Saturday 17 August 2024

[Review] Dosen Ghaib: Cerita Empat Mahasiswa Yang Harus Berhadapan Dengan Hantu Dosen!




#Description:
Title: Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu (2024)
Casts: Egy Fedly, Ersya Aurelia, Endy Arfian, Rayn Wijaya, Annette Edoarda, Makayla Rose, Anyun Cadel, Oce Permatasari, Shan Riyadi, Ruth Marini
Director: Guntur Soeharjanto
Studio: Dee Company


#Synopsis:
Empat mahasiswa yaitu Amelia (Ersya Aurelia), Fattah (Endy Arfian), Emir (Rayn Wijaya) dan Maya (Annette Edoarda) dinyatakan tidak lulus ujian akhir semester. Mereka diharuskan untuk mengulang satu semester pendek pada mata kuliah Psikologi yang dibimbing oleh dosen mereka yaitu Pak Bakti (Egy Fedly). Di kalangan mahasiswa kampus, sosok Pak Bakti memang dikenal sebagai 'Dosen Killer' yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan selalu bersikap tegas kepada mahasiswa. Selain itu, Pak Bakti juga jarang sekali berinteraksi dengan para mahasiswa dan dosen meskipun sedang berada diluar jam kuliah.
Setelah pengumuman nilai ujian akhir semester keluar, Amelia, Fattah, Emir dan Maya diharuskan datang ke kampus untuk menghadap Pak Bakti di ruangannya. Tiba disana, Pak Bakti langsung mengungkapkan rasa kecewa nya terhadap mereka berempat Sebagai dosen, Pak Bakti merasa gagal saat mengetahui ada anak didiknya yang tidak sesuai apa yang diharapkan. Untuk mengejar ketertinggalan, Pak Bakti mewajibkan Amelia, Fattah, Emir dan Maya untuk mengikuti semester pendek selama masa libur kuliah yang dibimbing secara langsung olehnya. Pak Bakti kemudian memberikan jadwal kuliah mulai esok hari di jam 19:00 - 21:00 malam.
Keesokan harinya, Amelia, Fattah, Emir dan Maya tiba di kampus satu jam sebelum jadwal kuliah dengan Pak Bakti. Fattah dan Maya merasa takut melihat kampus mereka saat malam hari ternyata yang sangat sepi. Mereka berempat kemudian bergegas pergi menuju ruang kelas untuk menunggu kehadiran Pak Bakti. Sudah satu jam mereka berada di kelas namun Pak Bakti tak kunjung datang. Amelia merasa aneh karena selama ia kuliah, Pak Bakti selalu tepat waktu dan tak pernah telat datang ke kampus. Saat Emir dan Maya memutuskan untuk pulang, terdengar suara ketukan tongkat alat bantu jalan dan langkah kaki dari koridor kampus. Akhirnya Pak Bakti datang dan langsung masuk ke kelas.
Saat Pak Bakti sedang menulis di papan tulis, Maya mendapat notifikasi chat dari grup kampus yang menginformasikan tentang kabar duka atas meninggalnya Pak Bakti karena kecelakaan tabrak lari. Seketika Maya dan yang lainnya panik. Fattah kemudian mengecek bayangan Pak Bakti melalui cermin dan ternyata benar, sosok Pak Bakti yang ada di hadapan mereka ternyata kakinya melayang dan tidak menapak ke lantai. Mereka berempat kemudian membereskan buku dan bergegas untuk keluar kelas secepat mungkin. Sosok Pak Bakti yang ada di kelas kemudian berteriak kepada mereka berempat untuk tetap berada di kelas sampai selesai.
Untuk memastikan kabar tentang kematian Pak Bakti, mereka langsung pergi menuju ke kediaman Pak Bakti. Dan benar saja, terlihat beberapa mahasiswa dan dosen yang sedang mengadakan tahlilan untuk almarhum Pak Bakti. Keesokan harinya, jadwal semester pendek Amelia, Fattah, Emir dan Maya dengan Pak Bakti digantikan oleh Ibu Gita (Oce Permatasari). Sejak saat itu, serangkaian kejadian aneh perlahan mengganggu mereka berempat. Maya yang mudah panik dan depresi sering kali mendengar suara amarah dari Pak Bakti ketika berada di rumahnya. Hal serupa dialami oleh Fattah, Emir dan juga Amelia. Mereka sering mendapat penampakan sosok misterius berwujud Pak Bakti dengan ukuran yang sangat besar.
Amelia yang sempat mengenal dekat sosok Pak Bakti ketika awal masuk kuliah berinisiatif untuk mencari tahu penyebab serta alasan arwah Pak Bakti bergentayangan menghantui mereka berempat. Namun sayang, usaha Amelia tersebut sempat mengalami kendala karena Pak Bakti memutuskan hidup menyendiri setelah kematian sang istri dan anaknya, Nissa (Makayla Rose).
Satu persatu fakta tentang Pak Bakti mulai terkuak. Disaat yang bersamaan, Amelia, Fattah, Emir dan Maya terus mengalami gangguan mistis dari sosok misterius berwujud Pak Bakti. Fattah dan Maya yakin jika mereka berempat sudah terkena kutukan Dosen Killer mereka yang ingin menyelesaikan tugas terakhirnya sebelum Pak Bakti meninggal karena kecelakaan.


#Review:
Rumah produksi Dee Company kembali hadir memeriahkan bioskop di bulan Agustus ini dengan film horror berjudul DOSEN GHAIB (2024). Film ini diadaptasi dari cerita viral di tahun 2016 lalu yang konon berasal dari kampus Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Cerita tersebut diperkuat dengan adanya foto serta screenshoot percakapan grup WhatsApp dari para mahasiswa tentang penampakan dosen gaib ketika mereka sedang belajar di kampus saat malam hari.


Sutradara Guntur Soeharjanto dan Evelyn Afnilia selaku penulis skenario film DOSEN GHAIB (2024) mengambil langkah kreatif dengan cara menghadirkan background story dari karakter Pak Bakti yang tidak ada di versi cerita viral. Harus diakui, eksekusi cerita di paruh awal film tampil cukup baik dan punya potensi menarik menjadi sajian horror psikologis dengan latar dunia pendidikan. Namun sayang, saat memasuki babak kedua dan akhir film, Evelyn malah terjebak pada formula horror mainstream dengan menambahkan elemen berdarah-darah di filmnya. Ditambah lagi, jump scared yang dihadirkan pun hampir semuanya tidak ada yang memorable. Signature dari Dee Company yang selalu memunculkan hembusan angin kencang, hujan dan petir menggelegar selalu konsisten menghiasi film-film horrornya. Andai saja film ini lebih beforkus pada penekanan psikologis terhadap seluruh karakternya tanpa perlu sosok Pak Bakti dijadikan arwah gentayangan pasti akan lebih menarik lagi. Terlepas dari segala kekurangan yang menonjol, film DOSEN GHAIB (2024) berhasil mendobrak pakem sosok setan di film Indonesia mayoritas berasal dari karakter perempuan. Visualisasi dari Pak Bakti yang dimainkan dengan apik oleh Egy Fedly bisa menjadi icon baru untuk karakter setan di perfilman horror Indonesia. Dengan suara ketukan tongkatnya ketika berjalan dan tiba-tiba berubah wujud menjadi tinggi besar cukup berhasil membuatku takjub melihatnya.


Untuk jajaran pemain, chemistry persahabatan keempat karakter yang ada di film ini terasa kurang eksplorasi. Mereka hanya terlihat sebatas teman di kampus saja, tanpa terlihat bonding yang kuat sebagai bestie satu sama lain.
Overall, film DOSEN GHAIB (2024) memang masih jauh dari apa yang diharapkan. Guntur Soeharjanto terlalu bermain aman dengan menonjolkan horror dan jump scared nya saja ketimbang mengembangkan plot menjadi lebih kompleks.


[6.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment