Wednesday 29 January 2020

[Review] Mangkujiwo: Asal-Usul Kuntilanak Akhirnya Terungkap


#Description:
Title: Mangkujiwo (2020)
Casts: Asmara Abigail, Yasamin Jasem, Sudjiwo Tedjo, Djenar Maesa Ayu, Roy Marten, Samuel Rizal, Kedung Darma, Septian Dwi Cahyo, Landung Simatupang
Director: Azhar Kinoi Lubis
Studio: MVP Pictures

#Synopsis:
Kanthi (Asmara Abigail) seorang gadis yang berprofesi sebagai penari kini hidupnya tersiksa. Ditengah kondisinya yang sedang hamil, ia dipasung dan ditempatkan di kandang sapi oleh Tjokro Kusumo (Roy Marten) karena dianggap gila, mengandung anak setan dan mempunyai kekuatan gaib. Tjokro sendiri merupakan seorang kolektor loji-loji pusaka dari keraton yang memiliki salah satu dari Pengilon Kembar, sepasang cermin keramat yang memiliki kekuatan magis. Namun Tjokro tidak terlalu mempercayai soal kekuatan yang ada pada loji-loji pusaka itu. Ia berencana akan membisniskan hal ini dengan Karmila (Karina Suwandi), seorang kolektor benda-benda pusaka. Keberadaan Kanthi yang semakin meresahkan warga, Ki Lurah (Landung Simatupang) memutuskan untuk meminta pertolongan pada Brotoseno (Sudjiwo Tedjo), mantan rekan dari Tjokro yang kini bermusuhan karena Tjokro melemparkan fitnah pada Brotoseno. Brotoseno sendiri dikenal sebagai orang yang mampu menyembuhkan seseorang dari kegilaan dan gangguan gaib karena dirinya memiliki salah satu Pengilon Kembar.


Terbebas dari Tjokro tak membuat Kanthi hidup normal. Ia kembali dipasung dan dikurung oleh Brotoseno di rumahnya. Tak cuma itu saja, Brotoseno memanfaatkan Kanthi untuk melakukan sebuah ritual yang siap membangkitkan sosok gaib untuk menghancurkan Tjokro. Kematian Kanthi ini melahirkan seorang bayi perempuan bernama Uma yang kini dibesarkan oleh Brotoseno.



Uma tumbuh menjadi remaja perempuan yang mandiri. Ia sekolah sekaligus bekerja sebagai staff restaurant disebuah hotel. Suatu hari, Uma tak sengaja melihat aksi pembunuhan seorang kolektor benda-benda pusaka bernama Raymond (Marcus Hacquebord) yang dilakukan oleh Herman (Kedung Darma). Melihat adanya saksi mata membuat atasan dari Herman yaitu Karmila dan Pulung (Samuel Rizal), anak dari Tjokro meminta dirinya untuk segera melenyapkan Uma. Kejadian tak terduga menghampiri Uma disaat dirinya sedang dalam bahaya. Uma selalu mendengar alunan suara seorang perempuan menyanyikan tembang Lingsir Wengi dan orang-orang yang mencoba mengganggunya itu selalu tewas secara mengenaskan.



Kematian orang-orang disekitar Tjokro membuat ia panik. Hal ini juga dirasakan oleh Brotoseno, Karmila dan juga Nyi Kenanga (Djenar Maesa Ayu), penasehat Brotoseon dan juga Tjokro. Brotoseno yakin sudah saatnya Mangkujiwo bangkit dari Pengilon Kembar melalui perantara Uma yang merupakan anak dari Kanthi.


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures semakin serius dalam membangun semesta dari salah satu hantu legendaris Indonesia yaitu Kuntilanak. Sudah enam judul film yang dirilis dalam kurun waktu 14 tahun. TRILOGY KUNTILANAK generasi pertama dirilis pada tahun 2006-2008 lalu TRILOGY KUNTILANAK generasi kedua yang dirilis pada tahun 2018-2020.
Sebelum menghadirkan film Kuntilanak 3 yang akan dirilis pada Lebaran 2020 mendatang, MVP Pictures terlebih dahulu menghadirkan spin-off film tentang "Mangkujiwo" yang selalu muncul dalam dua generasi film KUNTILANAK. Film yang diberi judul MANGKUJIWO (2020) ini akan siap tayang di bioskop pada 30 Januari 2020 mendatang.



Suasana kemeriahan Gala Premiere film MANGKUJIWO (2020) yang diselenggarakan di 
Cinema XXI Epicentrum Jakarta. (Photo by: Instagram MVP Pictures)


Sesi foto para pemain, sutradara dan produser dengan rekan media usai Press Conference
Film MANGKUJIWO (2020) di Cinema XXI Epicentrum Jakarta
(Photo by: Cinemaylo Movie Review)

Kami berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film MANGKUJIWO (2020) yang diselenggarakan pada Jum'at, 24 Januari 2020 lalu di Cinema XXI Epicentrum Jakarta. Dijumpai pada saat sesi interview, Produser dari MVP Pictures yakni Amrit Punjabi dan sang sutradara, Azhar Kinoi Lubis mengungkapkan proses pembuatan film ini memakan waktu hingga tiga bulan lamanya demi mendalami unsur budaya jawa serta kultur mistis yang berkembang pada saat itu. Amrit menambahkan, ia ingin film MANGKUJIWO (2020) ini tidak melulu mengandalkan penampakan atau jumpscared pada filmnya. Ia dan Kinoi ingin mengedepankan story-telling soal asal-usul Kuntilanak dengan baik dan kuat. Penulisan naskah film ini juga mereka serahkan pada duet Dirmawan Hatta dan Erwanto Aplhadullah. Nama Dirmawan Hatta bukanlah nama baru di industri film Indonesia. Dirmawan bahkan pernah masuk nominasi Festival Film Indonesia untuk kategori Naskah Terbaik lewat film THE MIRROR NEVER LIES dan BULAN DIATAS KUBURAN.
Aktris cantik Asmara Abigail pun mengungkapkan rasa bahagianya bisa terlibat dalam film MANGKUJIWO (2020) ini. Ia menambahkan, sosok Kuntilanak sangat bisa menjadi simbol feminisme di Indonesia. Ia menganggap jika selama ini sosok Kuntilanak yang identik dengan perempuan, hanya ditampilkan sisi seramnya saja tanpa menggali lebih dalam lagi kenapa Kuntilanak bisa melakukan seperti itu. Lewat film MANGKUJIWO (2020) ini, Asmara Abigail berharap bisa membuka perspektif baru tentang sosok Kuntilanak yang selalu menjadi korban kambing hitam dari dua orang yang sedang berseteru.


Asmara Abigail dan Sudjiwo Tedjo sedang sesi interview dengan media di acara
Gala Premire MANGKUJIWO (2020) Cinema XXI Epicentrum Jakarta
(Photo by: Cinemaylo Movie Review)



Seluruh pemain, produser dan sutradara film MANGKUJIWO (2020) saat menyapa para tamu undangan Gala Premiere di Studio 1 dan Lobby Cinema XXI Epicentrum Jakarta
(Photo by: Instagram MVP Pictures)

Untuk segi cerita sendiri, harus diakui film MANGKUJIWO (2020) ini memang mengupas sangat detail tentang asal-usul sosok Kuntilanak. Kolaborasi sutradara dan penulis naskah ini mencoba menghadirkan plot yang maju mundur untuk membangun kisahnya. Disepanjang film, penonton diajak untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada karakter Kanthi ini. Awalnya kami cukup khawatir dengan konsep cerita yang maju mundur ini akan berpengaruh pada akhir cerita yang menjadi terlalu memaksakan, tapi kekhawatiran kami ini langsung dipatahkan. Dhirmawan dan Erwanto menyajikan seluruh plot yang awalnya terasa seperti puzzle menjadi akhir kisah yang apik, kuat dan mengesankan. Disepanjang durasi film, penonton tak diberi penampakan atau jumpscared murahan, Kinoi lebih menekankan pada drama perselisihan antara Brotoseno dan Tjokro yang berimbas pada kesialan yang dialami oleh Kanthi. Subplot lain soal karakter Karmila yang diperankan Karina Suwandi (yang merupakan jembatan penghubung pada film KUNTILANAK 2) ini pun dieksekusi dengan bagus, masuk akal dan cemerlang. Karakter-karakter pendukung lainnya juga mendapat penokohan yang cukup kuat dan membantu pada keseluruhan cerita. Tak boleh dilewatkan juga beberapa easter-egg kecil dari film Kuntilanak generasi pertama dan Kuntilanak generasi kedua juga muncul disini. Kami yakin hal ini menjadi hal yang paling ditunggu bagi para penggemar dan pengikut semesta film Kuntilanak.




Untuk jajaran pemain, Film MANGKUJIWO (2020) suprisingly memiliki ensemble casts yang memukau. Asmara Abigail memang tak perlu diragukan lagi jika memerankan sosok misterius. Aura menyeramkan namun tetap menarik empati penonton sukses ditampilkan oleh karakter Kanthi. Acungan dua jempol berikutnya kami berikan pada aktris muda Yasamin Jasem yang memerakan karakter Uma. Secara mengejutkan ia tampil melampaui ekspektasi kami. Yasamin mampu tampil sebagai remaja perempuan tangguh. Adegan aksi berkelahi hingga bunuh-bunuhannya benar-benar memuaskan. Kami sangat menikmati salah satu adegan Yasamin beradu aksi dengan salah satu aktor dan diiringi oleh lagu lawas. Sungguh ide dan konsep yang memukau untuk sebuah adegan dalam film horror. Performa aktor senior Sudjiwo Tedjo pun harus diapresiasi lantaran sukses menjiwai karakter Brotoseno. Aksinya menurutku cukup memukau dan setara dengan aksi aktris Christine Hakim dalam film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019).




Untuk segi visual dan scoring musik, film MANGKUJIWO (2020) ini sukses menampilkan serangkaian adegan-adegan disturbing yang membuat kami memejamkan mata. Organ hewan, manusia, darah hingga hewan-hewan mengerikan ditampilkan sangat nyata dan meyakinkan. Semakin tak sabar untuk melihat film-film selanjutnya dari semesta Kuntilanak ini. Semoga secepatnya bisa mempertemukan para karakter Kuntilanak generasi pertama dengan Kuntilanak generasi kedua. It's gonna be epic!
Film MANGKUJIWO (2020) akan segera tayang serentak diseluruh bioskop Indonesia mulai 30 Januari 2020 mendatang!


[8.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment