Wednesday 1 May 2024

[Review] Challengers: Kisah Cinta Segitiga Pemain Tenis Yang Menggairahkan!



#Description:
Title: Challengers (2024)
Casts: Zendaya, Josh O'Connor, Mike Faist, Darnell Appling, Bryan Doo, Shane Harris, Nada Despotovich, John McShane, AJ Lister, Connor Aulson, Naheem Garcia, Hailey Gates, Jake Jensen
Director: Luca Guadagnino
Studio: Metro-Goldwyn-Meyer, Pascal Pictures, Amazon MGM Studios, Warner Bros Pictures


#Synopsis:
Patrick Zweig (Josh O'Connor) dan Art Donaldson (Mike Faist) sudah menjalin persahabatan sejak mereka masih SMA. Keduanya dikenal sebagai dengan sebutan pasangan air dan api, serta peraih gelar juara dunia ganda putra tenis di US Open. Popularitas Patrick dan Art semakin populer di kalangan para atlet tenis di Amerika Serikat.
Suatu hari, Patrick dan Art mendatangi salah satu pertandingan tenis tunggal putri. Disana, keduanya terpukau dengan petenis Tashi Duncan (Zendaya) yang bermain sangat gesit dan juga berhasil memenangkan pertandingan. Keduanya pun berebutan untuk berkenalan setelah pertandingan selesai. 


Malam harinya, Patrick dan Art kembali bertemu dengan Tashi saat pesta makan malam. Perbincangan mereka bertiga semakin intens dan sangat terlihat jika Patrick dan Art saling berebut untuk mendapatkan hati Tashi. Usai pesta, Tashi akan datang ke kamar Patrick dan Art untuk melanjutkan obrolan mereka. Setelah Tashi tiba di kamar, mereka bertiga saling bercerita tentang kehidupan pribadi masing-masing. Tashi kemudian menggoda Patrick dan Art untuk melakukan hubungan seksual bertiga. Saat gairah mereka bertiga sudah memanas, Tashi mengakhirinya dan berjanji memberikan nomor ponselnya kepada pemenang pertandingan tenis tunggal putra yang besok digelar antara Patrick dengan Art. Mendengar hal tersebut membuat mereka berdua semakin semangat untuk saling mengalahkan satu sama lain demi bisa berpacaran dengan Tashi. Hari pertandingan pun tiba. Patrick dan Art bertanding sangat sengit. Skor terus saling kejar-kejaran dan akhirnya pertandingan tunggal tersebut dimenangkan oleh Patrick, sambil mengeluarkan gaya andalannya sebelum mendapatkan skor terakhir. Sejak saat itu, Patrick menjalin kedekatan dengan Tashi.


Waktu terus berlalu, sebagai atlet tenis muda, jadwal latihan dan pertandingan mereka bertiga semakin padat. Patrick kini menjadi pemain tenis profesional dan rutin mengikuti pertandingan di luar kota. Hal tersebut membuatnya harus menjalin hubungan jarak jauh dengan Tashi. Sementara itu, Tashi dan Art sering bertemu untuk latihan tenis di Stanford dan mengikuti berbagai pertandingan lainnya. Art kemudian berusaha mendekati Tashi dan mengatakan jika sahabatnya itu tidak sepenuhnya mencintai Tashi. Namun Tashi kecewa terhadap Art yang menjelekkan Patrick. Tak disangka, disela-sela kesibukannya bertanding di luar kota, Patrick menyempatkan diri pulang untuk menemui Tashi. Kehadiran Patrick membuat Art cemburu karena mereka berdua menjadi lebih dekat dan mesra dibandingkan sebelumnya. Namun sayang, Patrick melakukan kesalahan dengan menganggap Tashi bukanlah pelatih melainkan hanya sebatas rekan saja. Hal tersebut membuat Tashi kesal karena semua saran dan masukan untuk kemajuan Patrick tidak dianggap sama sekali. Keesokan harinya, Tashi ikut kompetisi pertandingan tunggal putri dengan ditemani Art dan Patrick memutuskan untuk kembali melanjutkan pertandingannya di luar kota. Saat pertandingan, terjadi insiden yang menyebabkan Tashi cedera lutut yang cukup parah. Selama proses pemulihan, Art selalu berada di sisi Tashi meskipun pada akhirnya, Tashi tidak bisa lagi melanjutkan karier nya sebagai atlet tenis profesional.



Beberapa tahun berlalu, Tashi memutuskan untuk menjadi pelatih tenis bagi Art. Kebersamaan yang terjalin diantara mereka membuat benih cinta perlahan tumbuh. Tak membutuhkan waktu lama, keduanya memutuskan untuk menikah, lalu dikaruniai seorang anak perempuan cantik. Setelah menikah, karier keduanya terus meroket sebagai pasangan atlet tenis. Keduanya sering dipasangkan menjadi model brand-brand besar di Amerika Serikat. Selain menjadi kaya raya, Art pun kini bertransformasi penjadi pemain tenis profesional dengan segudang prestasi berkat dilatih oleh Tashi. Art pun mengincar predikat Grand Slam dengan syarat harus mengikuti satu pertandingan US Open dan memenangkannya akan segera digelar dalam waktu dekat. Sebelum berkompetisi disana, Tashi sengaja memasukkan Art ke dalam kompetisi bernama Challengers, sebuah turnamen tenis yang diikuti oleh para pemain tenis yang bukan berasal dari kalangan profesional. Tashi terpaksa melakukan hal tersebut demi meningkatkan rasa percaya diri suaminya yang sempat menurun ketika harus menghadapi pertandingan US Open yang terakhir kalinya.



Di sisi lain, karier Patrick sebagai pemain tenis semakin tidak jelas dengan kondisi finansialnya yang tidak karuan. Untuk bertahan hidup, Patrick hanya mengikuti beberapa kompetisi tenis yang level nya bukan profesional lagi. Tak disangka, Art dan Patrick dipertemukan dalam kompetisi Challengers. Setelah keduanya berhasil melewati banyak babak penyisihan, Art dan Patrick masuk ke babak final untuk memperebutkan juara pertama Challengers.
Satu hari menjelang pertandingan final, Patrick diam-diam menemui Art dan menjelaskan semua yang terjadi selama ini diantara mereka. Namun sayang, Art tidak memperdulikan semua omongan mantan sahabatnya itu dan ia pun memilih akan segera pensiun sebagai atlet tenis profesional setelah mengikuti US Open untuk yang terakhir kalinya. Mendengar hal tersebut membuat Patrick berinisiatif untuk berkomunikasi lagi dengan Tashi. Ia pun meminta bantuan pada Tashi untuk melatih dirinya sebelum bertanding melawan Art. Rencana Art untuk segera pensiun setelah pertandingan US Open akhirnya diketahui oleh sang istri. Tashi dilanda dilema karena selama ini karier nya sebagai atlet tenis profesional bisa bertahan serta hidup serba berkecukupan gara-gara Art. Tashi pun memotivasi sang suami supaya memenangkan pertandingan final di Challengers yang melawan Patrick. Ia pun berjanji akan menerima keputusan pensiun dan tetap mencintai Art jika hal tersebut terjadi.


Malam harinya, Tashi diam-diam menemui Patrick dan bersedia untuk menjadi pelatihnya dengan satu syarat yaitu mengalah pada pertandingan Challengers nanti saat melawan suaminya. Akankah Patrick menerima tawaran tersebut? Bagaimana hasil pertandingan final tenis antara Art dengan Patrick?


#Review:
Sutradara asal Italia yaitu Luca Guadagnino kembali menghadirkan film terbaru di bioskop berjudul CHALLENGERS (2024). Film ini menjadi ke-8 bagi Guadagnino sebagai sutradara film layar lebar di bioskop dan diproduksi oleh MGM Studio dan Warner Bros Pictures. Sampai awal Mei ini, film CHALLENGERS (2024) sukses mencetak lebih dari 30 Juta Dollar Amerika Serikat dari penayangan secara global dan dipastikan akan terus bertambah mengingat film ini masih tayang di bioskop.


Untuk segi cerita, film CHALLENGERS (2024) ini mengangkat cerita drama olahraga dengan balutan cerita cinta segitiga antara tiga atlet tenis profesional. Awalnya aku kira film ini adalah biopik tentang para pemain tenis dan bercerita tentang perjalanan karier mereka sebagai pemain tenis. Tapi ternyata, Guadagnino dan penulis naskah, Justin Kuritzkes lebih menonjolkan drama cinta segitiga diantara ketiga pemain tenis tersebut. Alur cerita yang disajikan pun menggunakan treatment non-linear dan flashback. Tak tanggung-tanggung, treatment cerita tersebut begerak secara cepat layaknya tek-tokan bola tenis yang sedang dimainkan oleh dua pemain tenis profesional. Meskipun terasa terlalu cepat dan tak beraturan, plot tersebut masih bisa diikuti oleh penonton dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Dengan menonjolkan cerita cinta segitiga, tentunya film CHALLENGERS (2024) menampilkan beberapa adegan sensual yang sangat menggairahkan penonton. Benar-benar salut dengan totalitas dari ketiga pemain di film ini karena nafsu, gairah dan obsesi ketiganya bisa terpancar maksimal disepanjang durasi film. Development characters dari mereka bertiga juga tampil sempurna dengan kekuatan serta kekurangan mereka masing-masing. Yang cukup disayangkan yaitu adanya adegan sensual yang dipangkas oleh pihak distributor dan juga LSF di film ini. Akibatnya, esensi cerita pada adegan pamungkas di film ini menjadi kurang nendang bagiku. Selain itu, beberapa sensor adegan yang ada di film ini juga terasa kurang konsisten.
Untuk jajaran pemain, sudah jelas penampilan tiga bintang utama film ini yaitu Zendaya, Josh O'Connor dan Mike Faist benar-benar membara! Zendaya sebagai Tashi Duncan sangat luar biasa, aura Alpha Female nya hingga bisa "mengendalikan" kedua pemain tenis yang bersahabat itu sungguh kuat. Penampilan Josh dan Faist juga tak kalah bagusnya. Mereka saling melengkapi satu sama lain dengan memiliki kesamaan dan juga perbedaan yang sangat menonjol. Applause selanjutnya aku berikan kembali kepada mereka bertiga karena berhasil meyakinkan penonton jika mereka adalah pemain tenis profesional. Takjub banget melihat Zendaya, Josh dan Faist bermain tenis dengan style mereka yang tidak terlihat amatiran banget.


Untuk urusan visual, Luca Guadagnino berhasil menyajikan gambar film CHALLENGERS (2024) yang sangat menggoda penonton. Teknik pengambilan gambar terasa sangat liar dan eksploratif. Tiga point of view diluar nalar saat pertandingan tenis berlangsung sangat visioner dan juga jenius! Klimaks cerita dari cinta segitiga dengan pertandingan final tenis menjadi sempurna berkat penggunaan tiga point of view tersebut. Selain visualnya yang menggoda, film CHALLENGERS (2024) juga memiliki scoring musik anti mainstream. Penggunaan musik jedag-jedug EDM yang mengiringi kisah cinta segitiga Tashi, Patrick dan Art disini benar-benar meningkatkan gairah disepanjang durasi film.
Overall,


[9.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment