#Description:
Title: Anak Kunti (2025)
Casts: Gisellma Firmansyah, Wavi Zihan, Abun Sungkar, Nita Gunawan, Iwa K, Jajang C. Noer, Ruth Marini, Selvi Kitty, Rendra Bagus, Kukuh Prasetya, Pritt Timothy, Retno Soetarto, Muhammad Abe
Director: Bambang Drias
Studio: KipasKipas, Drias Film Productions
#Synopsis:
Libur sekolah telah tiba, para santriwati yang ada di pondok pesantren pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun tidak bagi Sarah (Gisellma Firmansyah). Sebagai anak yatim piatu dan tidak memiliki kampung halaman, Sarah menghabiskan hari liburnya di pesantren membantu keluarga Pak Kyai (Pritt Timothy). Suatu malam, Sarah mendengar suara yang meminta dirinya untuk segera pulang. Tak lama itu, Sarah mengalami kesurupan dan tak sadarkan diri. Usai siuman, Bapak dan Ibu Kyai akhirnya menceritakan masa lalu Sarah ketika masih kecil. Kala itu, Sarah dititipkan ke pesantren oleh seorang wanita bernama Aminah (Ruth Marini). Aminah titip pesan kepada Ibu Kyai untuk merawat Sarah dan memohon untuk tidak memberitahu tentang asal-usul Sarah demi kebaikannya. Sebelum pergi, Aminah hanya turut menitipkan peta petunjuk yang ditulis tangan kepada Ibu Kyai. Kini, Ibu Kyai memberikan petunjuk tersebut kepada Sarah dengan harapan muridnya itu bisa menemui Aminah atau keluarganya di Desa Wonoenggal.
Keesokan harinya, Sarah izin pamit dari pesantren untuk pergi ke Desa Wonoenggal. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, Sarah tiba disana. Ia bergegas mencari rumah sahabatnya di pesantren yaitu Azizah (Wavi Zihan) yang ternyata tinggal di satu desa yang sama dengan Aminah. Kedatangan Sarah membuat Azizah senang. Tiba di rumah Azizah, Sarah disambut oleh ayahnya, Hasan (Iwa K). Saat mereka sedang makan di pasar, Sarah menanyakan tentang Aminah kepada Azizah. Namun sebagai warga asli Desa Wonoenggal, Azizah tidak ada yang memiliki nama Aminah. Azizah pun menanyakan kepada ayahnya tentang sosok Aminah yang sedang dicari oleh Sarah. Pertanyaan tersebut membuat Pak Hasan terkejut. Ia langsung meminta Sarah untuk pulang dan tidak menginap dirumahnya dengan berbagai alasan. Azizah kesal dan marah kepada ayahnya. Karena merasa sungkan, Sarah memilih keluar dari rumah. Azizah kemudian mengajak Sarah menuju sebuah langgar atau masjid yang ada di pinggir desa. Azizah meminta Sarah untuk sementara tinggal disana sambil mencari keberadaan Aminah.
Waktu terus berlalu, Sarah dan Azizah masih belum berhasil menemukan apa yang mereka cari, meskipun mereka sudah dibantu oleh seorang mahasiswa magang bernama Najib (Abun Sungkar) yang ada di puskesmas. Disaat yang bersamaan, warga desa semakin sering diganggu oleh sosok gaib berwujud Kuntilanak saat malam hari. Puncaknya, satu persatu warga ditemukan tewas dengan cara yang mengenaskan usai melihat penampakan Kuntilanak tersebut. Pak Hasan yang semakin gelisah kemudian menemui dukun Mbah Darmi (Jajang C. Noer) untuk meminta pertolongan mengusir Kuntilanak tersebut. Mbah Darmi, Hasan dan para warga yakin jika sosok Kuntilanak gentayangan itu adalah Wati (Nita Gunawan) yang berkaitan dengan masa lalu dari Sarah. Para warga yakin jika Sarah merupakan anak dari Wati dan menyebabkan Kuntilanak gentayangan di desa mereka. Mbah Darmi memerintahkan Hasan dan warga untuk segera mengusir Sarah dari Desa Wonoenggal agar Kuntilanak tersebut tak lagi mengganggu mereka. Akankah semua rencana mereka berhasil?
#Review:
Sutradara Bambang Drias atau yang kini lebih familiar dipanggil Drias baru saja merilis film horror terbarunya berjudul ANAK KUNTI (2025). Untuk segi cerita, film ini memiliki premis yang sebetulnya cukup menarik dan mudah diikuti.
Film dibuka dengan adegan flashback dan penonton pun bisa dengan mudah apa yang akan terjadi selanjutnya setelah anak dari Wati dititipkan kepada Aminah. Hampir setengah durasi film lebih menonjolkan drama ketimbang horror. Plotnya berfokus membangun cerita dan konflik saat karakter Sarah tiba di Desa Wonoenggal. Konflik yang dihadirkan di desa tersebut juga cukup potensial bisa dikembangkan, karena mengangkat issue tentang kondisi desa yang lebih percaya terhadap dukun dan meninggalkan ajaran agama. Ide ini langsung mengingatkanku akan film THAGHUT (2024) yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo. Namun sayang, di film ANAK KUNTI (2025) ini issue tersebut jadi serba nanggung dan banyak hal yang tidak konsisten. Salah satunya ketika salah satu karakter meninggal, tiba-tiba warga menggelar tahlilan dan membaca yasin. Padahal di tengah film sudah diperlihatkan jika warga Desa Wonoenggal sudah meninggalkan sholat dan juga agama. Wkwkw aneh. Keganjilan demi keganjilan terus terjadi sampai menuju akhir film. Kemunculan karakter Linda yang diperankan Selvi Kitty menurutku terlalu dipaksakan untuk ada. Dari segi visual dan penampilan, sangat tidak cocok dengan plot cerita. Andai saja peran Linda disini hanya sebatas orang kota yang ingin aborsi ke dukun saja pasti jauh lebih realistis. Inimah malah jadi salah satu warga desa dengan looks yang seksi dan oplas dimana-mana. Jomplang banget dengan para pemain lain yang sudah semaksimal mungkin tampil sederhana dengan wardrobe yang sesuai pada tempatnya. Satu kejutan ternyata disiapkan oleh tim penulis skenario film ANAK KUNTI (2025) yang melibatkan Linda dengan Majid yang diperankan Abun Sungkar. Untung plot twist tersebut tidak diteruskan lebih jauh lagi. Kesian Abun deh wkwkwk! Untuk urusan jump scared, sepertinya sutradara Drias masih belum bisa menampilkan yang bisa membuat penonton terkesan. Kemunculan Kuntilanak di film ini jauh lebih seram saat blur saja ketimbang eksis di depan kamera dengan close-up berkali-kali. Cara si Kuntilanak eksekusi incarannya pun emang sadis sih, tapi tahapannya itu loh, terlalu cepat. Efek visualnya juga jauh dari kata memuaskan, karena eksekusinya selalu dalam situasi gelap-gelapan. Tata sinematografi dan pergerakan kamera nya juga tipikal film-film kelas B dan C banget.
Terlepas dari segala kekurangan yang sudah disebutkan, film ANAK KUNTI (2025) masih punya beberapa hal yang patut diapresiasi. Penyelesaian konflik dengan open ending jadi punya potensi untuk hadirnya sekuel dan diharapkan bisa tampil jauh lebih baik lagi. Lebih lanjut, penampilan Gisellma Firmansyah dan Wavi Zihan sebagai bestie pesantren disini terasa believable, meskipun dialog-dialog antara mereka dan juga Abun Sungkar masih kurang luwes dan too scripted. Jajaran pemain senior yang paling menonjol tentunya Ruth Marini. Peran apapun selalu ia lahap dengan mudah dan penuh totalitas. Duo antagonis ibu Jajang C. Noer dan Iwa K disini terasa disia-siakan banget. Development character nya terlalu biasa sehingga penampilan keduanya jadi tidak memorable.
Overall, film ANAK KUNTI (2025) tidak memberikan hal baru untuk genre horror Indonesia. Belum sampai di level yang memuaskan.
[5/10Bintang]
0 comments:
Post a Comment