Wednesday, 18 December 2024

[Review] Racun Sangga: Dampak Santet Paling Mengerikan Yang Berasal Dari Kalimantan!



#Description:
Title: Racun Sangga - Santet Pemisah Rumah Tangga (2024)
Casts: Frederika Cull, Fahad Haydra, Wafda Saifan, Umar Lubis, Mila Jamila, Zidan El Hafiz, Ravelra Supit, Gusti Gina, Shafa Almera, Julian Kunto, Elvito, Elly D. Luthan
Director: Rizal Mantovani
Studio: Soraya Intercine Films


#Synopsis:
Setelah lulus kuliah, Mahya (Frederika Cull) dijodohkan dengan pria pilihan orangtuanya yaitu Andi (Fahad Haydra). Sebagai anak yang baik dan tak pernah membantah keinginan Abuya (Umar Lubis) dan Uma nya, Mahya bersedia dengan rencana perjodohan tersebut dan mengakhiri hubungan asmaranya dengan Duma (Wafda Saifan) yang sudah berjalan selama mereka masih kuliah.
Acara pernikahan Mahya dan Andi digelar meriah. Kedua keluarga menggunakan adat budaya Kalimantan penuh suka cita. Kerabat, saudara dan rekan-rekan dari kedua mempelai memberikan doa yang terbaik untuk pernikahan Mahya dengan Andi. Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, mereka memutuskan hidup mandiri. Mahya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Andi fokus bisnis coffee shop yang sudah memiliki beberapa cabang di Kalimantan.
Tak ada angin tak ada hujan, rumah tangga Mahya dan Andi dihadapkan dengan sebuah masalah. Setiap malam, Andi selalu terbangun dari tidurnya di tengah malam. Ia sering berperilaku aneh dan seolah-olah melihat sosok mengerikan di hadapannya. Saat pagi hari, kondisi kesehatan Andi mulai menurun. Ia mengalami demam tinggi, batuk berdarah dan sesak nafas. Mahya yang khawatir dengan kondisi suaminya langsung dibawa ke rumah sakit. Saat diperiksa oleh Dokter, tidak ditemukan hal-hal aneh dalam tubuh Andi. Keduanya masih berpikir positif dan menduga kondisi kesehatan Andi menurun karena faktor kelelahan saja.
Hari demi hari terus berlalu. Kondisi kesehatan Andi terus mengalami penurunan. Selain demam, batuk berdarah dan sesak nafas, kali ini sekujur tubuhnya memerah dan gatal, padahal Andi tidak memiliki gejala alergi sama sekali. Mahya yang panik kemudian membawa lagi sang suami ke rumah sakit untuk dirawat disana. Melihat kesibukan Mahya dalam pekerjaan dan merawat suaminya yang sakit-sakitan membuat rekan-rekan di balai desa khawatir. Mereka curiga jika Andi terkena kiriman santet karena gejalanya sangat mirip dan tidak terdeteksi oleh medis rumah sakit. Mendengar hal tersebut membuat Mahya ikut khawatir, karena gejala sakit dari sang suami selalu berbarengan dengan kejadian-kejadian mistis saat mereka sedang berada di rumah. Ditengah kondisi kesehatan Andi yang tak kunjung sembuh, muncul kabar bahagia tentang Mahya yang sedang hamil. Keduanya tentu sangat senang dengan kabar tersebut. Mahya dan Andi akhirnya diberi kesempatan untuk menjadi orang tua.
Memasuki bulan kehamilan pertengahan, Mahya masih disibukkan dengan pekerjaan sekaligus mencari pengobatan alternatif untuk sang suami dengan dibantu adik Safiya (Mila Jamila) dan iparnya Rashid (Zidan El Hafiz). Hingga suatu hari, saat keluarga Mahya menggelar acara syukuran dirumahnya, keluarga dari pamannya terkejut saat melihat kondisi Andi yang sakitnya itu disebabkan oleh santet. Mereka menyarankan Mahya dan juga Andi untuk mendatangi kerabat mereka yang bisa melakukan Ruqyah terhadap orang terkena santet. Mahya, Safiya dan Rashid pun bergegas membawa Andi menuju ke kediaman orang pintar tersebut untuk Ruqyah. Namun sayang, orang-orang pintar yang ditemui mereka selalu menolak saat melihat kondisi Andi yang santetnya terlalu kuat, karena santet yang digunakan yaitu Santet Racun Sangga. Santet ilmu tingkat tinggi yang bertujuan untuk memisahkan orang sampai maut memisahkan. Satu-satunya cara untuk meringankan efek Santet Racun Sangga tersebut yaitu melakukan ritual keramat Baharagu bersama salah satu sesepuh adat yaitu Nini Bulan (Elly D. Luthan).
Akankah ritual Baharagu tersebut berhasil menyelamatkan Andi dari Santet Racun Sangga yang sangat mematikan tersebut?


#Review:
Rumah produksi Soraya Intercine Films kembali hadir di tanggal cantik penghujung tahun dengan film horror terbaru berjudul RACUN SANGGA: SANTET PEMISAH RUMAH TANGGA (2024). Film ini diadaptasi dari Thread X nya Gusti Gina yang sempat viral pada Mei 2024 lalu. Yang awalnya membuatku skeptis, Soraya Films menggandeng Rizal Mantovani sebagai sutradara untuk project film RACUN SANGGA (2024) ini. Skeptisku ini menurutku cukup beralasan, mengingat sepak terjang Rizal Mantovani menggarap film horror dalam beberapa tahun terakhir terbilang sangat produktif namun berbanding terbalik dengan kualitas cerita ataupun film yang dihadirkan. Namun rasa skeptisku sedikit memudar setelah melihat penulis skenario dari film RACUN SANGGA (2024) ini ditangani oleh sang pemilik Thread X nya langsung yaitu Gusti Gina dengan dibantu Adi Nugroho. Padahal biasanya, Soraya Films ataupun sister company nya yaitu Hitmaker Studios selalu mengandalkan Riheam Junianti sebagai penulis skenario dan cerita setiap film-film yang diproduksi.


Untuk segi cerita, film RACUN SANGGA (2024) memang tak menawarkan hal baru. Premisnya pun sudah sering sekali kita temukan di film-film horror, yaitu tentang pasutri yang terkena kiriman santet. Yang menjadi kejutan, kolaborasi Rizal Mantovani, Gusti Gina dan Adi Nugroho disini berhasil menciptakan hal baru dari premis mainstream tersebut. Film RACUN SANGGA (2024) bukan menjual parade penampakan jump scared setan, melainkan dampak buruk santet yang dirasakan oleh korban. Dengan durasi yang cukup melar sampai 118 menit, film ini tampil sangat detail menampilkan struggling pasutri asal Kalimantan untuk mencari kesembuhan dari kiriman santet tersebut. Plot terasa makin kompleks dengan menambahkan sisi psikologis dari kedua karakter yang sama-sama frustasi dalam menghadapi kiriman santet tersebut. Penonton bisa merasakan betapa lelahnya karakter Mahya dan juga Andi yang selama bertahun-tahun kesana-kemari untuk bisa sembuh. Sisi psikologis dari karakter Andi semakin bombastis berkat dukungan tata suara, scoring musik, prostetik dan efek visual yang mempertegas betapa kacaunya psikologisnya Andi selama terkena santet tersebut. Salah satu adegan paling memorable di film RACUN SANGGA (2024) yaitu saat adegan Andi di dapur. Kombinasi antara adegan, suara dan aktingnya gokil banget!


Alur cerita semakin kompleks sekaligus banyak kejutan tersembunyi saat plot memasuki babak ketiga. Siapa sangka, film ini menambahkan elemen drama rumah tangga yang kemudian dipadukan dengan unsur budaya tarian Baharagu khas Kalimantan Selatan! Ritual tarian untuk prosesi Ruqyah disini bikin merinding dan seketika mengingatkanku dengan apa yang sudah dilakukan luar biasa di film EXHUMA (2024) nya Korea Selatan. Aku juga suka dengan keputusan akhir cerita film ini yang dibuat seperti itu. Bitter nya ngena banget sama persis dengan apa yang pernah aku rasakan ketika selesai menonton film DI AMBANG KEMATIAN (2023) tahun lalu. Namun ada beberapa hal minor yang masih bisa penonton temukan dalam plot film ini. Salah satu yang paling mencolok yaitu terlalu banyak hal repetitif yang dilakukan untuk sebuah penjelasan pada suatu adegan. Hal inilah yang menyebabkan film ini terasa panjang, khas Soraya Films.


Untuk jajaran pemain, debut Frederika Cull sebagai pemeran utama wanita dalam film RACUN SANGGA (2024) ini sekilas mengingatkanku akan Pevita Pearce. Cantik bule dengan gaya bahasa daerah yang sangat kental. Kualitas aktingnya semakin terlihat maksimal saat plot berada di drama rumah tangga. Sisi emosional seorang ibu hamil yang harus menghadapi kenyataan pahit tentang suaminya tersampaikan dengan baik kepada penonton. Chemistry yang dibangun bersama aktor muda Fahad Haydra pun masih terlihat canggung, namun hal tersebut sedikit aku maklumi mengingat background story kedua karakter tersebut memang dijodohkan, bukan sebagai pasangan yang sudah lama berpacaran kemudian menikah. Fahad Haydra bisa jadi the next big thing nih di industri film, kualitas aktingnya sebagai Andi dalam film ini bisa diperhitungkan! Aksi kesurupan dan effort nya maksimal.
Untuk urusan visual, Soraya Films lagi dan lagi selalu konsisten membawa film-film yang diproduksinya berada di level teratas. Kesan mahal, megah dan elegan terpancar kuat dari film RACUN SANGGA (2024) ini dan menjadi pembeda yang sangat mencolok dari film-film karya Rizal Mantovani sebelumnya. Overall, film RACUN SANGGA: SANTET PEMISAH RUMAH TANGGA (2024) memuaskan! Meskipun punya sedikit minor, tapi tertutupi oleh point-point plus tadi. Karya Rizal Mantovani terbaik di tahun ini!


[8.5/10Bintang]

Monday, 16 December 2024

[Review] Samsara: Pengalaman Sinematik Konser Dari Garin Nugroho Yang Memukau!



#Description:
Title: Samsara (2024)
Casts: Ario Bayu, Juliet Burnett, Gus Bang Sada, I Wayan Wira Kusuma, Alit Aryani Willems, Siko Setyanto, Ni Ketut Arini, Cok Sawitri, Nyoman Darwin Setiabudi, I Kadek Agung Arya Krisna
Director: Garin Nugroho
Studio: Cineria Films, Garin Workshop, Lynx Films, Djarum Foundation


#Synopsis:
Pada tahun 1930an, keindahan Pulau Bali semakin dikenal luas dan mendunia. Banyak tokoh-tokoh dari luar negeri berdatangan ke Bali untuk tujuan wisata. Banyaknya warga asing yang tinggal di Bali menghasilkan percampuran budaya dan pernikahan dengan warga pribumi asli. Salah satunya yaitu Sinta (Juliet Burnett), anak dari konglomerat dari Belanda yang menikah dengan pria pribumi dari golongan bangsawan Bali.
Sedari kecil, Sinta sudah terbiasa bermain dengan anak-anak pribumi yang ada disekitar rumahnya. Meskipun berbeda status sosial, keluarga Sinta tidak membatasi sang anak untuk berinteraksi dengan siapapun. Salah satu anak pria yang sering mengajak Sinta bermain yaitu Darta (Ario Bayu). Saat beranjak dewasa, Darta jatuh cinta kepada Sinta dan ingin melamarnya dengan membawa beberapa uang koin dan perhiasan sederhana untuk diberikan kepada keluarga Sinta. Namun sayang, lamaran Darta ditolak oleh ayahnya Sinta karena alasan perbedaan status sosial. Darta dan Sinta pun sedih karena cinta mereka tidak bisa bersatu di pelaminan.
Penolakan tersebut membuat Darta murka. Ia marah karena cintanya tidak direstui gara-gara kondisi ekonominya yang miskin dan bukan berasal dari golongan bangsawan. Darta semakin terobsesi dengan Sinta. Ia mengambil jalan pintas melakukan pesugihan dengan Siluman Raja Monyet (Gus Bang Sada) untuk mendapat kekayaan. Ritual gaib antara Darta dan Siluman Raja Monyet tersebut membuahkan hasil. Darta kini bergelimang harta dan seketika langsung mendapat restu dari kedua orangtua Sinta untuk menikah.
Darta dan Sinta akhirnya resmi menikah dan hidup sebagai pasangan suami istri. Kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kehamilan anak pertama mereka. Namun sayang, dibalik keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga Darta dan Sinta ini, terdapat konsekuensi besar yang harus dihadapi oleh rumah tangga Darta. Ketiganya menerima kutukan mengerikan dari Siluman Raja Monyet. Berbagai permasalahan pun turut menghampiri ketiganya dan mengancam keselamatan mereka bertiga karena Siluman Raja Monyet berencana akan melakukan pembalasan lantaran Darta melanggar perjanjian yang sudah mereka sepakati.


#Review:
Salah satu sutradara senior dan terbaik Indonesia yaitu Garin Nugroho menggebrak industri sinema Indonesia dan juga dunia lewat project film terbarunya yang berjudul SAMSARA (2024). Gebrakan terbarunya kali ini, Garin Nugroho menghadirkan film dengan format hitam putih dan tanpa dialog sama sekali! Meskipun sebelumnya sudah ia lakukan di film SETAN JAWA (2016), namun di film terbarunya ini memiliki banyak hal baru yang belum ditemukan dalam sejarah perfilman Indonesia.
Aku berkesempatan untuk menonton lebih dulu film SAMSARA (2024) di bioskop pada perhelatan Jogja NETPAC Asian Film Festival pada 30 November - 7 Desember 2024 lalu di Yogyakarta. Film SAMSARA (2024) terpilih menjadi film pembuka JAFF Jogja yang ke-19. Setelah menonton di bioskop, aku juga mendapat kesempatan untuk menonton Cine-Concert SAMSARA (2024) yang sukses digelar pada 13-15 Desember kemarin di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Cikini Jakarta Pusat. Menonton dua kali film SAMSARA (2024) dengan format yang berbeda tentunya menciptakan experience tersendiri yang selama ini belum pernah aku rasakan sebagai penonton dan pecinta film Indonesia.


Untuk segi cerita, SAMSARA (2024) sendiri menjadi salah satu film karya Garin Nugroho yang cukup mudah diikuti alur ceritanya dan tidak se arthouse biasanya. Premis sederhana tentang melakukan ritual perjanjian gaib demi mengejar cinta sudah sering sekali kita temukan baik dalam film, ftv, sinetron maupun serial. Premis simple tersebut ternyata bisa menjadi sajian yang sangat memukau oleh seorang Garin Nugroho. Budaya dan keindahan Bali tempo dulu tervisualkan dengan luar biasa dalam film ini. Unsur magis dan kesan mistis tentang Siluman Raja Monyet juga terasa sangat maksimal disepanjang film. Salah satu adegan yang mengesankan bagiku yaitu saat pertama kali Darta masuk ke kerajaan monyet tersebut. Merinding banget!
Konsep film bisu dengan format hitam putih yang digunakan film SAMSARA (2024) ini seolah menjadi sebuah penghormatan bagi film-film klasik di era tahun 1930an. Selain itu, hadirnya film ini juga bisa disebut sebagai terobosan dari sang sutradara yang berani untuk mundur dengan konsep jadul ditengah perkembangan pesat dan canggihnya teknologi di industri sinema seperti saat ini. Yang menjadi daya tarik selanjutnya dari film ini yaitu kolaborasi musik tak lazim antara musik tradisional dengan musik elektronik modern! Lalu bagaimana dengan hasilnya? Wow! Sungguh mengesankan! Perpaduan suara gamelan yang dimainkan oleh Tim Gamelan Yuganada memberikan sentuhan magis dan sakral disepanjang film. Tempo dan alunannya makin lengkap sekaligus mencengangkan saat berkat sentuhan musik elektrik dari Gabber Modus Operandi.
Untuk jajaran pemain, penampilan Ario Bayu, Juliet Burnett dan para pendukung lainnya sukses menunjukkan kualitas akting mereka meskipun tanpa dialog sama sekali. Gesture tubuh, ekspresi muka hingga tarian bernuansa magis yang sangat Bali banget bisa tersampaikan dengan baik kepada penonton, sehingga alur cerita serta maksud dan tujuan dari film ini mudah dipahami. Jadi tak heran di Festival Film Indonesia 2024 kemarin, film SAMSARA (2024) berhasil memenangkan 4 Piala Citra untuk kategori Sutradara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penata Musik Terbaik dan Penata Busana Terbaik. Segera tayang hanya di bioskop tahun 2025!


[9/10Bintang]

Wednesday, 4 December 2024

[Review] Cinta Tak Seindah Drama Korea: Keseruan Tak Terduga Tiga Sahabat Saat Liburan!



#Description:
Title: Cinta Tak Seindah Drama Korea (2024)
Casts: Lutesha, Jerome Kurnia, Ganindra Bimo, Dea Panendra, Anya Geraldine, Rafly Altama, Sadha Triyudha, Seong Byeong-Suk, Unique Priscilla, Gary Iskak, Miller Khan, Izabel Jahja
Director: Meira Anastasia
Studio: Imajinari Pictures


#Synopsis:
Sedari dulu, Dhea (Lutesha) dan kedua sahabatnya yaitu Kikan (Dea Panendra) dan Tara (Anya Geraldine) memiliki rencana untuk liburan bareng ke Korea Selatan. Namun yang terjadi, Dhea justru akan segera berliburan kesana bersama dengan sang pacar yaitu Bimo (Ganindra Bimo), tanpa kedua temannya itu. Disaat Dhea merasa bersalah dan punya perasaan tak enak hati, tiba-tiba saja Kikan dan Tara muncul di bandara menemui Dhea. Rupanya Bimo memberikan kejutan kepada Dhea dengan memberikan tiket liburan untuk Dhea, Kikan dan Tara ke Korea Selatan. Meskipun kaget, Dhea sangat senang akhirnya wishlist mereka untuk liburan bareng ke negara impian terwujud.
Tiba di Korea Selatan, Dhea, Kikan dan Tara langsung berteriak histeris sambil berkeliling menyusuri setiap sudut kota sambil mencicipi kuliner khas yang ada disana. Tak terasa waktu sudah malam hari. Ketiganya melanjutkan berwisata kuliner tendaan sambil minum Soju. Karena Kikan mabuk berat, mereka langsung segera pulang ke hotel. Dhea terkejut ternyata dompet miliknya tertinggal di tempat makan tadi. Saat ia kembali kesana untuk mengambil dompet, Dhea bertemu dengan Julian (Jerome Kurnia), cinta pertama semasa SMA yang sudah empat tahun hilang tanpa kabar.
Julian pun meminta waktu sebentar untuk menjelaskan apa yang terjadi saat ia terpaksa pergi tanpa memberi kabar kepada Dhea ketika mereka masih SMA. Kala itu, Julian merasa tidak pantas sebagai pacar bagi Dhea karena berasal dari keluarga yang memiliki permasalahan pelik. Pekerjaan ayahnya (Gery Iskak) yang mengharuskan pindah tempat dan sering mendapat kekerasan jika Julian dan ibunya (Unique Priscilla) tidak mengikuti perintah sang ayah. Julian pun akhirnya memutuskan untuk pergi bersama sang ibu ke Korea Selatan dan tinggal di rumah kerabat sang ibu yaitu Imo (Seong Byeong-Suk).
Pertemuan tak sengaja dengan Dhea membuat Julian sangat yakin jika mereka ditakdirkan untuk kembali menjalin hubungan asmara. Namun sayang, Dhea kini sudah memiliki pacar yaitu Bimo yang sangat menyayanginya. Julian kemudian menawarkan pada Dhea sebagai tour guide selama berliburan di Korea Selatan.
Keesokan harinya, Dhea menceritakan tentang pertemuannya dengan Julian kepada Kikan dan Tara. Dhea juga bersedia Julian jadi tour guide mereka selama disana. Mendengar hal tersebut membuat Tara kesal. Dhea seperti tidak bisa menjaga perasaan dan menghargai pacarnya sendiri yaitu Bimo yang sudah memberikan fasilitas dan akomodasi untuk liburan mereka bertiga. Dhea pun berjanji, kehadiran Julian hanya sebatas sebagai tour guide dan teman saja. Selama berwisata di Korea Selatan, tak jarang moment-moment kecil muncul antara Dhea dengan Julian. Tara langsung dengan sigap memisahkan mereka berdua.
Waktu terus berlalu. Persahabatan Dhea, Kikan dan Tara mulai diwarnai konflik dari mereka masing-masing. Selain Dhea yang bertemu lagi dengan cinta pertamanya, Kikan menghadapi rasa insecure sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak serta Tara yang harus menghadapi permasalahan dari talent nya di Jakarta. Sementara itu, Bimo yang berada di Jakarta memutuskan terbang ke Korea Selatan setelah mengetahui tentang Julian dari adik Dhea yaitu Sakti (Rafly Altama). Bagaimana nasib Dhea selanjutnya? Kemanakah hatinya akan berlabuh?


#Review:
Imajinari Pictures kembali merilis film drama terbaru di awal Desember tahun ini berjudul CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA (2024). Film ini menjadi debut bagi istri dari Ernest Prakasa yaitu Meira Anastasia sebagai sutradara film layar lebar, setelah sebelumnya Teh Meira lebih dikenal sebagai penulis novel dan skenario film.


Aku berkesempatan untuk menonton film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) sebanyak dua kali dalam waktu yang berdekatan pada press screening dan premiere di Jogja NETPAC Asian Film Festival 2024. Pada kesempatan tersebut, Teh Meira menceritakan ide cerita film ini berasal dari kecintaan dirinya menonton drama Korea Selatan ketika Pandemi CoVid-19 melanda dunia beberapa tahun yang lalu. Kala itu, ditengah situasi genting tersebut, satu-satunya hiburan Teh Meira dan para pecinta K-Pop di seluruh dunia hanya menonton film atau drama Korea Selatan yang memang dikenal punya kualitas bagus. Bermula dari situlah, Teh Meira akhirnya menggarap cerita drama percintaan dengan taste ala-ala Drakor.


H-1 JAFF Jogja nonton duluan CTSDK!

Untuk segi cerita, film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) memang sangat terasa menggunakan treatment khas Drakor. Namun yang membuatku tertarik, persahabatan tiga karakter di sini tampil sangat menghibur sekaligus saling melengkapi satu sama lain. Karakter Dhea, Kikan dan Tara berhasil merepresentasikan fans Drakor yang ceria dan riang saat mereka pertama kali tiba di Korea Selatan. Moment-moment khas wisatawan yang mereka lakukan sukses memancing tawa penonton. Paruh awal film dieksekusi dengan sangat baik dengan ditambah adanya adegan flashback jaman mereka masih SMA yang dimana, transisinya sangat rapi dan tidak mengganggu plot utama tentang Dhea dengan Julian. Memasuki bagian pertengahan, konflik semakin menarik karena persahabatan mereka bertiga diuji dengan berbagai masalah. Namun sayang, subplot tambahan yang muncul malah kebanyakan. Alhasil, film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) ini terlalu banyak hal yang ingin disampaikan. Contohnya: subplot dari karakter Kikan tentang insecure terhadap kondisi fisiknya setelah ia menjadi ibu rumah tangga dengan tiga anak. Eksekusinya, jujur sangat bagus berkat penampilan duo maut Dea Panendra dan Sadha Triyudha. Namun kehadiran subplot ini menurutku tidak terlalu nge-blend dengan cerita utama. Ditambah lagi subplot tentang manager heroik dari karakter Tara, lalu disatukan dengan subplot menggemaskan dengan Sakti, kemudian subplot masa lalu dari Julian dan hingga plot twist sangat menghentak dari karakter Bimo. Semua hal tersebut terasa menumpuk jadi satu dan membuat penonton merasa penuh banget aja gitu. Mungkin jika CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) disajikan sebagai serial pasti akan lebih ngena dan pas dengan segala subplot yang ditawarkan tadi.


Day 2 JAFF Jogja nonton lagi CTSDK!

Untuk jajaran pemain, film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) ini boleh dibilang punya ensemble casts yang memuaskan di tahun ini. Teh Meira berhasil membuktikan sosok Lutesha dan Ganindra Bimo yang selama ini identik sebagai aktor spesialis film-film action, thriller dengan aura depresif, tiba-tiba berubah drastis di film ini. Aura cheerful, bahagia, penuh cinta dari keduanya tersampaikan dengan maksimal lewat karakter Dhea dan juga Bimo. Selain itu, pesona Jerome Kurnia di film ini pun lagi-lagi dan selalu bersinar terang menghipnotis para penonton. Penampilan Dea Panendra, Anya Geraldine dan Rafly Altama juga tak kalah mencuri perhatian sekaligus melengkapi betapa serunya film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) ini.
Overall, film CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA (2024) bisa banget masuk sebagai salah satu film terfavorit di tahun ini. Sajian (terlalu) lengkap tentang drama, romantis, komedi dan haru! Aku yakin Teh Meira Anastasia bakal jadi the next big thing sebagai sutradara perempuan di Indonesia! Big love and big hug for Teh Meira, Lutesha, Jerome Kurnia dan seluruh casts lainnya!


[8/10Bintang]

Saturday, 30 November 2024

[Review] Venom 3 The Last Dance: Perpisahan Antara Eddie Brock dengan Symbiote Venom!

 


#Description:
Title: Venom: The Last Dance (2024)
Casts: Tom Hardy, Juno Temple, Chiwetel Ejiofor, Clark Backo, Rhys Ifans, Stephen Graham, Peggy Lu, Alanna Ubach, Hala Finley, Dash McCloud, Cristo Fernandez, Andy Serkis, Jared Abrahamson
Director: Kelly Marcel
Studio: Sony Pictures, Columbia Pictures, Marvel Entertainment


#Synopsis:
Usai pertempuran melawan Carnage (Woody Harrelson), Eddie Brock (Tom Hardy) beserta symbiote Venom yang ada dalam tubuhnya kini menjadi buronan pihak kepolisian kota New York. Eddie dinyatakan sebagai tersangka atas kematian Detektif Patrick Mulligan (Stephen Graham). Disisi lain, Eddie dan Venom turut dipantau oleh organisasi Imperium di wilayah Area 51 di Nevada yang sedang menjalankan program untuk penelitian symbiote di bumi usai kemunculan Venom dan juga Carnage. Program tersebut dipimpin oleh dua ilmuwan yaitu Dr. Teddy Paine (Juno Temple) dan Sadie (Clark Backo), serta diawasi secara langsung dari perwakilan pemerintah yaitu Rex Strickland (Chiwetel Ejiofor).
Selain dinyatakan sebagai buronan pihak kepolisian dan dipantau oleh organisasi Imperium, Eddie dan Venom juga diburu oleh monster alien bernama Xenophage. Monster tersebut diutus oleh pencipta symbiote di alam semesta yaitu Knull (Andy Serkis) yang selama ini terkurung di planet Klyntar, tempat asal seluruh symbiote yang kini tersebar di seluruh alam semesta. Satu-satunya cara bagi Knull untuk keluar dari planet Klyntar yaitu dengan menggunakan sebuah energi bernama Codex yang berisikan energi bonding dari symbiote dan inangnya. Codex yang diincar oleh Knull yaitu yang dimiliki oleh Venom dan juga Eddie di bumi.
Ketika Eddie berubah wujud menjadi Venom, seketika langsung terdeteksi dan diburu oleh Xenophage. Disaat yang bersamaan Eddie juga harus menghadapi pasukan dari Imperium yang berusaha memisahkan dirinya dengan Venom. Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Eddie dan Venom berhasil lolos dari kejaran Xenophage dan terdampar di sebuah gurun. Untuk sementara waktu Venom terpaksa menahan diri untuk tidak keluar dari tubuh Eddie agar tak menimbulkan masalah. Eddie pun berencana untuk segera kembali ke New York untuk bersembunyi dan menjauh dari hal-hal berbahaya. Tak lama kemudian, Eddie bertemu dengan keluarga Martin Moon (Rhys Ifans) berserta istri dan kedua anaknya yang sedang piknik untuk melihat Area 51, karena mereka semua sangat antusias terhadap hal-hal kosmik dan alien. Kehadiran Eddie disambut hangat oleh keluarga Martin dan mereka pun memberikan tumpangan pada Eddie yang ingin menuju Las Vegas.
Tiba di Las Vegas, Eddie harus secepatnya bersembunyi sekaligus mencari uang dengan cepat. Ia pun langsung masuk ke kasino yang ada disana dan tak sengaja bertemu lagi dengan Mrs. Chen (Peggy Lu) yang sedang berliburan disana. Venom sangat senang bisa melihat Mrs. Chen dan mengajaknya untuk berdansa. Saat Eddie berubah menjadi Venom dan berdansa di penthouse yang disewa Mrs. Chen, Xenophage mendeteksinya dan langsung mengejar Venom. Untungnya, Venom langsung bersembunyi sehingga tidak ketahuan oleh Xenophage. Namun sayang, Rex dan pasukannya juga datang dan langsung menangkap Eddie untuk dibawa menuju Area 51.
Ketika tersadar, Eddie terkejut karena Venom sudah dipisahkan dari dalam dirinya dan ia juga bertemu lagi dengan Patrick yang kembali hidup usai tubuhnya dijadikan inang oleh symbiote berwarna hijau berkat eksperimen dari organisasi Imperium. Symbiote yang ada dalam diri Patrick tersebut memberitahukan satu-satunya cara agar Knull tidak lepas dari kurungannya yaitu dengan cara menghancurkan Codex jika salah satu dari Eddie atau Venom yang mati.
Situasi di Area 51 jadi kacau setelah Xenophage muncul dan berusaha merenggut Eddie dan juga Venom yang kembali bersatu. Teddy, Sadie, Rex dan para petugas disana kemudian membebaskan para symbiote untuk membantu Venom melawan Xenophage. Para symbiote tersebut bekerja sama dan saling melindungi satu sama lain termasuk orang-orang yang ada disana agar tidak terkena serangan dari Xenophage. Bagaimana nasib Eddie dan Venom selanjutnya?


#Review:
Film yang digadang-gadang menjadi penutup dari Trilogy VENOM (2018) berjudul VENOM THE LAST DANCE (2024) akhirnya tayang di bioskop Indonesia mulai, 23 Oktober 2024 lalu. Meskipun masih mendapatkan score tomatomater rendah di Rotten Tomatoes, namun menariknya ketiga film VENOM yang sudah dirilis di bioskop ini konsisten mendapat score audiens yang memuaskan yaitu diatas 80%. Sebagai pecinta film-film live action superhero yang diadaptasi dari Marvel Comic, tentunya aku masih mengapresiasi dan bisa menikmati semua film-film Sony's Spider-Man Universe kok.



Untuk segi cerita, film VENOM 3 (2024) memang terasa lanjutan banget dari film kedua. Sempat menampilkan adegan Multiverse MCU di credit scene film keduanya, nah di lanjutannya kali ini, Sony Pictures mengambil langkah untuk mengembalikan Eddie Brock dan Venom ke universe nya sendiri untuk menyelesaikan konflik baru yang sangat berbahaya. Ditangan Kelly Marcel yang sebelumnya duduk sebagai penulis skenario dan kini sebagai sutradara, film VENOM 3 (2024) menampilkan sosok villain yang semakin besar sekaligus berbahaya dari dua film sebelumnya. Namun sayang, karakter Knull yang ditampilkan di film penutup Venom Tom Hardy disini malah sebatas teasing saja dan diganti dengan pasukan monster alien Xenophage. Selain itu, paruh awal film dari VENOM 3 (2024) juga menurutku terasa disesaki banyak karakter dan tidak terlalu nge-bonding maksimal dengan Eddie dan juga Venom. Plot kehadiran rombongan keluarga alien enthusiast disini juga terasa dipaksakan untuk ada. Untungnya, saat memasuki pertengahan film, keseruan dan kelucuan bromance antara Eddie dengan Venom kembali hadir. Setiap interaksi mereka selalu berhasil membuatku tertawa. Jokes reference keduanya asik banget. Yang tak kalah menarik, film ini juga menampilkan daya tarik tersendiri lewat adegan transformasi symbiote Venom saat berpindah-pindah ke makhluk hidup selain manusia. Tak boleh dilupakan juga moment gotong royong para symbiote yang berusaha mengalahkan Xenophage yang sedikit mengingatkan penonton akan adegan-adegan epic ensemble para superhero di film-film MCU. Klimaks cerita ditutup antara Eddie dengan Venom pun surprisingly memuaskan dan cukup emosional. Siapa sangka aku bisa terharu juga saat keduanya memutuskan untuk berpisah. Ditambah lagi sang sutradara menampilkan cuplikan-cuplikan flashback kebersamaan antara mereka berdua. Lucu sekaligus bikin haru!


Untuk jajaran pemain, Tom Hardy memang memberikan energi besar untuk ketiga film VENOM ini. Karakter Eddie Brock memang sangat pas diperankan olehnya. Meskipun kali ini karakternya tidak mendapatkan porsi drama asmara, tapi moment heroik dari Venom jadi lebih menonjol, khususnya saat memasuki babak akhir film. Jajaran pemain pendukungnya pun sebetulnya punya banyak sekali potensi untuk dikembangkan namun sang sutradara memilih jalur aman dan lebih memfokuskan diri terhadap karakter utama saja.
Untuk urusan visual, film VENOM 3 (2024) berada di level yang tidak mengecewakan. Setiap adegan action dan efek visual dari para symbiote nya semakin terlihat realistis. Moment di dalam air dan pesawat sukses membuatku terpukau! Oh iya, penggunaan lagu-lagu populer mulai dari Don't Stop Me Now nya Queen, Wild World dari Cat Stevens, lalu Memories nya Maroon 5 hingga Dancing Queen nya ABBA semakin memeriahkan setiap adegan yang ada dalam film ini. Overall, film VENOM THE LAST DANCE (2024) tampil tidak buruk dan ditutup dengan cara yang lumayan emosional! Keren!


[8/10Bintang]

Monday, 25 November 2024

[Review] Cinta Dalam Ikhlas: Drama Percintaan Remaja Muslim Yang Sangat Inspiratif!



#Description:
Title: Cinta Dalam Ikhlas (2024)
Casts: Abun Sungkar, Adhisty Zara, Omar Daniel, Maizura, Zoe Abbas Jackson, Alif Rivelino, Cut Mini, Donny Damara, Elang El-Gibran, Izzati Khansa, David Chalik, Eksanti, Tike Priatnakusumah
Director: Fajar Bustomi
Studio: Starvision Plus


#Synopsis:
Bintang Atharisena Firdaus (Abun Sungkar) masuk SMA yang sudah dipilih oleh ibunya, yaitu Ibu Ratih (Cut Mini) dengan harapan Athar bisa seperti almarhum sang suami dan juga almarhumah anak pertamanya yang dulu bersekolah disana. Di sekolah barunya ini, Athar memilih untuk fokus bermusik dengan membentuk grup band bersama teman-temannya. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang seniman musik yang karyanya dikenal luas. Karena terlalu sibuk dengan urusan musik dan juga sering main bersama grup band nya, Athar jadi tidak fokus terhadap sekolahnya. Ia sering mendapat hukuman dari guru dan juga nilai-nilai akademiknya jelek. Selain itu, penampilan Athar yang berambut gondrong dan tidak rapi membuatnya sering diomeli oleh wali kelas dan guru.
Suatu hari, Athar tak sengaja beradu tatap mata dengan siswi SMA ketika sedang upacara. Perempuan tersebut sukses membuat Athar terpesona karena kecantikannya. Setelah selesai upacara, Athar terkejut karena perempuan tadi satu kelas dengannya. Perempuan tersebut bernama Aurora Cinta Purnama (Adhisty Zara) yang merupakan siswi baru pindahan dari Bandung. Selama belajar, Athar dibuat kagum dengan kecantikan Ara yang mengenakan hijab. Athar jadi punya cita-cita setelah lulus SMA nanti akan mengajak Ara untuk menikah.
Mendengar impian Athar tersebut membuat teman sekelasnya yaitu Mamat (Alif Rivelino) tertawa. Mamat tak yakin Ara mau dengan Athar yang selama ini dikenal sebagai siswa yang sering telat, nongkrong dan jarang mengerjakan tugas di kelas. Mamat menyarankan Athar untuk berhijrah jika ingin mendapatkan perempuan sholehah seperti Ara. Karena termotivasi, Athar mengikuti saran dari Mamat untuk menjadi sosok pria yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan yang dilakukan Athar tersebut turut membuat ibu dan adiknya senang. Athar mengikuti ekstrakurikuler Rohis, makin giat belajar dan berpakaian lebih rapi dari biasanya. Atas usahanya tersebut, nilai-nilai akademik nya mengalami kenaikan drastis. Athar kini jadi salah satu siswa berprestasi di sekolah dengan nilai yang memuaskan. Melihat perubahan Athar yang semakin lebih baik membuat Ara ikut senang. Athar pun semakin yakin untuk mengungkapkan perasaannya pada Ara sebelum mereka lulus sekolah.
Saat hari kelulusan sekolah, apa yang diharapkan oleh Athar tidak sesuai dengan kenyataan. Ara belum bisa menjalin hubungan dengan orang lain karena ia ingin mengejar cita-cita untuk melanjutkan pendidikan kuliah di Jakarta. Ara juga menyarankan Athar untuk sama seperti dirinya mengejar cita-cita terlebih dahulu. Ara yakin jika mereka berjodoh, Insyaallah mereka berdua akan dipertemukan kembali di kemudian hari. Mendengar keputusan yang diberikan oleh Ara membuat Athar tak bisa berbuat banyak. Ia mengikhlaskan jika saat ini keduanya belum bisa berjodoh. Athar pun berjanji akan jika ia sudah selesai kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak, akan kembali mencari Ara untuk dijadikan sebagai istri.
Athar yang kini sudah lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Bandung. Mamat pun menyarankan kepada Athar untuk tinggal di kontrakan sahabatnya yang ada disana yaitu Maulana Zein (Omar Daniel) dan Eko Jobs (Elang El-Gibran). Kepergian Athar ke Bandung membuat Ibu Ratih dan adik perempuan Athar yaitu Tiara (Izzati Khansa) bersedih. Athar berjanji selama ia kuliah di Bandung tidak akan merepotkan sang ibu dan jika ada waktu luang pasti akan menyempatkan pulang ke rumah.
Tiba di Bandung, Athar merasa sangat bersyukur karena bisa kenal dengan Zein dan juga Eko. Mereka menyambut dengan hangat kehadiran Athar dan mempersilahkannya untuk tinggal di rumah kontrakan. Untuk membalas budi kebaikan mereka, Athar siap membantu usaha jualan pakaian muslim yang dikelola oleh Zein dan Eko.
Selain disibukkan dengan tugas kuliah, Athar pun rutin ikut berjualan pakaian muslim bersama Zein dan Eko. Hingga suatu ketika, lapak jualan mereka hampir saja diamankan oleh Satpol PP. Athar tak sengaja bertemu lagi dengan Pak Farhan (Donny Damara) yang ternyata mengelola bisnis pakaian muslimah bersama dengan anaknya, Salsabilla (Zoe Abbas Jackson). Setelah pertemuan tak sengaja itu, Athar kemudian mengenalkan Pak Farhan kepada Zein yang sama-sama berbisnis pakaian muslim. Pak Farhan tertarik untuk mengajak Athar dan Zein mengelola bisnis bersama. Hasil penjualan dan keuntungan pun akan dibagikan secara adil oleh Pak Farhan kepada mereka berdua.
Perlahan tapi pasti, kehadiran Athar dan Zein dalam bisnis yang dikelola Salsabilla membuat angka penjualan mengalami peningkatan yang signifikan. Dari bisnis pakaian muslim yang mereka kelola, Athar dan Zein kini memiliki penghasilan yang digunakan untuk keperluan kuliah dan juga membahagiakan orang tua mereka. Disaat yang bersamaan, Zein dan Salsabilla terlihat saling menyukai satu sama lain. Sementara itu, Athar juga berkenalan dengan seorang perempuan cantik di kampusnya yaitu Lestari (Maizura). Tak membutuhkan waktu lama, Lestari kemudian mengajak Athar untuk bertaaruf. Hal tersebut membuat Athar dilema. Disatu sisi, ia masih mengharapkan Ara. Namun disisi lain, hadir sosok Lestari yang sudah memberanikan diri untuk mengajaknya menikah.
Perasaan dilematis semakin kompleks usai Athar bertemu lagi dengan Ara. Tak hanya itu saja, Athar harus menghadapi sebuah permintaan dari Pak Farhan yang membuatnya kebingungan dalam mengambil keputusan. Kepada siapakah hati Athar berlabuh?


#Review:
Rumah produksi Starvision Plus kembali hadir dengan membawa film bergenre drama religi terbaru yang berjudul CINTA DALAM IKHLAS (2024). Film ini diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Kang Abay Adhitya. Jika biasanya film bergenre drama religi mayoritas dibintangi aktor aktris yang sudah berhijrah, di film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi ini, ensemble casts pemainnya mayoritas aktor aktris muda dan bukan dari kalangan berhijrah.



Aku berkesempatan hadir di acara press conference dan gala premiere film CINTA DALAM IKHLAS (2024) yang sukses digelar pada Selasa, 19 November 2024 lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Hal menarik diungkapkan oleh Fajar Bustomi selaku sutradara selama proses pengambilan gambar. Fajar mengaku proses produksi film ini berjalan sangat lancar serta diberi kemudahan berkat dukungan dari produser dan juga para pemain yang totalitas dalam memerankan karakter mereka masing-masing. Hal yang sama turut ungkapkan oleh penulis skenario film CINTA DALAM IKHLAS (2024) yaitu Oka Aurora. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel sendiri sangatlah sederhana, yaitu tentang cinta itu tak perlu berlebihan, jika takdirnya sudah berjodoh maka akan dipertemukan kembali. Abun Sungkar dan Adhisty Zara pun mengaku tak kesulitan untuk membangun chemistry karena sebelumnya mereka terlibat dalam beberapa project film maupun serial bersama. Abun Sungkar pun tak sungkan memuji perubahan dari penampilan lawan mainnya yang kini makin dewasa dan juga makin cantik ketika mengenakan hijab. Apresiasi Kang Abay dan sang istri pun mereka berikan kepada Adhisty Zara, Maizura dan Zoe Abbas Jackson yang terlihat makin cantik saat mereka mengenakan hijab.


Untuk segi cerita, film CINTA DALAM IKHLAS (2024) mempunyai premis sederhana tentang seorang remaja pria yang jatuh cinta dan berusaha memperbaiki diri jadi lebih baik demi mendapatkan cintanya. Proses hijrah yang dilalui oleh karakter Athar disini terasa believable dan tidak terkesan menggurui para penonton. Kolaborasi Fajar Bustomi, Oka Aurora dan Kang Abay disini berhasil memvisualkan jika elemen religi Islam dalam sebuah film itu tidak selamanya harus dieksploitasi berlebihan. Drama percintaan remaja soleh dan sholehah yang terjalin antara Athar, Ara, Zein dan Salsabilla jadi sangat menarik karena mereka berempat berhasil mendefinisikan makna tentang kesabaran, dan keikhlasan dalam menggapai cinta. Selain drama asmara yang dikemas sangat baik, film CINTA DALAM IKHLAS (2024) juga banyak menampilkan elemen-elemen positif tentang berbaktinya anak kepada orang tua, selalu berbuat baik kepada orang lain dan orang tua pun memberikan contoh yang sangat baik kepada anak mereka. Hampir disepanjang film, aku bisa merasakan vibes yang sangat positif dan juga banyak hal-hal yang dapat penonton ambil untuk dijadikan panutan. Apresiasi aku berikan kepada Oka Aurora yang bisa mengakhiri konflik serta plot twist film CINTA DALAM IKHLAS (2024) dengan sangat baik sekaligus membuat penonton lega.


Untuk jajaran pemain, penampilan Abun Sungkar dan Adhisty Zara benar-benar sukses mencuri perhatianku di sepanjang durasi film. Selama ini kedua aktor tersebut sangat identik sebagai Gen Z yang gaul dan populer dengan segala aktifitasnya di sosial media. Namun siapa sangka, saat Abun dan Zara memainkan karakter Athar dan Ara, mereka berhasil bertransformasi menjadi sosok yang sangat kalem, sholeh dan sholehah. Aura positif benar-benar terpancar dari mereka berdua, termasuk juga Maizura, Omar Daniel dan Zoe Abbas Jackson. Doa dan harapan positif pastinya timbul dari penonton saat melihat Adhisty Zara, Maizura dan Zoe Abbas Jackson yang Masyaallah.. Sangat-sangat cantik ketika mereka mengenakan hijab. Yang tak kalah menarik, deretan pemain pendukung lainnya juga tampil melengkapi kesempurnaan dari film ini. Applause pokoknya untuk Alif Rivelino, Cut Mini dan juga Donny Damara.
Overall, fiilm CINTA DALAM IKHLAS (2024) tampil memuaskan sebagai sajian drama religi romantis yang penuh dengan nilai-nilai positif di dalamnya. Salah satu film drama Indonesia terbaik di tahun ini!


[9/10Bintang]