Tuesday, 7 October 2025

[Review] Jembatan Shiratal Mustaqim: Balasan Pedih Untuk Pejabat Korupsi Dari Dana Bantuan Bencana!



#Description:
Title: Jembatan Shiratal Mustaqim (2025)
Casts: Raihan Khan, Imelda Therinne, Agus Kuncoro, Mike Lucock, Rory Asyari, Eduwart Manalu, Khalif Al Juna
Director: Bounty Umbara
Studio: Dee Company


#Synopsis:
Tsunami melanda wilayah pesisir utara provinsi Banten. Banyak desa terkena dampak dan terisolasi akibat bencana tersebut. Ratusan kepala keluarga menjadi korban dan terisolasi dari dunia luar. Pemerintah dan tim penyelamat berusaha secepat mungkin untuk segera menyalurkan bantuan kepada desa-desa yang terdampak Tsunami. Arya (Raihan Khan) merupakan salah satu dari tim penyelamat yang diterjunkan ke lokasi dan membagikan bantuan kepada para warga di sana. Kehadiran Arya dan rekan-rekannya disambut penuh suka cita dari para warga yang selama beberapa hari terakhir terisolasi dan kesulitan mendapat bantuan.
Arya sendiri merupakan anak dari Wakil Menteri Sosial yaitu Malik Suhendra (Rory Asyari). Suatu malam, sang ayah terlihat gelisah. Ia terlihat memindahkan beberapa file penting dari ponselnya ke flashdisk. Setelah itu, Malik pun semakin tidak tenang dan mengaku kepada Arya jika ia telah melakukan dosa besar dan berjanji akan segera mengakhirinya. Malik pun meminta bantuan pada Arya untuk mengantarnya ke rumah lama mereka tanpa harus ketahuan oleh para pengawal dan asisten dari Kementerian Sosial.
Dalam perjalanan menuju rumah lama, mobil mereka mengalami kecelakaan tragis dengan sebuah truk. Malik meninggal dalam kejadian tersebut. Sementara itu, Arya selamat dan langsung dirawat intensif di rumah sakit. Istri dari Malik yaitu Laras (Imelda Therinne) sangat terpukul atas kepergian sang suami dengan cara yang tragis. Ia juga sedih melihat anak semata wayangnya harus terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit. Setelah siuman, kondisi Arya perlahan mulai membaik. Selama proses penyembuhan, Arya sering mendapatkan mimpi dan melihat penampakan sang ayah yang terlihat ingin menyampaikan pesan padanya. Sementara itu, Laras menemukan flasdisk yang isinya rekaman suara percakapan antara mendiang suaminya dengan Menteri Sosial yaitu Alim Haryanto (Agus Kuncoro). Dalam rekaman tersebut, Alim memaksa Malik untuk menandatangani berkas yang isinya daftar desa dan korban Tsunami fiktif. Setelah ditelusuri lebih jauh, Laras dan Arya pun segera pergi menuju ke rumah lama mereka dengan harapan bisa menemukan bukti tambahan atas kasus tersebut.
Setibanya di rumah lama, Laras dan Arya menemukan uang tunai yang jumlahnya miliaran rupiah. Mereka pun menyadari jika kado ulang tahun berupa kalung berlian mewah dan mobil impian yang diberikan Malik berasal dari hasil korupsi di Kementrian Sosial. Keduanya lalu berinisiatif membawa seluruh barang bukti tersebut serta menjual kalung dan mobil untuk disalurkan ke warga desa yang terkena dampak Tsunami. Laras kemudian menghubungi rekannya yang masih aktif di KNKT yaitu Panji (Mike Lucock) untuk membantunya menyalurkan bantuan.
Setibanya di lokasi pengungsian, Laras dan Arya terkejut melihat Alim yang sudah tiba duluan dengan membawa banyak bantuan serta diliput oleh para wartawan. Para warga yang menjadi korban sangat bersyukur dan berterima kasih karena Menteri Sosial sudah bersedia menyempatkan waktu untuk datang dan menyalurkan bantuan kepada mereka. Di sisi lain, Panji pun mengecek daftar desa dan nama-nama warga yang terkena dampak yang dirilis oleh Menteri Sosial. Saat ditelusuri satu persatu, tak ada satupun nama warga asli dalam daftar tersebut. Laras pun akhirnya memberitahu jika laporan daftar desa dan warga yang dibuat oleh Kementerian Sosial adalah fiktif. Karena tak ingin Panji dan relawan lainnya terseret dalam kasus, Laras dan Arya pun memutuskan untuk menyalurkan bantuan mereka ke wilayah lain yaitu Desa Asah, yang masih terisolir setelah terkena Tsunami.
Sebelum menuju ke Desa Asah, Arya mendatangi kediaman Alim untuk meminta penjelasan perihal penggelapan dana bantuan Tsunami oleh Kementrian Sosial. Tak disangka, Alim justru tak mempermasalahkan hal tersebut dan menganggap jika dana yang ia ambil merupakan haknya sebagai Menteri Sosial yang sudah sekian lama berkontribusi besar terhadap negara. Arya pun tak ingin jika mendiang ayahnya semakin terseret oleh kasus ini meskipun pada akhirnya Malik memang terpaksa melakukan hal yang sama karena perintah dari Alim.
Karena penggelapan dana tersebut ketahuan, Alim pun mengutus anak buahnya untuk mencari keberadaan keluarga Malik dan harus segera dihabisi secepat mungkin. Setelah ditelusuri, anak buah berhasil menemukan Arya, Laras dan Panji sedang menuju Desa Asah. Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Arya dan Laras dibuat sedih dan juga marah setelah melihat banyak sekali korban meninggal dunia di Desa Asah yang belum terjangkau oleh bantuan dari pemerintah. Disaat yang bersamaan, mereka pun harus menyelamatkan diri dari kejaran anak buah Alim. Bagaimana akhir perjalanan dari Arya dan Laras?


#Review:
Rumah produksi Dee Company siap menghadirkan film horror thriller terbaru yang masih menjadi bagian dari Siksa Neraka Universe yaitu JEMBATAN SHIRATAL MUSTAQIM (2025). Film ini disutradarai oleh Bounty Umbara, kakak kandung dari sutradara Anggy Umbara yang menggarap film SIKSA NERAKA (2023).


Untuk segi cerita, film JEMBATAN SHIRATAL MUSTAQIM (2025) yang ditulis oleh Erwanto Alphadullah ini sebetulnya lebih menonjolkan tentang pembalasan bagi orang-orang berdosa, khususnya pejabat korup yang menggelapkan dana bantuan untuk korban bencana Tsunami. Ide cerita tersebut menurutku cukup berani dan boleh diapresiasi dengan harapan bisa menyentil para pejabat korupsi yang ada di Indonesia. Namun sayang, ide cerita yang berani tersebut eksekusinya jadi berantakan gara-gara harus menambahkan plot tentang Jembatan Shiratal Mustaqim didalamnya. Hampir sepanjang durasi film, aku kesulitan untuk menikmati alur cerita tentang pejabat korup, proses evakuasi korban bencana Tsunami yang disangkut pautkan ke Jembatan Shiratal Mustaqim. Effort sang penulis cerita dan sutradara terlihat sangat keras agar plotnya bisa saling berkesinambungan, namun hasilnya gagal. Belum lagi, elemen horror lewat penampakan sosok Malik yang selalu menghantui anaknya juga terlalu dipaksakan dan cuma sebatas jump scared untuk penonton saja. Lebih lanjut, semakin menuju penghujung cerita, penonton disuguhkan oleh aksi kejar-kejaran di lokasi bencana dengan efek hujan dan scoring yang sangat dramatis. Sungguh melelahkan untuk diikuti.


Untuk jajaran pemain, penampilan Imelda Therinne, Arya Khan, Mike Lucock dan Rory Asyari pun tak mampu menyelamatkan film ini. Development character serta dialog-dialog mereka terlihat dipaksakan banget. Satu-satunya yang cukup believable dan tampil beneran menyebalkan yaitu Agus Kuncoro. Perannya sebagai pejabat korup sukses bikin penonton emosi melihatnya.
Untuk urusan visual, film JEMBATAN SHIRATAL MUSTAQIM (2025) memang mengalami peningkatan dari efek visual film-film Dee Company sebelumnya. Bounty Umbara dan tim menurutku cukup berhasil menampilkan kengerian manusia-manusia berdosa yang berjuang melintasi Jembatan Shiratal Mustaqim lalu terjatuh dan mendapat siksaan sadis yang ditampilkan secara gamblang. Moment dramatis kemudian muncul untuk menutup film ini saat menampilkan Laras dan Arya berada di surga dan ayahnya terperosok ke jurang neraka. Penggambaran perjuangan mereka untuk kembali bersatu serasa melihat film-film bertema dystopia dengan visual surga yang masih jauh dari kata memuaskan. Sangat disayangkan!


[5.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment