#Description:
Title: Antologi Rasa (2019)
Casts: Herjunot Ali, Carissa Perusset, Refal Hady, Atikah Suhaime, Angel Pieters, Hanz De Kraker, Johan Yanuar, Joseph Kara, Ida Riyanti, Juan Rivaldy, Alya Naya, Novi Borneo
Director: Rizal Mantovani
Studio: Soraya Intercine Films
#Synopsis:
Keara Tedjakusuma (Carissa Perusset) adalah seorang wanita karier yang terbilang mapan dalam segala hal. Ia cantik, mempunyai bentuk tubuh idaman, pintar, karier cemerlang, tinggal di apartment dan materi berkecukupan. Lima tahun menjalin pertemanan dengan dua orang pria yang sekaligus rekan dikantornya, yaitu Harris Risjad (Herjunot Ali) dan Ruly Walantaga (Refal Hady). Kebersamaan mereka bertiga bermula dari pertemuan tak sengaja didalam lift. Lima tahun bersama-sama menumbuhkan benih asmara diantara mereka masing-masing. Keara memendam rasa cinta kepada Ruly dan Risjad yang sangat ingin menjadikan Keara sebagai kekasihnya & Ruly perlahan ingin mendekati Keara ketika ia sudah lelah mengejar wanita pujaannya, Denise (Atikah Suhaime) yang lebih memilih bersama dengan Kemal (Johan Yanuar).
Namun, satu hal yang menjadi persamaan diantara Keara, Risjad dan Ruly yaitu mereka semua pecundang. Ketiganya tidak berani mengungkapkan perasaan satu sama lain dan lebih nyaman terjebak dengan perasaan sebatas friendzone. Keara merasa gengsi harus mengutarakan perasaannya pada Ruly. Risjad pun merasa tak berani lantaran pasti berpotensi merusak persahabatannya dengan Keara. Ia sadar karena dirinya bukanlah tipe lelaki yang diidamkan oleh Keara. Begitu juga dengan Ruly yang masih ragu untuk mendekati Keara.
Kekesalan Keara pada Ruly semakin memuncak usai Ruly dadakan membatalkan perjalanan liburan bersama ke Singapura untuk melihat pertandingan Formula One, kesukaan dari Risjad. Karena sudah terlanjur membeli tiket pesawat dan akomodasi, Keara pun akhirnya berliburan ke Singapura hanya berdua dengan Risjad saja. Batalnya Ruly ikut ke Singapura membuat Risjad senang. Ia kini mempunyai waktu lebih banyak berduaan dengan Keara. Risjad optimis kali ini akan membuat Keara jatuh hati padanya. Selama di Singapura, mereka berdua berkeliling dan menjelajahi tiap sudut kota. Keara yang mempunyai hobi fotografi diantar kemana saja oleh Risjad untuk melihat spot-spot foto indah disana.
Kebersamaan Keara dan Risjad tak membuat Keara sedikitpun membuka hati pada Risjad. Ia terus memikirkan Ruly. Keara selalu gelisah jika Ruly tidak memberinya kabar. Hingga akhirnya Keara mendapat kabar bahawa Ruly tengah dirawat dirumah sakit lantaran mengalami cedera usai berolahraga. Keara langsung panik dan khawatir mendengar hal tersebut. Namun, kehadiran Denise disana yang merawat Ruly membuat Keara sedih dan patah hati. Bertahun-tahun memendam rasa pada Ruly selalu terhalang oleh sosok Denise yang menjadi idamannya Ruly. Keara merasa membuang-buang waktu dan perasaannya pada Ruly. Rasa sakit yang Keara rasakan ini tak bisa ia ungkapkan pada Risjad lantaran Risjad dan Ruly sudah bersahabat dekat. Risjad kebingungan melihat Keara yang tampak sedih sekaligus kesal. Ia kemudian mencoba menghibur Keara untuk mengajaknya ke club malam. Risjad tak ingin melihat pujaan hatinya itu bersedih. Tawaran Risjad pun diterima Keara. Mereka tiba di club malam dan bersenang-senang disana. Keara yang dibawah pengaruh minuman alkohol lalu mencium bibir Risjad. Ia melampiaskan kesedihannya disana pada Risjad.
Keesokan harinya, Keara terkejut terbangun dari kamar tidurnya dengan tanpa busana. Ternyata ciuman dengan Risjad di club malam itu berlanjut menjadi hubungan lebih intim. Keara marah. Ia sangat kesal pada sahabatnya itu lantaran memanfaatkan dirinya yang tengah mabuk. Risjad membela diri, ia berani melakukan hal itu karena ia mencintai Keara. Risjad bahkan siap bertanggung jawab dengan apa yang telah ia lakukan. Tapi Keara lebih memutuskan untuk mengakhiri hubungan persahabatan dengan Risjad dan menjauhinya. Sepulang dari Singapura, Keara dan Risjad menjadi saling tidak kenal. Keara hanya bisa mencurahkan kekesalan serta isi hatinya pada Dinda (Angel Pieters), sahabat perempuannya. Kini hanya Dinda satu-satunya sahabat sejati baginya. Karena menurut Keara, Risjad dan Ruly sudah menghancurkan perasaannya selama ini.
Disaat Keara berusaha untuk menjauhi dua sahabat laki-lakinya itu, atasannya (Hanz De Kraker) malah memberikan project pekerjaan bersama kepada Keara dan Ruly di Bali. Terpaksa Keara harus bertemu kembali dengan lelaki yang sudah menyakiti hatinya. Selama di Pulau Dewata itu, Keara yang berusaha untuk tidak terpesona dengan Ruly malah dibuat perlahan luntur lagi lantaran kali ini sikap Ruly mulai terbuka padanya. Ruly pun demikian, sekarang ia mulai mencoba membuka hati pada wanita lain usai bertahun-tahun berharap pada Denise. Kedekatan Ruly dan Keara pun perlahan mulai kembali terbangun semenjak kepulangannya dari Bali. Tapi, lagi dan lagi Keara harus menelan kekecewaan saat Ruly kembali memperlihatkan kepeduliannya pada Denise usai mendengar Denise dirawat dirumah sakit akibat cekcok dengan Kemal.
Keara kini merasa semakin sakit hati dan sedih. Karier serta materi yang ia miliki sudah mapan, namun kehidupan asmara masih saja berantakan. Ruly yang ia idamkan selalu menyakitinya perlahan. Risjad yang merupakan sahabat laki-laki terdekatnya malah membuatnya kecewa dan sekarang Risjad memutuskan untuk pergi ke Singapura. Kepada siapakah akhirnya hati Keara berlabuh?
#Review:
Novel-novel karya penulis Ika Natassa nampaknya sedang menjadi primadona diangkat ke layar lebar. Usai film CRITICAL ELEVEN (2017) yang diproduksi oleh Starvision Plus dan menuai respon positif, kali ini giliran novel lainnya yaitu ANTOLOGI RASA (2019) diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar oleh rumah produksi Soraya Intercine Films. Gaung film adaptasi novel ini sebetulnya sudah lama beredar, kurang lebih 4-5 tahun yang lalu. Dan pada moment Valentine 2019 mendatang, film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini akan mulai tayang serentak diseluruh bioskop Indonesia.
Aku berkesempatan bisa menonton lebih awal film ini pada 2nd Gala Premiere & Special Screening film ANTOLOGI RASA (2019) di CJ CGV* Grand Indonesia Jakarta pada Minggu, 10 Januari 2019. Acara Special Screening itu lumayan meriah karena pihak rumah produksi membuka presale ticket pada auditorium Starium di CJ CGV* Grand Indonesia dan 100% terjual semua. Para pemenang quiz dari berbagai media cetak maupun online juga pada nonton bareng pada hari itu juga.
Yang menjadi film ini cukup ditunggu-tunggu oleh pecinta film Indonesia khususnya para penikmat bukunya adalah karena novel karya Ika Natassa ini mempunyai tiga karakter yang memiliki penokohan yang kuat. Harris Risjad menjadi karakter fiktif yang paling digilai para pembaca wanitanya karena sifat dan tokohnya yang tengil. Keara Tedjakusuma juga tak kalah disukai oleh pembaca, karena tokohnya ini selain mandiri dan mapan, kehidupan asmaranya juga sangat related dengan kisah asmara para pembacanya. Dan yang terakhir Ruly Walantaga, karakternya juga berhasil mewakili sebagian pembaca akan kisah asmaranya. Ketiga karakter ini menjadi dambaan dan idaman bagi para pembaca novelnya. Mayoritas dari mereka memasang ekspektasi yang cukup tinggi terhadap versi filmnya ini.
Untuk segi cerita, ANTOLOGI RASA (2019) versi film ini menampilkan kisah asmara cinta segitiga dan friendzone antara tiga sahabat yang karier serta kehidupannya sudah pada mapan. Tiga perspektif dan sudut pandang dari masing-masing karakter dijabarkan cukup asyik dan baik diparuh pertama film. Kita bisa merasakan apa yang Risjad, Keara dan Ruly rasakan pada mereka masing-masing. Ketiganya ini memiliki persamaan dalam urusan asmara yaitu, pecundang. Karena, Risjad, Keara dan Ruly lebih memilih menjadi menahan semua perasaan satu sama lain demi menjaga persahabatan. Risjad tak ingin mengungkapkan perasaannya pada Keara lantaran ia sadar bahwa dirinya bukanlah lelaki idaman dari Keara. Begitu juga dengan Keara yang gengsi menyatakan cintanya pada Ruly. Dan Ruly yang masih bimbang dan dilema untuk menghilangkan Denise dari hatinya meskipun Denise telah memiliki kekasih yaitu Kemal. Ketiga karakter dalam film ini masing-masing membohongi dan menyakiti dirinya masing-masing. Permainan gesture tubuh, bahasa hingga tatapan antara Risjad, Keara dan Ruly terasa cukup baik dan meyakinkan. Aku suka cara Ika Natassa dan Rizal Mantovani menghadirkan konflik demi konflik antara Risjad, Keara dan Ruly. Namun yang aku kurang suka menuju paruh akhir film, ANTOLOGI RASA (2019) ini terasa cukup membingungkan dan semakin bertele-tele. Tak sedikit adegan-adegan yang kurang penting sehingga terkesan memperpanjang durasi film saja. Interaksi sosial antara ketiga pemain dengan orang-orang disekitarnya pun kurang diperlihatkan oleh film ini. Risjad, Keara dan Ruly terasa asyik saja mereka bertiga. Ending film pun masih kurang greget menurutku. Arrgh! Pemilihan tempat yang dipilih untuk ending juga terlalu mainstream dan mengingatkanku pada AADC pertama dan juga AADC kedua.
Untuk segi visual serta musik scoring sudah seperti biasa, Soraya Intercine Films selalu memberikan look yang grande dan megah. Mungkin jika film ini tidak memiliki visual khas Soraya, akan terasa sangat FTV. Tapi entah mengapa, kemewahan yang ditampilkan dalam film ini menurutku pribadi tidak terlalu membantu terhadap inti cerita film ini, sehingga terasa biasa saja. Soundtrack yang dihadirkan oleh band-band label Musica Studios yaitu Geisha, Nidji dan d'Masiv, yang kembali bekerjasama dengan Soraya Intercine Films ini tidak se-memorable film-film Soraya sebelumnya. Pergantian vokalis di band Geisha dan Nidji sih yang menurutku pribadi yang sedikit menghilangkan nyawa lagunya, tapi aku tidak bisa membohongi juga suara dari para vokalis baru lirik serta lagu-lagu Soundtrack film ini tidaklah jelek.
Untuk jajaran pemain, Herjunot Ali, Carissa Perusset dan Refal Hady menjadi nyawa terbesar untuk film ANTOLOGI RASA (2019) ini. Ketiganya mampu menghadirkan sosok Risjad, Keara dan Ruly sebagai bucin alias budak cinta yang sulit move-on dari yang namanya friendzone. Herjunot Ali kali ini berhasil menampilkan karakternya yang terlepas dari sosok Zainuddin. Tengil dan badboy-nya Risjad kembali mengingatkanku pada sosok Zafran di film 5CM (2012). Debut perdana Carissa Perusset dalam film ini juga tidaklah terlalu buruk. Sosok Keara yang ia perankan cukup berhasil memikat dengan pesona dan aura yang sedikit bitchy. Tak heran ia menjadi idaman banyak para pembaca dan pecinta filmnya khususnya bagi para pria. Hehehe. Sosok Ruly yang diperankan Refal Hady juga hadir dengan porsi yang sangat pas. Ia paling memikat menghadirkan chemistry yang asik baik dengan Risjad maupun dengan Keara. Karakter pendukung lainnya seperti Dinda yang diperankan Angel Pieters dan Denise yang diperankan Atikah Suhaime dan Kemal yang diperankan oleh Johan Yanuar sayang banget hanya selewat saja. Kehadiran mereka seperti mahluk gaib dan jika dihilangkan pun tidak berpengaruh.
Overall, terlepas dari segala kekurangan, film ANTOLOGI RASA (2019) ini masih memiliki poin-poin plus lainnya lewat tiga perspektif "budak cinta" yaitu Risjad, Keara dan Ruly yang mungkin kisah asmara mereka masih related dengan kita.
[7/10Bintang]
#Review:
Novel-novel karya penulis Ika Natassa nampaknya sedang menjadi primadona diangkat ke layar lebar. Usai film CRITICAL ELEVEN (2017) yang diproduksi oleh Starvision Plus dan menuai respon positif, kali ini giliran novel lainnya yaitu ANTOLOGI RASA (2019) diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar oleh rumah produksi Soraya Intercine Films. Gaung film adaptasi novel ini sebetulnya sudah lama beredar, kurang lebih 4-5 tahun yang lalu. Dan pada moment Valentine 2019 mendatang, film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini akan mulai tayang serentak diseluruh bioskop Indonesia.
Aku berkesempatan bisa menonton lebih awal film ini pada 2nd Gala Premiere & Special Screening film ANTOLOGI RASA (2019) di CJ CGV* Grand Indonesia Jakarta pada Minggu, 10 Januari 2019. Acara Special Screening itu lumayan meriah karena pihak rumah produksi membuka presale ticket pada auditorium Starium di CJ CGV* Grand Indonesia dan 100% terjual semua. Para pemenang quiz dari berbagai media cetak maupun online juga pada nonton bareng pada hari itu juga.
Yang menjadi film ini cukup ditunggu-tunggu oleh pecinta film Indonesia khususnya para penikmat bukunya adalah karena novel karya Ika Natassa ini mempunyai tiga karakter yang memiliki penokohan yang kuat. Harris Risjad menjadi karakter fiktif yang paling digilai para pembaca wanitanya karena sifat dan tokohnya yang tengil. Keara Tedjakusuma juga tak kalah disukai oleh pembaca, karena tokohnya ini selain mandiri dan mapan, kehidupan asmaranya juga sangat related dengan kisah asmara para pembacanya. Dan yang terakhir Ruly Walantaga, karakternya juga berhasil mewakili sebagian pembaca akan kisah asmaranya. Ketiga karakter ini menjadi dambaan dan idaman bagi para pembaca novelnya. Mayoritas dari mereka memasang ekspektasi yang cukup tinggi terhadap versi filmnya ini.
Untuk segi visual serta musik scoring sudah seperti biasa, Soraya Intercine Films selalu memberikan look yang grande dan megah. Mungkin jika film ini tidak memiliki visual khas Soraya, akan terasa sangat FTV. Tapi entah mengapa, kemewahan yang ditampilkan dalam film ini menurutku pribadi tidak terlalu membantu terhadap inti cerita film ini, sehingga terasa biasa saja. Soundtrack yang dihadirkan oleh band-band label Musica Studios yaitu Geisha, Nidji dan d'Masiv, yang kembali bekerjasama dengan Soraya Intercine Films ini tidak se-memorable film-film Soraya sebelumnya. Pergantian vokalis di band Geisha dan Nidji sih yang menurutku pribadi yang sedikit menghilangkan nyawa lagunya, tapi aku tidak bisa membohongi juga suara dari para vokalis baru lirik serta lagu-lagu Soundtrack film ini tidaklah jelek.
Untuk jajaran pemain, Herjunot Ali, Carissa Perusset dan Refal Hady menjadi nyawa terbesar untuk film ANTOLOGI RASA (2019) ini. Ketiganya mampu menghadirkan sosok Risjad, Keara dan Ruly sebagai bucin alias budak cinta yang sulit move-on dari yang namanya friendzone. Herjunot Ali kali ini berhasil menampilkan karakternya yang terlepas dari sosok Zainuddin. Tengil dan badboy-nya Risjad kembali mengingatkanku pada sosok Zafran di film 5CM (2012). Debut perdana Carissa Perusset dalam film ini juga tidaklah terlalu buruk. Sosok Keara yang ia perankan cukup berhasil memikat dengan pesona dan aura yang sedikit bitchy. Tak heran ia menjadi idaman banyak para pembaca dan pecinta filmnya khususnya bagi para pria. Hehehe. Sosok Ruly yang diperankan Refal Hady juga hadir dengan porsi yang sangat pas. Ia paling memikat menghadirkan chemistry yang asik baik dengan Risjad maupun dengan Keara. Karakter pendukung lainnya seperti Dinda yang diperankan Angel Pieters dan Denise yang diperankan Atikah Suhaime dan Kemal yang diperankan oleh Johan Yanuar sayang banget hanya selewat saja. Kehadiran mereka seperti mahluk gaib dan jika dihilangkan pun tidak berpengaruh.
Overall, terlepas dari segala kekurangan, film ANTOLOGI RASA (2019) ini masih memiliki poin-poin plus lainnya lewat tiga perspektif "budak cinta" yaitu Risjad, Keara dan Ruly yang mungkin kisah asmara mereka masih related dengan kita.
[7/10Bintang]
0 comments:
Post a Comment