Saturday 26 October 2024

[Review] Perewangan: Dampak Mengerikan Dari Bisnis Yang Menggunakan Penglaris!

 


#Description:
Title: Perewangan (2024)
Casts: Davina Karamoy, Ully Triani, Dian Sidik, Beby Evelyn, Shanty, Randy Danistha, Eduwart Manalu, Septian Dwi Cahyo, Restu Triandy, Syifa Aulia
Director: Awi Suryadi
Studio: MD Pctures, Pichouse Films


#Synopsis:
Usaha restoran ayam goreng yang dikelola Ibu Sudarsih (Ully Triani) dan suaminya, Taryadi (Dian Sidik) berkembang pesat serta laris manis didatangi para pengunjung. Mereka sangat menikmati hidangan ayam goreng beserta sambal yang dibuat langsung oleh Sudarsih tersebut. Namun ternyata, dibalik kesuksesan restoran tersebut, Sudarsih melakukan ritual meminta bantuan kepada iblis atau yang dikenal dengan sebutan perewangan. Selama bertahun-tahun, usaha restorannya selalu ramai pengunjung dan mendapat keuntungan yang besar setiap tahunnya. Kondisi perekonomian keluarga Sudarsih dan Taryadi jadi serba berkecukupan bersama kedua anak perempuan mereka yaitu Maya (Davina Karamoy) dan Wulan (Beby Evelyn).
Hingga suatu hari, Sudarsih menolak permintaan iblis perewangan yang menginginkan tumbal suaminya sendiri. Akibatnya, ia jatuh sakit dan koma selama berbulan-bulan. Taryadi pun masuk ke penjara karena dituduh sebagai penyebab istrinya koma. Usaha restoran ayam goreng terpaksa ditutup karena kondisi kesehatan Sudarsih terus menurun. Maya dan Wulan terpaksa menjual sebagian peralatan restoran yang ada di belakang rumah untuk biaya perawatan sang ibu
Selama merawat ibunya, Maya dan Wulan turut dibantu oleh paman mereka yaitu Roni (Septian Dwi Cahyo) yang bekerja di klinik. Saat Roni melihat kondisi kakaknya yang koma, ia merasakan aura mengerikan dan meminta kedua keponakannya untuk berhati-hati Setelah beberapa tahun menjalani hukuman, Taryadi akhirnya bebas dari penjara dan ia langsung pulang untuk menemui istri dan kedua anaknya.
Tiba di rumah, Maya dan Wulan sangat senang akhirnya bisa berkumpul lagi dengan ayah mereka setelah sekian lama terpisah. Namun saat mereka menghabiskan makan malam bersama, Taryadi belum sepenuhnya menyadari jika kondisi Sudarsih masih koma. Ia selalu berhalusinasi jika istrinya itu masih sehat seperti dulu. Maya sangat sedih melihat kedua orangtuanya kini dalam keadaan yang tidak stabil. Hingga akhirnya, Maya dan Wulan dibuat terkejut usai Taryadi mengalami kerasukan dan bunuh diri dengan cara yang tragis.
Kematian Taryadi membuat ketiga adik dari Sudarsih yaitu Sumarni (Shanty), Bambang (Eduwart Manalu) dan Sucipto (Randy Danistha) datang ke rumah Maya untuk melayat. Maksud kedatangan mereka bertiga ingin membicarakan perihal kondisi Sudarsih kepada Maya dan rencana untuk menjual rumah warisan dari orangtua mereka. Namun sayang, Maya menolak dengan tegas semua keinginan mereka. Maya akan tetap tinggal bersama sang ibu dan adiknya di rumah tersebut.
Waktu terus berlalu, kondisi Sudarsih terus memburuk. Perubahan fisik dari sang ibu pun mulai terlihat oleh Maya dan juga Wulan. Selain itu, mereka berdua juga semakin sering mengalami hal-hal aneh selama berada di rumah. Karena tak ingin keponakannya menjadi korban, Roni meminta Maya dan Wulan untuk membersihkan tubuh ibu mereka dengan menggunakan air dari pantai selatan. Roni berharap, cara tersebut bisa mengurangi dampak kekuatan iblis yang semakin menguasai tubuh Sudarsih.
Berbagai upaya yang dilakukan Maya dan Wulan selalu gagal. Mereka pun menemukan sebuah fakta mengerikan yang selama ini ditutupi oleh keturunan keluarga ibu mereka. Sumarni terpaksa memberi tahu keponakannya karena ia sangat ketakutan akan menjadi korban selanjutnya dari iblis perewangan yang selama ini membantu Sudarsih karena iblis tersebut akan terus menghabisi keluarga Sudarsih sampai tujuh turunan. Akankah Maya dan Wulan berakhir tragis?


#Review:
Menyambut akhir Oktober yang identik dengan nuansa Halloween, rumah produksi MD Pictures merilis film horror terbaru yang lagi dan lagi adaptasi dari Thread X viral. Kali ini, Thread X yang diposting oleh JeroPoint berjudul PEREWANGAN di tahun 2023 lalu diangkat jadi film layar lebar dengan Awi Suryadi sebagai sutradara.


Untuk segi cerita, plot yang dihadirkan oleh film PEREWANGAN (2024) tidaklah memberikan sesuatu yang baru. Formula cerita tentang bersekutu dengan iblis agar usaha laris dan berujung menjadi tumbal sudah banyak sekali kita temukan dalam film-film horror Indonesia, bahkan di tahun ini saja formula cerita yang sama persis dapat kita temukan di film MENJELANG AJAL (2024) yang dibintangi Shareefa Daanish. Sutradara dan tim penulis yaitu Baskoro Adi serta Andri Cahyadi terasa kebingungan untuk membangun narasi dari awal sampai akhir film. Tak sedikit adegan repetitif dilakukan disepanjang durasi film. Terror demi terror yang dialami oleh karakter Maya dan Wulan juga tidak ada yang membuatku terkesan. Bahkan di tengah film, aku merasa bosan dan mengantuk karena elemen horror yang menghantui Maya dan Wulan benar-benar membosankan. Reveal misteri keluarga Sudarsih pun tidak terlalu menarik karena semuanya sudah terprediksi dengan mudah oleh penonton. Melimpahnya karakter keluarga Sudarsih seharusnya bisa lebih dieksplor dan bisa juga dijadikan plot twist tersendiri agar sedikit berbeda dengan versi Thread X nya. Atmosfer mencekam cukup konsisten bisa dirasakan penonton berkat tata artistiknya yang beneran gelap gulita tanpa bantuan lightning saat adegan-adegan di malam hari. Pergerakan kamera pun entahlah terasa biasa banget. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang sudah Awi Suryadi lakukan di film horror sebelumnya seperti POCONG GUNDUL (2023) dan FIRST LOVE (2024).
Untuk jajaran pemain, debut Davina Karamoy sebagai pemeran utama dalam film bergenre horror pun sayang sekali tidak terlalu mengesankan. Potensi dari Davina dan para pemain pendukung lain seperti Shanty, Randy Danistha hingga Andy Rif pun terasa disia-siakan oleh film PEREWANGAN (2024). Untungnya, penampilan Ully Triani saat mengalami koma dan kerasukan dengan warna hijau yang sekilas mengingatkanku akan She-Hulk masih bisa menebar kengerian untuk penonton.
Overall, memang tak semua Thread X viral itu layak untuk diangkat menjadi film layar lebar. Terkadang, cukuplah menjadi utas saja di sosial media, karena pola thread-thread X yang bergenre horror terasa serupa tapi tak sama.


[6/10Bintang]

Monday 21 October 2024

[Review] My Annoying Brother: Drama Kakak Beradik Pria Bikin Kesal Tapi Mengharukan!



#Description:
Title: My Annoying Brother (2024)
Casts: Vino G. Bastian, Angga Yunanda, Caitlin Halderman, Kristo Immanuel
Director: Dinna Jasanti
Studio: Lifelike Pictures, Base Entertainment, CJ Enm


#Synopsis:
Kemal Solihin (Angga Yunanda) merupakan atlet olahraga judo yang sedang bersiap untuk bertanding di olimpiade luar negeri. Berbagai persiapan dan latihan intens sudah ia lakukan. Kemal dan pelatihnya, Amanda (Caitlin Halderman) sangat optimis bisa mendapatkan medali emas di tahun ini. Babak penyisihan dan semi final berhasil ditaklukan oleh Kemal. Namun sayang, saat Kemal masuk babak grand final, ia mengalami insiden saat bertarung dengan lawannya. Kemal yang dibanting cukup keras menyebabkan pengelihatannya terganggu dan mengalami kebutaan. Kejadian tersebut membuat Kemal sangat terpukul dan memilih mundur dari semua pertandingan judo. Karena tak bisa lagi melihat secara optimal, Kemal merasa dunianya sudah berakhir. Bahkan untuk ke toilet dan dapur di rumahnya saja, ia kesulitan untuk berjalan. Kemal pun hanya menghabiskan sebagian besar waktunya tidur di kamarnya sambi meratapi nasib.


Suatu hari, Kemal kedatangan kakak tirinya yaitu Jaya Solihin (Vino G. Bastian) yang baru saja bebas dari penjara. Kedatangan Jaya membuat Kemal kesal karena sejak kematian kedua orangtua mereka, Jaya memilih meninggalkan rumah dan juga dirinya yang saat itu masih remaja. Kemal juga sangat yakin jika pulangnya Jaya ke rumah pasti ada maksud terselubung. Dugaan Kemal terbukti benar. Jaya memanfaatkan kondisi Kemal yang buta sebagai bahan pertimbangan agar dirinya bisa bebas bersyarat dari penjara serta mengambil uang sumbangan dari para atlet. Selain itu, Jaya juga berencana mengajak adiknya itu untuk menjual rumah peninggalan orang tua mereka dan tinggal bersama di rumah yang lebih kecil. Namun rencana tersebut ditolak dengan tegas oleh Kemal. Ia malah memaksa kakaknya itu untuk pergi dari rumah karena kehadiran Jaya benar-benar mengganggu hidupnya.


Waktu terus berlalu. Jaya memutuskan untuk tetap tinggal di rumah karena masih khawatir melihat Kemal yang masih kesulitan untuk berjalan. Rumah mereka juga sering kedatangan Amanda yang cukup rutin mengecek kondisi Kemal. Disatu sisi, kehadiran Amanda membuat Jaya kesal karena gara-gara Amanda lah adiknya menjadi buta. Namun disisi lain, Amanda juga sangat bertanggung jawab terhadap karena selalu rutin merawat dan memberikan semangat kepada Kemal untuk melanjutkan hidupnya.
Untuk mendapat penghasilan, Jaya mulai memikirkan untuk mencari pekerjaan. Saat sedang di pasar, Jaya tak sengaja bertemu dengan salah satu kenalannya yang dulu sempat kerja bareng di bar yaitu Fauzan (Kristo Immanuel). Meskipun tak membantu terlalu banyak, kehadiran Fauzan diantara Jaya, Kemal dan Amanda cukup meringankan pekerjaan sehari-hari di rumah.


Melihat upaya Amanda yang berusaha mengembalikan rasa percaya diri dan semangat Kemal untuk kembali bertanding olahraga judo, membuat Jaya menyetujui keinginan Amanda tersebut. Jaya pun memutuskan memberi dukungan penuh kepada adiknya agar mau bangkit lagi, meskipun pada awalnya Kemal merasa ketakutan saat harus kembali latihan olahraga yang sangat ia cintai itu. Perlahan tapi pasti, Kemal mulai berani untuk bangkit berkat semangat yang terus diberikan oleh Jaya, Amanda dan juga Fauzan. Amanda pun semakin yakin jika Kemal bisa kembali juara saat mengikuti olimpiade Para Games yang akan segera digelar dalam waktu dekat.


Seiring berjalannya waktu, semangat Kemal untuk kembali berlatih semakin kuat. Meskipun ditengah keterbatasannya sebagai tuna netra, ia tetap menjalani banyak latihan agar bisa memenangkan medali emas di olimpiade Para Games yang akan diselenggarakan di Taiwan. Disaat yang bersamaan, kondisi kesehatan Jaya justru perlahan mulai menurun. Jaya selalu berpesan kepada Amanda dan juga Fauzan agar tidak menceritakan kondisi sakit yang ia alami kepada Kemal, karena takut mempengaruhi performa dan latihan adiknya itu. Bagaimana nasib Jaya dan Kemal selanjutnya?


#Review:
Rumah produksi Lifelike Pictures kembali hadir meramaikan industri perfilman Indonesia setelah empat tahun absen dari layar lebar bioskop tanah air. Kali ini, Lifelike Pictures berkolaborasi dengan Base Entertainment dan CJ Entertainment Movie untuk me-remake film drama komedi asal Korea Selatan berjudul MY ANNOYING BROTHER (2016). Versi Indonesianya, Lifelike Pictures menggandeng Dinna Jasanti sebagai sutradara dan Deliesza Tamara, Sheila Timothy dan Tumpal Tampubolon untuk menggarap skenario dari film ini.


Aku berkesempatan hadir di media screening dan gala premiere film MY ANNOYING BROTHER (2024) yang sukses digelar pada Rabu, 16 Oktober 2024 lalu di Cinema XXI, Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut Sheila Timothy selaku produser dan salah satu penulis mengungkapkan ide remake film ini sudah ada sejak 2019 lalu. Namun karena terhalang Pandemi CoVid-19 dan kesibukan yang cukup padat dari seluruh pemain sejak Pandemi usai, akhirnya project film ini bisa terealisasi empat tahun kemudian. Yang tak kalah menarik, para pemain mengaku sangat mudah membangun chemistry meskipun baru bisa bertemu secara intens saat proses pengambilan gambar saja.
Untuk segi cerita, aku sebagai penonton yang belum sempat menonton versi Korea Selatannya cukup bisa menikmati plot yang dihadirkan film ini. Lifelike Pictures dan Dinna Jasanti terasa memberikan angin segar karena jarang sekali film Indonesia yang mengangkat plot relationship kakak beradik laki-laki. Yang membuatku terkejut, hampir semua komedi dan jokes yang ditebar sepanjang film sangat relate dengan hubungan kakak beradik yang lumrah terjadi di sekitar kita, khususnya culture budaya Indonesia. Usai memberikan banyak hal lucu, plot bergerak menuju moment-moment krusial yang tak disangka bisa bikin penonton terharu sampai menitikan air mata. Treatment kesedihan dari film ini untungnya tidak tearjerker banget seperti film-film Indonesia remake Korea Selatan kebanyakan. Sisi perhatian seorang kakak yang awalnya terlihat rese namun perlahan mulai berubah disini menjadi turning point menghangatkan hati untuk penonton. Moment yang tercipta antara Jaya dengan Kemal khususnya di babak akhir film menjadi klimaks yang menguras emosi banget tapi gak lebay sama sekali. Akting, chemistry dua pemain utama, scoring musik dan adegan yang ditampilkan menutup film ini dengan memuaskan.


Yang aku suka dari film MY ANNOYING BROTHER (2024) versi Indonesia dibandingkan film remake Korea Selatan yaitu hanya memasang empat karakter utama saja, sehingga plot terasa lebih solid dan juga fokus tidak melebar kemana-mana. Background story dari Jaya, Kemal, Amanda dan Fauzan pun jadinya saling melengkapi satu sama lain. Untuk kualitas akting, applause selalu aku berikan kepada Vino G. Bastian yang memang sangat layak menjadi salah satu top tier aktor terbaik di Indonesia saat ini. Meskipun kini mendapat gelar aktor spesialis film remake, Vino selalu memberikan performa terbaiknya di setiap film yang ia mainkan. Applause selanjutnya diberikan kepada Angga Yunanda yang semakin menunjukkan kapasitasnya sebagai aktor muda yang semakin berkualitas. Tantangan harus menjadi seorang tuna netra dan olahraga judo ter-deliver dengan baik kepada penonton. Chemistry sebagai abang dan adik antara Vino dengan Angga juga believable sekali. Kehadiran Caitlin Halderman dan Kristo Immanuel pun menjadi pelengkap yang lucu bagi dua bersaudara tadi.
Untuk urusan visual, film MY ANNOYING BROTHER (2024) tampil nyaman di mata dan tidak over filter kuning atau dreamy. Artistik saat event olimpiade nya bagus banget! Yang sedikit mengganggu mungkin penggunaan soundtrack yang cukup repetitif dengan volume terlalu kencang di beberapa bagian.
Overall, film MY ANNOYING BROTHER (2024) tampil cukup memuaskan dan tak disangka bisa menghibur sekaligus bikin penonton nangis dengan cara yang tidak lebay. Film Indonesia remake Korea Selatan yang tidak mengecewakan! Good job Lifelike Pictures!


[8.5/10Bintang]

Friday 18 October 2024

[Review] The Shadow Strays: Cerita Dilematis Assassin Yang Berusaha Melindungi Seorang Anak Dari Kejahatan Besar!

 


#Description:
Title: The Shadow Strays (2024)
Casts: Aurora Ribero, Hana Malasan, Kristo Immanuel, Ali Fikry, Andri Mashadi, Arswendi Beningswara, Adipati Dolken, Taskya Namya, Agra Piliang, Chew Kin-Wah, Daniel Eka Putra, Tanta Ginting, Hiroaki Kato, Nobuyuki Shuzuki, Jesyca Marlein, Yayan Ruhiyan, Mawar Eva
Director: Timo Tjahjanto
Studio: Frontier Pictures, XYZ Films, Netflix


#Synopsis:
Operator 13 (Aurora Ribero), seorang Assassin Shadow ditugaskan untuk menghabisi satu kelompok mafia yang berada di Jepang. Tak membutuhkan banyak waktu, Operator 13 berhasil melumpuhkan Yoshinori (Nobuyuki Shuzuki), boss mafia beserta belasan Yakuza atau anak buahnya dengan cepat. Namun saat menghadapi beberapa beberapa musuh yang tersisa, Operator 13 tak sengaja menembak wanita tak bersalah. Hal tersebut membuatnya terdistraksi dan akhirnya mendapat tembakan dari musuh.
Tak lama setelah itu, Agent Umbra (Hana Malasan) datang menyelamatkan Operator 13 dan menghabisi semua musuh yang tersisa. Setelah itu, Umbra langsung memeriksa keadaan Operator 13 yang masih hidup berkat pakaian anti peluru yang digunakan. Keduanya pun langsung bergegas pergi menuju leader mereka yaitu Mr. Handler (Chew Kin-Wah).


Dalam perjalanan, Umbra kecewa dengan Operator 13 yang dinilai gagal menjadi seorang Assassin Shadow karena masih saja bernegosiasi serta mempunyai rasa belas kasihan kepada orang lain. Umbra memberi peringatan kepada Operator 13 untuk bersikap profesional dan hanya menjalankan tugas sebagai Assassin saja tanpa perlu memikirkan nasib orang lain. Sebagai hukuman, Operator 13 tidak dilibatkan oleh Mr. Handler untuk misi selanjutnya di Kamboja. Ia dipulangkan ke Indonesia sambil menunggu panggilan untuk misi berikutnya. Tiba di Indonesia, Operator 13 langsung menuju rusun dan beristirahat sambil mengkonsumsi beberapa obat yang diberikan oleh Mr. Handler dan Umbra. 


Keesokan harinya, Operator 13 berusaha menghubungi organisasi Assassin Shadow agar bisa kembali bekerja. Namun sayang, dirinya masih belum mendapat kesempatan untuk kembali bertugas. Saat pulang ke rusun, Operator 13 bertemu dengan seorang anak remaja laki-laki bernama Monji (Ali Fikry) yang sedang membopong ibunya, Asti (Jesyca Marlein). Malam harinya, Operator 13 mendengar keributan yang berasal dari rusun Monji. Saat mengintip di jendela, ia melihat beberapa pria berusaha membawa Asti untuk ikut mereka. Asti terus berteriak dan tidak ingin ikut dengan para pria tersebut. 
Hingga keesokan harinya, Asti ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa di kamarnya. Kematian sang ibu awalnya tak membuat Monji sedih. Ia justru merasa lega karena selama ini dirinya sudah lelah mengurus ibunya yang berprofesi sebagai pekerja seks komersil. Namun seiring berjalannya waktu, Monji perlahan mulai merasakan rasa sedih. Ia pun semakin rindu dan ingin mengobrol lebih lama dengan ibunya andaikan masih hidup. Operator 13 kemudian mengajak Monji untuk pergi ke makam Asti. Disana, Monji bisa leluasa untuk meluapkan kerinduannya kepada sang ibu meskipun ibunya sudah tiada.



Waktu terus berlalu. Operator 13 kembali mencoba menghubungi organisasi Assassin Shadow. Namun hasilnya tetap sama. Saat pulang, Operator 13 menemukan rusun yang ditempati Monji dan ibunya kosong. Ia justru bertemu dengan seorang pria bernama Jeki (Kristo Immanuel) yang diperintahkan untuk mengambil narkoba yang disembunyikan Asti. Operator 13 tak tinggal diam dan langsung menyerang Jeki. Ia memaksa Jeki untuk memberitahu keberadaan Monji. Karena ketakutan, Jeki membawa Operator 13 untuk bertemu dengan bosnya, Haga (Agra Piliang) yang sedang berada di club malam Moonrose. Tiba disana, Jeki dan Operator 13 disambut oleh Soriah (Taskya Namya) yang sedang bernegosiasi bisnis narkoba dengan seorang pengusaha asal Arab yaitu Kabil (Tanta Ginting).



Operator 13 pun akhirnya bertemu dengan Haga. Namun sayang, ternyata Monji sudah tak lagi dengan Haga. Monji kini disekap oleh Ariel (Andri Mashadi), anak dari calon Gubernur Jakarta, Soemitro (Arswendy Beningswara). Dengan kemampuannya sebagai Assassin Shadow, Operator 13 berhasil melumpuhkan Haga dan seluruh anak buahnya. Kini, Operator 13 mengincar keberadaan Ariel dan menyelamatkan Monji sebelum semuanya terlambat. Disaat yang bersamaan Operator 13 harus berhadapan dengan Prasetyo (Adipati Dolken) dari pihak kepolisian yang merupakan sahabat dari Ariel. Mereka bekerja sama untuk menghabisi Monji dan juga Operator 13 karena sudah membunuh Haga, mengacaukan bisnis club malam yang mereka kelola serta dikhawatirkan akan merusak semua rencana pencalonan Soemitro sebagai Gubernur Jakarta.



Ditengah ambisi dan amarah Ariel yang ingin balas dendam terhadap Operator 13, sang ayah justru menyusun sebuah rencana dengan melibatkan musuhnya yang berbahaya itu. Rencana apa yang sebenarnya dilakukan oleh Soemitro? Mampukah Operator 13 menyelamatkan Monji meskipun kini ia dalam situasi sangat berbahaya?


#Review:
Sutradara Timo Tjahjanto kembali menjalin kerjasama dengan platform streaming Netflix untuk menghadirkan film action terbaru berjudul THE SHADOW STRAYS (2024). Film ini menjadi project ketiga bagi Timo yang berkolaborasi dengan Netflix setelah sukses besar dengan film THE NIGHT COMES FOR US (2018) dan THE BIG 4 (2024).


Untuk segi cerita, film THE SHADOW STRAYS (2024) tidak hanya sekedar menjual adegan action bombastis saja. narasi yang dihadirkan film ini terasa cukup menarik tentang perasaan dilematis seorang Assassin muda yang dihadapkan antara sisi kemanusiaan atau tetap berpegang teguh terhadap reputasinya sebagai pembunuh bayaran dingin dan tak memiliki perasaan. Journey yang dilalui karakter Operator 13 di film ini mengalami perkembangan yang lebih manusiawi saat ia memutuskan untuk mengambil caranya sendiri dan melawan aturan untuk balas dendam atas kematian ibunya Monji. Namun sayang, sisi drama dalam journey dari Operator 13 disini menurutku masih kurang bold dan strong. Andai saja Timo Tjahjanto memberikan beberapa scene saja kebersamaan yang lebih heartwarming antara Operator 13, Monji dan Asti, pasti motivasi balas dendam yang dilakukan Operator 13 akan lebih ngena lagi ke hati penonton. Selanjutnya, subplot building story dari organisasi yang memberikan tugas kepada mentor Umbra dan Operator 13 sedikit mengingatkanku dengan konsep cerita asal-usul Natasha Romanoff di film BLACK WIDOW (2021). Adegan di hutan Kamboja seharusnya bisa menjadi turning point bagi Umbra, namun Timo lebih memilih untuk mempertahankan Umbra tetap menjalankan tugasnya meskipun "sebuah mukjizat" sudah ia lihat secara langsung lewat karakter Volver yang diperankan Eva Celia. Saat plot memasuki babak akhir film, entah mengapa aku merasa film THE SHADOW STRAYS (2024) ini jadi terlalu diperpanjang plotnya. Padahal jika film ini selesai setelah Operator 13 menuntaskan balas dendamnya terhadap pasukan Soemitro dan Ariel terasa lebih oke, ketimbang harus menghadirkan konflik internal tambahan antara Operator 13 dengan Umbra beserta organisasinya. Namun keputusan tersebut bisa aku maklumi juga, mengingat world building dari film ini memang sangat pantas untuk berlanjut.


Terlepas dari kekurangan tersebut, film THE SHADOW STRAYS (2024) memiliki point plus sangat besar dari sisi action. Timo Tjahjanto terus meningkatkan level action di setiap film yang ia garap. Jujur, film ini semakin memberikan standar dan benchmark sangat tinggi untuk ukuran film action produksi Indonesia. Adegan fighting nya luar biasa. Moment baku tembak dengan unsur gore yang melimpah ruah tersaji disepanjang durasi film. Bahkan sampai bisa membuat penonton berada di titik capek banget dan ingin berteriak UDAHAN ATUH BERANTEMNYA! Hahahaha.
Untuk jajaran pemain, Timo Tjahjanto kembali berhasil mengeluarkan dua aktris cantik keluar dari zona nyamannya. Setelah Shareefa Daanish, Dian Sastrowardoyo, Chelsea Islan, Pevita Pearce, Lutesha dan Putri Marino, kali ini giliran 'Lisa' Aurora Ribero, Hana Malasan dan Taskya Namya yang tampil sangat luar biasa di film THE SHADOW STRAYS (2024). Big applause aku berikan Aurora Ribero dan Hana Malasan karena berhasil melakukan banyaaaaak sekali adegan fighting yang sangat intens disepanjang film. Setiap moment keduanya saat baku tembak, baku hantam, dibanting kesana kemari hingga penuh luka sukses membuatku terpukau. Penampilan Taskya Namya juga meskipun kapasitasnya tidak semenonjol Aurora dan Hana, tapi sukses mencuri perhatianku banget. Untuk jajaran pemain prianya, porsi mereka sudah pas meskipun tidak se-powerful dari Aurora Ribero dan Hana Malasan. Trio Andri Mashadi, Adipati Dolken dan Agra Piliang pun hanya sebatas peran antagonis semata tanpa mendapat pendalaman cerita dari masing-masing karakter yang mereka perankan. Sepanjang film, aku merasakan sedikit misscast antara Andri Mashadi dengan Adipati Dolken. Kayak tertukar gitu. Penampilan Kristo Immanuel disini mengalami peningkatan drastis dibandingkan di film-film sebelumnya yang ia mainkan.
Overall, film THE SHADOW STRAYS (2024) sangat layak masuk jajaran film action Indonesia paling memuaskan yang pernah diproduksi sejauh ini. Skala action nya sudah sejajar dengan film-film produksi Hollywood!


[8/10Bintang]

Tuesday 15 October 2024

[Review] The Substance: Serum Ajaib Yang Membuat Aktris Senior Melahirkan Duplikasi Dirinya Sendiri!



#Description:
Title: The Substance (2024)
Casts: Demi Moore, Margaret Qualley, Dennis Quaid, Edward Hamilton Clark, Gore Abrams, Christian Erickson, Robin Greer, Tom Morton, Hugo Diego Garcia, Yann Bean
Director: Coralie Fargeat
Studio: Working Title Films, Blacksmith, Mubi, Klik Film


#Synopsis:
Elisabeth Sparkle (Demi Moore) merupakan aktris senior Hollywood yang masih eksis sampai saat ini. Meskipun usianya tak lagi muda, Elisabeth masih aktif sebagai pembawa acara program aerobik di televisi. Namuun sayang, saat ia berulang tahun yang ke-50, produser televisi yaitu Harvey (Dennis Quaid) berencana untuk tidak memperpajang kontrak program aerobik nya dengan Elisabeth. Pihak televisi bahkan sudah menggelar audisi pencarian bakat untuk menggantikan posisi Elisabeth sebagai pembawa acara.



Keputusan tersebut membuat Elisabeth sedih dan juga sakit hati. Harvey secara terang-terangan memecatnya karena alasan sudah tua dan tidak lagi menarik perhatian para pemirsa televisi. Dalam perjalanan pulang menuju apartment nya, billboard iklan yang memasang foto Elisabeth pun dicopot dan digantikan dengan billboard baru. Selain diberhentikan di program televisi, Elisabeth juga mengalami kecelakaan mobil. Untungnya ia masih selamat dan hanya mengalami luka ringan. Saat dirawat di rumah sakit, Elisabeth menerima sebuah USB yang diberikan oleh perawatnya. Perawat tersebut mengatakan jika hidupnya berubah drastis usai menerima dan mengikuti petunjuk yang ada di USB tersebut. Tiba di apartment, Elisabeth langsung memutar file yang ada di USB. Sebuah video berjudul The Substance menjelaskan tentang satu serum yang jika digunakan akan membuat penggunanya lebih muda, lebih cantik, lebih sempurna dan menjadi versi terbaik dari sebelumnya. Elisabeth pun tertarik dan langsung menghubungi nomor telepon yang tertera untuk mendapatkan serum tersebut.



Usai melakukan panggilan, Elisabeth diinstruksikan untuk mengambil paket serum The Substance di sebuah gedung yang tersembunyi. Setelah berhasil mendapatkan paketnya, Elisabeth langsung pulang ke apartment dan tak sabar untuk segera menggunakannya. Satu box yang ia buka terdiri dari beberapa paket yang dibungkus terpisah. Yang pertama yaitu Activator, berisikan serum The Substance berwarna hijau yang hanya digunakan untuk satu kali pemakaian saja. Activator tersebut harus digunakan oleh si pengguna atau yang disebut dengan The Matrix. Yang kedua yaitu Stabilizer, alat untuk mengambil cairan makanan bagi duplikasi dari The Matrix tadi. Yang ketiga yaitu Switch, alat untuk bertukar antara The Matrix dan duplikasinya saat memasuki hari ketujuh. Dan yang terakhir yaitu dua kantong plastik The Food yang berisi cairan makanan untuk The Matrix dan duplikasinya. Makanan tersebut bisa dikonsumsi untuk tujuh hari saja. Elisabeth harus mengikuti seluruh peraturan dalam penggunaan serum The Substance dan tidak boleh terlewat dan melebihi dari ketentuan yang diberlakukan. Sebelum memasuki hari ke-7, Elisabeth harus segera menghubungi pihak produsen The Substance untuk isi ulang paket.
Setelah mempelajari semuanya, Elisabeth langsung menyuntikkan Activator serum ke tubuhnya. Tak lama setelah itu, Elisabeth merasakan perubahan dalam dirinya dan langsung jatuh tersungkur. Ditengah kondisinya yang tidak stabil, keluarlah seorang perempuan cantik dan muda dari punggungnya Elisabeth. Perempuan tersebut kemudian membereskan tubuh Elisabeth yang tak sadarkan diri dengan luka robekan besar di bagian punggungnya.


Usai membersihkan diri, perempuan muda tersebut langsung berdandan dan mengikuti audisi pencarian talent baru untuk program aerobik yang menggantikan Elisabeth Sparkle. Perempuan duplikasi tersebut kemudian menggunakan nama Sue (Margaret Qualley). Kemunculan Sue saat audisi langsung menarik perhatian Harvey dan orang-orang di televisi. Mereka sangat yakin, sosok Sue yang cantik, muda serta memiliki bentuk tubuh proporsional akan menjadi idola baru di Hollywood. Namun sebelum menerima kontrak dari Harvey, Sue meminta satu syarat yaitu punya jadwal libur selama tujuh hari. Harvey pun tak mempermasalahkan permintaan tersebut asalkan Sue bersedia menjadi pengisi acara program mereka.



Kemunculan perdana program aerobik terbaru Pump It Up with Sue sukses mencuri perhatian para pemirsa televisi. Popularitas Sue langsung melejit dan mendapat banyak tawaran untuk menjadi model dari brand-brand besar, diundang sebagai bintang tamu di berbagai program talkshow, membintangi film layar lebar serta mendapat tawaran untuk menjadi bintang utama program spesial tahun baru yang sedang dipersiapkan oleh Harvey.
Melejitnya karier Sue membuat dirinya lupa dengan kewajiban yang harus diakukan. Sue telat beberapa hari untuk melakukan switch dengan Elisabeth. Hal tersebut membuat Elisabeth menua lebih cepat. Saat kembali hidup, Elisabeth terkejut dan juga cemburu melihat Sue yang dalam waktu singkat berhasil mendapatkan atensi yang besar dari banyak orang. Setelah mendapatkan paket serum tambahan dari The Substance, Kini ia harus lebih patuh dalam menjalani peraturan agar dirinya tidak semakin menua dengan cepat. Usai bertukar, kali ini giliran Sue yang terkejut karena Elisabeth menyia-nyiakan waktu tujuh harinya kemarin. Kondisi apartment jadi berantakan dan banyak sampah makanan dimana-mana. Sue merasa terganggu dengan perilaku Elisabeth yang berbanding terbalik dengan dirinya. Sue pun memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri secara permanen dan tidak mau lagi bertukar dengan Elisabeth.


Tak terasa tiga bulan berlalu, Sue masih hidup normal berkat menggunakan cairan Stabilizer yang ia kuras sampai habis dari sumsum tulang belakangnya Elisabeth. Selama tiga bulan tersebut, Sue semakin terkenal di Hollywood. Saat ini, Sue sedang disibukkan dengan berbagai persiapan menuju acara pesta malam pergantian tahun baru dan juga menjalin hubungan asmara dengan pria idamannya.
Seiring berjalannya waktu, kondisi Sue perlahan mulai menurun. Cairan Stabilizer yang selama ini ia stok sudah habis. Tubuh Elisabeth pun tidak dapat memproduksinya lagi karena sudah lebih dari tiga bulan mereka tidak bertukar. Satu-satunya cara agar cairan Stabilizer itu regenerasi, Sue harus bertukar dengan Elisabeth. Demi acara tahun baru, Sue terpaksa bertukar lagi dengan Elisabeth. Namun sayang, setelah mereka bertukar, kondisi Elisabeth sudah berubah drastis dan terlihat sangat mengerikan. Elisabeth pun mengambil keputusan untuk mengakhiri efek dari serum The Substance tersebut agar tidak semakin memperparah kondisi fisiknya. Lalu, bagaimana nasib Elisabeth dan Sue selanjutnya?


#Review:
Akhir September lalu, Jakarta World Cinema Week 2024 dihebohkan dengan sebuah film drama horror terbaru produksi Hollywood berjudul THE SUBSTANCE (2024). Sebelumnya, film yang tayang perdana di Cannes International Film Festival ini berhasil memenangkan kategori Best Screenplay di bulan Mei 2024. Reaksi dari para penonton yang menyaksikan film THE SUBSTANCE (2024) selama penyelenggaraan Jakarta World Cinema Week juga sangat positif dan tak sedikit yang memberikan testimoni jika film ini sangat layak menjadi film horror terbaik di tahun ini.


Untuk segi cerita, film THE SUBSTANCE (2024) mengajak penonton untuk berkenalan dengan seorang aktris senior Hollywood yaitu Elisabeth Sparkle yang kariernya mulai meredup dan dilupakan dengan alasan faktor usia. Demi eksistensinya, Elisabeth nekat melakukan operasi plastik menggunakan sebuah serum yang konon bisa menciptakan versi terbaik dari dirinya. Premis dan ide cerita sederhana yang dihadirkan oleh Coralie Fargeat ini terasa satir dan begitu dekat dengan realita kehidupan yang dimana orang-orang berusia tua semakin terlupakan atau sengaja dilupakan di lingkungannya. Kegilaan sang sutradara mulai terlihat saat serum The Substance dimasukan ke dalam plot cerita film. Rasa penasaran penonton terus meningkat tentang bagaimana nasib selanjutnya dari Elisabeth dan Sue setelah mereka menggunakan serum tersebut.
Problematika dan ambisi Elisabeth bisa penonton rasakan saat ia mengalami dilema dalam menghadapi Sue. Sifat alamiah dari manusia yang tak pernah puas bisa penonton rasakan dari dua karakter film ini. Padahal sudah jelas, peringatan dari The Substance yaitu baik Elisabeth dan Sue adalah satu orang yang sama dan bukan orang lain. Kelakuan Sue yang selalu hedon, semangat menggebu-gebu, mengedepankan popularitasnya dan melupakan semua kewajibannya bisa saja refleksi dari Elisabeth saat masih muda. Maka tak heran, emosi dan perasaan keduanya terlihat sama persis dan Elisabeth pun tak bisa sepenuhnya menghentikan semua ambisi dari Sue tersebut. Puncak kegilaan semakin meningkat saat memasuki babak akhir film. Definisi kalau gila-gilaan jangan nanggung, benar-benar dilakukan oleh sang sutradara untuk menutup film ini. Meskipun menurutku, pemilihan ending film ini terlalu too much dan ugal-ugalan banget! Hahaha.
Untuk penampilan para pemain, aksi Demi Moore dan Margaret Qualley harus mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Dinamika perubahan emosi, karakter sampai gesture nya benar-benar top notch! Aku sangat ikhlas jika Demi Moore bisa mendapatkan Piala Oscars pertamanya lewat film ini. Hampir 2 jam 20 menit, aku takjub melihat performa dari mereka berdua. Sungguh luar biasa dan sangat mengesankan!
Untuk urusan visual, I LOVE THE SUBSTANCE (2024) SO MUCH! Tata artistik dan design produksinya jempolan banget! Sang sutradara sangat konsisten menciptakan angle kamera, sinematografi dan lokasi pengambilan gambar yang serba presisi, aestetik dan juga minimalis. Yang tak kalah menarik, bagian audio dan sound nya juga sangat detail dan crispy banget di telinga penonton. Pengalaman menonton film THE SUBSTANCE (2024) di bioskop memang luar biasa. Sangat layak dinobatkan sebagai film horror paling mencengangkan di tahun ini. Skenarionya brilian, ekseskusi body horror nya juga maksimal!


[9.5/10Bintang]

[Review] Tebusan Dosa: Mengungkap Misteri Hilangnya Seorang Anak Di Desa Majakunan!

 


#Description:
Title: Tebusan Dosa (2024)
Casts: Happy Salma, Putri Marino, Shogen, Bhisma Mulia, Keiko Ananta, Laksmi Notokusumo, Eduwart Manalu, Haru Sandra, Bambang Gundul
Director: Yosep Anggi Noen
Studio: Palari Films, Legacy Pictures, Showbox


#Synopsis:
Wening (Happy Salma) memutuskan pergi meninggalkan sang suaminya, Wicak (Heru Sandra) dengan mengajak anak perempuannya, Nirmala (Keiko Ananta) dan sang ibu, Uti Yah (Laksmi Notokusumo). Ketiganya dijemput oleh teman dekat Wening yaitu Sulaiman (Eduwart Manalu) dan pergi menuju Desa Majakunan di Jawa Tengah untuk memulai hidup yang baru disana. Keduanya pun memutuskan tinggal bersama meskipun Wening belum resmi bercerai dengan suami pertamanya.
Di Desa Majakunan, Wening bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah milik Tetsuya (Shogen), pria paruh baya asal Jepang yang menetap disana. Untuk mengisi waktu luang, Tetsuya membudidayakan tanaman bonsai khas Jepang dan juga membuka kelas belajar untuk anak-anak yang tinggal disekitar rumahnya. Hal tersebut membuat warga dan orangtua dari anak-anak senang karena bisa belajar secara gratis dari Tetsuya.


Selain bekerja sebagai asisten rumah tangga, Wening juga kerja serabutan tambahan sebagai supir odong-odong dan juga pekerja di rumah laundry. Hal tersebut harus ia lakukan demi menghidupi ibu dan anaknya, karena Sulaiman malah menambah masalah setelah mereka tinggal bersama. Sulaiman terlilit banyak hutang dan sering menipu banyak warga dengan berkedok investasi. Karena stress menghadapi banyak warga yang menagih hutangnya, Sulaiman pun nekat melakukan ritual pesugihan untuk menghasilkan banyak uang. Setelah mempelajari banyak ilmu pesugihan, ia meminta bantuan pada Wening untuk mengikuti ritual tersebut yang akan dilakukan saat malam hari di sungai. Namun saat mereka menjalani ritual, Sulaiman terlepas dari ikatan dan terbawa hanyut oleh derasnya air sungai. Wening kemudian berlari meninggalkan sungai dan melupakan nasib Sulaiman karena sudah membuatnya kecewa.


Waktu terus bergulir, Wening kembali melanjutkan hidupnya meskipun ia kini tak mempunyai pasangan hidup. Untuk menambah penghasilan tambahan, Wening terjun sebagai host live streaming product skincare di sosial media. Ia juga masih bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman Tetsuya dan bekerja di rumah laundry. Sejak menjadi host live streaming, Wening makin dikenal sebagai salah satu beauty influencer yang memiliki banyak penonton setia.
Suatu hari, Wening terkejut saat melihat anaknya menangis histeris setelah dijemput bersama Uti Yah dari rumahnya Tetsuya. Uti Yah mengatakan jika cucunya itu terjatuh dari tangga rumah. Mereka bertiga kemudian bergegas pulang mengendarai motor. Dalam perjalan pulang, motor yang dikendarai mereka mengalami kecelakaan. Uti Yah meninggal karena terlempar ke pinggir sungai. Sementara itu, Nirmala tidak ditemukan di sekitar jasad Uti Yah.


Setelah Wening sadar, ia langsung menghubungi tim SAR untuk proses pencarian Nirmala. Wening sangat yakin jika anaknya masih hidup meskipun kenyataannya Nirmala diduga terlempar ke sungai dan terbawa arus air yang saat itu sedang hujan deras. Hari demi hari terus berlalu. Tim SAR terus melakukan proses pencarian menelusuri sepanjang sungai. Memasuki hari ke-10, proses pencarian dihentikan dan meminta Wening untuk mengikhlaskan Nirmala yang kini resmi dinyatakan hilang dan meninggal terbawa arus sungai. Wening terus dihantui rasa bersalah karena telah menyebabkan kedua orang terdekatnya meninggal. Wening pun mencurahkan keluh kesahnya saat live streaming. Ia juga meminta bantuan kepada para penonton untuk memberi tahu jika menemukan Nirmala untuk segera mengabarinya, meskipun sudah lebih dari 10 hari Nirmala tidak ditemukan keberadaannya.


Curhatan dari Wening saat live streaming tersebut diketahui oleh Tirta (Putri Marino), seorang mantan atlet renang yang kini bekerja sebagai pelatih renang untuk anak-anak di Desa Majakunan. Selain itu, Tirta juga dikenal sebagai content creator podcast di sosial media dan sudah memiliki pendengar setianya.
Tirta dan sahabatnya, Bagus (Bhisma Mulia) tertarik untuk mengundang Wening sebagai tamu siaran podcast mereka. Usai menjadi mengisi siaran podcast tersebut, Wening mengalami serangkaian kejadian aneh. Ia sering didatangi makhluk gaib yang menyerupai mendiang ibunya. Tak hanya Wening saja, Tirta pun beberapa kali ikut merasakan kejadian yang sama dengan Wening. Makhluk gaib yang berwujud Uti Yah tersebut selalu mempertanyakan keyakinan dari Wening. Melihat hal tersebut, Bagus mempunyai niat untuk membantu Wening dan juga Tirta. Ia memberikan saran agar menggunakan jasa dukun untuk mencari keberadaan Nirmala serta menghentika terror gaib dari sosok yang menyerupai Uti Yah tersebut.



Karena sudah berbagai cara dilakukan namun tak membuahkan hasil, Wening pun mendatangi dukun yang direkomendasikan Bagus yaitu Mbah Gowa (Bambang Gundul). Setelah berdiskusi, Mbah Gowa meminta Wening untuk menebus semua dosa di masa lalu dan mengadakan ritual sesajen di sungai demi mengembalikan arwah Nirmala yang konon terperangkap oleh dendam dari masa lalu Wening. Demi menyelamatkan anaknya, Wening kemudian meminta bantuan dana kepada Tetsuya untuk keperluan menggelar ritual sesajen yang disarankan Mbah Gowa. Setelah menggelar ritual tersebut, di pinggir sungai mereka menemukan mayat yang sudah membengkak dan sulit dikenali. Selain itu, Mbah Gowa juga menemukan baju berwarna merah yang sama persis dengan pakaian yang terakhir digunakan oleh Nirmala sebelum mengalami kecelakaan. Wening pun akhirnya berusaha mengikhlaskan Nirmala untuk selama-lamanya.


Usai melakukan ritual sesajen tersebut, rupanya Wening masih dihantui oleh sosok gaib berwujud Uti Yah. Selain itu, Tirta pun menemukan sebuah fakta mengejutkan yang selama ini disembunyikan oleh Bagus dan Mbah Gowa. Rahasia apa yang akhirnya terkuak oleh Tirta? Apakah ada kaitannya dengan Wening dan juga Nirmala?


#Review:
Rumah produksi Palari Films siap meramaikan bioskop dengan film Indonesia terbaru setelah 3 tahun absen tidak merilis film di bioskop, lantaran fokus menggarap beberapa film untuk OTT Netflix. Di come back terbarunya ini, Palari Films mencoba ranah genre horror yang menjadi primadona di industri perfilman Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Palari Films menggandeng sutradara Yosep Anggi Noen beserta dua aktris peraih Piala Citra FFI yaitu Happy Salma dan Putri Marino sebagai pemain di film yang berjudul TEBUSAN DOSA (2024).


Aku berkesempatan hadir pada press screening dan gala premiere film TEBUSAN DOSA (2024) yang sukses digelar pada Rabu, 9 Oktober lalu di Cinema XXI, Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, hal menarik diungkapkan oleh produser Palari Films yaitu Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia. Film TEBUSAN DOSA (2024) menjalin kerjasama dengan rumah produksi asal Korea Selatan yaitu Showbox yang awal tahun ini sukses besar dengan film Box Office EXHUMA (2024). Kolaborasi Palari Films dan Showbox ini diharapkan membawa film ini bisa didistribusikan tak hanya di Indonesia saja tapi ke negara-negara lainnya. Hal menarik lainnya, diungkapkan oleh Alim Sudio yang menulis skenario dari film TEBUSAN DOSA (2024) ini. Sambil bercanda, ia mengaku cemas dan khawatir saat pertama kali bertemu dengan Yosep Anggi Noen, karena selama ini film-film yang disutradarai oleh Anggi Noen terlalu mindblowing dan segmented. Meskipun demikian, kolaborasi antara Alim Sudio dan Anggi Noen di film TEBUSAN DOSA (2024) ini diharapkan menjadi sajian yang lebih nge-pop namun tak meninggalkan ciri khas dari sang sutradara.


Untuk segi cerita, film TEBUSAN DOSA (2024) memang dikonsep seperti potongan puzzle dan teka-teki misteri yang tersebar disepanjang film. Dari awal sampai pertengahan film, plot berfokus untuk melihat perjuangan seorang ibu yang terus mencari keberadaan anaknya. Misteri yang menyelimuti hilangnya Nirmala dan konon berkaitan dengan masa lalu dari keluarga Wening pasti akan membuat penonton menduga jika film ini akan menggunakan formula mainstream tentang tumbal atau pesugihan. Namun siapa sangka, saat semua potongan puzzle sudah membentuk sebuah plot cerita utuh, Anggi Noen dan Alim Sudio berhasil memberikan plot twist apik dan tak terduga di babak akhir film. Saat reveal misteri yang selama menyelimuti keseluruhan film, perasaan suudzon dan dugaan buruk dari penonton seketika langsung dipatahkan oleh Anggi Noen. Andai saja sang sutradara menambahkan unsur dramatis saat plot twist dihadirkan serta menghilangkan satu adegan yang ada di ruangan pribadi Tetsuya, pasti taste kejutannya akan lebih greget lagi.


Untuk jajaran pemain, debut Happy Salma dan Putri Marino main film horror layar lebar disini tampil maksimal dan memuaskan. Teteh Happy Salma berhasil menyampaikan kegelisahan karakter Wening yang berjuang mencari anaknya dengan berbagai cara. Gesture dan ekspresi wajahnya benar-benar hidup! Putri Marino yang memerankan Tirta juga tak kalah mencuri perhatian. Sikap tegas, kepo dan ekspresi ketakutannya sama sekali tidak mengecewakan. Karakter Tirta disini sedikit mengingatkanku pada karakter Lala di film POSESIF (2017) yang diperankan juga oleh Putri Marino. Kedua karakter ini sama-sama produksi Palari Films dan sama-sama berprofesi sebagai atlet air (renang dan loncat indah). Kehadiran aktor asal Jepang yaitu Shogen juga memberikan warna tersendiri di film ini. Anggi Noen memberikan pendalaman karakter Tetsuya yang cukup solid sekaligus menjadi kunci juga untuk narasi keseluruhan cerita film TEBUSAN DOSA (2024).
Untuk urusan visual, sang sutradara berhasil menciptakan dunia tersendiri bagi film ini. Signature dari Anggi Noen yang memang handal dalam urusan create his own world terasa meyakinkan disepanjang durasi film. Teknis, artistik, design produksinya lebih otentik karena menggunakan desa dan wilayah betulan. Tak lupa juga unsur budaya Jepang juga bisa penonton rasakan di beberapa bagian. Malah aku juga bisa merasakan saat ritual pesugihan dan pembersihan yang hadir di film TEBUSAN DOSA (2024) ini taste nya film-film Korea Selatan dan Jepang banget.
Overall, film TEBUSAN DOSA (2024) berhasil tampil beda dari film horror Indonesia kebanyakan, plot cerita tentang harapan bisa digarap dengan maksimal lewat plot twist yang tersimpan rapi dan unpredictable. Save for the last, it will make you jawdrop!


[8.5/10Bintang]