Tuesday 14 January 2020

[Review] Anak Garuda: Semangat Pasti Bisa Untuk Menjalani Hidup




#Description:
Title: Anak Garuda (2020)
Casts: Tissa Biani, Clairine Clay, Violla Georgie, Rania Putrisari, Rebecca Klopper, Ajil Ditto, Geraldy Krechoff, Laras Sardi, Kiki Narendra, Krisjiana Baharuddin, Rizky Mocil, Fatih Unru, Iqbal Solaiman, Toran Waibro, Jenny Zhang, Sheila Kusnadi, Aldy Rialdy
Director: Faozan Rizal
Studio: Butterfly Pictures

#Synopsis:
Sayyida (Tissa Biani), Olfa (Clairine Clay), Sheren (Rania Putrisari), Yohana (Violla Georgie), Dilla (Rebecca Klopper), Fanny (Laras Sardi), Robert (Ajil Ditto) dan Wayan (Geraldy Krechoff) adalah alumni SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Batu, Jawa Timur. Mereka kini sedang dihadapkan untuk berkompetisi di ajang Enterpreneurship untuk mendapatkan hadiah. Lawan mereka mayoritas adalah lulusan universitas dan para sarjana muda. Namun sayang, presentasi kelompok SMA Selamat Pagi Indonesia ini langsung didiskualifikasi oleh dewan juri lantaran dicurigai, hasil presentasi dan program "Kampung Kidz" yang mereka buat ada campur tangan pebisnis dan orang ahli didalamnya. Geng yang diberi nama "Anak Garuda" itu merasa sangat sedih dan kecewa dengan keputusan yang diambil oleh dewan juri. Hasil kerjasama dan jerih payah yang sudah dilakukan mereka selama berminggu-minggu kini sia-sia.




Mendengar anak-anak didiknya terpuruk, membuat Koh Jul (Kiki Narendra), pemilik SMA SPI, tempat ke-8 anak itu bersekolah tidak tinggal diam. Ia terus menyemangati mereka bahwa usaha yang telah dilakukan sebetulnya sudah sangat luar biasa dan membuka sudut pandang baru dalam menilai sebuah kekalahan. Geng Anak Garuda kemudian memutuskan untuk pulang dan kembali mengabdi ke SMA SPI.
Hal mengejutkan datang. SMA SPI mendapat kesempatan diliput oleh Stasiun TV. Geng Anak Garuda lalu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Mereka memberikan informasi seputar SMA SPI sekolah gratis untuk seluruh anak-remaja yatim piatu dan kurang mampu di Indonesia. Program yang diberikan tak hanya soal pendidikan saja, sekolah ini juga mengembangkan bakat serta potensi seluruh siswa sesuai dengan minat mereka masing-masing. Geng Anak Garuda sendiri merupakan alumni SMA SPI yang kini mendapat amanat dari Koh Jul untuk menjalankan pendidikan dan bisnis disana dengan baik. Mereka bertugas sebagai leader untuk siswa-siswa yang masih bersekolah. Sayyida mengelola tim produksi makanan dan restoran. Olfa mengelola tim sumber daya manusia bersama dengan Sheren. Yohana mengelola finansial dan tour travel yang dibantu oleh adik kelasnya, Fanny. Robert mengelola multimedia. Dilla dan Wayan mengelola tim marketing dan promosi.



Suatu hari, Koh Jul izin pergi sejenak dari SMA SPI karena ada keperluan penting. Ia menunjuk Yohana untuk menggantikan dirinya sebagai pemimpin. Koh Jul percaya bahwa Yohana kali ini bisa mengelola dan mengurus SMA SPI selama dirinya pergi. Melihat Yohana yang dipilih menjadi pemimpin membuat Sheren, anggota geng Anak Garuda yang paling dewasa merasa kesal. Begitu juga dengan Sayyida dan Olfa. Mereka lebih yakin jika Koh Jul menitipkan SMA SPI ini pada Sheren ketimbang pada Yohana. Namun mereka tak bisa berbuat banyak. Koh Jul tetap memilih Yohana.
Usai kepergian Koh Jul, Yohana lalu membagi tugas para geng Anak Garuda untuk meningkatkan lagi segala hal yang sudah dikerjakan oleh Koh Jul. Perlahan tapi pasti, sikap Yohana mulai otoriter. Hal ini membuat geng Anak Garuda merasa kesal padanya. Permasalahan semakin membesar dikala hadir seorang pria bernama Rocky (Krisjiana Baharuddin) yang ingin membantu dan mengabdi di SMA SPI. Kerjasama dan kekompakan geng Anak Garuda kian kacau dan berantakan disaat Yohana berkonflik dengan yang lain. Tak hanya itu saja, masing-masing dari mereka juga punya konflik personal yang berpotensi menghancurkan persahabatan diantara geng Anak Garuda.




Disaat hubungan antar geng Anak Garuda ini semakin merenggang, Koh Jul pulang dan memberikan kejutan tak terduga. Ia mengadakan experimental learning sekaligus mewujudkan mimpi geng Anak Garuda untuk bisa pergi ke Eropa, tepatnya ke negara Swiss dan Perancis. Koh Jul memberikan semua ini sebagai apresiasi terhadap geng Anak Garuda karena telah mengelola dan membangun bisnis dan pendidikan di SMA SPI dengan baik. Disaat berliburan di Eropa, masing-masing dari geng Anak Garuda ini masih mempunyai perasaan kesal dan marah. Hal ini semakin membingungkan Roy (Rizky Mocil), tour guide mereka selama berada di Eropa.
Akankah perjalanan ke Eropa ini membuat geng Anak Garuda kembali bersatu?


#Review:
Nama Sekolah Selamat Pagi Indonesia beberapa waktu yang lalu sempat hangat diperbincangkan di berbagai program berita lantaran sekolah swasta yang didirikan oleh Julianto Eko Putra ini tidak memungut biaya sepeserpun dari para siswanya untuk belajar. Koh Jul panggilan akrab dari Julianto ini mempunyai misi yang sangat mulia, yakni ia ingin membantu anak-anak yatim piatu dan kurang mampu di Indonesia untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bermanfaat bagi bangsa negara. Perjuangan Koh Jul dalam mendirikan Sekolah SPI ini kini membuahkan hasil. Para alumni sukses membangun empat divisi bisnis di sekolah mereka. Tak hanya itu saja, mereka juga ikut mengabdi dan mengelola bisnis-bisnis tersebut. Omzet bisnis yang dihadirkan Sekolah SPI ini sukses mencapai angka ratusan juta perbulannya.


Kisah sangat inspiratif inilah yang membawa aktor Verdi Solaiman tertarik untuk memproduksi sebuah film yang terinspirasi dari para alumni siswa Sekolah SPI ini berjudul ANAK GARUDA (2020). Film ini menjadi film kolaborasi kedua bagi Verdi dan sutradara Faozan Rizal setelah keduanya sukses memproduksi film SAY I LOVE YOU (2019) yang dirilis di bioskop pada Juli 2019 lalu. Tak hanya itu saja, Film ANAK GARUDA (2020) ini juga menjadi debut perdana rumah produksi Butterfly Pictures yang dikelola dan dibangun langsung oleh para siswa Sekolah Selamat Pagi Indonesia.



Kami berkesempatan hadir pada Press Conference dan Gala Premiere film ANAK GARUDA (2020) yang berlangsung tadi malam (13/01) di Cinema XXI Epicentrum Jakarta. Sesi Press Conference diselenggarakan sore hari, disalah satu restaurant di bilangan Epicentrum Kuningan Jakarta yang dihadiri oleh seluruh pemain film, produser dan juga turut dihadiri oleh tujuh alumni Sekolah SPI yang merupakan sumber inspirasi pada kisah film ini. Koh Jul dan Yohana Yusuf asli mengungkapkan rasa bahagia dan terharu akhirnya kisah perjalanan hidup mereka semasa di Sekolah SPI kini diapresiasi bisa hadir di layar lebar. Keduanya optimis film ANAK GARUDA (2020) ini bisa menjadi sumber semangat dan motivasi untuk terus hidup menjadi lebih baik lagi bagi para penontonnya.



Para pemain pun mengungkapkan hal-hal seru selama proses shooting film ini. Salah satu diantaranya yaitu Krisjiana Baharuddin. Ia mengungkapkan saat shooting yang berlokasi di Sekolah SPI yang sesungguhnya di Batu, Jawa Timur, dirinya terasa sangat dimanjakan dengan ragam kuliner buatan para siswa divisi restaurant disana. Hampir setiap mereka mempunyai waktu senggang, ia dan para pemain lain selalu makan dan ngemil cemilan dari restaurant Sekolah SPI. Aktris remaja Tissa Biani juga mengungkapkan hal cukup mengejutkan saat sesi interview dengan rekan media. Diceritakan dalam film ini Tissa memerankan karakter Sayyida yang jago bela diri. Tissa pun mau tak mau harus belajar bela diri pada sosok Sayyida asli. Bahkan saat melakukan take shooting untuk adegan memukul orang, Tissa selalu berulang kali meminta maaf pada rekannya yang dipukul.




Untuk segi cerita, film ANAK GARUDA (2020) ini memberikan plot yang cukup informatif soal Sekolah Selamat Pagi Indonesia dan juga para alumni yang mengabdi disana. Sang penulis naskah yaitu Alim Sudio berhasil mengeksplor dengan detail soal Sekolah SPI di paruh awal film. Tak disangka juga, dibabak pertengahan film, ia dan Faozan Rizal menghadirkan konflik antara tujuh karakter ini lewat drama leadership. Eksekusinya pun menarik dan cukup related dengan siapapun yang sedang berada di lingkungan kerja. Elemen drama percintaan lewat karakter Robert-Sheren dan Dilla-Wayan yang dihadirkan pun untungnya tidak terlalu berlebihan dan sangat pas. Sang penulis naskah lebih menonjolkan konflik yang mengupas ego mereka masing-masing. Awalnya kami cukup khawatir banyaknya karakter dalam film ini akan berimbas pada satu atau dua karakter yang hanya numpang lewat saja, tapi dugaan itu langsung terpatahkan. Alim Sudio mampu dan cukup memuaskan dalam memperkenalkan mereka dengan subplotnya masing-masing. Yohana dengan rasa insecure dan otoriternya sebagai pimpinan. Olfa dan Sayyida yang saling rebutan siswa. Robert dan Rocky yang berselisih. Wayan dan Dilla yang mencoba memperbaiki hubungan asmara mereka dan Sheren yang selalu bersikap dewasa saat dirinya tidak terpilih menjadi pimpinan. Kami sangat menyukai konflik leadership yang terus konsisten dihadirkan dari awal hingga film usai.
Penyelesaiannya pun manis dan memuaskan. Yang cukup menganggu bagi kami ada beberapa hal kecil yang terasa dibuat terlalu overdramatic. Salah satunya disaat di Eropa, mereka sampai tidur dijalan, berkumpul diatas atap rumah dan salah satu karakter selalu memainkan biola diatas genteng disaat ia merasa sedih dan kecewa.


Perjalanan ke dua negara di Eropa yang dilakukan geng Anak Garuda pun menjadi moment pencair suasana paling jitu usai drama dan konflik mereka di sekolah SPI. Suasana semakin menghibur dan penuh tawa disaat karakter tour guide bernama Roy yang diperankan Rizky Mocil muncul. Mocil menjadi penggerak paling efektif dalam urusan komedi dalam film ini. Aksi ketujuh Anak Garuda yang pertama kali menginjakan kaki di Swiss dan Perancis juga menjadi moment hiburan lainnya disini. Subplot cita-cita karakter Olfa dan Dilla yang terwujud saat tiba di Eropa adalah moment sederhana sekaligus mengharukan.


Faozan Rizal menurut kami sangat berhasil memanfaatkan landscape keindahan Swiss dan Paris. Setiap shoot, visual, sinematografi dan gambarnya tampil memukau. Semuanya tampil jernih, indah dan mengagumkan ketika muncul di layar lebar bioskop. Iringan musik yang dibawakan oleh Aghi Narottama, Bembi Gusti dan Tony Setiaji pun semakin memperkuat emosi dan keindahan film ANAK GARUDA (2020) ini.


Jajaran pemain pun yang mayoritas dibintangi nama-nama baru di industri perfilman Indonesia surprisingly memberikan penampilan yang tidak mengecewakan. Tissa Biani semakin memantapkan bahwa ia adalah salah satu aktris Indonesia yang paling berbakat saat ini. Aksen jawa serta ekspresinya semakin apik dan mengesankan. Clairine Clay pun tak disangka tampil memuaskan dan mampu mengolah emosinya dengan sangat baik. Subplot karakter yang ia perankan dengan karakter Dani dan masa lalunya begitu inspiratif dan mengharukan. Violla Georgi dan Rania Putrisari pun tampil perlahan tapi pasti menunjukkan bakatnya dalam berakting. Ajil Ditto, Krisjiana dan Kiki Narendra pun mampu menghadirkan karakter yang bagus dan cukup memukau. Rebecca Klopper dan Geraldy Krechoff juga sukses menyajikan kisah asmara sederhana sekaligus manis.


Overall, film ANAK GARUDA (2020) ini merupakan salah satu film drama Indonesia paling kami suka diawal tahun ini. Inspiratif, menebar pesan positif dan pastinya sangat menghibur! Siap tayang di bioskop Indonesia mulai 16 Januari 2020!


[7.5/10Bintang]

2 comments: