Tuesday 15 October 2024

[Review] The Substance: Serum Ajaib Yang Membuat Aktris Senior Melahirkan Duplikasi Dirinya Sendiri!



#Description:
Title: The Subtance (2024)
Casts: Demi Moore, Margaret Qualley, Dennis Quaid, Edward Hamilton Clark, Gore Abrams, Christian Erickson, Robin Greer, Tom Morton, Hugo Diego Garcia, Yann Bean
Director: Coralie Fargeat
Studio: Working Title Films, Blacksmith, Mubi, Klik Film


#Synopsis:
Elisabeth Sparkle (Demi Moore) merupakan aktris senior Hollywood yang masih eksis sampai saat ini. Meskipun usianya tak lagi muda, Elisabeth masih aktif sebagai pembawa acara program aerobik di televisi. Namuun sayang, saat ia berulang tahun yang ke-50, produser televisi yaitu Harvey (Dennis Quaid) berencana untuk tidak memperpajang kontrak program aerobik nya dengan Elisabeth. Pihak televisi bahkan sudah menggelar audisi pencarian bakat untuk menggantikan posisi Elisabeth sebagai pembawa acara.



Keputusan tersebut membuat Elisabeth sedih dan juga sakit hati. Harvey secara terang-terangan memecatnya karena alasan sudah tua dan tidak lagi menarik perhatian para pemirsa televisi. Dalam perjalanan pulang menuju apartment nya, billboard iklan yang memasang foto Elisabeth pun dicopot dan digantikan dengan billboard baru. Selain diberhentikan di program televisi, Elisabeth juga mengalami kecelakaan mobil. Untungnya ia masih selamat dan hanya mengalami luka ringan. Saat dirawat di rumah sakit, Elisabeth menerima sebuah USB yang diberikan oleh perawatnya. Perawat tersebut mengatakan jika hidupnya berubah drastis usai menerima dan mengikuti petunjuk yang ada di USB tersebut. Tiba di apartment, Elisabeth langsung memutar file yang ada di USB. Sebuah video berjudul The Substance menjelaskan tentang satu serum yang jika digunakan akan membuat penggunanya lebih muda, lebih cantik, lebih sempurna dan menjadi versi terbaik dari sebelumnya. Elisabeth pun tertarik dan langsung menghubungi nomor telepon yang tertera untuk mendapatkan serum tersebut.



Usai melakukan panggilan, Elisabeth diinstruksikan untuk mengambil paket serum The Substance di sebuah gedung yang tersembunyi. Setelah berhasil mendapatkan paketnya, Elisabeth langsung pulang ke apartment dan tak sabar untuk segera menggunakannya. Satu box yang ia buka terdiri dari beberapa paket yang dibungkus terpisah. Yang pertama yaitu Activator, berisikan serum The Substance berwarna hijau yang hanya digunakan untuk satu kali pemakaian saja. Activator tersebut harus digunakan oleh si pengguna atau yang disebut dengan The Matrix. Yang kedua yaitu Stabilizer, alat untuk mengambil cairan makanan bagi duplikasi dari The Matrix tadi. Yang ketiga yaitu Switch, alat untuk bertukar antara The Matrix dan duplikasinya saat memasuki hari ketujuh. Dan yang terakhir yaitu dua kantong plastik The Food yang berisi cairan makanan untuk The Matrix dan duplikasinya. Makanan tersebut bisa dikonsumsi untuk tujuh hari saja. Elisabeth harus mengikuti seluruh peraturan dalam penggunaan serum The Substance dan tidak boleh terlewat dan melebihi dari ketentuan yang diberlakukan. Sebelum memasuki hari ke-7, Elisabeth harus segera menghubungi pihak produsen The Substance untuk isi ulang paket.
Setelah mempelajari semuanya, Elisabeth langsung menyuntikkan Activator serum ke tubuhnya. Tak lama setelah itu, Elisabeth merasakan perubahan dalam dirinya dan langsung jatuh tersungkur. Ditengah kondisinya yang tidak stabil, keluarlah seorang perempuan cantik dan muda dari punggungnya Elisabeth. Perempuan tersebut kemudian membereskan tubuh Elisabeth yang tak sadarkan diri dengan luka robekan besar di bagian punggungnya.


Usai membersihkan diri, perempuan muda tersebut langsung berdandan dan mengikuti audisi pencarian talent baru untuk program aerobik yang menggantikan Elisabeth Sparkle. Perempuan duplikasi tersebut kemudian menggunakan nama Sue (Margaret Qualley). Kemunculan Sue saat audisi langsung menarik perhatian Harvey dan orang-orang di televisi. Mereka sangat yakin, sosok Sue yang cantik, muda serta memiliki bentuk tubuh proporsional akan menjadi idola baru di Hollywood. Namun sebelum menerima kontrak dari Harvey, Sue meminta satu syarat yaitu punya jadwal libur selama tujuh hari. Harvey pun tak mempermasalahkan permintaan tersebut asalkan Sue bersedia menjadi pengisi acara program mereka.



Kemunculan perdana program aerobik terbaru Pump It Up with Sue sukses mencuri perhatian para pemirsa televisi. Popularitas Sue langsung melejit dan mendapat banyak tawaran untuk menjadi model dari brand-brand besar, diundang sebagai bintang tamu di berbagai program talkshow, membintangi film layar lebar serta mendapat tawaran untuk menjadi bintang utama program spesial tahun baru yang sedang dipersiapkan oleh Harvey.
Melejitnya karier Sue membuat dirinya lupa dengan kewajiban yang harus diakukan. Sue telat beberapa hari untuk melakukan switch dengan Elisabeth. Hal tersebut membuat Elisabeth menua lebih cepat. Saat kembali hidup, Elisabeth terkejut dan juga cemburu melihat Sue yang dalam waktu singkat berhasil mendapatkan atensi yang besar dari banyak orang. Setelah mendapatkan paket serum tambahan dari The Substance, Kini ia harus lebih patuh dalam menjalani peraturan agar dirinya tidak semakin menua dengan cepat. Usai bertukar, kali ini giliran Sue yang terkejut karena Elisabeth menyia-nyiakan waktu tujuh harinya kemarin. Kondisi apartment jadi berantakan dan banyak sampah makanan dimana-mana. Sue merasa terganggu dengan perilaku Elisabeth yang berbanding terbalik dengan dirinya. Sue pun memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri secara permanen dan tidak mau lagi bertukar dengan Elisabeth.


Tak terasa tiga bulan berlalu, Sue masih hidup normal berkat menggunakan cairan Stabilizer yang ia kuras sampai habis dari sumsum tulang belakangnya Elisabeth. Selama tiga bulan tersebut, Sue semakin terkenal di Hollywood. Saat ini, Sue sedang disibukkan dengan berbagai persiapan menuju acara pesta malam pergantian tahun baru dan juga menjalin hubungan asmara dengan pria idamannya.
Seiring berjalannya waktu, kondisi Sue perlahan mulai menurun. Cairan Stabilizer yang selama ini ia stok sudah habis. Tubuh Elisabeth pun tidak dapat memproduksinya lagi karena sudah lebih dari tiga bulan mereka tidak bertukar. Satu-satunya cara agar cairan Stabilizer itu regenerasi, Sue harus bertukar dengan Elisabeth. Demi acara tahun baru, Sue terpaksa bertukar lagi dengan Elisabeth. Namun sayang, setelah mereka bertukar, kondisi Elisabeth sudah berubah drastis dan terlihat sangat mengerikan. Elisabeth pun mengambil keputusan untuk mengakhiri efek dari serum The Substance tersebut agar tidak semakin memperparah kondisi fisiknya. Lalu, bagaimana nasib Elisabeth dan Sue selanjutnya?


#Review:
Akhir September lalu, Jakarta World Cinema Week 2024 dihebohkan dengan sebuah film drama horror terbaru produksi Hollywood berjudul THE SUBSTANCE (2024). Sebelumnya, film yang tayang perdana di Cannes International Film Festival ini berhasil memenangkan kategori Best Screenplay di bulan Mei 2024. Reaksi dari para penonton yang menyaksikan film THE SUBSTANCE (2024) selama penyelenggaraan Jakarta World Cinema Week juga sangat positif dan tak sedikit yang memberikan testimoni jika film ini sangat layak menjadi film horror terbaik di tahun ini.


Untuk segi cerita, film THE SUBSTANCE (2024) mengajak penonton untuk berkenalan dengan seorang aktris senior Hollywood yaitu Elisabeth Sparkle yang kariernya mulai meredup dan dilupakan dengan alasan faktor usia. Demi eksistensinya, Elisabeth nekat melakukan operasi plastik menggunakan sebuah serum yang konon bisa menciptakan versi terbaik dari dirinya. Premis dan ide cerita sederhana yang dihadirkan oleh Coralie Fargeat ini terasa satir dan begitu dekat dengan realita kehidupan yang dimana orang-orang berusia tua semakin terlupakan atau sengaja dilupakan di lingkungannya. Kegilaan sang sutradara mulai terlihat saat serum The Substance dimasukan ke dalam plot cerita film. Rasa penasaran penonton terus meningkat tentang bagaimana nasib selanjutnya dari Elisabeth dan Sue setelah mereka menggunakan serum tersebut.
Problematika dan ambisi Elisabeth bisa penonton rasakan saat ia mengalami dilema dalam menghadapi Sue. Sifat alamiah dari manusia yang tak pernah puas bisa penonton rasakan dari dua karakter film ini. Padahal sudah jelas, peringatan dari The Substance yaitu baik Elisabeth dan Sue adalah satu orang yang sama dan bukan orang lain. Kelakuan Sue yang selalu hedon, semangat menggebu-gebu, mengedepankan popularitasnya dan melupakan semua kewajibannya bisa saja refleksi dari Elisabeth saat masih muda. Maka tak heran, emosi dan perasaan keduanya terlihat sama persis dan Elisabeth pun tak bisa sepenuhnya menghentikan semua ambisi dari Sue tersebut. Puncak kegilaan semakin meningkat saat memasuki babak akhir film. Definisi kalau gila-gilaan jangan nanggung, benar-benar dilakukan oleh sang sutradara untuk menutup film ini. Meskipun menurutku, pemilihan ending film ini terlalu too much dan ugal-ugalan banget! Hahaha.
Untuk penampilan para pemain, aksi Demi Moore dan Margaret Qualley harus mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Dinamika perubahan emosi, karakter sampai gesture nya benar-benar top notch! Aku sangat ikhlas jika Demi Moore bisa mendapatkan Piala Oscars pertamanya lewat film ini. Hampir 2 jam 20 menit, aku takjub melihat performa dari mereka berdua. Sungguh luar biasa dan sangat mengesankan!
Untuk urusan visual, I LOVE THE SUBSTANCE (2024) SO MUCH! Tata artistik dan design produksinya jempolan banget! Sang sutradara sangat konsisten menciptakan angle kamera, sinematografi dan lokasi pengambilan gambar yang serba presisi, aestetik dan juga minimalis. Yang tak kalah menarik, bagian audio dan sound nya juga sangat detail dan crispy banget di telinga penonton. Pengalaman menonton film THE SUBSTANCE (2024) di bioskop memang luar biasa. Sangat layak dinobatkan sebagai film horror paling mencengangkan di tahun ini. Skenarionya brilian, ekseskusi body horror nya juga maksimal!


[9.5/10Bintang]

[Review] Tebusan Dosa: Mengungkap Misteri Hilangnya Seorang Anak Di Desa Majakunan!

 


#Description:
Title: Tebusan Dosa (2024)
Casts: Happy Salma, Putri Marino, Shogen, Bhisma Mulia, Keiko Ananta, Laksmi Notokusumo, Eduwart Manalu, Haru Sandra, Bambang Gundul
Director: Yosep Anggi Noen
Studio: Palari Films, Legacy Pictures, Showbox


#Synopsis:
Wening (Happy Salma) memutuskan pergi meninggalkan sang suaminya, Wicak (Heru Sandra) dengan mengajak anak perempuannya, Nirmala (Keiko Ananta) dan sang ibu, Uti Yah (Laksmi Notokusumo). Ketiganya dijemput oleh teman dekat Wening yaitu Sulaiman (Eduwart Manalu) dan pergi menuju Desa Majakunan di Jawa Tengah untuk memulai hidup yang baru disana. Keduanya pun memutuskan tinggal bersama meskipun Wening belum resmi bercerai dengan suami pertamanya.
Di Desa Majakunan, Wening bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah milik Tetsuya (Shogen), pria paruh baya asal Jepang yang menetap disana. Untuk mengisi waktu luang, Tetsuya membudidayakan tanaman bonsai khas Jepang dan juga membuka kelas belajar untuk anak-anak yang tinggal disekitar rumahnya. Hal tersebut membuat warga dan orangtua dari anak-anak senang karena bisa belajar secara gratis dari Tetsuya.


Selain bekerja sebagai asisten rumah tangga, Wening juga kerja serabutan tambahan sebagai supir odong-odong dan juga pekerja di rumah laundry. Hal tersebut harus ia lakukan demi menghidupi ibu dan anaknya, karena Sulaiman malah menambah masalah setelah mereka tinggal bersama. Sulaiman terlilit banyak hutang dan sering menipu banyak warga dengan berkedok investasi. Karena stress menghadapi banyak warga yang menagih hutangnya, Sulaiman pun nekat melakukan ritual pesugihan untuk menghasilkan banyak uang. Setelah mempelajari banyak ilmu pesugihan, ia meminta bantuan pada Wening untuk mengikuti ritual tersebut yang akan dilakukan saat malam hari di sungai. Namun saat mereka menjalani ritual, Sulaiman terlepas dari ikatan dan terbawa hanyut oleh derasnya air sungai. Wening kemudian berlari meninggalkan sungai dan melupakan nasib Sulaiman karena sudah membuatnya kecewa.


Waktu terus bergulir, Wening kembali melanjutkan hidupnya meskipun ia kini tak mempunyai pasangan hidup. Untuk menambah penghasilan tambahan, Wening terjun sebagai host live streaming product skincare di sosial media. Ia juga masih bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman Tetsuya dan bekerja di rumah laundry. Sejak menjadi host live streaming, Wening makin dikenal sebagai salah satu beauty influencer yang memiliki banyak penonton setia.
Suatu hari, Wening terkejut saat melihat anaknya menangis histeris setelah dijemput bersama Uti Yah dari rumahnya Tetsuya. Uti Yah mengatakan jika cucunya itu terjatuh dari tangga rumah. Mereka bertiga kemudian bergegas pulang mengendarai motor. Dalam perjalan pulang, motor yang dikendarai mereka mengalami kecelakaan. Uti Yah meninggal karena terlempar ke pinggir sungai. Sementara itu, Nirmala tidak ditemukan di sekitar jasad Uti Yah.


Setelah Wening sadar, ia langsung menghubungi tim SAR untuk proses pencarian Nirmala. Wening sangat yakin jika anaknya masih hidup meskipun kenyataannya Nirmala diduga terlempar ke sungai dan terbawa arus air yang saat itu sedang hujan deras. Hari demi hari terus berlalu. Tim SAR terus melakukan proses pencarian menelusuri sepanjang sungai. Memasuki hari ke-10, proses pencarian dihentikan dan meminta Wening untuk mengikhlaskan Nirmala yang kini resmi dinyatakan hilang dan meninggal terbawa arus sungai. Wening terus dihantui rasa bersalah karena telah menyebabkan kedua orang terdekatnya meninggal. Wening pun mencurahkan keluh kesahnya saat live streaming. Ia juga meminta bantuan kepada para penonton untuk memberi tahu jika menemukan Nirmala untuk segera mengabarinya, meskipun sudah lebih dari 10 hari Nirmala tidak ditemukan keberadaannya.


Curhatan dari Wening saat live streaming tersebut diketahui oleh Tirta (Putri Marino), seorang mantan atlet renang yang kini bekerja sebagai pelatih renang untuk anak-anak di Desa Majakunan. Selain itu, Tirta juga dikenal sebagai content creator podcast di sosial media dan sudah memiliki pendengar setianya.
Tirta dan sahabatnya, Bagus (Bhisma Mulia) tertarik untuk mengundang Wening sebagai tamu siaran podcast mereka. Usai menjadi mengisi siaran podcast tersebut, Wening mengalami serangkaian kejadian aneh. Ia sering didatangi makhluk gaib yang menyerupai mendiang ibunya. Tak hanya Wening saja, Tirta pun beberapa kali ikut merasakan kejadian yang sama dengan Wening. Makhluk gaib yang berwujud Uti Yah tersebut selalu mempertanyakan keyakinan dari Wening. Melihat hal tersebut, Bagus mempunyai niat untuk membantu Wening dan juga Tirta. Ia memberikan saran agar menggunakan jasa dukun untuk mencari keberadaan Nirmala serta menghentika terror gaib dari sosok yang menyerupai Uti Yah tersebut.



Karena sudah berbagai cara dilakukan namun tak membuahkan hasil, Wening pun mendatangi dukun yang direkomendasikan Bagus yaitu Mbah Gowa (Bambang Gundul). Setelah berdiskusi, Mbah Gowa meminta Wening untuk menebus semua dosa di masa lalu dan mengadakan ritual sesajen di sungai demi mengembalikan arwah Nirmala yang konon terperangkap oleh dendam dari masa lalu Wening. Demi menyelamatkan anaknya, Wening kemudian meminta bantuan dana kepada Tetsuya untuk keperluan menggelar ritual sesajen yang disarankan Mbah Gowa. Setelah menggelar ritual tersebut, di pinggir sungai mereka menemukan mayat yang sudah membengkak dan sulit dikenali. Selain itu, Mbah Gowa juga menemukan baju berwarna merah yang sama persis dengan pakaian yang terakhir digunakan oleh Nirmala sebelum mengalami kecelakaan. Wening pun akhirnya berusaha mengikhlaskan Nirmala untuk selama-lamanya.


Usai melakukan ritual sesajen tersebut, rupanya Wening masih dihantui oleh sosok gaib berwujud Uti Yah. Selain itu, Tirta pun menemukan sebuah fakta mengejutkan yang selama ini disembunyikan oleh Bagus dan Mbah Gowa. Rahasia apa yang akhirnya terkuak oleh Tirta? Apakah ada kaitannya dengan Wening dan juga Nirmala?


#Review:
Rumah produksi Palari Films siap meramaikan bioskop dengan film Indonesia terbaru setelah 3 tahun absen tidak merilis film di bioskop, lantaran fokus menggarap beberapa film untuk OTT Netflix. Di come back terbarunya ini, Palari Films mencoba ranah genre horror yang menjadi primadona di industri perfilman Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Palari Films menggandeng sutradara Yosep Anggi Noen beserta dua aktris peraih Piala Citra FFI yaitu Happy Salma dan Putri Marino sebagai pemain di film yang berjudul TEBUSAN DOSA (2024).


Aku berkesempatan hadir pada press screening dan gala premiere film TEBUSAN DOSA (2024) yang sukses digelar pada Rabu, 9 Oktober lalu di Cinema XXI, Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, hal menarik diungkapkan oleh produser Palari Films yaitu Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia. Film TEBUSAN DOSA (2024) menjalin kerjasama dengan rumah produksi asal Korea Selatan yaitu Showbox yang awal tahun ini sukses besar dengan film Box Office EXHUMA (2024). Kolaborasi Palari Films dan Showbox ini diharapkan membawa film ini bisa didistribusikan tak hanya di Indonesia saja tapi ke negara-negara lainnya. Hal menarik lainnya, diungkapkan oleh Alim Sudio yang menulis skenario dari film TEBUSAN DOSA (2024) ini. Sambil bercanda, ia mengaku cemas dan khawatir saat pertama kali bertemu dengan Yosep Anggi Noen, karena selama ini film-film yang disutradarai oleh Anggi Noen terlalu mindblowing dan segmented. Meskipun demikian, kolaborasi antara Alim Sudio dan Anggi Noen di film TEBUSAN DOSA (2024) ini diharapkan menjadi sajian yang lebih nge-pop namun tak meninggalkan ciri khas dari sang sutradara.


Untuk segi cerita, film TEBUSAN DOSA (2024) memang dikonsep seperti potongan puzzle dan teka-teki misteri yang tersebar disepanjang film. Dari awal sampai pertengahan film, plot berfokus untuk melihat perjuangan seorang ibu yang terus mencari keberadaan anaknya. Misteri yang menyelimuti hilangnya Nirmala dan konon berkaitan dengan masa lalu dari keluarga Wening pasti akan membuat penonton menduga jika film ini akan menggunakan formula mainstream tentang tumbal atau pesugihan. Namun siapa sangka, saat semua potongan puzzle sudah membentuk sebuah plot cerita utuh, Anggi Noen dan Alim Sudio berhasil memberikan plot twist apik dan tak terduga di babak akhir film. Saat reveal misteri yang selama menyelimuti keseluruhan film, perasaan suudzon dan dugaan buruk dari penonton seketika langsung dipatahkan oleh Anggi Noen. Andai saja sang sutradara menambahkan unsur dramatis saat plot twist dihadirkan serta menghilangkan satu adegan yang ada di ruangan pribadi Tetsuya, pasti taste kejutannya akan lebih greget lagi.


Untuk jajaran pemain, debut Happy Salma dan Putri Marino main film horror layar lebar disini tampil maksimal dan memuaskan. Teteh Happy Salma berhasil menyampaikan kegelisahan karakter Wening yang berjuang mencari anaknya dengan berbagai cara. Gesture dan ekspresi wajahnya benar-benar hidup! Putri Marino yang memerankan Tirta juga tak kalah mencuri perhatian. Sikap tegas, kepo dan ekspresi ketakutannya sama sekali tidak mengecewakan. Karakter Tirta disini sedikit mengingatkanku pada karakter Lala di film POSESIF (2017) yang diperankan juga oleh Putri Marino. Kedua karakter ini sama-sama produksi Palari Films dan sama-sama berprofesi sebagai atlet air (renang dan loncat indah). Kehadiran aktor asal Jepang yaitu Shogen juga memberikan warna tersendiri di film ini. Anggi Noen memberikan pendalaman karakter Tetsuya yang cukup solid sekaligus menjadi kunci juga untuk narasi keseluruhan cerita film TEBUSAN DOSA (2024).
Untuk urusan visual, sang sutradara berhasil menciptakan dunia tersendiri bagi film ini. Signature dari Anggi Noen yang memang handal dalam urusan create his own world terasa meyakinkan disepanjang durasi film. Teknis, artistik, design produksinya lebih otentik karena menggunakan desa dan wilayah betulan. Tak lupa juga unsur budaya Jepang juga bisa penonton rasakan di beberapa bagian. Malah aku juga bisa merasakan saat ritual pesugihan dan pembersihan yang hadir di film TEBUSAN DOSA (2024) ini taste nya film-film Korea Selatan dan Jepang banget.
Overall, film TEBUSAN DOSA (2024) berhasil tampil beda dari film horror Indonesia kebanyakan, plot cerita tentang harapan bisa digarap dengan maksimal lewat plot twist yang tersimpan rapi dan unpredictable. Save for the last, it will make you jawdrop!


[8.5/10Bintang]

Saturday 12 October 2024

[Review] Pulau Hantu: Cerita Tragis Saat Rombongan Tak Sengaja Terdampar Di Pulau Misterius!

 


#Description:
Title: Pulau Hantu (2024)
Casts: Taskya Namya, Bukie B. Mansyur, Samo Rafael, Cindy Nirmala, Hannah Hanon, Amanda Green, Verdi Solaiman, Patty Sandya, Azkya Mahira, Izabel Jahja, Pipien Putri
Director: Ferry Pei Irawan
Studio: MVP Pictures


#Synopsis:
Noah (Bukie B. Mansyur), Dara (Taskya Namya), Niki (Cindy Nirmala), Lathi (Hannah Hannon) dan Pandu (Samo Rafael) akhirnya berangkat menuju sebuah resort yang ada di pulau untuk dinner sekaligus berliburan. Sepanjang perjalanan menggunakan kapal, Dara terus dihubungi oleh ibunya yang selalu menanyakan kabar dan keberadaan Dara. Sikap overprotective ibunya tersebut membuat Dara kesal karena merasa terkekang dan tidak bisa leluasa untuk hidup mandir. Sementara itu, Niki yang melakukan reservasi dinner merasa panik karena khawatir jika mereka telat datang maka reservasi dan DP mereka akan hangus. Noah berusaha menenangkan Niki karena kapal dan nahkoda yang mereka sewa sudah berpengalaman dan sering disewa oleh keluarganya. Sang nahkoda kapal berjanji mereka akan tiba ke resort tepat waktu.


Disaat kapal mengarungi lautan, tiba-tiba saja memasuki perairan dangkal dan terdampar di sebuah pulau yang muncul di hadapan mereka. Karena kapal mogok, sang nahkoda meminta seluruh penumpang untuk turun. Nahkoda akan memeriksa kondisi kapal dan berjanji akan segera membereskannya. Noah dan lainnya pun mengikuti arahan nahkoda untuk turun dan menunggu di pinggir pantai.
Waktu terus bergulir. Langit menuju sore dan membuat Niki semakin frustasi karena mereka belum sampai di resort. Noah dan yang lainnya berusaha menghubungi kerabat mereka namun kesulitan karena tidak ada sinyal di pulau tersebut. Tak lama setelah itu, Noah tak sengaja mendengar suara anak perempuan yang berteriak memanggil ibunya dari dalam hutan. Noah yang berpengalaman dalam menjelajah hutan langsung masuk ke hutan untuk mencari sumber suara tersebut dengan ditemani Dara. Noah meminta Niki, Lathi dan Pandu tetap di pinggir pantai.
Noah dan Dara berjalan masuk ke dalam hutan meskipun hari semakin gelap. Dengan bermodalkan pencahayaan dari flashlight ponsel, mereka menelusuri hutan dan berharap bisa menemukan anak perempuan tadi. Setelah berjalan cukup lama, mereka dikejutkan menemukan banyak mayat yang tergeletak di dalam hutan. Awalnya Noah mengira jika jasad-jasad yang ditemukan itu diserang oleh hewan buas. Namun saat Dara melihat jasad lainnya yang tersangkut di atas pohon dengan keadaan mengenaskan, mereka yakin jika hal tersebut bukanlah diserang oleh hewan buas.


Disisi lain, Pandu juga mendengar suara perempuan yang meminta pertolongan dari dalam hutan. Pandu pun langsung bergegas berlari menuju hutan untuk menuju sumber suara tersebut. Ia meminta Niki dan Lathi untuk tetap di pinggir pantai sambil menemani nahkoda yang masih memperbaiki kapal. Saat Pandu masuk ke dalam hutan, ia malah tersesat. Berkali-kali ia berusaha mengejar sosok perempuan yang ia lihat namun hasilnya nihil. Hal serupa dialami juga oleh Noah dan Dara. Kini, mereka bertiga tersesat di dalam hutan. Setiap berlari untuk keluar hutan, mereka selalu kembali ke tempat yang sama. Dara semakin ketakutan dan panik. Sementara itu, Pandu tiba-tiba mendengar suara rantai dan akhirnya bertemu dengan sosok gaib berwujud perempuan yang menyeramkan. Pandu terus dikejar dan diseret oleh makhluk gaib tersebut.


Niki dan Lathi semakin khawatir karena ketiga temannya tak kunjung kembali ke pantai. Di saat yang bersamaan, mereka harus melihat kejadian tragis yang dialami oleh nahkoda. Selain itu, Niki dan Lathi juga melihat penampakan sosok perempuan yang berdiri diatas kapal. Karena ketakutan, mereka berdua berlari masuk ke hutan sambil mencari keberadaan Noah, Dara dan Pandu. Tak terasa waktu sudah malam hari. Mereka berlima yang berada di dalam hutan berusaha saling mencari satu sama lain. Noah, Dara, Niki dan Lathi akhirnya bertemu. Mereka berempat kemudian berlari menuju sebuah bangunan terbengkalai yang terlihat di tengah hutan. Niki dan Lathi khawatir dengan nasib Pandu yang masih berada di dalam hutan. Tak lama setelah itu, Pandu ternyata berhasil berjalan menuju tempat persembunyian Noah, Dara, Niki dan Lathi meskipun tubuhnya yang penuh luka. Noah berusaha menutupi semua luka yang ada di tubuh Pandu. Namun sayang, Pandu meninggal karena kehabisan darah. Lathi sangat sedih atas kematian Pandu yang tragis tersebut. Mereka berempat kemudian berusaha mencari informasi dan juga alat komunikasi agar bisa memanggil bantuan secepatnya. Noah dan Dara menuju ruang mesin, Niki dan Lathi menuju gudang untuk mencari peralatan yang bisa membantu mereka keluar dari pulau tersebut.
Saat menelusuri berbagai ruangan di bangunan tersebut, mereka menyadari jika tempat persembunyian yang mereka kunjungi adalah rumah rehabilitasi sekaligus rumah sakit jiwa bernama Oasis yang memang dibangun secara tersembunyi di tengah pulau terpencil. Saat Lathi melihat foto para pasien, pengelola dan para perawat yang ada disana, ia terkejut karena salah satu diantaranya sangat mirip dengan yang ia lihat di atas kapal tadi. Lathi dan Niki yakin jika sosok perempuan tersebut sudah meninggal dan arwahnya bergentayangan disana.


Noah, Dara, Niki dan Lathi kemudian mencari informasi tentang perempuan tersebut di ruang administrasi. Disana, mereka menemukan banyak file dan rekaman rehabilitasi dari banyak pasien. Salah satunya yaitu seorang perempuan bernama Mala Putri (Amanda Green). Berdasarkan dari penemuan mereka, Mala merupakan anak yang sengaja dikirim ke rumah sakit jiwa Oasis dan ditinggalkan selamanya oleh sang ibu (Patty Sandya). Hal tersebut terpaksa dilakukan oleh sang ibu setelah Mala membunuh ayahnya (Verdi Solaiman). Pengelola rumah sakit Oasis (Pipien Putri) dibuat kewalahan dalam mengurus Mala yang selalu memberontak dan berkali-kali mencoba untuk bunuh diri. Hingga pada akhirnya, Mala ditemukan tewas bunuh diri di kamar isolasinya dan jasadanya tak pernah dijemput oleh sang ibu.
Noah, Dara, Niki dan Lathi kemudian menyusun rencana untuk mencari jasad dari Mala untuk segera dikuburkan dengan layak agar tidak lagi bergentayangan. Namun saat mereka menjalankan misi tersebut, arwah perempuan yang ada di hutan tadi kembali bergentayangan dan mengincar mereka berempat. Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Mampukah mereka keluar dari pulau tersebut?


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures kembali hadir dengan film horror terbarunya di bioskop. Yang menarik, film horror kali ini merupakan remake dari salah satu IP ikonik milik MVP Pictures sendiri yaitu PULAU HANTU (2024). Hampir semua pecinta film Indonesia pasti sudah tidak asing dengan judul tersebut. Tiga film PULAU HANTU yang konsisten disutradarai oleh Jose Poernomo kala itu cukup sukses mencetak box office selama penayangan di bioskop. Selain itu, film PULAU HANTU yang dirilis tahun 2007, 2008 dan 2012 juga memiliki sosok setan ikonik dengan mulutnya terbuka lebar, atau yang lebih populer disebut setan mangap.


Di versi terbarunya ini, film PULAU HANTU (2024) disutradarai oleh Ferry Pei Irawan dan ditulis oleh Erwanto Alphadullah, sosok penulis skenario dibalik kesuksesan film DI AMBANG KEMATIAN (2023) dan KERETA BERDARAH (2024). Untuk segi cerita, film PULAU HANTU (2024) versi modern mengambik langkah untuk meninggalkan unsur komedi dan umbar keseksian dalam filmnya. Keputusan tersebut menurutku cukup tepat dan terlihat mengikuti perkembangan zaman yang dimana industri perfilman Indonesia sudah lama meninggalkan unsur sensualitas di setiap filmnya. Plot cerita film ini terbagi menjadi dua bagian. Cerita pertama mengambil sudut pandang dari lima sahabat yang tiba-tiba terdampar di pulau tak berpenghuni. Cerita kedua menjelaskan tentang masa lalu dari sebuah rumah rehabilitasi yang ada di pulau tersebut. Kedua cerita tersebut dikombinasikan dalam satu alur yang mudah dipahami serta saling melengkapi satu sama lain. Namun sayang, elemen horror serta jump scared yang dihadirkan film PULAU HANTU (2024) ini terasa repetitif dan tidak memiliki something new di setiap adegannya. Selain itu, film ini juga masih setia menggunakan formula klasik khas film-film horror mainstream seperti disesatkan di dalam hutan, para karakter berpencar lalu menemukan ajal mereka masing-masing dan sosok gaib yang menghabisi orang-orang tak bersalah. Untungnya semua adegan horror tersebut sedikit terselamatkan dengan tambahan elemen gore yang berhasil bikin penonton misuh-misuh melihatnya. Eksekusi kematian penuh darahnya bagus. Terlepas dari unsur horrornya yang tidak terlalu istimewa, Pei Irawan dan Alphadullah menghadirkan cerita flashback dari karakter Mala Putri dengan unsur drama yang cukup kuat. Plotnya mengangkat banyak issue didalamnya seperti bad parenting, kekerasan terhadap anak dibawah umur hingga gangguan mental yang diakibatkan oleh trauma sedari kecil. Kisah masa lalu dari Mala Putri tersebut dieksekusi dengan sangat dramatis dan berhasil memancing rasa simpati dari penonton.


Untuk jajaran pemain, pemilihan para aktor di film ini sudah sangat pas dan sesuai dengan porsi mereka masing-masing. Pendalaman karakter yang diperankan Taskya Namya, Bukie B. Mansyur, Cindy Nirmala, Hannah Hannon, Samo Rafael sampai Amanda Green masih berada di level yang believable dan tidak annoying. Chemistry persahabatan mereka berlima juga cukup meyakinkan penonton. Part kekacauan yang terjadi saat mereka berada di rumah rehabilitasi Oasis berhasil tersampaikan dengan baik ke penonton.
Untuk urusan visual, film PULAU HANTU (2024) versi modern ini sudah jelas mengalami peningkatan dari versi terdahulu. Pei Irawan sangat konsisten dalam mengandalkan alam untuk teknis film ini. Suasana gelap serta terangnya terlihat natural. Yang patut diapresiasi selanjutnya yaitu tata artistik dan design produksi karena berhasil menciptakan sebuah bangunan rehabilitasi yang terlihat benar-benar terbengkalai. Setiap sudut ruangan terasa nyata dan tidak seperti studio atau properti film.
Overall, film PULAU HANTU (2024) masih enjoyable ditonton di bioskop terlepas dari beberapa poin yang masih bisa ditingkatkan lebih maksimal lagi. Jika di masa yang akan datang bakal hadir sekuelnya, aku berharap dengan cerita baru dan tidak ada kaitannya dengan cerita di film ini.


[7.5/10Bintang]

Thursday 10 October 2024

[Review] The Wild Robot: Ketika Robot Canggih Jadi Induk Seekor Angsa!

 


#Description:
Title: The Wild Robot (2024)
Casts: Lupita Nyong'o, Kit Connor, Pedro Pascal, Boone Storme, Catherine O'Hara, Bill Nighy, Stephanie Hsu, Mark Hamill, Matt Berry, Ving Rhames, Alexandra Novelle, Raphael Alejandro
Director: Chris Sanders
Studio: Dreamworks Animation, Universal Pictures


#Synopsis:
Pesawat kargo yang mengangkut robot-robot produksi Universal Dynamics terkena cuaca badai dahsyat dan menyebabkan enam robot terjatuh ke sebuah pulau tak berpenghuni. Salah satu robot yaitu Rozzum Unit 7134 (Lupita Nyong'o) tak sengaja aktif karena tombol aktivasinya ditekan oleh hewan-hewan liar yang ada disana. Robot produksi Universal Dynamics tersebut diciptakan untuk sepenuhnya membantu segala aktifitas manusia. Ketika Rozz sudah aktif, otomatis ia mencari tuannya untuk menjalankan tugas. Namun sayang, Rozz tak menemukan satu manusia pun di planet tersebut. Ia hanya melihat banyak hewan liar berkeliaran disana. Karena tidak memiliki kemampuan dalam bahasa binatang, Rozz kemudian melakukan analisa dan menerjemah semua bahasa binatang selama beberapa hari agar ia bisa berkomunikasi dengan hewan-hewan penghuni pulau tersebut.



Meskipun kini ia sudah bisa berkomunikasi dengan hewan, namun Rozz tetap tidak bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal. Ia pun memutuskan untuk pulang ke Headquarters Universal Dynamics dengan cara mengirimkan sinyal agar dapat segera dijemput. Namun saat melakukan hal tersebut, Rozz terjatuh dari ketinggan dan menimpa sarang burung angsa. Kejadian tak sengaja tersebut menyebabkan induk angsa mati dan beberapa telur pecah. Rozz langsung memindai sarang dan berhasil menemukan 1 telur yang tidak pecah. Ia pun langsung menyelamatkan telur tersebut agar tidak terjatuh atau hancur sia-sia lagi.



Disaat yang bersamaan Rozz harus berhadapan dengan seekor rubah yang berusaha memakan telur angsa tersebut. Rubah tersebut berhasil dihentikan usai Rozz bisa berkomunikasi dengannya. Rubah yang bernama Fink (Pedro Pascal) itu kemudian berjanji akan tidak akan memakan telur tersebut dan akan membantu Rozz untuk merawat telur sampai menetas. Tak lama setelah itu, telur tersebut menetas dan muncul seekor angsa kecil. Rozz seketika menjadi sosok induk bagi angsa tersebut. Hampir kemanapun Rozz pergi angsa kecil itu selalu mengikutinya. Melihat tingkah lucu dari Rozz dan angsa kecil tersebut membuat Fink tertawa. Seekor Opposum (Catherine O'Hara) beserta anak-anaknya kemudian menjelaskan jika sifat alamiah seekor angsa yang baru menetas akan menganggap sosok pertama yang dilihatnya itu adalah induk atau ibunya. Meskipun Rozz adalah seorang robot, angsa kecil tersebut tetap menganggapnya sebagai induk. Fink pun memanfaatkan kemampuan Rozz untuk membantunya membangun sebuah shelter dengan alasan sebagai tempat tinggal bagi angsa kecil dan dirinya di hutan. Setelah itu, mereka bertiga tinggal di shelter tersebut. Angsa kecil tersebut kemudian diberi nama Brightbill (Boone Storme).



Seiring berjalannya waktu, Brightbill (Kit Connor) tumbuh menjadi angsa yang sehat dan juga besar. Namun sayang, tumbuh kembang Brightbill yang selama ini dibesarkan oleh Rozz membuatnya kehilangan jati diri sebagai seekor angsa. Brightbill tidak bisa berenang dan juga terbang. Bahkan perilaku sampai pola pikirnya semakin serupa dengan Rozz ketimbang angsa pada umumnya. Hal tersebut membuat Brightbill mendapat bully dari kawanan angsa yang ada di rawa. Mereka tak menyangka jika bisa melihat secara langsung sosok Brightbill yang dibesarkan oleh monster robot. Meskipun diperlakukan buruk, Rozz selalu berusaha melindungi Brightbill setiap saat. Namun sayang, kemunculan Rozz di rawa tersebut menimbulkan kekacauan. Brightbill memutuskan ingin menjadi seekor angsa seutuhnya dan hidup di habitat aslinya.




Seiring berjalannya waktu, Brightbill perlahan mulai bisa berenang dan juga terbang berkat belajar dari angsa senior Longneck (Bill Nighy) dan juga elang Thunderbolt (Ving Rhames). Brightbill pun memutuskan untuk ikut bermigrasi dengan kawanan angsa sebelum memasuki musim dingin. Disisi lain, kondisi Rozz perlahan mulai menurun karena kehabisan daya energi. Ia dilanda kebingungan antara tetap tinggal di pulau sampai Brightbill kembali atau menyalakan sinyal untuk kembali pulang ke Headquarters Universal Dynamics. Sebelum baterai dalam tubuhnya habis, Rozz menyelamatkan hewan-hewan yang terjebak badai salju ekstrim dan berlindung di shelter yang ia bangun bersama dengan Fink dan Brightbill.
Setelah selesai musim dingin, hewan-hewan yang berhasil diselamatkan dan tinggal di shelter merasa sangat bersyukur atas apa yang dilakukan oleh Rozz tersebut.


Tak lama setelah itu, Brightbill dan kawanan angsa lainnya kembali ke pulau. Longneck dan kawanan angsa menganggap Brightbill sebagai pahlawan karena berhasil mengawal mereka kembali ke pulau dengan selamat, meskipun sempat berurusan dengan robot-robot pengusir hama yang ada Headquarters Universal Dynamics. Namun sayang, sebelum bertemu dengan Brightbill, Rozz sudah mengirimkan sinyal untukp pulang dan tak lama setelah itu ia dijemput oleh Vontra (Stephanie Hsu), awak pesawat dari Universal Dynamics yang akan melakukan reset kepada Rozzum Unit 7134. Namun setelah mengetahui Brightbill telah kembali, Rozz pun membatalkan untuk pulang dan bergegas pergi menemui Brightbill. Vontra langsung mengejarnya dan dibantu oleh kawanan robot untuk menangkap Rozz.
Bagaimana nasib selanjutnya dari Rozz? Apakah ia akan sepenuhnya menjadi robot pelindung bagi habitat hewan di pulau atau terpaksa kembali ke Headquarters Universal Dynamics?



#Review:
Memasuki empat bulan terakhir di tahun 2024, industri perfilman Hollywood selalu memiliki amunisi andalan film-film yang potensial untuk berlaga di Academy Awards tahun depan. Kali ini sebuah film animasi produksi Dreamworks Animation Studios berjudul THE WILD ROBOT (2024) yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat terkuat untuk menyabet piala Oscars Best Animated Feature setelah film produksi kompetitornya yaitu INSIDE OUT 2 (2024).


Aku berkesempatan hadir pada special screening film THE WILD ROBOT (2024) yang sukses digelar oleh UIP Pictures Indonesia, Universal Pictures Indonesia dan WatchmenID pada Sabtu, 5 Oktober 2024 lalu di Cinema XXI Gandaria City, Jakarta Selatan.
Untuk segi cerita, film animasi THE WILD ROBOT (2024) ini diadaptasi dari buku karya Peter Brown yang pertama kali dirilis pada tahun 2016 lalu. Plot yang dihadirkan pun surprisingly membuatku takjub tentang bagaimana kecanggihan teknologi di masa depan yang berdampingan dengan kehidupan alam liar. Semua interaksi antara robot dan hewan-hewan liar yang terjadi dalam film ini terasa believable. Penonton bisa merasakan rasa cinta dan tulus dari sebuah robot dalam merawat seekor angsa dari nol sampai bisa menggapai impiannya. Moment kebersamaan antara Rozz, Brightbill dan Fink selalu berhasil membuat penonton tertawa. Namun tak sedikit juga interaksi mereka bertiga ini menciptakan suasana haru, sampai membuatku berkata dalam hati "gila ya, sebuah robot dan hewan pun sebetulnya memiliki perasaan yang sangat tulus, bahkan jauh lebih besar ketimbang manusia sekalipun". Chris Sanders selaku sutradara berhasil memanusiakan karakter robot Rozz sebagai sosok ibu yang luar biasa untuk Brightbill. Effort yang dilakukannya sangat maksimal dari awal sampai akhir film. Bahkan tak disangka-sangka, perasaan rapuh, sedih dan hampa dari Rozz ketika ditinggal Brightbill tersampaikan dengan baik pada penonton. Jujur, pada part ini, aku sampai baper melihat Rozz yang ditinggal Brightbill. Huhuhu!
Selain relationship antara induk dengan anaknya, film THE WILD ROBOT (2024) juga memberikan gambaran tentang dunia alam liar yang sangat realistis. Tingkah laku hewan-hewan disini sama persis dengan kehidupan sesungguhnya. Seperti mamalia opposum yang punya keunikan sering pura-pura mati, rubah yang licik dan tak punya teman, berang-berang yang punya semangat gigih dan optimisme tinggi dalam mewujudkan ambisnya dan masih banyak lagi hewan lainnya yang punya pesonanya masing-masing.


Untuk jajaran aktor pengisi suara, film THE WILD ROBOT (2024) punya ensemble cast yang sangat luar biasa. Lupita Nyong'o terlalu luar biasa dalam menghidupkan robot Rozzum. Dinamika perubahan sikap serta intonasi suaranya sukses membuatku terpukau. Tak heran jika beliau ini masuk jajaran aktris Hollywood terbaik di era modern. Papi Pedro Pascal juga surprisingly bagus juga dalam menyuarakan Fink si rubah cerdik. Malah di beberapa bagian, aura Pedro Pascal nya tidak terasa sama sekali, malah seperti suara teenager. Keren! Yang selanjutnya yaitu duo Boone Storme dan "Nick" Kit Connor yang begitu apik menyuarakan karakter Brightbill. Semangat serta ambisnya itu bisa tersampaikan dengan maksimal kepada penonton. Tak heran jika para pemain di film ini terasa sangat saling melengkapi satu sama lain. Gokil!
Untuk urusan visual, film THE WILD ROBOT (2024) menghadirkan animasi yang sangat fresh, unik dan tidak membosankan. Hampir sepanjang film, visualisasi kehidupan di alam liar dalam film ini seperti lukisan bergerak. Indah banget! Menurutku visual THE WILD ROBOT (2024) terasa lebih memukau ketimbang film-film animasi produksi kompetitor dan Spider-Verse sekalipun. Scoring dan alunan musik yang mengiringi setiap adegan film juga semakin memperlengkap keindahan dari film ini.
Overall film THE WILD ROBOT (2024) otomatis jadi salah satu film animasi Hollywood terbaik yang pernah dibuat sejauh ini. Aku sangat ikhlas jika di kompetisi Oscars tahun depan, film ini mendapat gelar Best Animated Feature. Bagus!


[9.5/10Bintang]

Saturday 5 October 2024

[Review] Kuasa Gelap: Eksorsisme Siswi Sekolah Dari Iblis Mengerikan Bernama Zababel!



#Description:
Title: Kuasa Gelap: Dominion of Darkness (2024)
Casts: Jerome Kurnia, Lukman Sardi, Lea Ciarachel, Astrid Tiar, Freya JKT48, Joshua Pandelaki, Erdin Werdrayana, Delia Husein, Viki Maintropa, Saleh Ceper, Wina Marino
Director: Bobby Prasetyo
Studio: Paragon Pictures, Ideosource, Anami Films, Legacy Pictures


#Synopsis:
Sejak kecelakaan mobil yang menewaskan ibu dan adik perempuannya, Romo Thomas (Jerome Kurnia) memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Imam Katolik di gereja. Thomas merasa bersalah karena telah menyebabkan kecelakaan tersebut. Namun pihak gereja tidak langsung memberikan keputusan terhadap pengunduran diri Thomas. Pihak gereja masih berharap kepada Thomas agar tetap menjadi Romo sembari menyembuhkan rasa sakit hati dan perasaan bersalah yang terus membayanginya itu.


Disisi lain, seorang siswi SMA yaitu Kayla (Lea Ciarachel) merasakan adanya perubahan sikap dari ibunya, Maya (Astrid Tiar) yang kini sudah memiliki pengganti mendiang sang ayah yaitu Dennis (Erdin Werdrayana). Kayla rindu dengan mendiang ayahnya yang selalu ada untuknya. Melihat temannya sedih membuat Cilla (Freya JKT48) berinisiatif mengajak Kayla untuk bisa berkomunikasi dengan ayahnya dengan cara datang ke kuburan dan memainkan boneka jelangkung disana.



Cilla yakin jika mereka main jelangkung, maka Kayla bisa berkomunikasi dan melepas kerinduan dengan ayahnya. Sepulang dari sekolah, Kayla dan Cilla langsung bergegas menuju kuburan. Sesampainya disana, mereka langsung memainkan boneka jelangkung tersebut sambil membacakan mantra. Tak lama setelah itu, boneka jelangkung tersebut bergerak dan memberikan tanda jika yang berkomunikasi tersebut adalah arwah dari ayahnya Kayla. Ketika Kayla sedang mencurahkan isi hatinya, petugas kuburan memergokinya. Kayla dan Cilla langsung pergi berlari menuju mobil mereka.


Keesokan harinya, Kayla dan Cilla bertemu di kelas. Keduanya terlihat kurang sehat. Kayla pun melihat adanya luka memar di bagian leher dan tangan Cilla. Beberapa hari kemudian, Kayla merasakan jika ia masih bisa berkomunikasi dengan arwah ayahnya. Kayla pun meminta agar hubungan sang ibu dengan Dennis segera berakhir. Tak lama setelah itu, keinginan Kayla terwujud. Ia mendengar ibunya sedang menelepon Dennis dan meminta hubungan mereka berakhir. Tentunya Kayla sangat senang saat mendengar hal tersebut, mengingat usia Dennis terpaut cukup jauh dengan sang ibu dan Dennis juga dikenal sebagai tukang selingkuh.



Waktu terus berlalu, saat Kayla masuk ke sekolah. Ia mendapat kabar duka tentang kematian Cilla yang ditemukan gantung diri di rumahnya. Pihak sekolah langsung meminta keterangan kepada Kayla seputar permasalahan yang mungkin saja sedang dihadapi oleh Cilla hingga akhirnya ia nekat untuk bunuh diri. Sejak kematian sahabatnya itu, Kayla dibuat ketakutan. Ia pun membuang boneka jelangkung dan tak ingin berurusan lagi dengan hal-hal gaib.


Namun sayang, upaya Kayla untuk hidup normal ternyata gagal. Kayla makin sering mengalami hal-hal gaib, termasuk terror yang berusaha menyerang fisiknya. Situasi menjadi tidak terkendali saat Kayla mengalami kerasukan sosok iblis berwujud biarawati, yang ternyata selama ini mengelabui Kayla dengan cara berpura-pura sebagai arwah ayahnya. Karena semakin membahayakan dan selalu menyerang orang-orang disekitarnya, Maya pun langsung menghubungi Romo Rendra (Lukman Sardi) untuk meminta pertolongan. Romo Rendra yang kondisinya belum sepenuhnya sehat langsung menghubungi pihak gereja dan meminta Romo Thomas dan Suster Indah (Delia Husein) untuk mendampingi dirinya melakukan ritual eksorsisme pada Kayla.


Berbekal pengalaman serta ilmu Agama Katolik, Rendra dan Thomas bekerja sama untuk mengusir sosok iblis yang berusaha menguasai tubuh Kayla. Mampukah mereka berdua menyembuhkan Kayla dari gangguan iblis bernama Zababel?


#Review:
Rumah produksi Paragon Pictures milik Robert Ronny dan Andi Boediman menghadirkan sebuah film horror terbaru yang boleh dibilang beda dari film-film horror Indonesia kebanyakan. Dengan menggandeng Bobby Prasetyo sebagai sutradara, Paragon Pictures dan Ideosource merilis film KUASA GELAP (2024) yang mengangkat cerita eksorsisme di Indonesia. Riset yang dilakukan oleh tim penulis pun tak main-main. Cerita yang diambil berdasarkan dari kisah nyata ritual eksorsisme yang pernah terjadi di sebuah gereja di Semarang, Jawa Tengah.


Untuk segi cerita, film KUASA GELAP (2024) ini memang terasa fresh sebagai sebuah film horror di Indonesia. Konsep cerita mengangkat ritual eksorsisme berdasarkan dari Agama Kristen Katolik tentunya sangat jarang atau malah belum pernah ada dalam film horror Indonesia sejauh ini *CMIIW. Menurutku, hal ini harus diapresiasi mengingat mayoritas film horror produksi Indonesia selalu mengandalkan budaya dari tanah Jawa atau Agama Islam di setiap ceritanya.
Meskipun terbilang fresh, namun plot cerita dari film KUASA GELAP (2024) masih terlalu mengikuti film-film bertema serupa yang berasal dari Hollywood. Bobby Prasetyo mengambil langkah main aman dan tidak terlalu eksploratif baik dari segi plot maupun teknis secara keseluruhan. Harus diakui, terror dan situasi mencekam ketika karakter Kayla mengalami kerasukan disini terasa serba sederhana. 


Ditambah lagi, saat paruh awal film, plot terasa hambar dan flat banget. Dialog antara Kayla dan Cilla pun terdengar cringe. Ide main jelangkung di kuburan yang tiba-tiba muncul di benak Cilla benar-benar out of the box dan tanpa adanya motivasi sama sekali. Namun hal tersebut bisa aku maklumi mengingat Lea dan Freya ini baru debut main film layar lebar. Tanda tanya berikutnya yaitu tentang asal-usul dari iblis Zababel yang mencoba menguasai Kayla pun tidak diperjelas di film ini. Sosok iblis yang langsung mengingatkan akan Valak tersebut hanya sebatas muncul lalu berusaha menguasai Kayla saja. Plot cerita justru lebih menarik saat film ini mengulik pergulatan batin Romo Thomas dan juga Romo Rendra. Perasaan khawatir, bimbang dan gelisah mereka berdua benar-benar menyelamatkan film ini. Mood nonton semakin meningkat saat film KUASA GELAP (2024) memasuki babak akhir. Bobby Prasetyo berhasil menghadirkan ritual eksorsisme dengan sentuhan khas budaya film horror Indonesia. Pelafalan doa-doa Katolik untuk mengusir setan yang diucapkan oleh Jerome Kurnia dan Lukman Sardi sangat fasih sekaligus meyakinkan. Selain itu pemicu konflik yang terjadi dalam ruang lingkup keluarga Maya pun bisa diselesaikan dengan baik disini dengan sedikit plot twist yang cukup unpredictable.
Untuk urusan visual, film KUASA GELAP (2024) memang tidak menyajikan visual yang superior seperti film-film eksorsisme Hollywood. Semuanya serba sederhana. Keputusan tersebut bisa aku maklumi mengingat film ini menjadi permulaan untuk film horror bertema eksorsisme di Indonesia. Aku sangat berharap, jika nantinya mendapat lampu hijau untuk dibuatkan sekuel dan universe tersendiri, bisa hadir dengan kasus yang lebih dramatis dan bombastis lagi. Ayo Paragon Pictures aku yakin pasti bisa!


[7.5/10Bintang]