Sunday 1 December 2019

[Review] Trinity Traveler 2: Petualangan Si Traveler Nekad Masih Berlanjut!



#Description: 
Title: Trinity Traveler 2 (2019)
Casts: Maudy Ayunda, Hamish Daud, Rachel Amanda, Anggika Bolsterli, Babe Cabiita, Farhan, Cut Mini, Ayu Dewi, Joseph Kara, Ayu Gani, Melaney Ricardo, Djaitov Yanda, Dayu Wijanto, Bio One
Director: Rizal Mantovani
Studio: Starvision Plus & Tujuh Bintang Sinema


#Synopsis:
Usai berliburan di Lampung, Makassar, Filipina hingga Maldives, Trinity (Maudy Ayunda) akhirnya merilis buku pertamanya berjudul The Nekad Traveler. Pengalaman traveling itu membuat Trinity semakin akrab dan dekat dengan kedua sahabatnya, Nina (Anggika Bolsterli), Yasmin (Rachel Amanda) dan juga saudaranya, Ezra (Babe Cabiita). Tapi disatu sisi, pengalaman traveling juga membuat Trinity galau akan kisah asmaranya dengan Paul (Hamish Daud) karena ia selalu merasa ragu untuk melangkah ke arah yang lebih serius. Trinity masih betah dengan kesendirian dan menjalani hobi travelingnya. Sementara itu, di sisi lain kedua orangtuanya (Cut Mini & Farhan) ingin anaknya itu untuk segera menikah dan menimang cucu dari Trinity.



Beberapa tahun kemudian, Trinity memutuskan untuk mencoba mendapatkan beasiswa untuk S2 nya di Manila, Filipina. Berkat usaha serta tekadnya yang kuat, Trinity berhasil mendapatkan beasiswa dan masuk ke Universitas disana. Selama di Filipina, ia menemukan banyak hal-hal baru dan unik. Waktu terus berlalu, hingga tak terasa Trinity sudah di semester akhir kuliah. Untuk menyelesaikan tesis akhir di kampusnya, Trinity berinisiatif untuk membuat tesis dengan sumber data yang berasal dari kantornya dulu. Ia pun pulang ke Indonesia untuk bertemu dengan mantan bossnya (Ayu Dewi), untuk mengurus permohonan dalam membuat data untuk tesisnya. Sepulang dari kantor, Trinity tak sengaja kembali bertemu dengan Paul (Hamish Daud) yang sedang melakukan sesi pemotretan seorang model. Paul sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan Trinity pasalnya, pertemuan terakhir keduanya itu beberapa tahun yang lalu ketika sedang berliburan di Maldives.


Usai pertemuan itu hubungan asmara antara Trinity dan Paul kembali muncul. Paul yakin bahwa Trinity adalah jodohnya, karena takdir selalu mempertemukan keduanya setelah keduanya saling berjauhan. Begitu juga dengan Trinity, yang kembali merasakan kenyamanan disaat ia bersama dengan Paul. Namun sayang, Trinity dan Paul sementara harus menjalani hubungan LDR selama Trinity kuliah di Filipina. Untungnya Trinity tidak pernah bersedih, ia selalu menyempatkan diri untuk traveling keliling dunia disaat jadwal kuliahnya sedang libur. Karena sumber kebahagiaan Trinity berasal dari hobinya yaitu traveling.



Gara-gara hobi travelingnya itu, Trinity mulai mendapatkan tawaran endorse dari berbagai macam product jasa destinasi pariwisata dan liburan. Alhasil deadline postingan, review dan ulasan di blognya semakin banyak. Untungnya Ezra menawarkan diri menjadi asisten dari Trinity disaat Nina dan Yasmin pergi ke Filipina untuk menjenguk temannya itu. Kedua sahabatnya juga ikut bahagia mendengar kabar soal Trinity kembali dekat dengan Paul. Nina bahkan sangat mendukung sahabatnya itu untuk segera melanjutkan ke arah yang lebih serius.



Namun sayang, kedekatan antara Trinity dan Paul mulai merenggang disaat keduanya disibukkan dengan urusan masing-masing. Komunikasi diantara keduanya juga mulai memudar tak seintense dahulu. Puncaknya disaat Trinity tengah berada di Lampung bersama Ezra, tak sengaja memergoki Paul sedang berduaan dengan seorang model bernama Raline (Ayu Gani). Hal ini membuat Trinity cemburu dan imbasnya Trinity tak seproduktif biasanya dalam menulis postingan sehingga deadline tulisan blognya semakin banyak. Ezra meyayangkan sikap saudaranya itu yang selalu memikirkan Paul, sedangkan pada kenyataannya, Trinity dan Paul sendiri sudah seperti saling mundur satu sama lain. Lalu, bagaimanakah akhir perjalanan asmara Trinity dan Paul?


#Review:
Nama besar dan achievement Trinity Traveler yang hingga saat ini sudah mempunyai delapan series buku best-seller dan blognya sudah dibaca sebanyak belasan juta orang ini nampaknya berbanding terbalik dengan prestasi film adaptasi novelnya. Film pertamanya berjudul TRINITY THE NEKAD TRAVELER (2017) yang dirilis dua tahun lalu ini tidak mencapai Box Office Indonesia 2017. Jumlah penontonnya pun tidak sesuai target yang diharapkan sang produser. Menurutku film Trinity pertama sendiri tidaklah jelek, malah berhasil membangkitkan jiwa traveling untuk para penontonnya. Visual dan sinematografi keindahan tempat-tempat liburan yang ditampilkan di film Trinity pertama yang ditata oleh Yudi Datau begitu luar biasa dan terbilang setara dengan keindahan film 5CM (2012).


Setelah hilang tanpa kabar dan aku sempat khawatir film adaptasi novel jilid berikutnya dari Trinity Traveler ini di stop, akhirnya kabar baik muncul pada bulan Agustus 2019 lalu dimana kali ini Tujuh Bintang Sinema bekerjasama dengan Starvision Plus untuk menayangkan di bioskop film Trinity Kedua yang sudah dimulai sejak akhir November 2019 lalu.
Film Trinity kedua ini rupanya mempunyai perubahan yang cukup signifikan disaat Starvision Plus ikut terlibat sebagai pihak yang mendistribusikan filmnya untuk tayang di bioskop. Hampir 60% film keduanya ini berisi tentang moment flashback beberapa kejadian-kejadian film pertamanya. Pihak rumah produksi dan sang sutradara sepakat memutuskan film keduanya ini merupakan film yang berdiri sendiri alias stand-alone, sehingga penonton tak perlu untuk menyaksikan film pertamanya. Tapi aku kurang suka dengan keputusan yang diambil oleh Starvision dan Rizal ini. Alhasil, film TRINITY TRAVELER (2019) ini terutama dibagian awal film cuma menayangkan cuplikan-cuplikan film pertamanya dengan metode back-to-back sehingga traveling yang dilakukan Trinity seakan tak mempunyai makna sebagus film pertamanya.


Memasuki babak pertengahan hingga akhir film barulah, kisah Trinity benar-benar berlanjut. Penonton diajak untuk melihat hubungan tarik ulur antara Trinity dan Paul. Kisah asmara seorang influencer traveling yang berimbas pada passionnya menjadi terhambat itu memang cukup related bagi siapapun yang baru merasakan jatuh cinta. Chemistry Maudy Ayunda dan Hamish Daun dalam membangun relationship lewat karakter Trinity dan Paul menurutku kurang greget dan keliatan banget mereka masih kagok di setiap harus beradegan romantis.. Maudy kagok sama Raisa kali ya hahaha.. Jangan dilupakan juga moment kehangatan keluarga Trinity yang ditampilkan begitu simple namun berkesan. Dialog Maudy Ayunda dan Cut Mini disaat ending film sangat bagus dan cukup mengharukan.


Untungnya konsep point-of-view satu arah antara Trinity dengan penonton di film keduanya ini masih enjoy dan enak diikuti. Aku sangat suka dengan ketiga supporting casts yang benar-benar sebagai support system bagi Trinity yaitu Ezra, Nina dan Yasmin. Disaat mereka muncul, pasti banyak kejadian lucu tentang persahabatan hingga gibah yang dikemas simple namun tetap menghibur. Babe Cabiita surprisingly tampil receh dan menghibur banget di film TRINITY TRAVELER (2019) ini. Aksi komedinya tak se "apaansih" biasanya. Beberapa moment komedinya bersama Trinity maupun Yasmin dan Nina selalu berhasil memecah tawa. Begitu juga dengan Anggika Bolsterli serta Rachel Amanda yang mampu mencairkan suasana ketika sedang berdialog maupun bersama dengan Trinity.
Untuk segi visual dan sinematografi sih, jilid keduanya ini masih seindah film pertamanya. Pemandangan indah mulai dari Filipina, Lampung hingga Labuan Bajo dengan Pink Beach nya sukses disajikan dengan baik oleh Yudi Datau dan team. 
Overall, sebagai penutup film adaptasi dua novel sekaligus, film TRINITY TRAVELER (2019) tampil tidak mengecewakan sebagai sebuah film liburan!


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment