Showing posts with label Film Asia. Show all posts
Showing posts with label Film Asia. Show all posts

Thursday, 7 November 2024

[Review] The Paradise of Thorns: Drama Menegangkan Rebutan Warisan Kebun Durian!




#Description:
Title: The Paradise of Thorns (2024)
Casts: Jeff Satur, Engfa Waraha, Seeda Puapimon, Harit Buayoi, Pongsakorn Mettarikanon, Nikorn Saetang, Sirin Wannavalee
Director: Boss Naruebet Kuno
Studio: GDH, Jor Kwang Films, Klik Film


#Synopsis:
Setelah bertahun-tahun mengelola kebun durian yang cukup luas, akhirnya sepasang kekasih Seksan (Pongsakorn Mettarikanon) dan Thongkam (Jeff Satur) bisa melihat secara langsung beberapa pohon yang mereka tanam mulai berbuah. Hampir setiap hari dan dari dini hari keduanya sudah terbangun untuk merawat semua pohon di kebun durian, mulai dari memberi pupuk, menyiram semua pohon dan menyemprot pestisida agar pohon-pohon durian mereka terbebas dari hama yang mengganggu.
Sebelum panen, Seksan juga akhirnya bisa melunasi cicilan tanah perkebunan dengan bantuan dana dari Thongkam. Keduanya sepakat setelah tanah perkebunan sepenuhnya milik Seksan dan panen durian selesai, mereka akan melangsungkan pernikahan. Seksan dan Thongkam ingin hidup bahagia bersama secara resmi sambil mengelola perekebunan durian.



Suatu malam, Seksan dan Thongkam melakukan rutinitasnya untuk mengecek beberapa pohon durian yang baru saja berbuah. Namun kali ini, Seksan mengecek naik ke atas pohon sendirian tanpa bantuan Thongkam karena mereka memutuskan untuk berpencar. Rencana tersebut rupanya membawa petaka bagi Seksan. Ia terpeleset dan terjatuh dari ketinggian. Kepalanya terbentur ke batang pohon yang menyebabkan luka berdarah sampai pingsan. Thongkam dibuat panik dan langsung membawa Seksan ke rumah sakit. Setibanya disana, Seksan langsung mendapat perawatan darurat dan harus segera dioperasi. Pihak rumah sakit hanya bisa melakukan operasi jika pihak keluarga Seksan mengizinkannya. Meskipun Thongkam memaksa dirinya untuk menjadi perwakilan keluarga Seksan namun pihak rumah sakit tidak mengizinkannya karena Thongkam hanya sebatas partner atau pacar saja, bukan dari anggota keluarga. Thongkam pun langsung menghubungi ibu dari Seksan yaitu Saeng (Seeda Puapimon) untuk segera datang ke rumah sakit dan menandatangani surat perizinan operasi Seksan.


Mendengar anaknya masuk rumah sakit, Ibu Saeng panik. Ia yang tidak bisa berjalan, meminta kerabatnya, Mo Jongyoi (Engfa Waraha) untuk mengantarkan ke rumah sakit. Dalam perjalanan dari desa menuju kota, motor yang mereka kendarai malah tergelincir. Akibatnya, keduanya terjatuh dan pingsan. Sementara itu, Thongkam semakin panik saat mengetahui kondisi pacarnya terus menurun. Tak lama setelah itu, dokter menyatakan jika Seksan sudah tiada.
Kematian Seksan membuat Thongkam sangat sedih. Duka pun dirasakan oleh Ibu Saeng. Ia belum bisa menerima kenyataan jika anak satu-satunya itu kini sudah tiada. Karena terus bersedih, Mo meminta izin untuk sementara waktu Ibu Saeng tinggal di rumah Seksan yang berdekatan dengan kebun durian. Thongkam pun menyetujuinya dan berjanji akan membantu keluarga Seksan selama tinggal bersama disana.



Tiba di rumah, Ibu Saeng langsung mengenang masa kecil dari Seksan. Thongkam pun memberikan beberapa pakaian milik Seksan kepada ibunya untuk melepas kerinduan. Tak lama setelah itu, Ibu Saeng langsung mempertanyakan perihal tanah, kebun dan rumah yang selama ini ditempati Seksan dan juga Thongkam. Thongkam pun berkata jujur, jika tanah dan kebun sudah sepenuhnya milik Seksan, karena semua cicilan sudah dilunasi bersama dengannya. Mendengar hal tersebut membuat Ibu Saeng senang. Ia meminta Mo untuk segera mengurus penggantian nama akte kepemilikan tanah menjadi miliknya.
Melihat apa yang dilakukan Ibu Seeda dan juga Mo membuat Thongkam terkejut. Pasalnya, tanah dan kebun durian tersebut dikelola bersama. Bahkan Thongkam yang membantu melunasi sisa cicilan agar Seksan bisa mendapatkan haknya lebih cepat. Namun sayang, semua pembelaan Thongkam tersebut terancam sia-sia karena di mata hukum, hanya pihak keluarga saja yang berhak menerima warisan peninggalan dari Seksan. Sementara itu, Thongkam hanya sebatas partner saja dan belum secara resmi menikah juga dengan Seksan.



Meskipun lemah di mata hukum, Thongkam tetap memperjuangkan haknya sebagai partner bisnis sekaligus pacar dari Seksan yang selama ini sudah berkontribusi besar terhadap kebun durian. Di saat yang bersamaan, diam-diam Mo juga menyusun rencana agar kebagian dari warisan tersebut. Mo beralasan jika ia sudah belasan tahun merawat Ibu Saeng selama Seksan pergi meninggalkan rumah dan membesarkan kebun durian. Mo pun meminta kepada Ibu Saeng untuk secepatnya mengusir Thongkam agar warisan tak jatuh kepadanya. Ibu Saeng juga ternyata menyusun rencana. Sebelum mengusir Thongkam, ia meminta Mo untuk mengajak adiknya, Jingna (Harit Buayoi) bekerja serta mempelajari semua ilmu tentang merawat kebun durian. Setelah Jingna menguasainya, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk mengusir Thongkam.



Thongkam pun tak tinggal diam. Ia juga menyusun berbagai rencana untuk menggagalkan semua rencana yang sudah disusun oleh keluarga Ibu Saeng. Siapakah yang pada akhirnya menerima warisan tanah dan kebun durian milik Seksan?


#Review:
Rumah produksi asal Thailand yaitu GDH kembali hadir di semester akhir tahun 2024 dengan film terbarunya yang berjudul THE PARADISE OF THORNS (2024). Saat film ini tayang terbatas di Jakarta World Cinema Week bulan September lalu, respon dari para penonton ternyata sangat positif. Setelah satu bulan, akhirnya film ini tayang secara reguler di bioskop Indonesia mulai Rabu, 6 November 2024.


Untuk segi cerita, film THE PARADISE OF THORNS (2024) hadir dengan premis sederhana tentang rebutan harta warisan. Namun dibalik premis simple tersebut, tersimpan plot sangat menarik dan pendalaman masing-masing karakter yang luar biasa. Drama percintaan antara Thongkam dengan Seksan bukanlah hal yang tabu di Thailand. Lewat film ini, sang sutradara dan tim penulis skenario sedikit menyinggung kejelasan status hukum perihal harta warisan yang dikelola oleh pasangan LGBT. Penonton pun pastinya akan terbagi menjadi dua kubu, antara team Thongkam dan team keluarga Seksan. Jika berdasarkan hukum yang berlaku, harta warisan memang diberikan kepada pihak keluarga. Namun pada kasus ini, Thongkam pun memang berhak juga menerimanya, lantaran kebun durian tersebut dikelola bersama selama bertahun-tahun.


Seiring berjalannya durasi film, kedua kubu yang rebutan warisan ini masing-masing mulai memperlihatkan sifat manusia yang sesungguhnya. Mereka terpaksa menghalalkan segala cara agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Penonton kembali dibuat bingung dan juga trust issue untuk berpihak kepada siapa, karena masing-masing karakter memiliki kekurangan serta kelebihannya masing-masing. Karakter Thongkam meskipun terlihat sebagai pembawa sial bagi setiap pasangannya, namun menurutku justru sosok Thongkam lah tidak jahat di film ini. Andai saja pihak keluarga tidak mengusik dan meributkan soal warisan, pasti Thongkam akan menerima dengan baik keluarga dari pacarnya tersebut. Motivasi Thongkam ingin warisan juga lebih believable karena memperjuangkan haknya. Tidak seperti keluarga Seksan yang tiba-tiba datang dan seolah paling deserved untuk warisan tersebut. Hal tersebut bisa penonton rasakan dari gesture serta dialog-dialog dari Ibu Seeda dan Mo yang terlalu ambisius serta banyak rencana-rencana terselubung. Dinamika pendalaman karakter di film THE PARADISE OF THORNS (2024) ini sungguh luar biasa! Jangan lupakan juga pemilihan ending cerita yang sangat-sangat mengejutkan! Kenapa harus mengarah ke subgenre itu sih. Gila! Hahaha.


Untuk jajaran pemain, penampilan Jeff Staur yang sebelumnya sukses mencuri perhatian lewat serial KINNPORSCHE tampil gemilang sebagai Thongkam di film ini. Build up chemistry dengan lawan mainnya terlihat lepas tanpa beban sama sekali. Moment-moment sedihnya pun meskipun hanya sekilas tapi bisa tersampaikan dengan baik pada penonton. Penampilan Engfa Waraha dan aktris senior Seeda Puapimon juga berhasil bikin penonton jengkel kepada mereka. Suspect banget pokoknya! Hahaha.
Untuk urusan visual, film THE PARADISE OF THORNS (2024) punya sinematografi yang sangat cantik! Suasana kebon durian yang sangat jauh dari perkotaan terasa lebih fresh berkat sisi teknis serta artistiknya yang jempolan. Untuk urusan tata audio, film ini juga gak kalah bagusnya dengan film-film GDH lainnya. Siapa sangka, setiap moment sengit yang ada diiringi dengan scoring bikin adrenaline semakin meningkat. Level ketegangannya benar-benar sudah setara dengan film BAD GENIUS (2017)!
Overall, film THE PARADISE OF THORNS (2024) akan masuk jadi salah satu film paling mengesankan yang aku tonton di tahun ini. Klasifikasi rating D21+ dari LSF memang pas dan tanpa dipotong sedikitpun!


[9/10Bintang]

Tuesday, 14 May 2024

[Review] How To Make Millions Before Grandma Dies - Lahn Mah: Hati-Hati Akan Membuatmu Banjir Air Mata!



#Description:
Title: How To Make Millions Before Grandma Dies - Lahn Mah (2024)
Casts: Billkin Putthipong Assaratanakul, Usha Seamkhum, Tontawan Tantivejakul, Sarinrat Thomas, Sanya Kunakorn, Pongsatorn Jongwilas, Duangporn Oapirat, Himawari Tajiri
Director: Pat Boonnitipat
Studio: GDH 559, Klik Film, CBI Pictures


#Synopsis:
Di suatu hari, Amah (Usha Seamkhum) mengajak keluarganya untuk berkunjung ke makam kedua orang tuanya. Amah sangat senang karena ketiga anak dan cucunya masih mau menyempatkan waktu luang untuk menemaninya, meskipun Amah menyadari jika anak-anaknya sudah dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Saat Amah sedang menabur bunga, tiba-tiba ia terpeleset dan terjatuh. Keluarga panik dan langsung membawa Amah ke rumah sakit.


Selama pemeriksaan di ruang perawatan, Amah hanya ditemani anak keduanya yaitu Chew (Sanrirat Thomas) saja. Anak pertama yaitu Kiang (Sanya Kunakorn) memilih pulang dengan alasan akan menjemput istri dan anaknya, Pinn (Duangporn) dan Rainbow (Himawari Tajiri) yang baru selesai les Bahasa Inggris. Sementara itu, anak ketiga dan cucu pertama dari Amah yaitu Soei (Pongsatorn Jongwilas) dan M (Billkin Putthipong Assaratanakul) juga ikut pulang bersama Kiang. Setelah dirawat satu malam, Amah diizinkan pulang oleh dokter namun diwajibkan untuk kontrol setiap seminggu sekali. Usai mengantar pulang Amah ke rumahnya, Chew memberitahu kepada M jika Amah mengidap kanker usus dan sudah masuk stadium 4. Chew meminta pada anaknya itu untuk merahasiakan hal tersebut dari Kiang, Soei dan juga Amah.
Beberapa hari kemudian, sepupu dari M yaitu Mui (Tontawan Tantivejakul) meminta tolong untuk memperbaiki televisi yang ada kamar kakeknya. Saat M memperbaiki televisi, ia kagum kepada Mui yang berbakti dan rela menghabiskan waktu untuk merawat kakeknya seorang diri. Mui melakukan itu dengan sepenuh hati karena anak-anak dari kakeknya sudah sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Tak lama setelah itu, kakek dari Mui meninggal. Tak disangka, rumah dan harta kekayaan yang dimiliki sang kakek semuanya diwariskan kepada Mui. Bahkan M dan sang ibu juga mendapat sedikit warisan dari kakeknya Mui.


Sejak saat itulah, M terinspirasi ingin seperti Mui yang bisa mendapatkan warisan setelah kakeknya meninggal. M yakin jika ia berbakti dan berbuat baik kepada Amah pasti akan menuai hasil sama seperti Mui. M kemudian berinisiatif ingin tinggal bersama Amah dengan alasan bisa merawat dan menemani Amah untuk kontrol ke rumah sakit. Mendengar hal tersebut membuat sang ibu senang, karena untuk saat ini dirinya belum bisa mengawasi Amah karena sibuk bekerja di toko swalayan. Setelah mendapat izin dari ibunya, M langsung menggadaikan komputer kesayangannya sebagai modal dan bekal selama tinggal di rumah Amah.


Saat M tiba dirumahnya, Amah merasakan hal yang aneh melihat cucu nya yang tiba-tiba ingin tinggal disana. Ia meyakinkan sang nenek jika keputusannya ingin tinggal bersama itu demi bisa merawat dan menemani Amah. M pun akhirnya memberi tahu tentang penyakit yang diderita Amah. M optimis dan memberikan semangat pada neneknya untuk tidak takut dan berharap bisa sembuh. Hari demi hari terus berlalu, M mulai beradaptasi dengan segala kebiasaan Amah yang sering rewel, banyak mau dan penuh kecurigaan. Meskipun demikian, M perlahan mulai bisa merasakan jika Amah memang butuh pertolongannya.



Keesokan hari, M meminta bantuan pada Mui untuk mengantarnya ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit, M terkejut karena harus mengantri panjang, padahal mereka bertiga sudah datang jauh sebelum rumah sakit buka. Saat menjalani kemoterapi, Amah meminta M untuk merahasiakan tentang kanker tersebut kepada Kiang, Chew dan Soei. Amah tak ingin membebani ketiga anaknya. Amah hanya ingin melihat mereka bahagia dengan kehidupannya masing-masing. Meskipun mengidap kanker, Amah tetap semangat beraktifitas seperti biasa. Ia selalu bangun dari jam 05:00 pagi untuk berjualan bubur di pinggir rel kereta. M pun mau tak mau harus terbiasa mengikuti pola hidup neneknya, termasuk ikut berjualan bubur di pagi hari.


Perlahan tapi pasti, kanker usus yang diderita Amah akhirnya ketahuan juga oleh Kiang dan Soei. Kiang kemudian membujuk Amah untuk tinggal bersamanya. Namun Amah menolak baik-baik tawaran anaknya itu dengan alasan rumah anaknya terlalu jauh ke tempat kemoterapi. Selain itu, Amah juga lebih betah tinggal di rumahnya bersama M. Seiring berjalannya waktu, kondisi kesehatan Amah perlahan mulai menurun. M yang semula berniat ingin mendapat warisan, akhirnya menyadari jika dirinya sangat menyayangi sang nenek dan sudah tidak lagi memperdulikan uang.


#Review:
Bioskop Indonesia kembali dimeriahkan dengan kehadiran film asal Thailand produksi GDH di bulan ini berjudul HOW TO MAKE MILLIONS BEFORE GRANDMA DIES - LAHN MAH (2024). Film yang disutradarai oleh kreator BAD GENIUS THE SERIES (2020) yaitu Pat Boonnitipat ini mengangkat cerita drama keluarga keturunan Chinese-Thailand. Dari judulnya saja, kita sudah curiga filmnya pasti bakal mengharukan dan penuh air mata. Ditambah lagi, film LAHN MAH (2024) diproduksi oleh GDH yang track record dan kualitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi oleh penonton.


Aku berkesempatan hadir pada pemutaran perdana film LAHN MAH (2024) regional Indonesia pada Rabu, 8 Mei 2024 lalu di CGV Cinemas Grand Indonesia, Jakarta. Klik Film dan CBI Pictures selaku distributor film yang menayangkan di bioskop Indonesia mengundang banyak tamu yang terdiri dari beberapa aktor dan aktris, media film dan para pecinta film berkumpul untuk menonton lebih awal film LAHN MAH (2024) sebelum tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 15 Mei mendatang.
Untuk segi cerita, film LAHN MAH (2024) memotret cerita keluarga sederhana keturunan Chinese-Thailand dengan premis menarik tentang usaha untuk mendapatkan warisan. Pada paruh awal film, suasana cerita dibuat hangat, penuh canda tawa dan sesekali membuat aku serta penonton lain terharu melihat kedekatan cucu dengan neneknya. Dinamika hubungan antara karakter M dengan Amah yang awalnya serba canggung, perlahan mulai mencair dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Tak sedikit moment-moment lucu tercipta saat mereka berinteraksi. Jokes yang dihadirkan pun tidak lebay dan sangat natural. Sikap Amah yang rewel dan trust issued kepada keluarganya pun sangat reasonable karena ya mayoritas orang tua pasti pernah memiliki sifat seperti itu hahaha.



Terima kasih Klik Film, CBI Pictures, WatchmenID, Cinemaylo dan Biosclub
atas undangan screening film LAHN MAH (2024)

Selain dinamika hubungan antara nenek dan cucu, film LAHN MAH (2024) juga memiliki cerita berlapis, salah satunya tentang culture perpaduan Chinese-Thailand yang ternyata bisa related dengan kondisi keluarga secara general. Tak sedikit adegan-adegan sederhana di film ini memberikan impact yang luar biasa kepada penonton. Maka tak heran jika memasuki babak pertengahan, sudah banyak penonton termasuk aku yang mulai menangis. Sang sutradara kembali mengaduk-aduk perasaan penonton saat cerita memasuki babak akhir. Meskipun dari judul saja sudah ketahuan akan akhir film ini, tapi siapa sangka perjalanan terakhir Amah memberikan kejutan berlapis yang siap membawa penonton menangis sejadi-jadinya. Penonton sampai sudah berada di titik seperti menjadi bagian dari keluarga Amah dan merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Masyaallah, aku menulis artikel review ini aja sambil meneteskan air mata lagi.



Baru kali ini nonton film di bioskop satu teater nangis berjamaah! Kacamata ku sampai basah kuyup gara-gata nangis! Sayang banget Amah!
Photo by: @armanfebryan

Selain alur cerita yang sangat luar biasa, film LAHN MAH (2024) semakin sempurna berkat penampilan outstanding dari para pemain, khususnya Billkin Putthipong Assaratanakul dan Usha Seamkhum yang memerankan cucu dan nenek disini. Chemistry mereka sangat kuat, hangat, believable dan sukses membuat penonton menangis sejadi-jadinya. Siapapun yang menonton film ini pasti akan sayang banget kepada mereka berdua. Percayalah!!!!
Untuk urusan visual, GDH berhasil menyajikan tata artistik luar biasa untuk film LAHN MAH (2024) ini. Kondisi rumah Amah terlihat realistis, khas rumah-rumah jadul orang Chinese yang selalu padat dengan banyak benda didalamnya. Meskipun terlihat sempit, teknik pengambilan gambar serta blockingnya selalu bagus dan enak untuk dilihat. Menariknya, sang sutradara sangat fokus menampilkan kondisi lingkungan Thailand yang sederhana dengan tidak memanfaatkan spot-spot mainstream negeri gajah putih. Scoring yang dihadirkan pun selalu tepat sasaran dan melengkapi setiap adegan disepanjang durasi film.
Tanpa basa basi lagi, aku nobatkan film HOW TO MAKE MILLIONS BEFORE GRANDMA DIES (2024) sebagai film bioskop terbaik dan paling memuaskan di tahun ini.


[10/10Bintang]

Thursday, 18 January 2024

[Review] Death Whisperer: Kisah Tragis Remaja Yang Terkena Ilmu Hitam



#Description:
Title: Death Whisperer (2023)
Casts: Nadech Kugimiya, Denise Jelilcha Kapaun, Rattanawadee Wongtong, Kajbhunditt Jaidee, Peerakrit Phacharaboonyakiat, Nutthacha Padovan, Arisara Wongchalee, Paramej Noiam, Ong-art Cheamcharoenpornkul
Director: Taweewat Wantha
Studio: Major Join Film, M Pictures, Feat Pictures


#Synopsis:
Sebuah desa di pinggiran kota Thailand dihebohkan dengan kematian tragis remaja perempuan yang diduga mengalami kerasukan roh jahat. Sejak saat itu warga desa melarang anak-anaknya untuk pulang lebih dari petang hari. Kabar menghebohkan itu juga membuat tiga kakak beradik perempuan yaitu Yard (Denise Jelilcha Kapaun), Yaem (Rattanawadee Wongtong) dan Yie (Nuttahacha Padovan) selalu was-was saat pulang sekolah karena harus melewati area hutan dan perkebunan luas milik ayahnya, Pak Hung (Paramej Noiam). Rasa khawatir mereka pun akhirnya terbukti ketika Yard dan Yie tak sengaja melihat penampakan sesosok wanita berpakaian serba hitam di pohon tua saat mereka pulang menuju rumah.


Setibanya di rumah, Pak Hung langsung memarahi ketiga anak perempuannya karena pulang melebihi petang hari. Untungnya kakak laki-laki mereka yaitu Yod (Peerakrit Phacharaboonyakiat) selalu baik dan membela ketiga adiknya. Setelah itu, Yard, Yaem dan Yie langsung masuk ke kamar. Keesokan harinya, rumah mereka kedatangan Yak (Nadech Kugimiya), anak pertama dari Pak Hung dan Ibu Boonyen (Arisara Wongchalee) yang baru saja menyelesaikan tugas tentaranya dengan membawa banyak oleh-oleh untuk kelima adiknya. Kepulangan Yak membuat kedua adik laki-lakinya yaitu Yos (Kajbhunditt Jaidee) dan Yod sangat senang karena bisa membantu mereka untuk mengurus sawah dan kebun milik sang ayah. 


Melihat keenam anaknya berkumpul dan bercengkrama satu sama lain membuat Pak Hung dan Ibu Boonyen berencana mengajak keenam anak mereka untuk mendatangi festival dan pasar malam yang digelar tak jauh dari rumah. Yak dan kelima adiknya terlihat sangat senang bermain di pasar malam, karena selama ini mereka jarang berkumpul bersama. Sambil berkeliling dan menikmati kuliner di pasar malam, Yard, Yaem dan Yie diam-diam ingin naik bianglala meskipun selalu dilarang oleh ayah mereka. Yak pun mengizinkan ketiga adiknya untuk naik bianglala dengan asalkan ditemani Yos dan juga Yod. Disaat mereka menikmati permainan bianglala, Yaem mulai merasakan tidak enak badan. Tubuhnya hangat dan juga batuk-batuk. Disaat yang bersamaan, Yie ketakutan dan berteriak karena melihat sesosok perempuan tua dari bawah menatapnya sambil tertawa. Yard pun berusaha menenangkan adik kecilnya itu dan mereka pun langsung turun dari bianglala dan pulang ke rumah.



Setibanya di rumah, Pak Hung, Ibu Boonyen dan keenam anaknya langsung beristirahat di kamar mereka masing-masing. Tepat jam dua dini hari, Yaem yang sedang sakit terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju keluar kamar. Yard pun tersadar dari tidurnya karena mendengar suara bisikan-bisikan misterius dan berusaha melihat apa yang dilakukan oleh adiknya itu. Keesokan harinya, kondisi Yaem mulai membaik namun masih membutuhkan istirahat lebih banyak. Ketika ia sendirian di kamar, Yaem diserang oleh nenek tua dan mencabut paksa salah satu gigi dari Yaem hingga menyebabkan pendarahan hebat. Ibu Boonyen dan Yard langsung berlari ke kamar dan terkejut melihat apa yang mereka lihat. Ibu Boonyen langsung mengusir nenek tua itu dan keluarga pun langsung membawa Yaem ke rumah sakit.



Sejak kejadian tersebut, setiap jam dua dini hari Yaem selalu terbangun dari tidurnya dan pergi keluar rumah. Yard dan Yie yang selalu ikut terbangun dari tidur pun terganggu dengan bisikan-bisikan misterius hingga membuat mereka jatuh pingsan. Tak tinggal diam, Yak bersama dengan Yod dan Yos sepakat untuk patroli di depan rumah setiap malam demi melindungi ayah, ibu dan ketiga adik perempuan mereka.
Situasi rumah keluarga Pak Hung semakin mencekam karena Yaem mengalami kerasukan. Selain itu, sosok hantu misterius berpakaian serba hitam juga semakin berusaha untuk menguasai tubuh Yaem. Apa yang sebenarnya terjadi? Mampukah Yak dan kelima adiknya menyelamatkan Yaem meskipun nyawa mereka menjadi taruhannya?


#Review:
Industri perfilman Thailand kembali dimeriahkan dengan hadirnya film horror terbaru di tahun lalu berjudul DEATH WHISPERER (2023). Film ini sendiri sudah tayang di Thailand sejak Oktober 2023 dan sukses mencetak Blockbuster dengan pendapatan menyentuh angka 495 juta Baht, atau setara lebih dari 200 miliar Rupiah selama penayangan di bioskop domestik. Hal tersebut menjadikan film DEATH WHISPERER (2023) sebagai film No. 3 terlaris sepanjang sejarah perfilman Thailand, sekaligus film produksi Thailand pertama yang menggunakan format IMAX dan tayang secara resmi di teater IMAX.


Untuk segi cerita, film DEATH WHISPERER (2023) masih menggunakan formula standar khas film-film horror yaitu tentang sebuah keluarga di kampung yang mengalami gangguan mistis dan salah satu diantara mereka mengalami kerasukan. Selain itu, praktek ilmu hitam dan dukun juga menjadi pelengkap cerita dalam film ini. Aku cukup takjub dengan film ini karena menghadirkan banyak karakter dalam sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Untungnya, kolaborasi Sorarat J. dan Thammanan C. sebagai penulis skenario film ini berlaku adil dan keenam anaknya Pak Hung kebagian jatah untuk tetap berpengaruh kepada keseluruhan cerita. Awalnya, dinamika kebersamaan keluarga Pak Hung disini terasa kurang meyakinkan karena minim sekali chemistry. Namun saat masuk babak pertengahan dan klimaksnya, kebersamaan mereka jadi makin solid dan believeable.


Terima kasih Feat Pictures dan Cinepolis Cinemas atas Screening Invitationnya!

Visual penampakan setan perempuan berpakaian serba hitam disini beneran serem banget! Teknik pengambilan gambar nya juga semakin mendukung betapa seramnya setan perempuan tersebut.
Yang cukup disayangkan dari film DEATH WHISPERER (2023) ini menurutku adalah penggunaan scoring musik yang terlalu over. Hampir di semua adegan penuh dengan iringan musik bombastis dan menggelegar. Tapi disisi lain, scoring musik yang lebay ini cukup berhasil juga memacu adrenaline penonton. Selain itu, terkadang diselipkan beberapa dialog yang mengundang tawa tapi penempatannya selalu kurang tepat, alhasil moment intens dan menegangkan pun seketika langsung drop.


Untuk jajaran pemain, pemilihan ensemble casts yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik merupakan keputusan yang tepat karena enam kakak beradik di film ini beneran bikin cuci mata semua penonton. Definisi turunan good looking benar-benar terjadi di keluarga Pak Hung. Hahaha. Penampilan Nadech Kugimiya, Denise Jelilcha dan Rattanawadee menjadi highlight disini karena ketiganya sangat menghidupkan karakter yang mereka perankan.


Aku sih berharap jika kedepannya hadir sekuel film DEATH WHISPERER (2023) harus bisa lebih baik lagi, dan cerita tentang sosok setan perempuan serba hitam tersebut bisa dieksplor lebih mendalam layaknya film horror Thailand yang ikonik seperti THE MEDIUM (2021), karena sangat potensial untuk dikembangkan lebih besar. Anak-anak dari keluarga Pak Hung harus ada lagi yaaa!


[7.5/10Bintang]

Sunday, 7 January 2024

[Review] Monster: Siapakah Yang Paling Layak Disebut Sebagai Monster?



#Description:
Title: Monster (2023)
Casts: Sakura Ando, Eita Nagayama, Soya Kurokawa, Hinata Hiiragi, Akihiro Tsunoda, Mitsuki Takahata, Shido Nakamura, Yuko Tanaka
Director: Hirokazu Kore-Eda
Studio: Gaga, Toho, Fuji Television Network, CBI Pictures


#Synopsis:
Di suatu malam, seorang ibu bernama Saori Mugino (Sakura Ando) dan anaknya, Minato Mugino (Soya Kurokawa) tak sengaja melihat bangunan pertokoan terbakar dari balkon tempat tinggal mereka. Keesokan harinya, Saori yang bekerja di tempat laundry mendengar kabar jika Pak Michitosi Hori (Eita Nagayama) terlihat sedang berada di bar yang ada di bangunan terbakar itu. Kabar tersebut sangat cepat menyebar karena Pak Hori sendiri merupakan salah satu guru di sekolahnya Minato.


Sepulang bekerja, Saori merasakan ada yang janggal dengan anaknya yang tiba-tiba menggunting rambutnya sendiri dan selalu mengatakan hal-hal tak biasa. Hingga suatu malam, Saori mendapat kabar jika Minato pergi ke sebuah terowongan terbengkalai sendirian. Ia pun bergegas pergi menjemput sang anak secepat mungkin. Setelah berhasil menemukan Minato, hal tak terduga lainnya kembali dilakukan oleh Minato. Ia tiba-tiba keluar dari mobil saat sedang dalam perjalanan pulang dan membuat Saori kembali terkejut. Minato pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan luka yang ada di kaki dan tangannya.



Setelah selesai, Minato mengungkapkan jika dirinya mengalami perundungan secara verbal oleh gurunya di sekolah. Guru tersebut ialah Pak Hori. Minato mengaku jika Pak Hori sudah sering merundungnya baik secara verbal maupun fisik. Tak terima dengan hal tersebut, Saori pun langsung mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang dialami oleh anaknya itu.


Namun sayang, respon dari pihak sekolah tidak sesuai dengan harapan Saori. Bahkan kepala sekolah yaitu Ibu Makiko Fushimi (Yuko Tanaka) seolah acuh dan tidak menanggapi dengan serius apa yang dialami oleh Minato di sekolah. Saori semakin marah saat melihat anaknya mengalami mimisan di hidung dan mengaku jika hal tersebut dilakukan oleh Pak Hori. Saori pun langsung mendatangi lagi sekolah dan menuntut Pak Hori untuk mengakui segala perbuatannya kepada anak-anak sekolah. Dugaan perundungan semakin menguat pada Pak Hori setelah salah satu temannya Minato yaitu Yori Hishikawa (Hinata Hiigari) buka suara dan mengaku pernah dirundung oleh Pak Hori. Desakan dari para orang tua yang menuntut Pak Hori untuk meminta maaf secara resmi dan mengundurkan diri dari sekolah pun akhirnya terwujud.



Disisi lain, apa yang selama ini dituduhkan kepada Pak Hori tidak sepenuhnya benar. Saat terjadi bangunan terbakar di malam hari itu, ia hanya melewati tempat tersebut bersama dengan kekasihnya, Hirona (Mitsuki Takahata). Namun sialnya, beberapa murid sekolah memotret Pak Hori dan seperti baru saja keluar dari bangunan bar tersebut. Selain itu, tuduhan aksi perundungan dari Minato dan juga Yori pun terpaksa harus mengakuinya demi kebaikan institusi sekolah. Pak Hori rela dikeluarkan meskipun pada kenyataannya ia sama sekali tidak pernah melakukan perundungan terhadap siswa di sekolah. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi diantara Pak Hori, pihak sekolah, keluarga Saori dan Yori?


#Review:
Sutradara asal Jepang yaitu Kore-eda Hirokazu kembali menggemparkan industri perfilman dunia dengan film terbarunya yang berjudul MONSTER (2023). Film ini sukses memenangkan dua piala bergengsi di Cannes International Film Festival 2023 untuk kategori Best Screenplay dan Queer Palm. Sebelumnya, dua film Kore-eda yang pernah aku tonton yaitu SHOPLIFTERS (2018) dan BROKER (2022) pun tak kalah bagusnya dan sama-sama pernah menggemparkan ajang penghargaan film level internasional.


Untuk segi cerita, film MONSTER (2023) ini menghadirkan plot yang sangat kompleks dengan mengambil tiga sudut pandang. Point of view pertama datang dari karakter Ibu Saori yang dimana penonton akan dengan mudah untuk berada di pihaknya. Di plot pembuka ini, sang sutradara menampilkan perjuangan seorang ibu yang berusaha membela dan mencari keadilan untuk anaknya yang mengalami perundungan di sekolah. Nah, pada bagian ini Kore-eda menyentil issue sosial masyarakat khususnya kepada institusi sekolah yang mayoritas kurang gercep dan selalu menyepelekan perihal hal-hal tidak terpuji yang dilakukan di sekolah. Disaat penonton sudah berada di pihak Ibu Saori, point of view kedua dari karakter Pak Hori pun dimunculkan yang dimana berbanding terbalik dengan apa yang sudah diperlihatkan di versi Ibu Saori. Plot kejutan ini tentunya kembali menyentil perilaku sosial masyarakat modern yang selalu mengedepankan hujatan terlebih dahulu ketimbang mencari fakta yang sesungguhnya. Nasib dari karakter Pak Hori di film ini sedikit mengingatkanku dengan apa yang dialami oleh Ibu Prani di film BUDI PEKERTI (2023) karya sutradara Wregas Bhanuteja hahaha.


Point of view terakhir yang datang dari karakter Minato dan juga Yori akhirnya memberikan kejutan tak terduga dan bisa mendefinisikan judul MONSTER yang sesungguhnnya. Semua misteri dan teka-teki yang ada di sudut pandang Ibu Saori dan Pak Hori akhirnya bisa terangkai dengan luar biasa di babak akhir film. Treatment yang dilakukan oleh Kore-eda dan Yuji Sakamoto sebagai penulis naskah film ini benar-benar berhasil membuatku terpukau dengan apa yang dilalui oleh Minato dan juga Yori.
Untuk jajaran pemain, penampilan aktor dewasa dan duo bocil di film MONSTER (2023) ini memang sukses memberikan nyawa untuk setiap karakter yang dimainkan. Pesan terselubung yang ditulis oleh sang sutradara lewat setiap karakter bisa tersampaikan dengan maksimal kepada penonton. Selain itu, yang tak kalah menarik, visual dan audio film ini pun sungguh indah dan memanjakan mata. Pemilihan lokasi hutan belantara dengan view cantik lintasan jembatan kereta yang melintas udah berasa kayak film-film animasi produksi Ghibli tapi versi live action. Keren!
Overall, film MONSTER (2023) memang layak mendapat spotlight luar biasa di Cannes kemarin. Salah satu film terbaik yang dirilis di tahun 2023 lalu.


[9/10Bintang]

Thursday, 2 November 2023

[Review] Love Reset - 30 Days: Drama Pasutri Jelang Cerai Malah Hilang Ingatan!



#Description:
Title: Love Reset (2023)
Casts: Kang Ha-Neul, Jung So-Min, Kim Sun-Young, Hwang Se-In, Lim Chul-Hyung, Yoon Kyung-Ho, Jo Min-Soo, Uhm Ji-Yoon, Song Hae-Na
Director: Nam Dae-Jung
Studio: Woolim Films, TH Story, CBI Pictures


#Synopsis:
Hong Na-Ra (Jung So-Min) nekat pergi meninggalkan acara pernikahannya dan memilih untuk kembali menjalin hubungan dengan sang mantan yaitu No Jeong-Yeol (Kang Ha-Neul). Kedua orang tua mereka pun tak bisa menghentikan hubungan Na-Ra dan Jeong-Yeol karena masih saling mencintai satu sama lain. Mereka pun sepakat untuk segera menikah dan tinggal bersama di apartment pemberian dari orang tua Na-Ra.
Beberapa tahun kemudian, hubungan Na-Ra dan Jeong-Yeol semakin mengkhawatirkan. Keduanya sering bertengkar. Semua keburukan dari mereka berdua kini tak bisa dihindari lagi. Na-Ra yang berprofesi sebagai produser film dianggap jorok dan berselingkuh dengan sutradara di lokasi syuting. Sementara itu, Jeong-Yeol yang bekerja sebagai seorang pengacara hukum dianggap tidak becus sebagai suami oleh sang istri. Ditambah lagi, Jeong-Yeol berasal dari keluarga sederhana yang serba menghemat, dibandingkan dengan Na-Ra yang berasal dari keluarga kaya raya. Karena tidak menemukan titik damai, Na-Ra dan Jeong-Yeol akhirnya sepakat untuk bercerai. Namun sayang, setelah melewati proses mediasi, keduanya tidak bisa langsung masuk ke persidangan cerai. Mereka harus menunggu selama 30 hari kedepan.
Dalam perjalanan pulang dari pengadilan, mobil yang kendarai Na-Ra dan Jeong-Yeol mengalami kecelakaan. Mobil mereka ditabrak oleh truk saat melintas di jalan raya. Beruntung, kejadian tersebut tak merenggut nyawa Na-Ra dan Jeong-Yeol. Setelah tersadar dari perawatan rumah sakit, mereka terkejut karena tidak bisa mengingat apapun. Dokter menyatakan jika Na-Ra dan Jeong-Yeol mengalami amnesia. Untuk memulihkan kembali ingatan mereka, keduanya disarankan untuk tinggal bersama sebagai suami istri. Na-Ra dan Jeong-Yeol merasa sungkan karena tidak mengenal satu sama lain. Kedua pihak keluarga awalnya tidak setuju dengan saran dokter tersebut karena Na-Ra dan Jeong-Yeol sedang dalam proses perceraian. Mereka khawatir jika tinggal bersama dalam kondisi amnesia akan menimbulkan perasaan baru dan perceraian pun dibatalkan. Pihak keluarga Na-Ra kemudian meminta anak kedua mereka yaitu Hong Na-Mi (Hwang Se-In) untuk mengawasi sang kakak dan suaminya selama tinggal bersama di apartment.
Selama tinggal bersama, Na-Ra dan Jeong-Yeol berubah menjadi sosok yang jauh lebih baik. Meskipun mereka sama sekali tidak bisa mengingat pernah saling membenci satu sama lain, namun kebersamaan yang terjalin kali ini terasa lebih dewasa dan tidak ada pertengkaran. Melihat sang kakak yang kembali akur dengan suaminya membuat Na-Mi khawatir. Namun hal berbeda diperlihatkan oleh teman-teman Na-Ra maupun Jeong-Yeol. Mereka sangat senang melihat pasangan suami istri itu kembali akur meskipun harus mengalami amnesia terlebih dahulu. Bagaimanakah nasib rumah tangga Na-Ra dan Jeong-Yeol selanjutnya?


#Review:
Industri sinema Korea Selatan selalu menghadirkan ide dan cerita yang luar biasa. Salah satunya yang terbaru yaitu film LOVE RESET: 30 DAYS (2023) yang dirilis di bioskop Indonesia mulai awal November kemarin. Dari trailer yang dirilis, sebetulnya film ini tidaklah memiliki sesuatu yang baru. Ceritanya pun simple tentang drama pasangan suami istri yang sudah tidak menemukan kecocokan satu sama lain dan memutuskan untuk bercerai. Namun sineas Korea Selatan selalu ada aja celah untuk mengeksplorasi cerita-cerita sederhana menjadi sebuah plot film yang bagus, menghibur dan tak lupa juga menitikan air mata!


Jika selama ini sinema Korea Selatan bergenre drama selalu penuh dengan hal-hal manis, lucu, romantis dan bikin baper, di film LOVE RESET (2023) kali ini, semua formula klasik tersebut didobrak oleh pasangan karakter Na-Ra dan Jeong-Yeol. Love hate relationship mereka jempolan selalu berhasil membuat penonton tertawa. Yang lebih menarik lagi, background story dari kedua karakter dan keluarganya semakin memperkaya plot film LOVE RESET (2023).


Semua permasalahan serta konflik yang terjadi diantara kedua belah pihak keluarga sangat menghibur dan bisa related dengan kehidupan sehari-hari penonton yang sudah menjalin rumah tangga. Awalnya aku sempat khawatir saat plot cerita memasuki kedua karakter hilang ingatan. Tapi ternyata, sang sutradara dan tim penulis naskah sukses mengemasnya dengan memuaskan. Moment selama 30 hari tersebut menjadi senjata ampuh untuk memainkan emosi penonton. Semua perasaan campur aduk jadi satu. Top!
Overall, film LOVE RESET (2023) auto salah satu film Korea Selatan yang memuaskan dan pasti gak bakal bosen untuk ditonton berulang-ulang! Terima kasih CBI Pictures sudah bersedia membawa film ini ke Indonesia!


[8.5/10Bintang]

Tuesday, 15 August 2023

[Review] The Moon: Kisah Survival Astronot Korea Selatan Yang Terdampar Di Bulan



#Description:
Title: The Moon (2023)
Casts: Sul Kyung-Gu, Doh Kyung-Soo, Kim Hee-Ae, Jo Han-Chul, Park Byung-Eun, Choi Byung-Mo
Director: Kim Yong-Hwa
Studio: Vlad Studio, CJ ENM Studios, CBI Pictures


#Synopsis:
Tahun 2024, Korea Selatan mengirimkan tiga astronot untuk pertama kalinya ke bulan. Segala persiapan dan latihan telah dilakukan oleh Korea Aeronautics Space Center (KASC) agar misi pertama ini bisa berjalan dengan lancar. Namun takdir berkata lain, di tengah peluncuran, pesawat yang digunakan oleh tiga astronot itu meledak setelah lepas landas dari bumi. Atas kejadian tersebut, Korea Selatan mendapat peringatan keras dari NASA agar menunda semua rencana eksplorasi bulan dan luar angkasa sampai benar-benar matang.
Lima tahun berlalu, Korea Selatan kembali lagi melakukan peluncuran kedua mereka ke bulan dengan tiga astronot baru yaitu Lee Sang-Won (Kim Rae-Won), Choo Yoon-Jong (Lee Yi-Kung) dan Hwang Sun-Woo (Doh Kyung-Soo). Ketiganya sudah mendapatkan pelatihan lebih intens sebelum lepas landas menuju bulan. Persiapan yang dilakukan KASC kali ini semakin matang demi tragedi lima tahun lalu tidak terulang lagi.


Hari yang dinanti pun tiba. Ketiga astronot dan pesawat luar angkasa siap lepas landas. Beruntung, semuanya berjalan dengan lancar. Pesawat milik KASC berhasil mengorbit di luar angkasa dan bersiap untuk menuju bulan. Dalam perjalanan menuju bulan, mereka sempat kehilangan kontak dengan bumi karena terkena badai matahari yang menyebabkan terganggunya gelombang satelit. Beberapa panel bagian pesawat pun terkena dampak dan harus segera diperbaiki secara manual oleh awak pesawat. Disaat Lee Sang-Wong dan Choo Yoon-Jong memperbaiki kerusakan panel di badan pesawat, mereka mendeteksi adanya kebocoran bahan bakar dan menyebabkan ledakan. Kejadian tersebut membuat mereka berdua harus melepaskan diri dari pesawat agar keadaan tidak semakin buruk. Hwang Sun-Woo yang menjadi satu-satunya yang tersisa di dalam pesawat harus ikhlas merelakan kepergian kedua temannya dan berjuang untuk segera meminta bantuan ke bumi untuk proses evakuasi secepatnya.
Setelah komunikasi dengan bumi tersambung, tim KASC yang ada di bumi mengarahkan Hwang Sun-Woo untuk segera mengambil alih pesawat dan meninggalkan orbit bulan. Namun rupanya, Hwang Sun-Woo ingin tetap melanjutkan misi untuk mendarat di bulan demi mewujudkan impian kedua rekannya dan menjadi sejarah bagi Korea Selatan. Atas dasar tersebut, tim KASC pun langsung kembali ke rencana semula dan memandu astronotnya itu untuk bisa segera mendarat di bulan.


Setelah menempuh waktu yang cukup panjang, akhirnya Hwang Sun-Woo berhasil menginjakan kaki di bulan. Dengan menggunakan kendaraan dan Drone yang telah tersedia, ia siap mengeksplor dan mengambil beberapa Sample material dari bulan untuk dibawa ke bumi. Setelah berhasil menjalankan misinya dan kembali menuju pesawat, Hwang Sun-Woo harus menghadapi hujan meteor yang tiba-tiba menghantam permukaan bulan. Ia berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri dan segera pergi meninggalkan bulan. Namun usahanya itu sia-sia, Hwang Sun-Woo beserta pesawat kecilnya terhempas ke bagian paling jauh dari Bulan.


Hal tersebut membuat tim KASC dan warga Korea Selatan panik setengah mati. Mereka pun meminta bantuan pada mantan Flight Director KASC yaitu Kim Jae-Guk (Sol Kyung-Gu) yang memahami pengoperasian manual pesawat luar angkasa yang sedang digunakan oleh Hwang Sun-Woo di bulan. Selain itu, Kim Jae-Guk juga diam-diam menghubungi mantan rekannya yaitu Yoon Moon-Young (Kim Hee-Ae) yang kini menjabat sebagai direktur di NASA untuk meminta bantuan agar bisa mengakses jalur komunikasi ke pesawat Hwang Sun-Woo. Akankah astronot pertama asal Korea Selatan ini berhasil kembali ke bumi? Atau malah selamanya terjebak di bulan?


#Review:
Industri perfilman Korea Selatan memang semakin menunjukkan peningkatan yang sangat pesat dalam segi kualitasnya, baik itu dari segi penceritaan maupun visual yang dihadirkan. Hal tersebut bisa penonton rasakan lewat film Sci-Fi terbaru mereka yang berjudul THE MOON (2023). Dari trailer yang dirilis, film ini sudah menyita perhatian penonton karena premis yang diusung terasa sangat ambisius. Ditambah lagi, terdapat daya tarik lainnya yaitu memasang nama Doh Kyung-So, salah satu member Grup K-Pop EXO menjadi pemeran utama serta dua aktor senior yang sudah menjadi Legend di Korea Selatan yaitu Sol Kyung-Gu dan Kim Hee-Ae.


Untuk segi cerita, film THE MOON (2023) mengisahkan tentang aksi Survival seorang astronot saat terdampar di bulan. Serangkaian kejadian menegangkan berhasil diciptakan dengan sempurna saat tiga astronot sedang berada di luar angkasa. Tahapan kekacauan yang terjadi dibangun secara perlahan sehingga membuat penonton ikut terbawa suasana dan panik akan nasib dari ketiga astronot tersebut. Intens ketegangan yang memacu adrenaline saat adegan di luar angkasa dan bulan berhasil dilakukan dengan sempurna oleh film ini. Aku sangat takjub dan dibuat Speechless saat melihat visualisasi, design produksi dan tata teknis adegan Hwang Sun-Woo di bulan. Gila dan detail banget! Pada bagian ini langsung mengingatkanku akan film-film Sci-Fi Space nya Hollywood loh seperti GRAVITY (2013), THE MARTIAN (2015) dan FIRST MAN (2018). Harus diakui, kualitas industri perfilman Korea Selatan sudah satu level dengan Hollywood. Yang tak kalah bagusnya juga datang dari departemen musik dan scoring yang selalu tepat sasaran dalam menempatkan musik pada setiap adegan memacu adrenaline hingg adegan yang menguras emosi penonton. Benar-benar paket lengkap!


The Moon di Starium CGV Cinemas 100% Fullest Screen!

Untuk jajaran pemain, penampilan Doh Kyung-So sebagai karakter utama di film ini ternyata memuaskan! Range emosi karakter Hwang Sun-Woo bisa tersampaikan pada penonton sehingga bisa dengan mudah merasakan simpati kepadanya. Ekspresi ketakutan, kesedihan dan berjuang untuk Survive di daratan bulan seorang diri hingga melewati banyak sekali tantangan agar bisa kembali ke bumi bikin penonton ikutan khawatir melihatnya. Dua aktor Legend Korea Selatan yaitu Sol Kyung-Gu dan Ibu Dokter 'Ji Sun-Woo' yaitu Kim Hee-Ae berhasil membawakan karakter mereka dengan maksimal. Elemen dramatisnya bisa dilahap dengan mudah oleh keduanya. Meskipun kehadiran mereka berdua terasa sekali sebagai subplot untuk memperpanjang durasi dan memperkaya konflik dalam film ini.


Ciri khas film-film Korea Selatan memang tidak bisa lepas dari hadirnya elemen drama dalam setiap genre apapun. Kolaborasi Sci-Fi dan Drama di film THE MOON (2023) ini menurutku salah satu yang bagus dan memuaskan. Mungkin kekurangannya ada di sisi development story beberapa tokoh di KASC dan juga tim NASA yang dipimpin Yoon Moon-Young menurutku terlalu dibuat heroik, meskipun di akhir cerita terasa menyentil tentang kekuasaan Amerika Serikat khususnya di bidang antariksa.
Overall, film THE MOON (2023) Easily one of the best Korean Movie i've ever seen. Almost perfect Sci-Fi Space!


[9/10Bintang]