juga menyekolahkan Intan agar tumbuh menjadi anak pintar dan bisa mengejar cita-citanya sebagai seorang Dokter.


Seiring berjalannya waktu, Intan (Tissa Biani) tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik dan juga pintar. Saat lulus SMA, Intan mendapat ranking pertama di kelasnya. Atas prestasinya itu, Dedi dan Tatang memberikan kado handphone untuk Intan. Setelah lulus dengan nilai tinggi, Intan melanjutkan pendidikan kuliah kedokteran sesuai dengan mimpinya sedari kecil. Dedi dan Tatang selalu memberikan dukungan apa yang dicita-citakan Intan termasuk ingin bertemu dengan ibunya yang sudah lama berpisah.


Suatu hari, Dedi mendapat kiriman surat dari kerabat Ibu Rossa yaitu Ibu Tanti (Hertati Heksoprodjo) yang mengabarkan jika Ibu Rossa sudah kembali ke Indonesia usai ditelantarkan oleh majikannya. Dedi dan Tatang beserta Intan langsung pergi menemuinya. Tiba di rumah, Ibu Tanti menjelaskan jika selama ini Ibu Rossa tak bisa pulang ke Indonesia karena masuk jalur TKI ilegal. Selain itu, Ibu Rossa juga mendapat perlakuan buruk dari majikannya hingga tak bisa lagi beraktifitas seperti biasa. Melihat kondisi sang ibu yang tak berdaya membuat Intan sangat sedih dan patah hati. Ibu Rossa merasa lega akhirnya bisa melihat sang anak meskipun tindakannya di masa lalu sangatlah salah terhadap Intan. Ibu Rossa meminta maaf pada Intan karena sudah belasan tahun meninggalkan dirinya tanpa kabar sama sekali. Tak lama setelah itu, kondisi fisik Ibu Rossa semakin lemah dan akhirnya meninggal dunia.
Kepergian Ibu Rossa itu ternyata menyimpan satu rahasia perihal ayahnya Intan yang ternyata masih hidup. Sebelum meninggal, Ibu Rossa meminta Dedi untuk mempertemukan Intan dengan ayahnya yang selama ini memang mencarinya. Mendengar hal tersebut membuat Intan kecewa terhadap sang ayah karena tiba-tiba saja muncul saat ia sudah dewasa. Mendengar Intan yang diizinkan bertemu dengan ayah kandungnya membuat Tatang kesal pada Dedi, karena menurutnya yang pantas sebagai ayah dari Intan adalah Dedi bukanlah ayah kandungnya. Bagaimana cerita selanjutnya?


#Synopsis:
Rumah produksi Visinema Studios kembali hadir dengan project film drama keluarga terbarunya yang berjudul PANGGIL AKU AYAH (2025). Film ini merupakan adaptasi resmi dari film box office hit asal Korea Selatan berjudul PAWN (2020) yang dirilis saat Pandemi CoVid-19 lalu. Benni Setiawan terpilih sebagai sutradara untuk project film ini.


Untuk segi cerita, film PANGGIL AKU AYAH (2025) memang tidak berbeda jauh dengan versi aslinya. Beberapa adegan ikonik dan tearjerker menurutku berhasil di recreate ulang oleh sang sutradara. Yang menjadi daya tarik di sini yaitu penerapan culture Indonesia khususnya budaya Sunda nya sangat kental dan konsisten dari awal sampai film selesai. Selain itu, bodor-bodor Sunda yang disajikan film ini selalu berhasil memancing tawa penonton. Visinema memang semakin terasah nih untuk urusan jokes-jokes khas Sunda setelah teruji lewat semesta KELUARGA CEMARA versi film maupun drama musikalnya. Film PANGGIL AKU AYAH (2025) juga diperkuat berkat chemistry yang terjalin di antara para karakter. Dinamika hubungan antara Dedi dan Tatang sebagai saudara sekaligus rekan kerja cukup related dengan kondisi masyarakat saat ini yang terpaksa bekerja apa saja demi bertahan hidup. Kemunculan singkat tentang Ibu Rossa dan Intan yang menyukai lagu Tegar milik penyanyi Rossa sebetulnya bisa banget dikembangkan lebih mendalam. Ditambah lagi Tissa Biani dan Sita Nursanti me-recycle lagunya juga jadi soundtrack. Plot film lebih memilih untuk menambah dramatisasi terutama saat menjelang akhir film. Andai saja film ini selesai saat Intan akhirnya memanggil Dedi dengan sebutan ayah, sudah ngena dan lebih memorable menurutku.


Untuk jajaran pemain, Ringgo Agus Rahman dan Boris Bokir adalah kombinasi segar yang bikin lucu sekaligus haru. Ketulusan mereka berdua terpancar kuat selama merawat dan juga membesarkan Intan. Moment melamun dan penuh beban pikiran dari karakter Dedi juga sangat believable. Penampilan gemilang selanjutnya datang dari estafet antara Myesha Lin dan Tissa Biani. Keduanya berhasil menghidupkan karakter Intan dengan sangat baik dan effortless. Moment sedih, haru, lucu dan bahagianya bisa dengan mudah dirasakan penonton. Penampilan Sita Nursanti juga semakin menambah sisi emosional penonton. Rasa bersalah, kecewa dan sedih dari karakter Ibu Rossa tersampaikan dengan baik olehnya.
Yang paling aku suka dari project-project film produksi Visinema yaitu scoring musik dan lagu yang disajikan selalu baguus! Musik karya Ifa Fachir lagi selalu berhasil mengalun indah, bikin tenang dan tak sadar tiba-tiba saja meneteskan air mata. So magical! Recycle lagu Tegar yang dibawakan Tissa Biani dan Sita Nursanti juga semakin memperlengkap kehangatan film ini. Overall, film PANGGIL AKU AYAH (2025) terbilang sukses melakukan remake film Korea Selatan dengan menerapkan culture budaya Indonesia tanpa harus menghilangkan nyawa utama dari film aslinya.


[8.5/10Bintang]

Saturday, 9 August 2025

[Review] Tinggal Meninggal: Kelucuan Si Pendiam Yang Ingin Berinteraksi Dengan Teman-Temannya!



#Description:
Title: Tinggal Meninggal (2025)
Casts: Omara Esteghlal, Nirina Zubir, Jared Ali, Gilbert Pattiruhu, Mawar Eva De Jongh, Muhadkly Acho, Mario Caesar, Ardit Erwandha, Shindy Huang, Nada Novia Putri, Arief Didu, Yono Bakrie
Director: Kristo Immanuel
Studio: Imajinari Pictures, Jagartha, Trinity, Legacy Pictures


#Synopsis:
Gema (Omara Esteghlal) dikenal sebagai sosok yang pendiam, jarang bergaul dan sering terlihat berbicara sendirian. Hal tersebut sudah dirasakan Gema (Jared Ali) sejak duduk di bangku sekolah. Karena sering terlihat asyik sendiri dengan dunianya, tak jarang ia mendapatkan bullying dari para siswa di kelas. Di usia dewasa, Omara tinggal sendirian di rumah peninggalan ayahnya, Indra (Gilbert Pattiruhu) yang dikenal sebagai seorang motivator bisnis MLM. Sementara itu, sang ibu yaitu Ayu (Nirina Zubir) sibuk pacaran dengan pria-pria muda setelah resmi bercerai dengan Indra.



Bertahun-tahun Gema hidup sendirian karena orang tuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Selama ini, Gema mempunyai daftar keinginan sederhana yang ingin dilakukan bersama ayah dan ibunya, namun terasa sulit untuk diwujudkan. Daftar keinginan tersebut semakin mustahil dilakukan setelah Gema mendapat kabar kematian sang ayah yang terkena serangan jantung. Di satu sisi, kepergian ayahnya itu tak sepenuhnya membuat Gema ataupun Ayu bersedih karena mereka bertiga sudah lama berpisah.
Kabar duka kepergian ayahnya Gema membuat rekan kerja satu divisi di kantornya Gema ikut berbelasungkawa. Karena tak ingin melihat Gema bersedih dan dirundung duka, Kerin (Mawar Eva De Jongh), Ilham (Ardit Erwandha), Danu (Caesar Mario), Adriana (Shindy Huang), Naya (Nada Novia Putri) dan atasannya, Pak Cokro (Muhadkly Acho) akan selalu ada dan menghibur Gema setiap saat. Rasa peduli dan perhatian yang diberikan rekan-rekan kerjanya itu membuat Gema bahagia, karena selama ini dirinya tak pernah mendapatkan hal tersebut dari siapapun. Selama berhari-hari Kerin dan yang lainnya terus memberikan perhatian pada Gema. Semua keinginan Gema mulai dari makan siang bersama di tempat favoritnya, sering diajak ngobrol dan sesekali mendapat rangkulan membuat perasaan Gema semakin bahagia.


Seminggu telah berlalu. Gema yang berharap masih mendapat perhatian yang sama dari rekan kerjanya, mendadak jadi canggung karena mereka tak lagi seperti yang diharapkan. Kerin, Ilham, Danu, Adriana, Naya dan Pak Cokro disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Gema inisiatif mengajak makan siang di tempat yang sama namun Kerin dan yang lainnya menolak dengan alasan bosan. Gema merasakan kesepian lagi dan menganggap semua teman-teman di kantornya tak peduli lagi pada dirinya.
Sepulang dari kantor, Gema merasa cemas dan juga panik karena ia tidak ingin lagi merasa kesepian. Usai berpikir keras sambil ngobrol dengan dirinya sendiri, Gema punya ide diluar nalar agar rekan-rekan di kantornya kembali peduli kepadanya. Gema nekat berbohong soal kematian kakek dan neneknya yang sudah lama meninggal. Kabar duka tersebut langsung disambut penuh belasungkawa oleh Kerin, Pak Cokro, Ilham, Adriana dan Naya. Sementara itu, Danu yang punya hobi flexing liburan merasa curiga dengan kabar duka Gema tersebut.


Seiring berjalannya waktu, Kerin dan yang lainnya beraktifitas seperti biasa dengan kesibukan mereka masing-masing. Gema kembali merasa kesepian dan semakin terobsesi ingin mendapat atensi dan rasa peduli dari rekan-rekannya itu. Ia beranggapan jika hal tersebut merupakan satu-satunya cara agar dirinya bisa dekat dengan rekan kerjanya. Gema menyusun rencana kabar kematian ibunya yang kebetulan bertepatan dengan berita kecelakaan pesawat udara. Seketika satu kantor dibuat heboh ketika Gema mengabarkan jika ibunya jadi salah satu penumpang di pesawat yang kecelakaan itu. Pak Cokro pun memberikan cuti berduka selama beberapa hari untuk Gema agar bisa fokus mencari informasi tentang tragedi tersebut.


Selama cuti, Gema berdiam di rumah dan memikirkan rencana selanjutnya. Tak lama setelah itu, Ayu tiba-tiba datang ke rumah. Gema sudah yakin jika maksud kedatangan ibunya itu hanya untuk minta uang saja. Karena takut ketahuan, Gema meminta ibunya untuk tak lagi datang ke rumah. Ia juga berjanji akan rutin mengirimkan uang jika mengikuti permintaannya itu. Di sisi lain, Danu merasa semakin janggal dengan kabar duka yang bertubi-tubi menghampiri Gema. Saat dirinya mengecek daftar manifest penumpang pesawat kecelakaan melalui portal berita, terdapat beberapa nama yang sama dengan nama ibunya Gema. Danu semakin tak pantang menyerah. Disela-sela kesibukannya dalam bekerja, Ia menelusuri sosial media Gema untuk mencari bukti agar semua dugannya benar. Akankah semua kebohongan Gema terbongkar?



#Review:
Rumah produksi Imajinari Pictures kembali hadir sebagai wadah bagi orang-orang berbakat untuk melakukan debut jadi sutradara film layar lebar. Setelah Arie Kriting dan Meira Anastasia, kali ini giliran aktor sekaligus komika Kristo Immanuel yang siap merilis film pertamanya yang berjudul TINGGAL MENINGGAL (2025). Film ini menjadi debut bagi Kristo sebagai sutradara sekaligus penulis cerita, bersama dengan sang istri, Jessic Tjiu.


Aku berkesempatan hadir pada press screening dan press conference film TINGGAL MENINGGAL (2025) yang sukses digelar pada Rabu, 7 Agustus kemarin di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Ada hal menarik yang dilakukan Imajinari selama sesi press conference. Biasanya kan para penonton atau rekan-rekan media yang bertanya, kali ini para pemain dan produser Imajinari yaitu Ernest Prakasa dan Dipa Andika melakukan hal sebaliknya. Konsep eksperimental tersebut cukup efektif menghadirkan perspektif baru karena penonton diberi kebebasan untuk memberikan ulasan, kesan dan pesan sesuai yang mereka rasakan setelah menonton film ini. Saat sesi tanya jawab, Kristo Immanuel mengungkapkan ide film TINGGAL MENINGGAL (2025) sudah ada sejak tahun 2023 lalu. Selama proses produksi mulai dari penggarapan skenario, reading sampai proses syuting selesai, Imajinari dan tim produksi film sudah melakukan 3-4 kali revisi untuk pemilihan salah satu bagian penting dalam film ini. Langkah tersebut dilakukan agar ketika filmnya tayang di bioskop, dapat diterima secara general dan universal. Sambil bercanda, produser tak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti film TINGGAL MENINGGAL (2025) akan rilis versi Director's Cut untuk ditayangkan secara terbatas baik itu untuk komersil maupun diikutsertakan ke festival film.


Untuk segi cerita, film TINGGAL MENINGGAL (2025) ini mengikuti keseharian seorang introvert yang kurang pergaulan bernama Gema. Menariknya, Kristo Immanuel menggunakan teknik breaking the 4th wall untuk memvisualkan "dunia" Gema saat ia sedang asyik sendiri dengan dunianya. Eksekusi teknik tersebut surprisingly memecah tawa penonton! Definisi menertawakan "keanehan" orang lain in a good way! Hahaha. Meskipun penuh canda tawa, film TINGGAL MENINGGAL (2025) ternyata mempunyai plot yang menurutku cukup "kelam" lewat beberapa subplot yang mengangkat issue perihal dampak psikologis dari perceraian orang tua terhadap anak, fenomena validasi hingga sikap obsesi level ekstrim demi mendapat atensi. Subplot tentang validasi dan haus akan atensi mungkin bisa kita temukan dengan mudah di sosial media saat ini yang pasti ada aja tipikal manusia seperti itu, meskipun levelnya tidak seekstrim di film TINGGAL MENINGGAL (2025) ini. Saat kebohongan demi kebohongan semakin membesar, aku kira Kristo Immanuel akan membongkarnya dengan cara bombastis atau dramatis, tapi ternyata dugaanku salah besar! Konflik penyelesaian yang terjadi di film ini terasa lebih dewasa, simple dan terasa sangat menggunakan hati ketika menulisnya. Menariknya lagi, Kristo dan sang istri menampilkan adegan heartwarming dari pov Gema terhadap rekan-rekan kantornya.
Untuk jajaran pemain, Imajinari dan orang-orang di belakangnya makin kesini makin konsisten menghadirkan banyak karakter di setiap film yang sangat potensial untuk dikembangkan di masa depan. Kali ini giliran geng kerja nya Gema. Mereka semua yaitu Mawar Eva, Ardit Erwandha, Muhadkly Acho, Nada Novia dan Caesar Mario benar-benar saling melengkapi satu sama lain dengan keunikan dan signature nya masing-masing. Tidak menutup kemungkinan jika film TINGGAL MENINGGAL (2025) ini sukses besar, bisa saja hadir sekuel atau spin-off series tentang geng kerja nya Gema. Aamiin! Applause paling meriah tentunya harus diberikan kepada Omara Esteghalal. Karakter Gema dan ____ ditaklukan sangat effortless olehnya. Permainan ekspresi, gaya bahasa, gesture, kepanikan saat anxiety menyerangnya amat memukau. Aku sampai speechless setiap Gema beradu pendapat dengan Gema kecil yang ada di bingkai foto. Kepanikan, stressfull hingga emosi yang meledak-ledaknya sangat bagus dan tetap terkontrol. Aku sangat yakin jika peran Gema ini bisa menghantarkan Omara Esteghlal kembali masuk nominasi di berbagai festival film bergengsi. Penampilan Nirina Zubir di film TINGGAL MENINGGAL (2025) cukup mengejutkan jadi karakter yang potensial jadi public enemy seperti "partner" nya, Ringgo Agus Rahman di film 1 KAKAK 7 PONAKAN (2025) hahaha.


Untuk urusan visual, film TINGGAL MENINGGAL (2025) terasa makin colorful berkat tata artistik dan wardrobe nya yang merepresentasikan kantor agensi kreatif. Selain itu, Kristo Immanuel turut memvisualisasikan istilah feels like butterfly in the stomach yang identik dengan perasaan jatuh cinta namun ia ganti hewannya dengan moth atau ngengat. Makna penggunaan hewan ngengat juga sangat menarik karena menurut Kristo, ngengat identik sebagai simbol kematian yang dimana sesuai sama judul film ini. Overall, film TINGGAL MENINGGAL (2025) dengan mudah bisa dinobatkan sebagai salah satu film Indonesia terbaik di tahun ini. Debut yang terlalu berlebihan in very good way dari Kristo Immanuel sebagai sutradara dan penulis skenario. So inspirational!


[9.5/10Bintang]