Wednesday, 10 December 2025

[Review] Lupa Daratan: Cerita Lucu Ketika Seorang Aktor Terbaik Mendadak Tidak Bisa Akting!



#Description:
Title: Lupa Daratan - Lost in the Spotlight (2025)
Casts: Vino G. Bastian, Dea Panendra, Agus Kuncoro, Emil Kusumo, Sadha Triyudha, Mike Lucock, Sheila Dara Aisha, Morgan Oey, Arswendi Bening Swara, Mian Tiara, Aci Resti, Agus Mahesa, Fico Fachriza, Nadine Alexandra, Lukman Sardi, Indra Jegel, Ardit Erwandha, Tissa Biani, Winky Wiryawan, Boah Sartika, Priska Baru Segu
Director: Ernest Prakasa
Studio: Netflix, Imajinari Pictures


#Synopsis:
Vino Agustian (Vino G. Bastian) berhasil memenangkan lagi penghargaan pemeran utama pria terbaik untuk yang kedua kalinya di Anugerah Film Indonesia 2024. Hal tersebut semakin mengukuhkan Vino sebagai aktor terbaik dan paling diperhitungkan di industri perfilman tanah air. Pihak management dan manager nya yaitu Hasto (Emil Kusumo) pun langsung mengadakan pesta perayaan atas kemenangan Vino. Di pesta tersebut, Vino datang dengan asisten pribadinya yaitu Dimi (Dea Panendra) dan sahabat kuliahnya yaitu Andi (Sadha Triyudha), seorang sutradara film pendek yang sedang merencanakan untuk menggarap film layar lebar perdananya.


Malam semakin larut, pesta perayaan semakin meriah dengan diiringi musik dan penampilan DJ Winky (Winky Wiryawan). Vino pun sangat menikmati pesta tersebut sambil meminum banyak minuman beralkohol. Para tamu yang hadir meminta Vino untuk memberikan speech atas kemenangannya itu. Namun tak disangka, Vino malah bersikap angkuh dan sombong dengan mengatakan jika semua rumah produksi film lah yang membutuhkannya serta tanpa Vino sebagai aktor, semua film pasti tidak akan mencetak box office. Mendengar hal tersebut membuat Dimi dan Andi terkejut. Mereka berdua kemudian membawa Vino pergi dari pesta itu karena khawatir pernyataan sombong sahabatnya itu nantinya menjadi viral dan sampai ke para produser maupun pemilik rumah produksi film.
Keesokan harinya, kekhawatiran Dimi dan Andi pun terjadi. Beberapa tamu yang hadir di pesta semalam merekam saat Vino speech dan viral di sosial media. Hasto pun langsung meminta Vino membuat statement klarifikasi jika hal tersebut gara-gara ia mabuk. Hasto tak ingin nama Vino Agustian jadi tercoreng karena sedang menjalani proses negosiasi untuk membintangi film biografi dari mantan presiden yang diproduksi oleh Pak Amir (Mike Lucock).


Permasalahan baru kembali datang. Vino tiba-tiba tidak bisa berakting. Saat pertama kali proses reading di kantornya Pak Amir, ia kesulitan untuk menghafal skenario dan tidak bisa berakting seperti biasanya. Lawan main Vino yaitu Sheila (Sheila Dara Aisha) pun terkejut dengan Vino yang mendadak tidak bisa akting, padahal baru saja mendapatkan penghargaan aktor terbaik. Pak Amir dan Hasto pun menyarankan Vino untuk berkonsultasi ke dokter sebelum minggu depan mereka harus menghadap mantan presiden yaitu Pak Sudibyo (Arswendi Bening Swara) untuk proses reading selanjutnya.
Hari demi hari terus berlalu. Vino yang ditemani Dimi mendatangi dokter namun tidak membuahkan hasil karena kondisi fisik dan kesehatan Vino baik-baik saja. Dimi kemudian curiga jika bakat akting Vino yang mendadak hilang tersebut karena hal-hal mistis. Mendengar hal tersebut membuat Vino tertawa karena selama ini ia tidak mempercayai hal seperti itu. Dugaan Dimi selanjutnya yaitu mungkin saja Vino kena kutukan karena selama ini sombong dan tak peduli terhadap para fans dan orang-orang disekitarnya, termasuk kakak kandungnya sendiri yaitu Iksan Agustian (Agus Kuncoro) yang sudah lama tidak berkomunikasi dengan Vino.
Proses reading berikutnya di hadapan Pak Sudibyo pun tiba. Dengan mengenakan full wardrobe dan make-up sesuai karakter, Vino dan Sheila diminta untuk melakukan salah satu adegan dalam skenario dari film biografi tentang Pak Sudibyo. Namun sayang, kemampuan akting Vino belum juga kembali. Saat berdialog dengan Sheila, malah membuat gesture serta dialog aneh yang membuat semuanya terkejut sekaligus mengundang tawa. Pak Sudibyo sangat marah dan tidak bersedia jika dirinya diperankan oleh Vino. Hasto kemudian meminta waktu pada Pak Sudibyo untuk mencari jalan keluar sambil memaksa Vino untuk segera mengembalikan kemampuan akting secepatnya jika ingin tetap membintangi film ini.


Keadaan jadi semakin berantakan setelah video akting Vino dengan Sheila di hadapan Pak Sudibyo tersebar dan viral di sosial media. Reputasi Vino sebagai aktor dengan dua piala AFI pun dipertanyakan oleh banyak orang. Ditengah kekacauan tersebut, Vino dibawa pergi oleh Iksan yang tiba-tiba muncul untuk menghindari wartawan dan orang-orang mempertanyakan kemampuan akting Vino. Ditengah situasi yang tidak karuan seperti ini, Vino pun akhirnya resmi didepak dari project film biografi Pak Sudibyo dan digantikan oleh aktor lain yaitu Morgan (Morgan Oey). Hasto terpaksa mengganti Vino dengan aktor lain karena Pak Wiryo tidak mau diperankan oleh Vino, serta proses syuting harus segera dimulai. Vino pun marah dan kecewa pada keputusan Hasto tersebut. Vino yang selama ini sudah berkontribusi banyak pada management nya Hasto dengan meraih penghargaan dan tak sedikit filmnya yang mencetak box office hit itu kini dibalas dengan pembatalan project film tanpa sepengtahuannya. Hasto kemudian menghiraukan semua kekecewaan Vino dengan alasan bisnis dan juga profesionalisme. Hingga akhirnya terungkap satu rahasia yang selama ini tidak diketahui oleh Vino tentang kakaknya, Iksan.


Di sisi lain, Iksan mengalami permasalahan ekonomi sejak berpisah dengan adiknya yang memutuskan untuk berkarier sebagai aktor lewat management nya Hasto. Iksan tak mampu lagi membayar sewa rumah kontrakan dan usaha bengkelnya bersama Nunung (Aci Resti) dan Kuple (Fico Fachriza) semakin sepi. Hubungan kakak beradik antara Iksan dan Vino yang sempat retak, perlahan mulai membaik. Meskipun sudah lama berpisah, Iksan masih berpegang pada pesan mendiang ibu mereka untuk menjaga Vino. Bagaimanakah nasib Vino selanjutnya?


#Review:
Di penghujung tahun 2025 ini, platform streaming Netflix merilis film original Netflix Indonesia terbaru yang berkolaborasi dengan Imajinari Pictures berjudul LUPA DARATAN (2025). Menariknya, film ini menjadi film ke-8 bagi Ernest Prakasa sebagai sutradara, setelah film CEK TOKO SEBELAH 2 (2022) yang dirilis tiga tahun lalu.


Aku berkesempatan untuk menonton film LUPA DARATAN (2025) lebih awal pada 2 Desember lalu di Jogja-NETPAC Asian Film Festival yang ke-20 di Cinema XXI Empire, Yogyakarta. Untuk segi cerita, film LUPA DARATAN (2025) hadir dengan premis yang cukup menggelitik tentang seorang aktor papan atas Indonesia yang mendadak tidak bisa akting. Dari premis sederhana tersebut, Ernest yang turut menulis cerita dan skenario dari film ini dikembangkan menjadi berlapis dan juga kompleks. Paruh awal film, dibuka dengan kemenangan karakter Vino Agustian sebagai aktor terbaik untuk yang kedua kalinya di AFI 2024. Atmosfer malam penghargaan terasa mewah dan meyakinkan. Tak lupa juga, signature khas dari Ernest Prakasa dan Imajinari Pictures yang melesetkan nama brand, aktor hingga judul film kembali hadir di film ini.


Merchandise film LUPA DARATAN (2025) saat tayang perdana di JAFF Jogja 2025!

Setelah itu, pengenalan karakter Vino Agustian pun dimulai. Di sini, pendalaman karakter dan background story dari karakter Vino dibuat realistis dengan mengusung istilah "artis juga manusia". Penonton bisa melihat dibalik profesionalisme seorang aktor, terdapat seorang manusia biasa yang bisa lelah, punya sifat sombong, jumawa hingga ambisi tinggi dalam mengejar apa yang ia inginkan. Namun sayang, saat memasuki babak pertengahan film, alur cerita terasa jadi melebar kemana-mana seperti membahas soal hubungan antara artis dengan fans, drama pengabaian kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh sutradara kepada pemainnya, kemudian membahas turut membahas tentang kesehatan dan solidaritas persahabatan. Beberapa subplot tersebut memang terbayarkan dengan tuntas di akhir film, namun tak sedikit juga yang terasa menguap begitu saja dalam perjalanan menuju babak akhir film. Untungnya, plot utama yang berfokus pada pendalaman cerita karakter Vino serta brotherhood antara Vino dengan Iksan tampil sangat powerful dari pertengahan sampai akhir film. Cuplikan-cuplikan flashback dihadirkan terasa seperti kepingan puzzle yang nantinya membentuk sebuah plot masa lalu tentang tanggung jawab besar seorang kakak terhadap adiknya. Truly golden moment!
Untuk jajaran pemain, penampilan Vino G. Bastian dan Agus Kuncoro sudah jelas jadi dua bintang bersinar dalam film ini. Chemistry kakak beradik mereka berdua sangat believable, realistis dan bikin haru penonton. Peran antagonis yang dimainkan Emil Kusumo pun tidak too much. Kapasitasnya sebagai manager yang mengedepankan cuan pun masih bisa ditolelir, karena realitanya mungkin ada saja orang-orang seperti Hasto ini. Selanjutnya, kehadiran Dea Panendra dan Sadha Triyudha di sini pun menambah kelucuan setiap mereka berdialog dengan Vino dan yang lainnya. Tulusnya persahabatan yang terjalin diantara mereka bertiga juga berhasil tersampaikan dengan baik ke penonton.
Overall, film LUPA DARATAN (2025) tampil memuaskan sebagai film genre komedi drama pertama dari original Netflix Indonesia ini. Lucunya dapet, bahagianya dapet, harunya juga dapet!


[8/10Bintang]

Sunday, 30 November 2025

[Review] Legenda Kelam Malin Kundang: Rahasia Kelam Hubungan Antara Ibu Dengan Anak Di Masa Lalu!



#Description:
Title: Legenda Kelam Malin Kundang - Smothered (2025)
Casts: Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Gambit Saifullah, Nova Eliza, Sulthan Hamonangan, Tony Merle, Henry Manampiring, Banyu Bening, Ical Tanjung
Director: Rafki Hidayat, Kevin Rahardjo
Studio: Come and See Pictures, Rapi Films, Legacy Pictures


#Synopsis:
Setelah mengalami kecelakaan mobil, kondisi kesehatan dari Muhammad Alif (Rio Dewanto) perlahan mulai membaik. Namun sayang, berdasarkan pemeriksaan Dokter, sebagian ingatan dari Alif masih belum pulih sepenuhnya. Untungnya, Alif masih bisa mengingat sang istri, Nadine (Faradina Mufti) dan anak semata wayang mereka yaitu Emir (Jordan Omar). Sepulang dari rumah sakit, Alif bertanya banyak hal kepada sang istri tentang dirinya dengan harapan bisa ingatannya bisa kembali.
Setibanya di rumah, sikap Alif terasa sangat berbeda di mata Nadine dan juga Emir. Alif jadi sering bercengkrama dengan mereka. Hal tersebut berbanding terbalik dengan sikap Alif sebelum mengalami kecelakaan yang dimana ia penyendiri, pendiam dan jarang sekali berinteraksi dengan istri dan anaknya. Setelah itu, Emir mengajak ke ruang kerja Alif yang selama ini dikenal sebagai seorang seniman micro painting lewat media bebatuan. Selama berada di sana, skill Alif dalam melukis rupanya tidak hilang. Ia pun masih mengingat jika punya deadline beberapa lukisan yang harus segera diselesaikan sebelum acara pameran seni digelar.
Keesokan harinya, Alif mendapat notifikasi di ponselnya untuk menjemput ibunya di bandara. Alif terkejut karena ia sama sekali tidak mengingat akan hal tersebut. Nadine pun kemudian memperlihatkan isi chat Alif dengan ibunya yang sudah saling mengabari satu sama lain ketika ibunya berada di kampung halamannya di Padang. Nadine juga merasa sedikit canggung karena baru pertama kali ia bertemu dengan ibunya Alif sejak mereka masih berpacaran. Alif berusaha keras untuk mengingat ibunya namun hasilnya sia-sia. Ia malah pusing dan hampir tak sadarkan diri. Nadine kemudian meminta suaminya itu untuk istirahat saja di rumah dan ia yang menjemput ibu ke bandara.
Sore harinya, sang ibu yang bernama Aminah (Vonny Anggraini) akhirnya tiba di rumah dan langsung memeluk Alif karena sudah belasan tahun mereka berpisah. Amak Aminah sangat terharu bisa melihat Alif yang kini hidup mapan, bahagia bersama istri dan anaknya. Ia pun berjanji tidak akan merepotkan selama berkunjung dan ikut membantu Nadine dalam mengurus rumah, seperti beres-beres dan memasak masakan Padang kesukaan Alif.
Sejak kedatangan ibunya di rumah, Alif semakin sulit dalam mengingat sosok ibunya itu. Bahkan, Alif  tidak mengetahui sama sekali bentuk wajah dari Amak nya itu. Hal tersebut dimaklumi oleh Nadine mengingat suaminya itu sudah pergi merantau dari kampung halamannya sejak masih kecil. Di saat yang bersamaan, Amak Aminah menghabiskan waktu di rumah dengan beres-beres rumah, memasak dan bermain bersama Emir. Melihat kehangatan Amak dengan cucunya membuat Alif terharu. Ia merasa semakin berdosa sudah terlalu lama meninggalkan sang ibu tanpa kabar. Alif pun langsung bersujud meminta maaf pada Amak dan berjanji akan menjadi anak yang baik dan merawat ibunya.
Keesokan harinya, Alif meminta Nadine untuk menghubungi pengacaranya, Iqbal (Gambit Saifullah) untuk membahas beberapa hal, salah satunya yaitu membuat surat wasiat perihal pembagian harta yang sebagiannya akan ia serahkan untuk Amak. Awalnya Alif khawatir jika sang istri tidak setuju dengan keputusan tersebut, beruntung Nadine mendukung keputusan sang suami karena selama ini keluarga kecil mereka sudah hidup serba berkecukupan.
Suatu hari saat Alif sedang menyelesaikan lukisan di ruang kerja, ia tak sengaja menemukan tulisan yang mengarah pada kunci yang tersembunyi di balik meja. Ia pun mengambil kunci tersebut dan membuka sebuah kotak kayu berisikan gambar-gambar aneh yang dibubuhi nama Alif. Nadine pun mengaku sama sekali tidak mengetahui tentang kotak kayu tersebut. Seiring berjalannya waktu, Alif sering mengalami berbagai kejadian aneh di rumah seperti mendengar bisikan suara memanggil nama dirinya dan bayangan misterius di balik tirai rumahnya. Tak hanya itu saja, Alif pun jadi sering mimisan yang membuat Amak Aminah, Nadine dan Emir khawatir. Hampir setiap malam, Alif sering bermimpi gambar-gambar yang ada di kotak itu terlihat hidup dan terus mengganggu pikirannya. Karena semakin terganggu dengan berbagai keanehan tersebut, Alif pun mulai mencari berbagai petunjuk. Salah satunya masuk ke kamar Amak dan melihat identitas Amak nya. Di KTP milik Amak, tertulis nama Aminah yang memang betulan berasal dari Padang, Sumatera Barat.
Keadaan rumah tangga Alif semakin penuh tanda tanya setelah Amak Aminah mendadak pergi di malam hari tanpa kabar. Alif, Nadine dan Emir pun kebingungan karena tak ada satupun barang di rumah mereka yang hilang. Perginya Amak Aminah membuat Alif curiga jika orang tersebut sudah menculik Amak nya yang asli dan kemudian berpura-pura sebagai Amak dengan datang ke rumahnya. Namun dugaan Alif tersebut sedikit dibantah oleh sang istri, karena saat ia menjemput dari bandara dan perjalanan menuju rumah, Amak Aminah menceritakan masa kecil Alif di kampung halaman sangat detail.
Waktu terus berlalu, Alif terus berusaha mengingat semua masa lalunya termasuk mencari tahu keberadaan sosok Amak Aminah dari berbagai petunjuk yang ia temukan. Salah satunya membawa Alif ke daerah kumuh di kolong tol dan masuk ke sebuah bar malam. Di sana, Alif melihat banyak pemulung, preman dan gerombolan penipu yang sering memalak kendaraan melintas. Tak disangka, Alif bertemu dengan sosok perempuan bernama Farida (Vonny Anggraini) yang sangat mirip dengan Amak Aminah. Saat diinterogasi oleh Alif, Farida pun mengatakan jika disuruh dan dibayar untuk berpura-pura sebagai Amak Aminah atas perintah dari Alif sendiri. Ditengah kebingungan tersebut, Alif berusaha mencari petunjuk lain lewat gambar-gambar yang ada di dalam kotak. Dalam perjalanan mengingat kembali semua hal yang terjadi di masa lalu, Alif menemukan fakta tak terduga tentang rumah tangganya bersama Nadine. Setelah itu, Alif pergi menuju kampung halamannya untuk mencari keberadaan rumah dan juga Amak nya yang mungkin masih hidup di sana. Akankah Alif berhasil mengingat kembali semua kejadian kelam di masa lalu?


#Review:
Akhir November kemarin, Come And See Pictures merilis salah satu dari empat project film layar lebar yang sempat diumumkan pada slate announcement berjudul LEGENDA KELAM MALIN KUNDANG (2025). Film ini disutradarai oleh duo Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat serta penulisan cerita maupun skenarionya dibantu oleh Joko Anwar dan Aline Djayasukmana.


Untuk segi cerita, film LEGENDA KELAM MALIN KUNDANG (2025) memiliki premis yang cukup promising karena Come And See Pictures melakukan rekonstruksi folklore legendaris asal tanah Minang ini dengan cara anti-mainstream. Selama ini, cerita rakyat Malin Kundang sangat identik dengan perilaku anak yang durhaka terhadap ibunya lalu dikutuk menjadi batu. Namun ditangan kolaborasi antara Rafki, Joko dan Aline, cerita tentang durhaka tersebut "dipelintir" menjadi lebih kelam dan tak terduga. Paruh awal film, dibuka dengan sangat baik dan penuh teka-teki pasca karakter Alif mengalami kecelakaan dan sebagian ingatannya hilang. Menariknya, setiap gesture dari para karakter di film ini terlihat suspect alias mencurigakan, termasuk kehadiran seorang wanita tua yang mengaku sebagai ibunya Alif. Intensitas misteri semakin meningkat saat karakter Alif mengalami banyak kejadian janggal dengan elemen supranatural di dalamnya. Hal tersebut menurutku agak sedikit mengganggu karena eksekusi supranatural nya mayoritas jump scared semata. Padahal, atmosfer misterius sudah terbangun dengan sangat baik lewat gesture para karakternya yang mencurigakan serta sinematografi gloomy disertai efek distortion dan blurry, seolah menggambarkan betapa njelimetnya pikiran dari Alif itu sendiri. Memasuki babak pertengahan, plot cerita film ini menurutku terasa lebih lambat dan terlalu menonjolkan beberapa petunjuk yang eksekusinya selalu diberi tambahan jump scared dengan cara yang repetitif. Setelah itu, barulah satu persatu plot twist ditampilkan oleh film ini. Adegan aksi kejar-kejaran di kolong tol eksekusinya sangat memukau dengan teknik kamera yang sukses membuatku takjub. Drama rumah tangga dan perselingkuhan yang ditampilkan pun masih bisa menyatu dengan plot utama dari film ini. Puncak plot twist film LEGENDA KELAM MALIN KUNDANG (2025) akhirnya terkuak di babak akhir film. Meskipun menggunakan treatment flashback yang terasa sangat main aman, keputusan "melintir" cerita legendaris Malin Kundang ini menurutku agak terlalu dibuat kelam. Di satu sisi, kejutan tentang siapa yang durhaka pun bisa saja relevan dengan kondisi di era modern, dengan membahas dampak psikologis serta trauma masa lalu yang sangat sulit untuk dilupakan. Namun di sisi lainnya, plot twist yang terlalu kelam dan gelap ini jadi sangat jauh dengan premis klasik tentang folklore Malin Kundang itu sendiri.
Untuk jajaran pemain, performa ensemble cast film LEGENDA KELAM MALIN KUNDANG (2025) berada di level yang memuaskan. Rio Dewanto yang berperan sebagai Alif mungkin sedikit mengingatkanku akan penampilannya di film MODUS ANOMALI (2012), namun kali ini terasa makin kompleks. Kegelisahan dan keresahannya tersampaikan dengan baik pada penonton. Applause selanjutnya tentu harus kita berikan pada Vonny Anggraini yang berhasil memerankan Amak Aminah yang penuh dengan rahasia. Penampilan terbaik sejauh ini dari Ibu Vonny sebagai aktris ada di film ini. Selanjutnya yaitu Faradina Mufti juga tampil gemilang dan berhasil membangun chemistry membara dengan Rio Dewanto. Performa Jordan Omar yang memerankan karakter anak dari Alif dan Nadine sebetulnya tidak mengecewakan, namun entah kenapa dialog-dialognya tuh terasa kurang natural untuk ukuran bocil. Apakah hal tersebut disengaja agar sesuai dengan Gen Alpha yang terkadang tiap mereka ngobrol suka dar-der-dor banget hahaha. Dialog-dialog yang digunakan film ini juga terasa luwes dan tidak kaku, sehingga kesan realistisnya tersampaikan dengan baik kepada penonton. Overall, film LEGENDA KELAM MALIN KUNDANG (2025) menurutku cukup berhasil dan berani untuk "melintir" folklore asal tanah Minang, meskipun kadar kelam di babak akhir film, terlalu pekat dan gelap banget.


[8/10Bintang]

Monday, 24 November 2025

[Review] Agak Laen 2 Menyala Pantiku: Keseruan Empat Detektif Kepolisian Menyamar Di Panti Jompo!



#Description:
Title: Agak Laen: Menyala Pantiku (2025)
Casts: Boris Bokir, Indra Jegel, Bene Dion Rajagukguk, Oki Rengga, Gita Bhebita, Tissa Biani, Tika Panggabean, Boah Sartika, Priska Baru Segu, Surya Saputra, Ariyo Wahab, Jarwo Kwat, Jajang C. Noer, Chew Kin-Wah, Egy Fedly, Ayushita Nugraha, Benidictus Siregar
Director: Muhadkly Acho
Studio: Imajinari Pictures, Jagartha, Trinity Entertainment Network, Legacy Pictures, A&Z Films, Navarros


#Synopsis:
Boris (Boris Bokir), Jegel (Indra Jegel), Bene (Bene Dion) dan Oki (Oki Rengga) merupakan empat polisi reserse yang ditugaskan di Polres Yamakarta. Suatu ketika, mereka berempat ditugaskan untuk menangkap bandar narkoba yang sudah lama menjadi DPO. Aksi kejar-kejaran dan perekelahian pun tak terhindarkan. Mereka berhasil menangkap terduga pelaku dan langsung dibawa ke kantor polisi. 


Namun sayang, Boris, Indra, Bene dan Oki ternyata salah tangkap. Mereka malah menangkap dan melakukan kekerasan pada seorang polisi yang sedang melakukan penyamaran. Sialnya, polisi tersebut merupakan keponakan dari Kapolres tempat mereka bekerja. Hal tersebut membuat Kapolres Yunus (Surya Saputra) marah besar dan memberikan skorsing terhadap Boris, Indra, Bene dan Oki. Gara-gara kejadian memalukan itu, atasan mereka yaitu Pak Ario (Ariyo Wahab) pun marah besar terhadap mereka berempat.


Selama menjalani hukuman, Boris dihadapkan dengan proses perceraian dengan sang istri, Gina (Ayushita Nugraha) yang semakin mantap untuk bercerai setelah mengetahui suaminya itu kena skorsing. Setelah mereka resmi bercerai di pengadilan, Gina sudah mengambil keputusan untuk bekerja di Malaysia dengan mengajak anak semata wayang mereka ke sana. Di sisi lain, Jegel pun harus memutar otak agar tetap rutin mengirimkan uang bulanan untuk sang ibu yang ada kampung halaman. Karena selama skorsing tidak punya penghasilan, Jegel berencana menjual motor kesayangannya untuk keperluan sehari-hari dan juga ibunya. Hal serupa turut dirasakan oleh Oki yang kebingungan mencari uang karena istrinya sedang hamil tua dan akan segera melahirkan. Terakhir, Bene juga dihadapkan dengan permasalahan finansial dan berjuang agar adik perempuannya di kampung halaman tetap kuliah sampai hari kelulusan tiba.


Di sisi lain, Pak Yunus dan Pak Ario semakin tertekan oleh banyak pihak perihal kasus pembunuhan terhadap seorang pria bernama Fredy (Mario Caesar) yang merupakan anak dari walikota daerah. Kasus tersebut sudah lebih dari satu tahun belum juga terpecahkan. Berdasarkan rekaman CCTV, Fredy terlihat ditikam dengan pisau oleh seseorang namun pelakunya tidak terlihat dengan jelas. Berbagai spekulasi terus bermunculan dan kejadian tersebut diduga sebagai aksi balas dendam terhadap walikota yang dianggap telah merugikan rakyat. Untuk mencari keberadaan pelaku, pihak kepolisian sempat berhasil mengidentifikasi jika pelaku kabur dan bersembunyi ke panti jompo.
Pihak kepolisian kemudian mengirimkan tiga orang anggotanya ke sana untuk berpura-pura melamar pekerjaan sebagai perawat. Namun sayang, mereka gagal karena tidak sesuai kriteria. Saat mengetahui panti jompo itu dikelola oleh perempuan Batak yaitu Linda Rajagukguk (Gita Bhebita), Bene yang satu marga dengan Linda sangat yakin jika ia dan ketiga rekannya bisa diterima sebagai perawat panti di sana. Mereka kemudian meyakinkan Pak Ario untuk memberikan tugas penyamaran ini pada mereka. Pak Ario pun mengusulkan Boris, Jegel, Bene dan Oki untuk melakukan penyamaran ke panti tersebut pada Pak Yunus. Karena tidak ada pilihan lain, Pak Yunus pun mengizinkannya namun dengan satu syarat yaitu jika mereka gagal menjalankan misi tersebut, maka akan dipecat secara tidak hormat dan Pak Ario pun akan dimutasi ke daerah.


Boris, Oki, Jegel dan Bene kemudian menyusun strategi agar mereka bisa masuk dengan mudah ke panti jompo nya Linda. Keyakinan Bene pun terbukti, Linda sangat senang saat mengetahui sesama orang Batak ada yang mau melamar kerja di panti jompo. Bene dan Jegel pun diterima sebagai pengurus panti jompo karena Linda hanya membutuhkan dua orang saja. Sementara itu, Boris dan Oki yang tidak ikut ke sana terpaksa menyamar sebagai pasutri lansia yang ingin menghabiskan masa senja mereka di panti jompo. Dengan bantuan Pak Ario, keduanya didandani dan disulap menjadi pasutri lansia dengan ciri-ciri yang menyerupai mendiang orangtua dari Linda.


Hari pertama bekerja di panti jompo, Jegel dan Bene langsung mengamati situasi panti jompo. Disana, mereka berkenalan dengan tiga perawat wanita yaitu Ayu (Tissa Biani), Tantri (Boah Sartika) dan Martha (Priska Baru Segu). Kehadiran Jegel dan Bene membuat Ayu, Tantri dan Martha merasa sangat terbantu khususnya untuk mengurus berbagai kebutuhan dari para lansia pria. Keesokan harinya, panti jompo Linda kedatangan Boris dan Oki yang menyamar sebagai pasutri lansia dengan diantar oleh Pak Ario yang menyamar juga sebagai tetangga mereka berdua.


Saat malam hari, Linda dan para pengurus panti jompo berkumpul untuk makan malam bersama sambil memperkenalkan anggota baru. Jegel, Bene, Boris dan Oki berkenalan dengan para lansia di sana. Diantaranya yaitu Koh Acim (Chew Kin-Wah), Oma Ida (Tika Panggabean), Oma Jihan (Jajang C. Noer), Opa Karni (Jarwo Kwat) dan Opa Darso (Egy Fedly). Setelah ditelusuri lebih jauh, kelima lansia tersebut masuk ke panti jompo tak lama setelah kabar pembunuhan anak pejabat politik ramai diperbincangkan. Akankah Jegel, Bene, Boris dan Oki berhasil menemukan pelaku pembunuhan di panti jompo tersebut?


#Review:
Sukses besar dengan film AGAK LAEN (2023) yang menembus lebih dari 9 juta penonton dan menjadikan film Indonesia terlaris nomor 3 sepanjang masa, membuat Imajinari Pictures tanpa ragu lagi untuk mengembangkan film selanjutnya. Berjarak dua tahun dari film pertamanya, film terbaru dari AGAK LAEN akhirnya siap tayang di bioskop Indonesia mulai 27 November 2025 mendatang. Menariknya, Imajinari Pictures mengambil keputusan untuk tidak menghadirkan film keduanya sebagai sekuel ataupun prekuel, melainkan sebagai film dengan cerita baru yang tidak ada kaitannya dengan film pertama. Langkah ini diambil oleh produser dari Imajinari Pictures yaitu Ernest Prakasa dan Dipa Andika dengan tujuan agar konsep Agak Laen tidak terikat dengan cerita berkelanjutan sekaligus ingin terus menghadirkan cerita baru, persis seperti konsep yang digunakan oleh film-film komedi ikonik Warkop DKI di jaman dulu.


Aku berkesempatan hadir pada press screening dan press conference film AGAK LAEN: MENYALA PANTIKU (2025) yang sukses digelar pada Kamis dan Jumat 20-21 November 2025 di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, sutradara Muhadkly Acho mengungkapkan alasannya menggunakan latar tempat kali ini panti jompo karena ia ingin menghadirkan kesan berbeda terhadap panti jompo yang selama ini dianggap sebagai tempat suram penuh kesedihan. Lewat film ini, suasananya akan dibuat lebih bahagia, lucu dan pastinya menghibur. Untuk memperkuat hiburan di panti jompo, Muhadkly Acho mengajak aktor-aktor senior yang dikenal juga sebagai seorang komedian seperti Tika Panggabean, Jarwo Kwat, Chew Kin-Wah, Jajang C. Noer dan Egy Fedly. Kombinasi para komedian lintas generasi di film AGAK LAEN: MENYALA PANTIKU (2025) ini tentunya sangat potensial menciptakan banyak sekali hal-hal lucu yang siap mengocok perut penonton di bioskop.



Dua kali nonton, masih tertawa kencang! Hahaha

Untuk segi cerita, film AGAK LAEN: MENYALA PANTIKU (2025) menurutku terasa lebih kaya dibandingkan film pertama. Muhadkly Acho semakin rapi dalam mengeksplorasi cerita dari karakter Boris, Jegel, Bene dan Oki. Mereka berempat jauh lebih mature dan penuh tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya masing-masing. Di film keduanya ini, giliran karakter Boris yang mendapat jatah porsi cukup banyak dalam menceritakan drama rumah tangganya. Hal tersebut membuat elemen drama keluarga di film ini surprisingly jauh lebih banyak dibandingkan film pertamanya. Meskipun demikian, Acho pun tak segan menyelipkan komedi-komedi kecil yang timingnya menurutku selalu berhasil menciptakan tawa penonton.


Memasuki pertengahan film, amunisi komedi mulai dilemparkan pada penonton, terutama saat Boris, Oki, Jegel dan Bene berhasil masuk ke panti jompo. Ide penyamaran yang dilakukan sudah pasti akan menciptakan tawa kencang dari penonton. Terdapat dua adegan komedi yang sangat klimaks dan menciptakan keriuhan luar biasa di dalam bioskop. Kemarin saat sesi press screening saja reaksi penonton terhadap dua adegan tersebut, gong banget bikin ngakak sampai nangis dan sakit perut! Hahahaha. Ditambah lagi, tek-tokan dialog mereka berempat dengan para penghuni panti jompo sangat menghibur. Teka-teki untuk mencari pelaku pembunuhan di sana eksekusinya sekedar lucu-lucuan saja. Hal inilah yang membuat alur pencarian pelaku jadi terasa main aman banget, karena memang memprioritaskan untuk berkomedi saja. Terdapat beberapa adegan komedi yang terasa seperti flashback kepada film pertama. Lebih lanjut, pendalaman cerita untuk para karakter pendukung di lingkungan panti jompo rupanya tidak terlalu ditonjolkan. Nama-nama besar seperti Tissa Biani, Tika Panggabean, Egy Fedly hingga Jajang C. Noer terasa seperti "yang penting mereka ada" saja. Padahal di film pertamanya, Tissa Biani mendapat dialog komedi yang pecah banget. Kehadirannya di sini hanya sebatas pemanis saja. Terlepas dari hal tersebut, kejutan cerita di penghujung cerita saat reveal twist yang dihadirkan, tampil mengesankan. Permasalahan yang sempat kacau pun diselesaikan secara mature dan memberikan positive value pada penonton. Definisi tak selamanya tinggal di panti jompo itu menyedihkan, justru di sanalah geng Agak Laen mendapatkan makna keluarga dari para penghuni di sana.
Untuk jajaran pemain, keempat geng Agak Laen berhasil menampilkan komedi dan drama yang semakin gacor di film ini. Keributan yang selalu terjadi diantara mereka selalu berhasil bikin tawa penonton. Terlepas dari inspired by in real life, drama rumah tangga Boris Bokir dan kerinduan Indra Jegel akan almarhum ayahhnya yang terobati setelah bertemu dengan Koh Acim gara-gara pekerjaannya sama berhasil menciptakan suasana emosional. Mungkin jika porsi Jegel dengan Koh Acim lebih dipertebal lagi pasti akan lebih tearjerker. Penampilan para aktor senior seperti Chew Kin-Wah, Jarwo Kwat, Tika Panggabean, Jajang C. Noer dan Egy Fedly suprisingly bisa juga mereka masuk ke dalam komedi dari geng Agak Laen. Tektokan antara Koh Acim dan Opa Karni pecah banget bikin ketawa.
Overall, film AGAK LAEN: MENYALA PANTIKU (2025) sudah dipastikan jadi salah satu film komedi tergacor di tahun ini. Jauh lebih mature, rapi dan juga tak pernah gagal mengesankan penonton. You did it again Imajinari Pictures!


[9/10Bintang]

Wednesday, 19 November 2025

Album Afgan - Retrospektif (2025)

 

Cover album ketujuh dari Afgan berjudul Retrospektif
Published by: Trinity Optima Production
Released date: 19 November 2025


Welcome to Retrospective era. 
Setelah bereksperimen dengan dua album yang full menggunakan lirik berbahasa Inggris lewat WALLFLOWER (2021) dan SONDER (2024), di bulan November tahun ini, Afgan kembali hadir meramaikan industri musik Indonesia dengan album terbarunya berjudul RETROSPEKTIF (2025). Album ini menjadi album ketujuh dari Afgan sejak debut pertamanya lewat CONFESSION NO. 1 (2008) yang dirilis 17 tahun lalu.
Menariknya, lewat album terbaru ini, Afgan menggunakan metode retrospektif, yang secara umum berarti melihat kembali peristiwa atau karya yang pernah terjadi di masa lalu. Secara garis besar, di album RETROSPEKTIF (2025) ini Afgan seperti "kembali ke fitrahnya" sebagai soloist pop pria dengan album yang mayoritas menggunakan Bahasa Indonesia pada lagu-lagunya. Tak hanya itu saja, perpaduan lagu upbeat dan ballad juga cukup seimbang di album ini. Benar-benar mendeskripsikan retrospektif musik dari Afgan seperti di era debut kemudian THE ONE (2010), L1VE TO LOVE, LOVE TO L1VE (2013), SIDES (2016) dan DEKADE (2018).
Aku berkesempatan menghadiri acara Spotify dan Open Top Tour Jakarta yaitu First Hearing Session album RETROSPEKTIF (2025) yang digelar pada Minggu, 16 November 2025 kemarin. First impression saat mendengarkan full album ini, rasanya seperti nostalgia dengan musik-musik Afgan di masa lalu yang mayoritas lagu-lagu ballad. Lead single album RETROSPEKTIF (2025) dibuka dengan lagu Kacamata yang lebih dulu pada 10 Oktober 2025. Surprisingly, lagu Kacamata hadir dengan musik riang, asyik dan ear-catching. Mengingatkanku akan lagu-lagu upbeat dari Afgan seperti Pesan Cinta, Love Again, Dia Dia Dia dan Panah Asmara. Single kedua dari album RETROSPEKTIF (2025) kabarnya yaitu lagu Sampai Jumpa. Salah satu lagu paling berkesan di album ini. Bakal jadi everlasting ballad songs from Afgan seperti lagu Bawalah Cintaku, Bukan Cinta Biasa, Jodoh Pasti Bertemu dan Ku Dengannya Kau Dengan Dia.


Tracklist:
1. Misteri Dunia
2. Sebentar
3. Kacamata
4. Silakan
5. Sampai Jumpa
6. Tak Ada Rencana (Kujatuh Cinta)
7. Masa Iya?
8. Kepastian
9. The One That Got Away
10. Peluk


Get it now the latest album from Afgan, RETROSPEKTIF in any music streaming flatform!

Thursday, 13 November 2025

[Review] Now You See Me 3: Misi Baru The Horsemen Dengan Kehadiran Anggota Baru!



#Description:
Title: Now You See Me: Now You Don't (2025)
Casts: Jesse Eisenberg, Woody Harrelson, Dave Franco, Isla Fisher, Lizzy Caplan, Morgan Freeman, Justice Smith, Dominic Sessa, Ariana Greenblatt, Rosamund Pike, Mark Rufallo
Director: Ruben Fleischer
Studio: Summit Entertainment, Secret Hideout, Lionsgate


#Synopsis:
Grup pesulap handal The Horsemen kembali muncul di daratan Eropa dengan menampilkan banyak aksi sulap yang membuat penontonnya terpukau. Salah satu aksi yang mereka lakukan yaitu membongkar investasi mata uang crypto yang dianggap merugikan banyak penggunanya. Tak membutuhkan waktu lama, Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), Merritt McKinney (Woody Harrelson), Jack Wilder (Dave Franco) dan Henley Reeves (Isla Fisher) berhasil membobol akses keuangan pemilik perusahaan crypto dan membagikannya ke seluruh penonton yang ada di sana.


Namun rupanya, atraksi sulap luar biasa itu bukan dilakukan oleh The Horsemen, melainkan oleh tiga remaja yaitu Charlie (Justice Smith), Bosco Leroy (Dominic Sessa) dan June (Ariana Greenblatt). Mereka bertiga mengandalkan teknologi hologram dan menggunakan visual dari grup The Horsemen untuk mempertunjukkan aksi sulapnya. Setelah selesai pertunjukan sulap, Charlie, Bosco dan June didatangi oleh Daniel yang meminta untuk berhenti menggunakan identitas The Horsemen di setiap pertunjukan mereka, karena sudah hampir 10 tahun lamanya The Horsemen hiatus usai pimpinan mereka, Dylan Shrike (Mark Ruffalo) ditangkap FBI dan terisolasi di Rusia.


Di sisi lain, Daniel juga mengagumi sepak terjang Charlie, Bosco dan June yang mempunyai bakat pertunjukan sulap luar biasa meskipun mendompleng nama besar The Horsemen. Karena hal tersebut, Daniel meminta bantuan kepada mereka bertiga untuk menjalankan misi mencuri sebuah berlian prestisius bernama Diamond Heart milik Veronika Vanderberg (Rosamund Pike) yang harganya fantastis. Selain itu, Daniel juga ingin membongkar berbagai kejahatan bisnis dari perusahaan Vanderberg yang selama ini ditutupi oleh mereka. Salah satunya yaitu rencana eksploitasi tambang berlian yang akan dilakukan Vanderberg Corp di daratan Afrika, tempat ditemukannya Diamond Heart tersebut.


Daniel, Charlie, Bosco dan June kemudian menyusun strategi pencurian yang akan dilakukan ketika Veronika menggelar presentasi Diamond Heart saat Gala Dinner di kota Antwerp, Belgia. Mereka mencari banyak informasi agar bisa mendapat akses menuju event tersebut. Charlie, Bosco dan June berhasil menyamar sebagai tim fotografer dan make up artist Vanity Fair yang didatangkan khusus dari Amerika Serikat atas permintaan Veronika. Sementara itu, Daniel menyamar sebagai salah satu tamu undangan di acara tersebut. Tak membutuhkan waktu lama, mereka berhasil mendapatkan Diamond Heart. Namun sayang, saat mereka akan kabur, para petugas dan pihak kepolisian mengepung mereka berempat. Tak lama setelah itu, bantuan datang dari Jack, Henley dan Reeves yang sudah berada di sana untuk membantu Daniel meloloskan diri. Grup The Horsemen akhirnya kembali bertemu setelah hampir 10 tahun berpisah dan disibukkan dengan urusan masing-masing. Charlie, Bosco dan June yang sangat mengidolakan The Horsemen tentunya sangat senang akhirnya bisa melihat secara langsung mereka. Menariknya, Daniel, Jack, Henley dan Merritt sama-sama mendapatkan kartu tarot yang memberi petunjuk untuk membongkar kejahatan bisnis Vanderberg Corp. Namun mereka juga bingung tugas tersebut berasal dari mana, mengingat Dylan masih ditahan oleh FBI di Rusia. The Horsemen beserta Charlie, Bosco dan June kemudian pergi ke tempat selanjutnya di Perancis berdasarkan petunjuk dari kartu tarot.


Tiba di sana, The Horsemen, Charlie, Bosco dan June langsung menuju sebuah rumah sekaligus museum benda-benda sulap legendaris yang sudah lama tutup. Siapa sangka, mereka bertujuh bertemu dengan Thaddeus Bradley (Morgan Freeman) yang sempat hilang tanpa kabar. The Horsemen tentunya sangat senang bisa bertemu lagi dengan Thaddeus setelah sekian lama berpisah. Kehadiran Charlie, Bosco dan June membuat Thaddeus bahagia, karena bakat mereka yang luar biasa dan bisa setara dengan para The Horsemen. Selama berada di sana, mereka semua kembali menyusun rencana untuk membongkar semua kejahatan dari Vanderberg Corp lewat acara peluncuran mobil F1 terbaru milik mereka yang akan digelar di Abu Dhabi.


Sementara itu, Veronika tak tinggal diam. Ia bekerja sama dengan interpol, FBI dan polisi untuk menangkap The Horsemen, Charlie, Bosco dan June secepatnya sebelum acara di Abu Dhabi digelar. Tak membutuhkan waktu lama, keberadaan mereka berhasil terlacak dan langsung dilakukan pengepungan. Daniel, Henley, Charlie dan Bosco berhasil meloloskan diri. Sementara itu, Merritt, Jack dan June ditangkap oleh pihak kepolisian. Karena situasi tak terduga tersebut, Henley pun akhirnya meminta bantuan pada Lula May (Lizzy Caplan), mantan anggota The Horsemen yang kini tinggal di Paris. Dengan skill penyamarannya, Lula berhasil mengecoh para polisi dan membebaskan Jack dan June. Namun sayang, Merritt gagal melarikan diri dan akhirnya disekap oleh Veronika.


Waktu terus berlalu, The Horsemen, Lula, Charlie, Bosco dan June harus menghadapi dua pilihan besar yaitu menyerahkan Diamond Heart pada Veronika atau Merritt akan dibunuh olehnya jika menolak tawaran tersebut. Mereka pun terpaksa menyerahkan Diamond Heart demi keselamatan Merritt. Namun di balik itu semua, The Horsemen, Charlie, Bosco dan June sudah menyusun rencana tersembunyi tanpa sepengetahuan Veronika. Charlie, Bosco dan June pergi menuju Abu Dhabi untuk mengacaukan acara peluncuran mobil F1 milik Vanderberg Corp. Sementara itu, The Horsemen sengaja menyerahkan diri pada Veronika sambil memberikan Diamond Heart padanya. Apakah rencana The Horsemen beserta para pesulap muda kali ini sukses?



#Review:
Film terbaru dari franchise heist action populer Hollywood yaitu NOW YOU SEE ME (2013) akhirnya kembali hadir di tahun ini setelah sembilan tahun berjarak dari film keduanya, NOW YOU SEE ME 2 (2016) yang dirilis sembilan tahun silam. Dengan jarak yang terbilang cukup jauh ini, surprisingly menghadirkan cerita yang semakin berbobot, seru dan punya sensasi nostalgia.


Untuk segi cerita, film NOW YOU SEE ME 3: NOW YOU DON'T (2025) masih berpusat seputar aksi pencurian demi kebaikan seperti Robin Hood dengan unsur sulap atau magic yang memukau. Menariknya, plot cerita film ketiganya ini dibuat semakin mudah diikuti dan tidak terlalu kompleks seperti film pertama. Treatment serupa sebetulnya sudah dilakukan juga di film keduanya, namun sayang, di NOW YOU SEE ME 2 (2016) memang terlalu banyak hal yang dipaksakan untuk ada. Untungnya, hal tersebut tidak kita temukan di film ketiganya ini. Keputusan kreatif dalam menghadirkan dua generasi pesulap yaitu The Horsemen dengan geng pesulap Gen Z jadi daya tarik tersendiri dari film ini. Kehadiran karakter Charlie, Bosco dan June tidak dibuat annoying atau jadi beban bagi geng pesulap milenial The Horsemen. Mereka bertujuh justru saling melengkapi dan saling support satu sama lain. Tektokan dialog antara generasi Milenial dan Gen Z pun tidak ada gap sama sekali, mereka saling membaur dengan cara yang memukau sekaligus menghibur. Adegan adu kemampuan bersulap saat berada di rumah sukses membuatku terpukau. Ditambah lagi, konsep rumah museum tersebut sudah seperti wahana permainan yang apik dan mengesankan. Level keseruan semakin meningkat saat The Horsemen dan geng pesulap Gen Z berusaha melarikan diri dari kejaran polisi sambil bermain-main dengan wahana ajaib di rumah museum tersebut wkwkw. Sensasi nostalgia yang dihadirkan film NOW YOU SEE ME 3 (2025) juga terasa jadi kejutan tersendiri untuk penonton sepertiku yang sudah lama menantikan film ini. Pokoknya crowd pleaser banget setiap kemunculan anggota The Horsemen. Moment reunited dan assemble mereka semua sudah setara lah dengan moment di AVENGERS: ENDGAME (2019) hahaha. Lebih lanjut, plot seputar balas dendam beserta aksi reveal yang dihadirkan film ini masih berhasil menyimpan banyak twist tak terduga dengan sangat rapi. Babak akhir film eksekusinya cakep banget, serasa tribute untuk dua adegan sulap iconic yang berasal dari film pertama dan kedua.


Untuk jajaran pemain, penampilan geng The Horsemen yang kini tak lagi muda memang sangat terlihat, namun pesona mereka tetap terpancar kuat. Chemistry asyik mereka sudah tidak perlu diragukan lagi. Kehadiran pesulap Gen Z yang dimainkan oleh Justice Smith, Dominic Sessa dan Ariana Greenblatt juga tak kalah mencuri perhatian. Mereka tidak jadi beban, justru semakin melengkapi pesona memukau dari The Horsemen itu sendiri. Aktris ikonik Rosamund Pike yang memerankan villain di film NOW YOU SEE ME 3 (2025) tampil mencuri perhatian dengan logat english khasnya. Aura intimidatif nya terpancar, meskipun seharusnya bisa dibuat lebih badass lagi, karena potensial banget!
Untuk urusan visual, film NOW YOU SEE ME 3 (2025) semakin spektakuler. Pertunjukan sulap dengan memadukan efek CGI pun tak perlu lah kita permasalahkan. Eskalasi jadi lebih grande harus terus dilakukan. Scoring yang dilantunkan pun semakin match selama mengiringi serangkaian adegan action heist dalam film ini.
Overall, film NOW YOU SEE ME 3: NOW YOU DON'T (2025) tampil sangat memuaskan dan mengembalikan kepercayaan penonton setelah film keduanya sempat kendor. Yuk Lionsgate hadirkan lagi film-film NYSM selanjutnya! Sangat dinantikan!


[9/10Bintang]