Showing posts with label Rockumentary. Show all posts
Showing posts with label Rockumentary. Show all posts

Saturday, 3 August 2024

[Review] All Access To Rossa 25 Shining Years: Dokumenter Perjalanan Bermusik Pelantun Hits 'Ayat-Ayat Cinta'!



#Description:
Title: All Access To Rossa 25 Shining Years (2024)
Casts: Rossa, Rizky Langit Ramadhan, Bacil, P. Intan S., Gema Sakti, Yoyo Padi, Melly Goeslaw, Surendro Prasetyo, Andi Rianto, Ariel Noah, Afgan, Lyodra, Boy William, Lesty Kejora
Director: Ani Ema Susanti
Studio: Sinemaku Pictures, Time International Film, Inspire Pictures


#Synopsis:
Tahun 2022 menjadi tahun ke-25 bagi Rossa berkarier sebagai penyanyi solo wanita di industri musik Indonesia. Di moment tersebut, Rossa merencanakan perayaan untuk pencapaian tersebut dengan menggelar konser tunggal bertajuk ROSSA 25 SHINING YEARS di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada 27 Mei 2022. Serangkaian persiapan dilakukan oleh team dan management Rossa agar konser bisa sukses dan berkesan bagi para penonton.
Rossa merupakan salah satu penyanyi solo wanita terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Rossa yang berasal dari tanah Sunda yaitu Sumedang, Jawa Barat memulai kariernya sebagai seorang penyanyi remaja di tahun 1996 dengan merilis debut album berjudul NADA-NADA CINTA. Berkat album tersebut Rossa langsung mencuri perhatian para pecinta musik Indonesia dan mendapat banyak penghargaan yang luar biasa dari berbagai ajang penghargaan insan musik bergengsi di Indonesia. Kesuksesan Rossa semakin melesat usai merilis album keduanya berjudul TEGAR yang dirilis tahun 1999. Berkat lagu-lagu yang ada di album tersebut, popularitas Rossa semakin meluas hingga ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Setiap album maupun single yang dirilis oleh Rossa selalu mendapat respon sangat positif dari pecinta musik Indonesia. Mayoritas lagu yang dibawakan oleh Rossa berdasarkan pengalaman pribadi darinya yang ditulis bersama para sahabatnya seperti Melly Goeslaw, Andi Rianto, Yovie Widianto dan masih banyak lagi.
Di era serba modern seperti ini, Rossa mampu mempertahankan popularitasnya dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Bahkan di tahun 2013 dan 2018 lalu, Rossa resmi mendapat gelar sebanyak dua kali sebagai Dato' Sri dari Sultan Kerajaan Pahang, Malaysia. Moment tersebut disebut sebagai ajang mempererat tali persaudaraan serumpun antara Malaysia dengan Indonesia.
Di konser ROSSA 25 SHINING YEARS, Rossa menggandeng sederet musisi besar Indonesia untuk berkolaborasi diantaranya Ariel Noah, Andi Rianto, Afgan, Lydora, Boy William dan Eka Gustiwana. Rossa melakukan improvisasi dan re-aransemen untuk lagu-lagu hits nya agar lebih spesial saat dibawakan saat konsernya nanti. 
Meskipun sudah memasuki seperempat abad berkarier di industri musik Indonesia, kehidupan Rossa tak selamanya berjalan dengan mulus. Ditengah pembawaannya yang selalu ceria, riang dan juga humoris, Rossa menyimpan beberapa kisah sedih yang jarang ia tampilkan di depan layar. Sejak kecil Rossa sering mengalami sakit maag yang tak jarang membuatnya harus bedrest. Selain itu, rumah tangganya bersama Yoyo Padi yang kandas di tahun 2009 lalu menyebabkan anak semata wayang mereka yaitu Rizky Langit Ramadhan menjadi korbannya. Meskipun telah resmi bercerai, Rossa dan Yoyo sepakat untuk menjadi partner dan orangtua terbaik bagi Rizky. Hal tersebut berhasil mereka lakukan hingga sampai saat ini.
Suatu ketika, saat Rossa sedang persiapan untuk roadshow konser ROSSA 25 SHINING YEARS di Bandung, Jawa Barat, ia mendapatkan berita duka tentang kecelakaan yang menyebabkan road manager dari Rossa meninggal. Hal tersebut membuat Rossa sangat terguncang karena almarhum merupakan salah satu orang yang selalu ada dan membantu dirinya setiap saat. Rossa berusaha untuk tegar dan profesional dengan tetap menggelar konser tersebut meskipun hatinya masih merasakan patah hati.


#Review:
Sinemaku Pictures kembali hadir memeriahkan bioskop dengan merilis film dokumenter musik dari pelantun hits AYAT-AYAT CINTA yaitu Rossa mulai 1 Agustus 2024. Film yang berkolaborasi dengan Time International Film dan Inspire Pictures ini memotret persiapan konser selebrasi 25 tahun perjalanan Rossa sebagai Diva Indonesia.


Seperti film dokumenter musik pada umumnya, Ani Ema Susanti selaku sutradara berhasil memotret berbagai adegan behind the scene dan riweuhnya Rossa beserta team untuk menampilkan konser tunggal yang spektakuler bagi penonton. Di sela-sela BTS tersebut, turut diselipkan flashback perjalanan karier Rossa dari awal sampai saat ini. Metamorfosis dari seorang Rossa bisa ter-deliver dengan baik kepada penonton. Moment flashback tersebut diiringi dengan beberapa bait lirik dari lagu-lagu hits Rossa yang pastinya bikin penonton ikutan sing a long. Sisi menarik lainnya datang dari Journey Rossa yang selama ini jarang diketahui oleh orang banyak yaitu tentang kehidupan pribadinya sebagai seorang perempuan, penyanyi, ibu dan juga istri yang sempat gagal dalam membangun rumah tangga di masa lalu. Kepedihan Rossa tentang perceraian yang berimbas pada anaknya, moment merasa lelah sebagai penyanyi sampai sempat berencana untuk meninggalkan panggung musik hingga moment kehilangan yang teramat mendalam ketika harus kehilangan salah satu orang terdekatnya. Plot drama yang hadir dalam film ini menjadi nilai plus tersendiri sama halnya seperti plot drama yang ada di film HARTA TAHTA RAISA (2024), TAYLOR SWIFT MISS AMERICANA (2020), NOAH AWAL SEMULA (2013) dan KATY PERRY PART OF ME 3D (2012).


Untuk urusan visual, film ALL ACCESS TO ROSSA 25 SHINING YEARS (2024) ini menurutku terasa sangat well prepared ketika selain scene saat konser saja. Entah mengapa moment apik saat konser ROSSA 25 SHINING YEARS nya kebanyakan kurang high resultions, terkadang ngeblur dan terlalu banyak shaky footage gitu. Padahal jika menampilkan satu dua bait dengan kualitas gambar nya yang bagus pasti akan lebih memorable. Salah satunya pengen banget melihat lagi cuplikan duet Rossa dengan Ariel Noah, Lyodra dan mendiang Glenn Fredly. Aku yang berkesempatan bisa menonton konsernya dua tahun lalu sangat takjub melihat betapa spektakulernya konser Rossa yang satu ini.
Overall, film dokumenter musik ALL ACCESS TO ROSSA 25 SHINING YEARS (2024) ini cukup memuaskan dan memiliki cerita yang solid serta menarik untuk diikuti. Semoga kedepannya makin banyak film dokumenter musik dari para musisi tanah air yang dibuat oleh para sineas. Semoga film-film dokumenter musik seperti ini terus didukung oleh penonton dengan menontonnya di bioskop agar industri perfilman Indonesia terus bervariasi tidak hanya horror, drama, komedi saja.


[8/10Bintang]

Wednesday, 5 June 2024

[Review] Harta Tahta Raisa: Dokumenter Perjalanan Karier Pelantun Hits Kali Kedua!


#Description:
Title: Harta Tahta Raisa (2024)
Casts: Raisa Andriana, Adryanto Pratono, Hamish Dauh Wyllie, Allan N. Rachman, Ria Mariaty, Rinaldy Nurpratama, Asta Andoko, Rama Handyanto, Ario Seto, Addie MS, Soleh Solihun
Director: Soleh Solihun
Studio: Imajinari Pictures, Juni Records


#Synopsis:
Satu hari setelah menggelar konser tunggal di Stadium Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta Pusat, pelantun hits 'Kali Kedua' yaitu Raisa bertemu dengan sahabat sekaligus produsernya yaitu Adryanto Pratono. Pertemuan tersebut dilakukan di sebuah restoran dan direkam dengan dua kamera dari sutradara Soleh Solihun. Sepanjang pertemuan itu, Raisa dan Adryanto atau yang lebih akrab dipanggil Boim itu akhirnya merasa lega setelah selesai menggelar konser dan menyandang gelar sebagai konser tunggal soloist wanita pertama dalam sejarah yang sukses diselenggarakan di Stadium Utama Gelora Bung Karno.



Sejak kecil, Raisa Andriana dikenal memiliki suara yang bagus dan tidak fals. Selain itu, Raisa juga sangat menyukai lagu-lagu dari film animasi Disney. Hal tersebut diketahui oleh kedua orangtuanya yaitu Allan. N. Rachman dan Ria Miranty. Yang tak kalah menarik, Raisa juga sering menunjukkan bakat menyanyinya ketika seluruh keluarga besarnya berkumpul. Bakat menyanyi Raisa mulai berkembang ketika memasuki usia remaja. Ketika berusia 18 tahunan, Raisa pernah menjadi backing vocal beberapa musisi ternama hingga sempat bergabung dengan grup band yang dibentuk oleh Kevin Aprilio yaitu Andante. Namun sayang, setelah Kevin Aprilio mundur dan membentuk band baru yaitu Vierratale, grup band Andante akhirnya dibubarkan. Setelah band Andante bubar, Raisa aktif manggung di cafe-cafe Jakarta sebagai penyanyi solo wanita dan membuka lebar kariernya dalam bermusik.



Tahun 2010, Raisa masuk dapur rekaman yang dibantu oleh tiga sahabatnya yaitu Asta Andoko, Rama Handyanto dan Ario Seto. Single pertamanya berjudul 'Serba Salah' yang dirilis secara independen dan langsung mendapat respon sangat positif dari para pecinta musik Indonesia. Satu tahun kemudian, Raisa bergabung ke label Universal Music Indonesia dan merilis video clip 'Serba Salah' dan album perdana berjudul 'Raisa' pada 25 Mei 2011. Nama Raisa semakin populer dan lagu 'Serba Salah' memuncaki tangga lagu baik di berbagai acara musik televisi maupun radio. Popularitas Raisa semakin diperhitungkan setelah ia berhasil menyabet penghargaan Pendatang Baru Terbaik-Terbaik dari Anugerah Musik Indonesia 2012 berkat album 'Raisa' dan hit single 'Apalah Arti Menunggu'. Popularitas Raisa semakin meroket di industri musik Indonesia setelah merilis album keduanya yang berjudul 'Heart To Heart'. Di album terbarunya ini, Raisa menulis lebih banyak lagu sendiri dan puncaknya, Raisa kembali mendapatkan piala AMI Awards untuk lagu 'Bye-Bye'.



Tahun 2014, Raisa memutuskan untuk keluar dari label rekaman Universal Music Indonesia dan mendirikan label rekaman Juni Records bersama dengan sahabatnya, Adryanto Pratono. Bersama dengan Juni Records, Raisa merilis album ketiganya yang berjudul 'Handmade' pada tahun 2016 dan dilanjutkan dengan album terbaru 'Its Personal' yang dirilis secara bertahap di tahun 2021-2022. Meskipun jarak antara album ketiga dan keempatnya terpaut cukup jauh, Raisa dan Juni Records memiliki satu project besar yaitu menggelar konser tunggal di Stadium Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Rencana awal, konser bertajuk 'Raisa Live In Concert' tersebut akan digelar pada 27 Juni 2020 bertepatan dengan sepuluh tahunnya ia berkarier sebagai musisi di industri musik Indonesia. Namun sayang, konser tersebut terpaksa harus ditunda karena Pandemi CoVid-19 melanda dunia.



Setelah pandemi reda, 'Raisa Live In Concert' akhirnya siap digelar pada 25 Februari 2023. Berbagai persiapan dilakukan secara intens beberapa bulan sebelum konser digelar. Raisa yang kini sudah menjadi istri dari Hamish Daud dan ibu bagi anaknya yaitu Zalina Raine Wyllie pun dituntut untuk bisa membagi waktunya antara karier dengan keluarga. Untungnya, orang-orang disekitar Raisa sangat mendukung apapun yang sedang dikerjakan oleh Raisa bersama dengan Boim dan Juni Records.


Beberapa hari menjelang konser, Raisa dan tim produksi mendapat kabar tak terduga yaitu larangan menggelar konser di SUGBK dari Menpora Zainuddin Amali dengan alasan akan digunakan untuk persiapan menjelang Piala Dunia U-20 2023. Selain larangan tersebut, delapan hari menjelang konser, lapangan SUGBK mendadak digunakan pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Fiji tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak Juni Records selaku promotor dari 'Raisa Live In Concert'. Boim dan seluruh tim Juni Records mau tak mau menerima kenyataan tersebut, padahal mereka sudah mem-booking dari tahun 2020 dan mendapat perizinan secara resmi dari pihak pengelola SUGBK . Alhasil, panggung 'Raisa Live In Concert' terpaksa ditutupi dengan kain hitam selama pertandingan antara Timnas Indonesia dengan Fiji.




Cobaan kembali menghampiri Raisa ketika sang anak terserang thypus beberapa hari sebelum 'Raisa Live In Concert' digelar. Di satu sisi, ia tidak tega melihat Zalina harus dirawat di rumah sakit dan tidak bisa sepenuhnya menemani sang anak, namun di sisi lainnya, Raisa pun harus tetap profesional untuk tetap menggelar konser tunggal nya setelah dua tahun lebih tertunda. Untungnya, sang suami, keluarga dan orang-orang disekitar Raisa selalu memberi dukungan positif untuk setiap langkah yang diambil olehnya.


#Review:
Rumah produksi Imajinari Pictures terus mengeksplor berbagai jenis genre dan film untuk para pecinta film Indonesia. Setelah sukses besar dengan film bergenre drama dan komedi, kali ini mereka mencoba menggarap film dokumenter terbaru dari pelantun hit 'Apalah Arti Menunggu' yaitu Raisa. Yang membuat menarik, film ini memang dibuat untuk mendokumentasikan salah satu pencapaian tertinggi dari Raisa sebagai penyanyi wanita di Indonesia yang berhasil menggelar konser tunggal pertama dalam sejarah untuk soloist wanita di Stadium Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.


Aku berkesempatan hadir pada acara press conference dan gala premiere film 'Harta Tahta Raisa' di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan pada Kamis (30/5) lalu. Pada kesempatan tersebut, Raisa mengungkapkan jika dirinya tidak sepenuhnya terlibat dalam proses editing film. Ia mempercayakan sepenuhnya kepada Imajinari dan juga Soleh Solihun selaku sutradara yang menggarap project film dokumenternya ini. Keputusan tersebut sengaja Imajinari lakukan karena ingin menampilkan sosok Raisa apa adanya tanpa intervensi dari Raisa maupun pihak label rekaman yaitu Juni Records. Yang tak kalah menarik, pemilihan judul HARTA TAHTA RAISA (2024) untuk film dokumenter ini juga diambil dari slogan yang diciptakan oleh para fans Raisa yaitu Yourraisa sejak awal kemunculannya di industri musik tanah air.


Sebagai film dokumenter, Imajinari dan Soleh Solihun berhasil memotret perjalanan karier Raisa dengan format biografi dan beberapa konflik yang memang nyata terjadi. Paruh awal film, langsung dibuka dengan ajakan kepada penonton untuk berkaraoke dua lagu populer milik Raisa yaitu 'Serba Salah' dan 'Kali Kedua'. Setelah itu, hadir cuplikan 'Raisa Live In Concert' di SUGBK dengan euforia yang meriah, penuh suka cita dari seluruh team yang terlibat dan juga penonton.


Plot kemudian berpindah pada perjalanan hidup Raisa secara personal ketika ia masih anak-anak. Pada moment ini, kehangatan keluarga Raisa bisa dirasakan dengan baik oleh penonton. Hal tersebut terlihat dari moment kebersamaan Raisa bersama ibu, ayah dan kakaknya yang saling bercengkrama satu sama lain mengingat hal-hal lucu yang pernah dilakukan Raisa ketika kecil. Setelah itu, penonton diajak untuk flashback perjalanan karier Raisa yang dimulai dari manggung cafe ke cafe sampai akhirnya ia mendapat kesempatan untuk merilis album perdananya.


Soleh Solihun berhasil memotret setiap perjalanan musik Raisa dengan maksimal. Dengan pengalamannya sebagai jurnalis musik dan presenter radio, Soleh Solihun mengulik lebih mendalam journey Raisa sebagai penyanyi beserta orang-orang disekitarnya. Kita bisa melihat treatment yang diberikan oleh Raisa saat berada di atas panggung yang berbeda-beda namun memiliki satu kesamaan yaitu energi dan curhat terselubungnya selalu ada. Hahaha. Yang membuatku terkejut, kemunculan Adryanto Pratono atau Boim yang merupakan sahabat sekaligus produser dari Raisa disini bisa menghadirkan sebuah konflik tersendiri khususnya saat menjelang 'Raisa Live In Concert' digelar. Konflik tersebut dikemas sangat emosional tentang bagaimana dua sahabat yang ingin mewujudkan impian menggelar konser di SUGBK tanpa adanya pengalaman sama sekali dalam menggarap konser skala internasional tersebut. Bahkan ketika 'Raisa Live In Concert' sukses digelar, euforia kebahagiaan dan air mata semua orang yang terlibat dalam konser tersebut bisa tersampaikan dengan maksimal kepada penonton.
Untuk urusan visual, footage-footage yang mendukung film HARTA TAHTA RAISA (2024) ini tampil cukup memuaskan. Apresiasi patut diberikan kepada tim editing yang berhasil mengcapture moment-moment penting dari perjalanan karier Raisa selama ini. Selain tim editing, bagian department sound design juga wajib diapresiasi karena sukses menciptakan cuplikan suasana 'Live In Concert' yang luar biasa. Lagu-lagu Raisa yang diputar disepanjang film HARTA TAHTA RAISA (2024) menggema dahsyat. Kapan lagi coba bisa mendengar lagu NYAWA DAN HARAPAN dan APALAH ARTI MENUNGGU di dalam studio bioskop dengan format Dolby Surround 7.1 serta Dolby Atmos. Merinding parah!
Overall, film dokumenter HARTA TAHTA RAISA (2024) bukan sekedar menampilkan sosok Raisa Andriana from zero to hero saja, lebih dari itu, penonton bisa melihat sisi lain dari Raisa beserta orang-orang disekitarnya yang telah berjasa selama ini. Oh iya satu lagi, mitos urban legend tentang Raisa yang selama ini menjadi pertanyaan pun akhirnya bisa terjawab dengan tuntas di akhir film. Hahaha. Penasaran kan? Yuk segera nonton film HARTA TAHTA RAISA (2024) hanya di bioskop mulai 6 Juni 2024!


[8.5/10Bintang]

Friday, 10 November 2023

[Review] Taylor Swift - The Eras Tour Film: Pertunjukan Konser Musik Merayakan 10 Album Yang Spektakuler!



#Description:
Title: Taylor Swift: The Eras Tour - Film (2023)
Casts: Taylor Swift
Director: Sam Wrench
Studio: Taylor Swift Productions, Silent House Productions, AMC Theaters, Cinemark Theaters, CBI Pictures


#Review:
Musisi asal Amerika Serikat, Taylor Swift resmi menggelar rangkaian tur konser dunia yang keenamnya bertajuk 'The Eras Tour'. Konser ini memiliki keunikan tersendiri karena menyajikan perjalanan musik dari Taylor Swift mulai dari debut album hingga yang paling anyar yaitu 'Midnights'. Total album musik yang sudah dirilis oleh Taylor Swift disepanjang kariernya sebanyak 10 album yaitu:

1. Self Titled - Taylor Swift (2006)
2. Fearless (2008)
3. Speak Now (2010)
4. Red (2012)
5. 1989 (2014)
6. Reputation (2017)
7. Lover (2019)
8. Folklore (2020)
9. Evermore (2020)
10. Midnights (2022)

Memasuki tahun 2021, Taylor Swift resmi mengumumkan siap merilis ulang enam album lamanya dengan menambahkan sub-judul 'Taylor's Version'. Sampai akhir Oktober 2023, Taylor Swift sudah merilis ulang empat dari enam album lamanya yaitu Fearless (2021), Red (2021), Speak Now (2023) dan 1989 (2023). Lalu, apa yang dimaksud dengan album Taylor's Version?


Simple nya, Taylor Swift merekam ulang lagu-lagu lamanya agar dia bisa memiliki kontrol penuh atas rekaman asli atau master lagu-lagu tersebut. Taylor Swift tidak memiliki master untuk keenam album mulai dari 'Self Titled (2006)' sampai 'Reputation (2017)' karena di bawah kontrak label Big Machine Records. Nah, yang jadi masalah, label rekaman Big Machine Records yang sudah dibeli oleh Scooter Braun tersebut menjual master enam album Taylor Swift kepada perusahaan ekuitas swasta bernama Shamrock Holdings tanpa sepengetahuan Taylor Swift.


Pada tahun 2019, Taylor Swift sudah meminta izin untuk membeli semua master albumnya kepada Big Machine Records sebelum merilis album terbaru yang berjudul 'Lover (2019)'. Namun sayang, negosiasi antara Taylor Swift dan Big Machine Records tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Tahun berikutnya, ia kemudian bernegosiasi dengan Shamrock Holdings untuk memperjuangkan kembali master keenam albumnya. Namun Taylor Swift menolak menandatangani perjanjian dari pihak perusahaan karena terdapat poin larangan untuk membeberkan informasi negatif tentang Scooter Braun serta kedua belah pihak masih bisa mendapatkan untung dari keenam album Taylor Swift yang sudah dirilis itu.
Setelah merilis album Lover (2019), Folklore (2020) dan Evermore (2020), Taylor Swift memutuskan untuk merilis ulang keenam album lamanya secara bertahap.

1. Fearless (Taylor's Version) - April 2021
2. Red (Taylor's Version) - November 2021
3. Speak Now (Taylor's Version) - Juli 2023
4. 1989 (Taylor's Version) - Oktober 2023
5. Self Titled (Taylor's Version) - SOON
6. Reputation (Taylor's Version) - SOON



Setelah merilis album ke-10 yang bertajuk 'Midnights (2022)', Taylor Swift langsung menggelar rangkaian konser tur dunia 'The Eras Tour' mulai dari Maret 2023 di Amerika Serikat hingga akhir tahun 2024 mendatang. Namun sayang, konser 'The Eras Tour' tidak mampir ke Indonesia. Bahkan dalam daftar negara yang sudah dirilis sampai Oktober 2023, hanya Jepang dan Singapura saja yang disambangi oleh Taylor Swift di wilayah benua Asia. Jepang siap menggelar selama 4 hari di 7-10 Februari 2024 dan Singapura selama 6 hari di 2-4 Maret dan 7-9 Maret 2024.
Tak sedikit para Swifties Indonesia yang kecewa karena Indonesia tidak lagi dilirik setelah terakhir konser 'The Red Tour' yang diselenggarakan di MEIS Ancol pada Juni 2014 lalu. Padahal jika 'The Eras Tour' datang ke Indonesia, sudah tersedia dua Stadium besar yaitu Gelora Bung Karno dan Jakarta International Stadium.



Awal Oktober kemarin, secara mengejutkan Taylor Swift mengumumkan jika konser 'The Eras Tour' siap hadir dalam format film layar lebar. Konser film bertajuk 'Taylor Swift: The Eras Tour' tersebut sudah tayang di bioskop Amerika Serikat sejak 13 Oktober 2023 dan untuk di Indonesia, film ini tayang mulai 3 November 2023. Yang menarik, Taylor Swift meminta filmnya tayang di bioskop pada hari Jum'at, Sabtu dan Minggu saja dengan alasan agar tidak mengganggu jam kerja dan jam belajar para penggemarnya. Kehadiran film 'Taylor Swift: The Eras Tour' di bioskop membuat beberapa film Hollywood 'ketakutan' untuk bersaing. Tercatat ada 8 film layar lebar Hollywood yang memutuskan menggeser jadwal tayang agar tidak berbarengan dengan film 'The Eras Tour'. Hahaha.
Setelah hampir satu bulan selama akhir pekan tayang di bioskop, film 'Taylor Swift: The Eras Tour' sukses mencetak Box Office diatas $241 juta Dollar Amerika Serikat dan akan terus bertambah mengingat filmnya masih tayang sampai akhir November 2023. Yang lebih gilanya lagi, film 'Taylor Swift: The Eras Tour' resmi mendapat predikat sebagai film konser musik terlaris sepanjang masa mengalahkan film-film konser musik dari Justin Bieber, Miley Cyrus, One Direction, Eddy Murphy, Katy Perry, Coldplay hingga grup K-Pop BTS.



Aku berkesempatan untuk bisa menonton film 'Taylor Swift: The Eras Tour' di hari perdana tayang di bioskop Indonesia pada Jum'at, 3 November lalu di Cinema XXI IMAX, Kelapa Gading Jakarta Utara. Tak disangka, semua showtime pada hari pertama penayangan 100% sold out. Padahal harga tiketnya lumayan loh. Berikut harga tiket film 'Taylor Swift: The Eras Tour' di bioskop jaringan Cinema XXI, CGV Cinemas, Cinepolis, Flix Cinemas:

Bioskop Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang & Bali Rp.200.000
Bioskop selain Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang & Bali Rp.150.000
IMAX Theater Rp.225.000
The Premiere XXI Rp.300.000

Film 'Taylor Swift: The Eras Tour' berdurasi 2 jam 50 menit dan tak disangka isinya FULL KONSER dari awal sampai akhir! Biasanya kan, film dokumenter konser musik tuh selalu ada selipan-selipan drama, behind the scene, interview dan lain-lain. Tapi treatment yang dilakukan oleh Taylor Swift dan sang sutradara yaitu Sam Wrench sangat berbeda. Penonton serasa nonton konser langsung berkat dukungan gambar yang sangat bagus dan suara menggelegar!


Yang lebih kerennya lagi, semua penonton diperbolehkan untuk berdiri, joget-joget, menyalakan flashlight ponsel atau membawa atribut konser selama menonton 'Taylor Swift: The Eras Tour'! Bahkan setiap lagu yang dinyanyikan, semua Swifties kompak joget dan bisa turun ke bawah untuk berjoget bersama loh! Sungguh pengalaman nonton film di bioskop yang sangat mengesankan! Berikut setlist lengkap film 'Taylor Swift: The Eras Tour' yang ditayangkan di bioskop:

1. Lover Era
- Miss Americana & the Heartbreak Prince
- Cruel Summer
- The Man
- You Need to Calm Down
- Lover


2. Fearless Era
- Fearless
- You Belong With Me
- Love Story


3. Evermore Era
- Willow
- Marjorie
- Champagne Problems
- Tolerate It



4. Reputation Era
- Ready for It?
- Delicate
- Don’t Blame Me
- Look What You Made Me Do


5. Speak Now Era
- Enchanted


6. Red Era
- 22
- We Are Never Ever Getting Back Together
- I Knew You Were Trouble
- All Too Well (10 Minute Version)


7. Folklore Era
- The 1
- Betty
- The Last American Dynasty
- August
- Illicit Affairs
- My Tears Ricochet


8. 1989 Era
- Style
- Blank Space
- Shake it Off
- Bad Blood

9. Suprise Songs
- Our Song
- You're Own Your Own, Kid

10. Midnights Era
- Lavender Haze
- Anti-Hero
- Midnight Rain
- Vigilante Shit
- Bejeweled
- Mastermind
- Karma



11. End Credit
- Long Live


Sebagai pembuka, part Lover Era sukses membakar semangat penonton berkat lagu upbeat serta visual Taylor Swift dengan para penari dan properti konser yang memukau! Cuma menurutku, penempatan lagu Cruel Summer terasa terlalu awal banget! Hahaha. Jadi buat kamu yang berencana mau nonton film 'Taylor Swift: The Eras Tour' jangan sampai terlambat datang ya!
Setiap Era yang dihadirkan memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri. Selain itu, Taylor Swift juga memiliki banyak kostum dan properti luar biasa untuk setiap Era yang dibawakannya. Salah satu kostum yang paling membuatku terpana yaitu saat Folklore Era dan Evermore Era. Unsur magis dan hutan belantara nya dapet banget! Ditambah lagi properti kabin rumah iconic dari dua Era tersebut membuat penampilan Taylor Swift semakin paripurna.


Aku sangat takjub dengan musikalitas dari Taylor Swift yang dimana pada setiap lagu di albumnya itu memiliki lirik yang bagus, puitis dan sangat menyatu dengan aransemennya. Bahkan tak sedikit para Swifties yang baru mengetahui vocabulary dan grammar baru dari lagu-lagu yang ditulis oleh Taylor Swift.
Durasi 2 jam 50 menit, film 'Taylor Swift: The Eras Tour' menurutku masih ada sedikit kekurangannya yaitu, beberapa lagu ternyata ditayangkan di versi filmnya. Lagu tersebut yaitu 'The Archer', 'Cardigan', Wildest Dreams' dan 'Long Live'. Oh iya satu lagi deh, durasi filmnya kalau bisa lebih dari tiga jam saja agar semua lagu Taylor Swift bisa ditampilkan hahaha. Berharap banget lagu 'Sparks Fly', 'White Horse', 'Back To December', 'Exile', 'The Way I Loved You', 'Did I Something Bad', 'Hits Different' dan masih banyaaaaaakkkkk lagi lagu-lagu Taylor Swift lainnya yang ingin aku saksikan secara live! huhuhu..

Tuesday, 4 February 2020

[Review] Miss Americana: Feel So Close With Popstar Taylor Swift


#Description:
Title: Miss Americana (2020)
Casts: Taylor Swift, Andrea Swift, Scott Swift, Joel Little, Tree Paine, Jack Antonoff, Max Martin, Brendon Urie, Kamilah Marshall, Melanie Nyema, Dave Meyers, Paul Sidoti
Director: Lana Wilson
Studio: Netflix, Tremolo Production


#Synopsis:
Di kediamannya, Taylor Swift membuka satu demi persatu buku harian yang ia tulis sejak remaja berusia enam tahun. Dalam bukunya itu, Taylor Swift mulai menuliskan impian dan serangkaian perjalanan hidupnya. Sejak umur 12 tahun, ia sudah sering tampil diatas panggung menyanyikan lagu-lagu country. Sanjungan dan pujian selalu ia dapatkan. Hal tersebut menjadi semacam latihan bagi Taylor dalam hidupnya. Karena bagi Taylor, mendapat pujian akan karya musiknya merupakan salah satu alasan hidup di dunia ini.



Hingga tak terasa kini Taylor Swift menjelma sebagai mega popstar wanita dunia. Album-album yang dirilis selalu terjual jutaan copy. Lagu-lagu yang ia bawakan pun selalu menjuarai berbagai jenis tangga musik dan juga tak pernah absen meraih penghargaan dari ajang penghargaan musik bergengsi tingkat dunia. Terlepas dari kesuksesan luar biasa itu, rupanya Taylor Swift pun sempat tersandung banyak sekali kasus dalam kariernya. Salah satu perseteruannya yang cukup mengguncangkan publik yaitu saat dirinya mendapat penghargaan Best Female Video di MTV Video Music Awards 2009 untuk Music Video "You Belong With Me". Pada saat Taylor Swift berada diatas panggung, Kanye West langsung memotong pidato kemenangan Taylor dan menyebut Beyonce lah yang lebih pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Insiden tersebut sukses menjadi sorotan media dan juga mengguncang kehidupan dari Taylor Swift.



Setelah insiden tersebut, Taylor Swift mencoba melupakan hal itu dan lebih fokus untuk membangun lagi kariernya. Album baru pun telah menanti. Taylor menggebrak industri musik dunia dengan merilis album pop berjudul 1989. Albumnya itu bahkan menyamai rekor The Beatles dimana sukses menjuarai tangga lagu internasional selama berbulan-bulan. Tak hanya itu saja, rekor lainnya berhasil Taylor pecahkan dimana lima single dalam album 1989 sukses menjadi hit single No.1 diseluruh dunia pada saat perilisan. Hal ini juga berimbas pada rangkaian World Tour album 1989 yang menjadi salah salah satu World Tour Concert paling sukses sepanjang sejarah.



Kesuksesan Taylor Swift ini ternyata berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya. Hubungan asmaranya selalu berakhir tak bahagia. Tak sedikit media dan orang-orang di Amerika Serikat menganggap Taylor Swift seorang playgirl demi mendapatkan inspirasi dalam menulis lagu. Taylor juga kembali terlibat konflik dengan Kanye West soal lirik lagu yang ada di single "Famous" milik Kanye yang mencantumkan dan memanggil dirinya "Bitch" pada sebuah penggalan lirik lagu. Taylor tak terima dirinya merasa dilecehkan dan menganggap Kanye West tidak meminta izin terlebih dahulu soal lirik tersebut. Namun ternyata Kanye West dan istrinya, Kim Kardashian malah menganggap bahwa Taylor Swift telah berbohong. Keduanya merekam percakapan via telepon antara Kanye dan Taylor pada saat Kanye meminta izin untuk menyebut Taylor pada single lagu "Famous". Dalam rekaman itu jelas Taylor mengatakan ia tidak keberatan dan setuju. Namun Taylor kembali berpendapat jika pada saat itu ia memang setuju, namun tidak tahu menahu bahwa lirik lagu yang mencantumkan namanya itu ternyata mengandung makna kurang baik.



Konflik yang terjadi antara Taylor Swift, Kanye West dan Kim Kardashian ini menimbulkan kesan pada Taylor Swift adalah seorang pembohong. Reputasi Taylor Swift setelah merilis album bergenre pop menjadi jelek di mata penikmat musik dunia. Apapun yang dilakukan oleh Taylor selalu dianggap salah dan dicibir oleh para hatersnya. Taylor pun bahkan sering mendapat perlakuan body shaming disaat ia terlihat tampak kurus maupun gemuk di beberapa kesempatan. Taylor Swift juga akhirnya membuka kasus pelecehan seksual yang menimpa dirinya pada saat melakukan rangkaian The Red Tour pada tahun 2009 lalu. Taylor Swift menuntut keadilan dan mengajak perempuan diseluruh dunia untuk bisa speak-up jika mendapatkan pelecehan seksual. Persidangan soal kasus ini juga dimenangkan oleh Taylor Swift dengan tuntutan hanya satu dollar pada tersangka.



Taylor Swift seakan "balas dendam" pada hal-hal yang dulu telah membuat image-nya buruk lewat album Reputation. Lagu-lagunya kembali mendulang kesuksesan. Reputation Stadium Tour nya juga sukses besar dan menorehkan prestasi sebagai Tour of The Year di ajang American Music Awards 2019. Seiring berjalannya waktu, prestasi yang ditorehkan dan apa yang selama ini dialami oleh Taylor Swift ini membuat sisi personal dirinya menjadi semakin dewasa. Taylor terus berusaha menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dirinya juga mulai mencoba untuk tak mendekati hal-hal yang akan memicu permasalahan pada dirinya maupun juga kariernya.



Menuju perilisan album terbarunya berjudul "Lover", kini Taylor Swift sangat mendukung hal-hal kesetaraan gender. Ia ingin perempuan bisa bangkit dan hidup tak selalu bergantung pada lelaki. Taylor juga selalu menyuarakan anti kekerasan terhadap perempuan. Puncaknya, Taylor Swift yang selama ini selalu menghindari seputar dunia politik, akhirnya angkat bicara dan mendukung calon pimpinan yang pro terhadap perempuan. Dukungan Taylor Swift pada dunia politik ini rupanya mendapat respon positif dari para pemuda-pemudi di Amerika Serikat. Jumlah pemilih pemula pada pemilihan legislatif disana naik cukup signifikan setelah Taylor Swift menyuarakan pendapatnya. Energi positif yang Taylor Swift pancarkan ini kemudian berlanjut dengan perilisan single terbaru berjudul "Only The Young".


#Review:
Sebuah rockumentary perjalanan karier mega popstar dunia Taylor Swift yang mengupas cukup detail dari segala aspek. Penonton diajak untuk melihat sisi paling personal dari Taylor Swift. Film dokumenter MISS AMERICANA (2020) ini menurutku sangat berhasil melihat perjalanan coming of age dari sosok Taylor Swift. Film ini tidak menampilkan pertunjukan spektakuler World Tour nya Taylor, disini lebih memperlihatkan proses apa yang dilalui oleh seorang Taylor Swift ketika berada di balik panggung gemerlap.


Sang sutradara cukup jeli dan apik dalam menghadirkan kisah-kisah hidup Taylor Swift selama ini. Pemilihan konflik-konflik yang pernah dilalui Taylor sukses membuka mata dan perspektif baru bahwa Taylor Swift tak sepenuhnya salah atas apa yang ia lakukan pada masa lalu. Serangkaian klip Taylor Swift dalam menciptakan lagu sesuai dengan apa yang ia rasakan juga membuat penonton semakin terasa semakin dekat dengan dirinya. Subplot soal pandangan politik seorang Taylor Swift juga surprisingly tampil bagus, menginspirasi dan bisa menjadi contoh agar tidak melakukan kekerasan terhadap perempuan.


Film MISS AMERICANA (2020) menurutku adalah salah satu film dokumenter musisi pop internasional terbaik setelah film PART OF ME (2012) nya Katy Perry. Film yang tak hanya menghibur namun bisa merasa lebih dekat dan mengenal secara personal musis favorit kita. Setelah menyaksikan film ini, aku langsung marathon nonton seluruh Movie Concert Taylor Swift loh! The Red World Tour, 1989 World Tour dan Reputation Stadium Tour bisa dinikmati secara legal melalui Apple Music dan Netflix.


[8.5/10Bintang]