Thursday, 24 December 2020

[Review] Wonder Woman 1984: Ketika Harapan Menjadi Kenyataan Sekaligus Ancaman Berbahaya

 


#Description:
Title: Wonder Woman 1984 (2020)
Casts: Gal Gadot, Chris Pine, Kristen Wiig, Pedro Pascal, Robin Wright, Connie Nielson, Lily Aspell, Amr Waked, Kristoffer Polaha, Natasha Rothwell, Ravi Patel, Oliver Cotton, Lucian Perez
Director: Patty Jenkins
Studio: DC Entertainment, Warner Bros Pictures, Atlas Entertainment


#Synopsis:
Diana Prince (Gal Gadot) terus melanjutkan hidupnya pasca kematian sang kekasih, Steve Trevor (Chris Pine). Kini ia dikenal sebagai seorang ahli arkeologi disebuah museum terkenal di Amerika Serikat. Tak hanya itu saja, Diana juga mampu menguasai dan memahami banyak bahasa sehingga dapat diandalkan oleh orang-orang disekitarnya.


Suatu hari, terjadi sebuah aksi perampokan di toko perhiasan dan benda berharga. Para perampok itu rupanya sindikat yang mengincar barang-barang antik hasil penemuan dari berbagai penjuru dunia. Untungnya aksi perampokan itu berhasil digagalkan oleh Diana yang berubah menjadi Wonder Woman. Salah satu benda antik berupa batu berwarna hitam-emas itu lalu diamankan dan disimpan ke museum untuk diteliti lebih lanjut.



Di museum penelitian, turut hadir staff baru di bidang penelitian dan arkeolog yaitu Barbara Minerva (Kristen Wiig). Ia sangat mengidolakan dan mengagumi Diana yang dimatanya terlihat sebagai perempuan yang sempurna. Namun sayang, kehadirannya di museum itu selalu dipandang sebelah mata oleh staff lain karena Barbara mempunyai sifat ceroboh serta tidak bisa berpenampilan menarik. Barbara sangat berharap dirinya bisa menjadi seperti Diana yang mampu memikat dan menarik perhatian orang-orang disekitarnya.
Suatu hari, disaat Barbara sedang meneliti benda antik berbentuk batu itu, datang seorang pengusaha minyak bernama Maxwell Lord (Pedro Pascal) datang ke museum untuk berkeliling. Barbara lalu mengajaknya menunjukkan beberapa koleksi benda antik koleksi museum. Maxwell diam-diam memperhatikan batu antik yang tersimpan dalam sebuah kotak. Esok harinya, Barbara terbangun dari tidurnya yang terpaksa menginap di museum. Tiba-tiba orang-orang disekitarnya berperilaku baik serta memuji Barbara. Ia bingung namun perlahan hal tersebut membuatnya senang dan bahagia. Hal serupa juga turut dialami oleh Diana. Tiba-tiba sosok Steve kembali muncul dan itu membuat Diana sangat bahagia.



Disisi lain, kondisi perusahaan Black Gold milik Maxwell terus mengalami kerugian. Ia kehilangan investornya karena bisnis minyak yang dijanjikan Maxwell tidak menunjukkan hasil yang menguntungkan. Namun didepan anak semata wayangnya yaitu Alistair (Lucian Perez), Maxwell berjanji bahwa kehidupan mereka akan kembali sukses dan tidak akan kesusahan lagi. Maxwell pun bergegas pergi ke museum dan mencari batu antik yang berada di tangan Barbara.
Batu antik tersebut akhirnya berhasil didapatkan Maxwell dan dibawa ke kediamannya. Ternyata Maxwell sudah meneliti dan mengincar batu tersebut setelah lama mencarinya. Batu antik tersebut mempunyai kekuatan bisa mengabulkan permintaan apapun. Ia lalu meminta kesuksesan sebagai pengusaha minyak sekaligus ingin kekuatan batu itu masuk ke dalam dirinya. Dalam waktu singkat, impian Maxwell menjadi kenyataan. Kilang minyak milik perusahaan Black Gold yang selama ini kering tiba-tiba mengeluarkan minyak yang sangat melimpah. Banyak para investor dari seluruh dunia langsung menghubungi Maxwell untuk menjalin kerjasama. Tak hanya itu saja, Maxwell yang menjadi "Orang Kaya Baru" ini lalu bergegas pergi ke Kairo, Mesir untuk membeli aset perusahaan minyak yang ada disana. Sebagai imbalan, Maxwell akan mengabulkan apapun keinginan sultan asal Mesir tersebut.




Seiring berjalannya waktu, keadaan dunia semakin kacau setelah Maxwell terus berhasil mewujudkan orang-orang disekitarnya. Hal serupa juga dirasakan oleh Barbara. Ia mempunyai kekuatan serupa dengan Diana yang merupakan seorang Wonder Woman. Hal ini tentu membuat Diana penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah ditelusuri bersama Steve, ternyata penyebab dari semua hal yang telah terjadi ini berasal dari batu antik yang kini sudah hilang. Berhasilkah Diana dan Steve menghentikan kekacauan yang terjadi diseluruh dunia?


#Review:
Sosok superhero perempuan dari DCEU (DC Extended Universe) yaitu Wonder Woman sukses mencuri perhatian para pecinta film saat perilisan film pertamanya pada tahun 2017 lalu. Film yang menurutku sedikit "menyelamatkan" DCEU ini tampil fresh dan tidak segelap film-filM DCEU pada umumnya. Warner Bros pun langsung bergerak cepat siap menghadirkan film keduanya. Sekuel film WONDER WOMAN 1984 (2020) yang seharusnya dirilis pada Desember 2019 terpaksa ditunda hingga Desember 2020 gara-gara Pandemi CoVid-19 yang belum menandakan akan segera berakhir.
Film yang ditujukan untuk tayang di bioskop ya memang seharusnya tayang di bioskop. Sensasi dan cinematic experience menonton di bioskop memang tak pernah tergantikkan oleh apapun. Akhirnya pada 16 Desember lalu, aku menonton film WONDER WOMAN 1984 (2020) di IMAX With Laser Cinema XXI Kelapa Gading.



Untuk segi cerita, sekuelnya kali ini mempunyai plot yang dibangun dengan kuat. Background story para pemain terutama dua karakter musuh tampil sangat memuaskan. Sosok Maxwell Lord hadir dengan pengembangan cerita dan emosi tentang hubungan ayah-anak yang begitu powerful. Selain itu, Sosok Barbara Minerva pun diberi pengembangan cerita tentang rasa insecure dalam dirinya yang tak kalah kuatnya. Transformasi karakter dan ekspresi keduanya terasa sangat memukau dan drastis disepanjang durasi film. Patty Jenkins masih ingin mengupas lebih mendalam tentang hubungan asmara dan romantisme antara Diana dengan Steve yang di film pertamanya mereka harus terpisah oleh maut. Namun sayang, hubungan asmara keduanya itu masih kurang bisa aku nikmati karena chemistry antara dua pemain masih belum kuat. Selain itu, babak pertarungan antara Wonder Woman dengan Maxwell ataupun Cheetah terasa masih nanggung. Padahal Armor Suit yang dikira bakal membantu Diana melawan mereka malah sia-sia dan terlihat hanya bikin ribet Diana saja wkwk. Lebih lanjut, keseluruhan cerita film ini hampir sekilas mengingatkanku pada film Disney Aladdin (2018) karena sama-sama mengusung konsep cerita tentang keinginan dan harapan.


Untuk segi visual, film WONDER WOMAN 1984 (2020) memang tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Visual Amazon yang ditampilkan di 10 menit awal sangat memukau dan apik di layar IMAX yang benar-benar fullest. Aksi pertarungan Wonder Woman dengan para musuh di Mall dengan bernuansa era 80an sangat luar biasa. Tata kostum, wardrobe dan artistik dalam film ini patut diacungi jempol karena berhasil membawa sensasi nostalgia tahun 80an. Scoring musik yang dihadirkan oleh Hans Zimmer semakin menambah euforia film ini. Tapi untuk scoring khas Wonder Woman sayang sekali di film keduanya ini tidak muncul.
Overall, WONDER WOMAN 1984 (2020) semakin membuktikan bahwa DCEU juga bisa membuat film superhero yang tak sepenuhnya kelam dan gelap. I love you Gal Gadot!


[8.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment