Tuesday 15 October 2024

[Review] Tebusan Dosa: Mengungkap Misteri Hilangnya Seorang Anak Di Desa Majakunan!

 


#Description:
Title: Tebusan Dosa (2024)
Casts: Happy Salma, Putri Marino, Shogen, Bhisma Mulia, Keiko Ananta, Laksmi Notokusumo, Eduwart Manalu, Haru Sandra, Bambang Gundul
Director: Yosep Anggi Noen
Studio: Palari Films, Legacy Pictures, Showbox


#Synopsis:
Wening (Happy Salma) memutuskan pergi meninggalkan sang suaminya, Wicak (Heru Sandra) dengan mengajak anak perempuannya, Nirmala (Keiko Ananta) dan sang ibu, Uti Yah (Laksmi Notokusumo). Ketiganya dijemput oleh teman dekat Wening yaitu Sulaiman (Eduwart Manalu) dan pergi menuju Desa Majakunan di Jawa Tengah untuk memulai hidup yang baru disana. Keduanya pun memutuskan tinggal bersama meskipun Wening belum resmi bercerai dengan suami pertamanya.
Di Desa Majakunan, Wening bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah milik Tetsuya (Shogen), pria paruh baya asal Jepang yang menetap disana. Untuk mengisi waktu luang, Tetsuya membudidayakan tanaman bonsai khas Jepang dan juga membuka kelas belajar untuk anak-anak yang tinggal disekitar rumahnya. Hal tersebut membuat warga dan orangtua dari anak-anak senang karena bisa belajar secara gratis dari Tetsuya.


Selain bekerja sebagai asisten rumah tangga, Wening juga kerja serabutan tambahan sebagai supir odong-odong dan juga pekerja di rumah laundry. Hal tersebut harus ia lakukan demi menghidupi ibu dan anaknya, karena Sulaiman malah menambah masalah setelah mereka tinggal bersama. Sulaiman terlilit banyak hutang dan sering menipu banyak warga dengan berkedok investasi. Karena stress menghadapi banyak warga yang menagih hutangnya, Sulaiman pun nekat melakukan ritual pesugihan untuk menghasilkan banyak uang. Setelah mempelajari banyak ilmu pesugihan, ia meminta bantuan pada Wening untuk mengikuti ritual tersebut yang akan dilakukan saat malam hari di sungai. Namun saat mereka menjalani ritual, Sulaiman terlepas dari ikatan dan terbawa hanyut oleh derasnya air sungai. Wening kemudian berlari meninggalkan sungai dan melupakan nasib Sulaiman karena sudah membuatnya kecewa.


Waktu terus bergulir, Wening kembali melanjutkan hidupnya meskipun ia kini tak mempunyai pasangan hidup. Untuk menambah penghasilan tambahan, Wening terjun sebagai host live streaming product skincare di sosial media. Ia juga masih bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman Tetsuya dan bekerja di rumah laundry. Sejak menjadi host live streaming, Wening makin dikenal sebagai salah satu beauty influencer yang memiliki banyak penonton setia.
Suatu hari, Wening terkejut saat melihat anaknya menangis histeris setelah dijemput bersama Uti Yah dari rumahnya Tetsuya. Uti Yah mengatakan jika cucunya itu terjatuh dari tangga rumah. Mereka bertiga kemudian bergegas pulang mengendarai motor. Dalam perjalan pulang, motor yang dikendarai mereka mengalami kecelakaan. Uti Yah meninggal karena terlempar ke pinggir sungai. Sementara itu, Nirmala tidak ditemukan di sekitar jasad Uti Yah.


Setelah Wening sadar, ia langsung menghubungi tim SAR untuk proses pencarian Nirmala. Wening sangat yakin jika anaknya masih hidup meskipun kenyataannya Nirmala diduga terlempar ke sungai dan terbawa arus air yang saat itu sedang hujan deras. Hari demi hari terus berlalu. Tim SAR terus melakukan proses pencarian menelusuri sepanjang sungai. Memasuki hari ke-10, proses pencarian dihentikan dan meminta Wening untuk mengikhlaskan Nirmala yang kini resmi dinyatakan hilang dan meninggal terbawa arus sungai. Wening terus dihantui rasa bersalah karena telah menyebabkan kedua orang terdekatnya meninggal. Wening pun mencurahkan keluh kesahnya saat live streaming. Ia juga meminta bantuan kepada para penonton untuk memberi tahu jika menemukan Nirmala untuk segera mengabarinya, meskipun sudah lebih dari 10 hari Nirmala tidak ditemukan keberadaannya.


Curhatan dari Wening saat live streaming tersebut diketahui oleh Tirta (Putri Marino), seorang mantan atlet renang yang kini bekerja sebagai pelatih renang untuk anak-anak di Desa Majakunan. Selain itu, Tirta juga dikenal sebagai content creator podcast di sosial media dan sudah memiliki pendengar setianya.
Tirta dan sahabatnya, Bagus (Bhisma Mulia) tertarik untuk mengundang Wening sebagai tamu siaran podcast mereka. Usai menjadi mengisi siaran podcast tersebut, Wening mengalami serangkaian kejadian aneh. Ia sering didatangi makhluk gaib yang menyerupai mendiang ibunya. Tak hanya Wening saja, Tirta pun beberapa kali ikut merasakan kejadian yang sama dengan Wening. Makhluk gaib yang berwujud Uti Yah tersebut selalu mempertanyakan keyakinan dari Wening. Melihat hal tersebut, Bagus mempunyai niat untuk membantu Wening dan juga Tirta. Ia memberikan saran agar menggunakan jasa dukun untuk mencari keberadaan Nirmala serta menghentika terror gaib dari sosok yang menyerupai Uti Yah tersebut.



Karena sudah berbagai cara dilakukan namun tak membuahkan hasil, Wening pun mendatangi dukun yang direkomendasikan Bagus yaitu Mbah Gowa (Bambang Gundul). Setelah berdiskusi, Mbah Gowa meminta Wening untuk menebus semua dosa di masa lalu dan mengadakan ritual sesajen di sungai demi mengembalikan arwah Nirmala yang konon terperangkap oleh dendam dari masa lalu Wening. Demi menyelamatkan anaknya, Wening kemudian meminta bantuan dana kepada Tetsuya untuk keperluan menggelar ritual sesajen yang disarankan Mbah Gowa. Setelah menggelar ritual tersebut, di pinggir sungai mereka menemukan mayat yang sudah membengkak dan sulit dikenali. Selain itu, Mbah Gowa juga menemukan baju berwarna merah yang sama persis dengan pakaian yang terakhir digunakan oleh Nirmala sebelum mengalami kecelakaan. Wening pun akhirnya berusaha mengikhlaskan Nirmala untuk selama-lamanya.


Usai melakukan ritual sesajen tersebut, rupanya Wening masih dihantui oleh sosok gaib berwujud Uti Yah. Selain itu, Tirta pun menemukan sebuah fakta mengejutkan yang selama ini disembunyikan oleh Bagus dan Mbah Gowa. Rahasia apa yang akhirnya terkuak oleh Tirta? Apakah ada kaitannya dengan Wening dan juga Nirmala?


#Review:
Rumah produksi Palari Films siap meramaikan bioskop dengan film Indonesia terbaru setelah 3 tahun absen tidak merilis film di bioskop, lantaran fokus menggarap beberapa film untuk OTT Netflix. Di come back terbarunya ini, Palari Films mencoba ranah genre horror yang menjadi primadona di industri perfilman Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Palari Films menggandeng sutradara Yosep Anggi Noen beserta dua aktris peraih Piala Citra FFI yaitu Happy Salma dan Putri Marino sebagai pemain di film yang berjudul TEBUSAN DOSA (2024).


Aku berkesempatan hadir pada press screening dan gala premiere film TEBUSAN DOSA (2024) yang sukses digelar pada Rabu, 9 Oktober lalu di Cinema XXI, Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, hal menarik diungkapkan oleh produser Palari Films yaitu Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia. Film TEBUSAN DOSA (2024) menjalin kerjasama dengan rumah produksi asal Korea Selatan yaitu Showbox yang awal tahun ini sukses besar dengan film Box Office EXHUMA (2024). Kolaborasi Palari Films dan Showbox ini diharapkan membawa film ini bisa didistribusikan tak hanya di Indonesia saja tapi ke negara-negara lainnya. Hal menarik lainnya, diungkapkan oleh Alim Sudio yang menulis skenario dari film TEBUSAN DOSA (2024) ini. Sambil bercanda, ia mengaku cemas dan khawatir saat pertama kali bertemu dengan Yosep Anggi Noen, karena selama ini film-film yang disutradarai oleh Anggi Noen terlalu mindblowing dan segmented. Meskipun demikian, kolaborasi antara Alim Sudio dan Anggi Noen di film TEBUSAN DOSA (2024) ini diharapkan menjadi sajian yang lebih nge-pop namun tak meninggalkan ciri khas dari sang sutradara.


Untuk segi cerita, film TEBUSAN DOSA (2024) memang dikonsep seperti potongan puzzle dan teka-teki misteri yang tersebar disepanjang film. Dari awal sampai pertengahan film, plot berfokus untuk melihat perjuangan seorang ibu yang terus mencari keberadaan anaknya. Misteri yang menyelimuti hilangnya Nirmala dan konon berkaitan dengan masa lalu dari keluarga Wening pasti akan membuat penonton menduga jika film ini akan menggunakan formula mainstream tentang tumbal atau pesugihan. Namun siapa sangka, saat semua potongan puzzle sudah membentuk sebuah plot cerita utuh, Anggi Noen dan Alim Sudio berhasil memberikan plot twist apik dan tak terduga di babak akhir film. Saat reveal misteri yang selama menyelimuti keseluruhan film, perasaan suudzon dan dugaan buruk dari penonton seketika langsung dipatahkan oleh Anggi Noen. Andai saja sang sutradara menambahkan unsur dramatis saat plot twist dihadirkan serta menghilangkan satu adegan yang ada di ruangan pribadi Tetsuya, pasti taste kejutannya akan lebih greget lagi.


Untuk jajaran pemain, debut Happy Salma dan Putri Marino main film horror layar lebar disini tampil maksimal dan memuaskan. Teteh Happy Salma berhasil menyampaikan kegelisahan karakter Wening yang berjuang mencari anaknya dengan berbagai cara. Gesture dan ekspresi wajahnya benar-benar hidup! Putri Marino yang memerankan Tirta juga tak kalah mencuri perhatian. Sikap tegas, kepo dan ekspresi ketakutannya sama sekali tidak mengecewakan. Karakter Tirta disini sedikit mengingatkanku pada karakter Lala di film POSESIF (2017) yang diperankan juga oleh Putri Marino. Kedua karakter ini sama-sama produksi Palari Films dan sama-sama berprofesi sebagai atlet air (renang dan loncat indah). Kehadiran aktor asal Jepang yaitu Shogen juga memberikan warna tersendiri di film ini. Anggi Noen memberikan pendalaman karakter Tetsuya yang cukup solid sekaligus menjadi kunci juga untuk narasi keseluruhan cerita film TEBUSAN DOSA (2024).
Untuk urusan visual, sang sutradara berhasil menciptakan dunia tersendiri bagi film ini. Signature dari Anggi Noen yang memang handal dalam urusan create his own world terasa meyakinkan disepanjang durasi film. Teknis, artistik, design produksinya lebih otentik karena menggunakan desa dan wilayah betulan. Tak lupa juga unsur budaya Jepang juga bisa penonton rasakan di beberapa bagian. Malah aku juga bisa merasakan saat ritual pesugihan dan pembersihan yang hadir di film TEBUSAN DOSA (2024) ini taste nya film-film Korea Selatan dan Jepang banget.
Overall, film TEBUSAN DOSA (2024) berhasil tampil beda dari film horror Indonesia kebanyakan, plot cerita tentang harapan bisa digarap dengan maksimal lewat plot twist yang tersimpan rapi dan unpredictable. Save for the last, it will make you jawdrop!


[8.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment