Wednesday 5 May 2021

[Review] Sampai Jadi Debu: Kisah Pengabdian Anak Terhadap Orang Tua


#Description:
Title: Sampai Jadi Debu (2021)
Casts: Cut Mini, Wafda Saifan, Yasamin Jasem, Ully Triani, Agus Wibisono, Efrika Diandra, Eduwart Manalu, Bagus Ade Saputra, Diana Gandasari
Director: Eman Pradipta
Studio: Klik Film Productions, Canary Studios, RK23 Pictures


#Synopsis:
Damar (Wafda Saifan), anak bungsu dari empat bersaudara dari keluarga Sugeng ini sangat sibuk bekerja di Jakarta. Semenjak merantau ke Ibukota, Damar jarang sekali pulang ke kampung halamannya di Solo. Bahkan pada saat moment Idul Fitri juga ia tak pernah menyempatkan untuk berkumpul bersama keluarga dan bertemu dengan kedua orang tuanya.


Suatu hari, Damar mendapat telepon dari kakak perempuannya yaitu Nining (Efrika Diandra) yang mengabarkan jika ayah mereka Pak Sugeng (Agus Wibisono) telah meninggal dunia. Damar sangat menyesal karena tidak pernah lagi menyempatkan waktu untuk bertemu dengan ayah dan ibunya. Damar pun bergegas pulang ke Solo untuk ikut menguburkan almarhum ayah.
Setelah kepergian sang ayah, kini hidup Ibu Sugeng (Cut Mini) menjadi hampa. Sang ibu selalu menganggap suaminya itu masih ada. Hal itu membuat Ruri (Ully Triani), Lukman (Eduwart Manalu) dan Nining merasa sedih dengan kondisi ibu yang belum bisa menerima kepergian ayah mereka. Ruri beserta sang suami pun membawa sang ibu ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter. Setelah pemeriksaan itu, diketahui jika Ibu Sugeng mengidap Alzheimer sudah lama namun dirahasiakan oleh ibu dan juga ayah. Bahkan, sejak kematian sang ayah, kondisi ingatan ibu pun semakin parah.
Ruri, Lukman dan Nining pun sepakat untuk bergiliran mengurus ibu. Namun mereka bertiga tidak bisa membiarkan ibu seorang diri di rumah, mereka lalu berinisiatif untuk menjual rumah yang merupakan warisan dari almarhum ayah untuk membantu ekonomi mereka bertiga.


Mendengar ketiga kakaknya ingin menjual rumah keluarga membuat Damar kesal. Ia sangat tahu betul jika sang ibu pindah rumah pasti tidak akan betah. Ditambah lagi banyak sekali kenangan dan kebersamaan keluarga Sugeng menghiasi rumah itu. Namun Ruri tidak setuju dengan apa yang diinginkan Damar karena selama ini yang membiayai hidup ibu dan ayah adalah dirinya. Ruri, Lukman dan Nining pun siap bergiliran mengurus ibu dibandingkan Damar yang memilih untuk merantau ke Jakarta.
Sementara itu, kehidupan Damar di Jakarta pun masih pas-pasan. Kariernya di ibukota tidak menunjukkan adanya peningkatan. Hubungan asmaranya dengan Laras (Yasamin Jasem) pun terancam bubar karena sikap Damar yang sangat acuh terhadap segala hal. Sejak kepergian sang ayah, Damar pun jadi sering cuti untuk pulang ke Solo menjenguk ibunya. Hal ini membuat Damar memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Laras dengan alasan ingin fokus merawat sang ibu.


Hari demi hari terus berlalu, kondisi Alzheimer yang diidap ibu semakin parah. Ibu bahkan bisa lupa dengan apa yang dilakukannya dalam waktu sekejap. Kondisi ini membuat Ruri, Lukman, Nining dan juga Damar semakin sedih dan harus diuji kesabarannya. Damar pun dengan penuh keyakinan mengambil langkah resign dari pekerjaannya dan memilih tinggal bersama ibunya di Solo.



#Review:
Platform streaming Klik Film bersama dengan Klik Film Productions kembali menghadirkan sebuah film Indonesia terbaru setelah film HUJAN DI BALIK JENDELA (2021) dan TENTANG RINDU (2021) yang dirilis pada Februari lalu. Kali ini, film arahan sutradara Eman Pradipta ini terinspirasi dari lagu SAMPAI JADI DEBU (2021) milik grup Banda Neira yang sempat melejit pada tahun 2016. Satu-satunya alasan terbesar aku untuk menonton film ini karena hadirnya sosok aktris senior Cut Mini. Kapabilitasnya sebagai aktor kualitas "Kelas A" ini memang tak boleh terlewatkan meskipun filmnya tidak tayang di bioskop.


Untuk segi cerita, film SAMPAI JADI DEBU (2021) ini menurutku mungkin akan sangat related dengan kehidupan sebuah keluarga yang dimana kedua orang tua mereka semakin berusia senja. Konflik antar saudara yang dikemas film ini cukup ngena ke hati penonton. Problematika antara memilih karier, keluarga baru dan keluarga besar yang dialami keluarga Sugeng bisa menjadi cerminan untuk penonton agar lebih menyayangi kedua orangtua kita meskipun harus extra sabar karena faktor usia mereka yang sudah senja. Aku sangat menikmati konflik antar saudara yang terjadi dalam film ini. Subplot lain yaitu hubungan asmara antara Damar dengan Laras menurutku tidak terlalu penting karena eksekusinya sangat nanggung. Chemistry serta kebersamaan keduanya pun tidak menampakan mereka saling jatuh cinta yang kuat. Hubungan mereka pun terasa seperti Toxic Relationship, memaksakan untuk tetap bertahan meskipun sikap salah satu diantara mereka tidak menghargai hubungan yang sedang terjalin.



Untuk jajaran pemain, performance dari Cut Mini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Aktingnya sebagai Ibu Sugeng yang mengidap Alzheimer begitu total. Setiap gesture dan tatapan matanya begitu kuat dan meyakinkan. Aku semakin takjub dan kagum dengan Ibu Cut Mini setelah membaca artikel yang menulis jika dirinya melakukan riset cukup mendalam tentang penyakit Alzheimer dari para ahli dan orang-orang yang ada disekitarnya. Totalitas yang ditampilkan Cut Mini untungnya bisa diimbangi oleh performance dari Wafda Saifan. Chemistry keduanya sangat kuat. Boleh banget dibilang jika film ini adalah film yang paling menunjukkan kualitas akting dari sosok Wafda.
Overall, sebagai sebuah film drama keluarga, film SAMPAI JADI DEBU (2021) ini terbilang cukup memuaskan berkat cerita tentang pengabdian seorang anak untuk ibunya. 


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment