Saturday, 16 November 2024

[Review] Bila Esok Ibu Tiada: Ketika Orang Tua Merindukan Kebersamaan Dengan Anaknya Yang Sudah Dewasa!

 


#Description:
Title: Bila Esok Ibu Tiada (2024)
Casts: Christine Hakim, Adinia Wirasti, Fedi Nuril, Amanda Manopo, Yasmin Napper, Hana Saraswati, Immanuel Caesar Hito, Baim Wong, Nunu Datau, Slamet Rahardjo
Director: Rudi Soedjarwo
Studio: Leo Pictures, Legacy Pictures, A&Z Films, Layana Pictures


#Synopsis:
Ibu Rahmi (Christine Hakim) dan Pak Haryo (Slamet Rahardjo) adalah pasangan suami istri yang sudah berusia senja namun saling mencintai satu sama lain. Rumah tangga mereka berjalan harmonis dan penuh kebahagiaan bersama keempat anak mereka yaitu Ranika (Adinia Wirasti), Rangga (Fedi Nuril), Rania (Amanda Manopo) dan Hening (Yasmin Napper). Hampir setiap akhir pekan mereka selalu berkumpul dan menghabiskan waktu bersama.
Namun ditengah kebahagiaan tersebut, Pak Haryo pergi untuk selama-lamanya meninggalkan sang istri dan keempat anaknya. Ibu Rahmi sangat terpukul dengan kematian sang suami yang begitu mendadak. Hingga sudah tiga tahun berlalu, ia masih dalam tahap berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Seiring berjalannya waktu tersebut, keempat anak Ibu Rahmi tumbuh menjadi orang dewasa dengan kesibukan mereka masing-masing. Ranika fokus mengejar kariernya di bidang advertising. Rangga memutuskan menikah dengan Thea (Hana Saraswati) dan berusaha mewujudkan impiannya sebagai seorang musisi. Rania berprofesi sebagai bintang iklan yang berambisi ingin menjadi aktris terkenal. Sementara itu, Hening yang masih kuliah berusaha mewujudkan impiannya menggelar pentas seni musik rock bersama kekasihnya, Dito (Immanuel Caesar Hito).
Ibu Rahmi selalu merindukan kehangatan dan kebersamaan dengan keempat anaknya yang kini semakin susah untuk berkumpul. Disatu sisi, ia memaklumi dengan kesibukan Ranika, Rangga, Rania dan Hening. Namun disatu sisi lainnya, rasa rindu itu selalu menghantuinya. Alhasil, Ibu Rahmi hanya bisa menangis sambil memeluk foto keluarganya saja di kamar. Namun kesedihan Ibu Rahmi tak selalu berlarut-larut, karena masih ada Hening yang masih tinggal satu rumah dengannya.
Waktu terus berlalu. Tak terasa Ibu Rahmi berulang tahun yang ke-65. Di moment pertambahan usia sang ibu, keempat anaknya malah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Adik dari Ibu Rahmi yaitu Hesti (Nunu Datau) untungnya masih menyempatkan datang ke rumah untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada kakaknya sambil membawa banyak hidangan makanan. Karena kesal keempat keponakannya lupa dengan ulang tahun sang kakak, Hesti langsung menelepon Ranika dan ketiga adiknya untuk pulang dan menemui Ibu Rahmi. Ranika, Rangga, Rania dan Hening pun langsung meninggalkan semua pekerjaan mereka lalu pergi ke rumah merayakan ulang tahun ibu mereka.
Setibanya di rumah, Ranika kesal karena ketiga adik dan iparnya sama sekali tidak ada yang mengingat ulang tahun ibu. Rangga, Rania dan Hening pun membela diri karena mereka juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Rania yang tak terima disalahkan, ia juga menyalahkan Ranika karena tak pernah mau disalahkan. Ranika semakin terpancing emosi hingga akhirnya Rangga memutuskan pulang duluan dari rumah sambil mengajak istrinya karena dibuat tersinggung dengan apa yang diungkapkan Ranika.
Sejak keributan tersebut, Ibu Rahmi semakin merasa sedih dan menyalahkan dirinya karena tak bisa lagi membuat keempat anaknya akur. Ia pun terus memikirkan bagaimana caranya agar Ranika, Rangga, Rania dan Hening tidak sering bertengkar yang berkaitan dengan dirinya. Karena hal ini juga, kondisi kesehatan Ibu Rahmi perlahan mulai menurun. Penyakit vertigo yang selama ini diderita Ibu Rahmi pun semakin parah dan membuatnya harus banyak istirahat. Dokter menyarankan agar Ibu Rahmi lebih diperhatikan lagi oleh keluarganya, namun ia memutuskan untuk sementara tidak memberitahu keempat anaknya karena khawatir akan mengganggu semua kegiatan mereka. Ibu Rahmi berpesan kepada Hesti agar merahasiakan tentang kondisi kesehatannya kepada keempat anaknya. Selain itu, Ibu Rahmi juga ingin pergi ke Pekalongan untuk ziarah ke makam sang suami sendirian tanpa merepotkan Ranika, Rangga, Rania dan Hening.
Keesokan harinya, Ibu Rahmi akhirnya pergi ke Pekalongan seorang diri dan menggunakan kereta tanpa sepengetahuan keempat anaknya. Saat Ranika pulang ke rumah, ia terkejut karena rumah kosong. Ia langsung menelpon Hening menanyakan perihal ibu mereka, namun Hening juga tidak tahu karena sedang sibuk tugas kuliah serta persiapan acara pentas musik dengan Dito. Ranika semakin emosi pada Hening karena masih tinggal satu rumah dengan ibu namun ia tidak tahun perginya kemana. Keadaan semakin panik setelah Ranika menemukan surat berobat dari rumah sakit yang ada di kamar ibu. Ranika tak menyangka ibunya mengidap vertigo parah namun tak pernah menceritakannya kepada ia dan ketiga adiknya. Rania beserta Rangga dan Thea pun meninggalkan pekerjaan mereka untuk segera pulang ke rumah secepatnya. Pertengkaran keempat kakak beradik ini kembali terjadi. Mereka saling menyalahkan satu sama lain atas ketidaktahuan penyakit dari ibu mereka. Tak lama setelah itu, Hesti datang ke rumah dan meminta keempat keponakannya itu untuk menghormati semua keinginan Ibu Rahmi yang ingin pergi ke Pekalongan sendirian.
Seiring berjalannya waktu, hubungan kakak beradik ini kembali diuji usai Rania dan asistennya ditangkap oleh pihak kepolisian atas dugaan mengkonsumsi narkoba. Rania ditahan di kantor polisi selama proses pemeriksaan. Semua barang dan alat komunikasi miliknya ditahan sementara untuk melacak pengedar narkoba tersebut. Di tengah malam, pihak kepolisian akhirnya mengabarkan penangkapan Rania kepada keluarganya yaitu Ranika dan Hening yang sedang berada di rumah. Mendengar adiknya ditangkap polisi, Ranika langsung bergegas pergi untuk menjemput adiknya itu. Namun sayang, dalam perjalanan menuju kantor polisi, Ranika mendapat kabar buruk bagi dirinya dan juga ketiga adiknya.


#Review:
Rumah produksi Leo Pictures semakin produktif dalam dua tahun terakhir. Pasca kesuksesan film SOSOK KETIGA (2023) lalu disusul film THAGHUT (2024) dan serial viral JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (2024) yang tayang di WeTV, kini giliran film layar lebar terbaru berjudul BILA ESOK IBU TIADA (2024) tayang di bioskop mulai Kamis, 14 November kemarin. Setelah mengalami peningkatan kualitas cukup signifikan di film horror THAGHUT (2024), Leo Pictures terlihat semakin ingin membuktikan konsistensi dalam merilis film-film dengan menampilkan banyak aktor-aktris yang sudah memiliki jam terbang tinggi di industri perfilman tanah air.


Film BILA ESOK IBU TIADA (2024) yang diadaptasi dari novel karya Nuy Nagiga ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, kemudian skenarionya ditulis oleh Oka Aurora dengan melibatkan Adinia Wirasti juga. Yang tak kalah menarik, ensemble cast film ini dibintangi sederet aktor yang sudah memiliki nama besar dan fans militan di industri hiburan tanah air. Maka tak heran, jika dalam dua hari penayangan di bioskop saja, film ini sudah mengumpulkan lebih dari 600.000++ penonton dari seluruh bioskop Indonesia. Otomatis akan jadi calon Top 10 box office hit film Indonesia tahun 2024 inimah.
Untuk segi cerita, sesuai dengan judulnya, film ini sudah pasti akan menjadi drama menguras air mata bagi penonton di bioskop. Kisah seorang ibu yang sudah berusia senja yang merindukan kebersamaan dengan keempat anaknya ini sudah pasti akan sangat related kepada semua kalangan penonton. Kolaborasi antara Rudi Soedjarwo dan Oka Aurora disini ternyata tak sepenuhnya menampilkan cerita pilu seorang ibu yang diperankan Christine Hakim saja. Dinamika hubungan empat kakak beradik yang selalu panas saat mereka berkumpul juga menjadi daya tarik dari film ini. Empat karakter ini memiliki kekuatan serta kekurangannya masing-masing dalam sebuah keluarga. Anak pertama yaitu Ranika yang diperankan dengan sangat luar biasa oleh Adinia Wirasti terdeliver maksimal bagaimana ia berjuang mencapai puncak karier demi membahagiakan orangtua dan ketiga adiknya. Sikap tegas dari Ranika ini memang bisa kita temukan pada anak pertama dalam sebuah keluarga gak sih? Development character menarik selanjutnya datang dari anak kedua yaitu Rangga yang diperankan Fedi Nuril. Surprisingly, subplot tentang Rangga yang idealisme dalam bermusik dan selalu mendapat support penuh dari istrinya juga tidak berlebihan. Scene stealer dari keempat bersaudara datang dari karakter Rania yang diperankan Amanda Manopo, subplot cerita perjalanan kariernya dan menjadi salah satu kunci dalam dinamika konflik keluarga Ibu Rahmi disini juga baguus! Karakter anak bungsu yaitu Hening yang diperankan Yasmin Napper juga memiliki daya tarik tersendiri karena selalu menjadi sasaran empuk yang disalahkan oleh kakak-kakaknya. Kompleksitas drama keempat kakak beradik serta pergulatan batin sang ibu dalam film ini memang sudah berada di level yang memukau. Ditambah lagi, Rudi Soedjarwo menggunakan teknik one take setiap keempat anak ini kumpul. Emosi dan ketegangan dalam satu kali pengambilan gambar disini sukses membuatku takjub dengan range akting semua aktor yang terlibat. Namun yang sedikit mengganjal yaitu saat fokus cerita jadi terlalu lebar saat menceritakan drama asmara dalam kehidupan Ranika dan Rania. Untungnya, saat moment klimaks dan reveal kebenaran, kehadiran karakter pendukung yang diperankan Baim Wong, Caesar Hito dan Hana Saraswati jadi melengkapi dengan indah keseluruhan cerita film BILA ESOK IBU TIADA (2024) ini.
Untuk jajaran pemain, penampilan Ibu Christine Hakim memang menjadi nyawa terbesar dalam film ini. Bahkan film baru dimulai saja, tatapan dan gesture dari beliau sudah bikin air mata ambyarrrrr! Adinia Wirasti juga semakin membuktikan diri sebagai salah satu aktris terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Moment kepedihan, sakit hati dan kekosongannya bisa dengan mudah penonton rasakan. Sempurna banget! Fedi Nuril, Amanda Manopo dan Yasmin Napper juga hadir semakin melengkapi kualitas performa ensemble cast film BILA ESOK IBU TIADA (2024).
Untuk urusan visual, film ini sesuai dengan porsinya tidak menggunakan filter atau sinematografi berlebihan. Mungkin yang sedikit mengganggu bagiku yaitu penempatan scoring musik indah karya Andi Rianto dalam beberapa adegan terlalu repetitif sehinga membuatku terasa seperti dipaksa untuk menangis gara-gara scoring indah tersebut.
Overall, film BILA ESOK IBU TIADA (2024) berhasil menjadi sajian drama tearjerker yang bukan sekedar bikin nangis semata tapi punya kualitas akting terbaik dari para pemainnya. Salut! Makin excited dengan produksi-produksi selanjutnya dari Leo Pictures!


[8.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment