#Description:
Title: The Perfect Neighbor (2025)
Casts: Susan Lorincz, Ajike Owens, Pamela Dias
Director: Geeta Gandbhir
Studio: Message Pictures, Park Pictures, SOB Productions, Netflix
#Synopsis:
Sebuah komplek perumahan di wilayah Ocala, Florida dikejutkan dengan peristiwa penembakan yang dilakukan oleh Susan Lorincz kepada tetangganya sendiri yaitu Ajike Owens. Kejadian tersebut merupakan puncak dari rasa amarah, kesal dan kebencian dari Lorincz gara-gara selama satu tahun ke belakang, ia merasa terganggu oleh anak-anak yang sering bermain di lahan kosong sebelah rumahnya.
Susan Lorincz merupakan wanita paruh baya berusia 58 tahun yang sudah menyewa rumah bernomor 3 selama dua tahunan. Ia jarang bersosialisasi dengan para tetangga dan menghabiskan banyak waktu hanya di rumah saja sambil bekerja.
Selama tinggal di sana, Lorincz merasa terganggu dengan anak-anak yang sering berkumpul di sebrang rumah sambil bermain dan berteriak-teriak. Seiring berjalannya waktu, anak-anak itu juga rupanya sering bermain bola dan belarian di lahan kosong tepat di sebelah rumahnya. Karena merasa kesal, Lorincz pun keluar dari rumahnya dan meminta anak-anak tersebut untuk tidak bermain di samping rumahnya. Lorincz pun memasang tulisan larangan melintas di dekat lahan rumahnya agar anak-anak itu tak melewatinya. Namun sayang, Lorincz merasa jika anak-anak itu tidak menuruti keinginannya karena mereka masih saja bermain di lahan kosong tersebut. Lorincz lalu melaporkan hal tersebut ke kepolisian setempat melalui telepon.
Keesokan harinya, salah satu anak yang bermain tersebut melaporkan pada ibunya perihal sikap Lorincz yang selalu marah-marah dan berteriak kepada mereka. Merasa tak terima anaknya terus diomeli, Ajike Owens kemudian mendatangi rumah Lorincz dan meminta penjelasan soal dirinya yang selalu memarahi dan berteriak kepada sang anak dan anak-anak lain. Lorincz menjelaskan jika dirinya merasa terganggu ketika anak-anak tersebut bermain lahan sebelah rumahnya. Owens pun mengatakan dengan tegas jika anak-anak bermain di lahan bebas dan bukan lahan private milik Lorincz. Hal tersebut dikuatkan juga oleh tetangga Lorincz yang bersebelahan juga dengan lahan kosong itu dan tidak mempermasalahkan jika anak-anak bermain di sana. Pihak kepolisian yang mendatangi ke komplek perumahan tersebut berusaha melerai perselisihan antar tetangga agar tidak semakin membesar.
Hari demi hari terus berlalu. Lorincz semakin sering melaporkan ke pihak polisi perkara dirinya merasa terganggu dengan anak-anak yang masih saja bermain dan berkeliaran di sekitaran rumahnya. Lorincz pun sering membesar-besarkan masalah tersebut dengan mengatakan jika anak-anak di sana melemparkan sepatu roda dan payung ke dekat pagar pintu rumah. Tak hanya itu saja, Lorincz pun mengatakan jika anaknya Owens pun sempat ingin menaikkan anjing peliharannya ke mobil bak milik Lorincz.
Saat pihak polisi datang ke sana dan mengkonfirmasi ke masing-masing orangtua di sana, mereka menemukan fakta yang sebaliknya. Anak-anak mengaku sering mendapat teguran rasis dan penghinaan dari Lorincz. Selain itu, Owens dan orangtua lainnya juga tak sepenuhnya percaya terhadap omongan Lorincz yang mengatakan jika anak-anak mereka tidak seperti apa yang Lorincz ucapkan.
Amarah antar tetangga yang terjadi di komplek perumahan tersebut mencapai titik puncak saat Lorincz ketahuan diam-diam merekam anak-anak yang bermain di lahan kosong dan kemudian mengambil iPad milik anaknya Owens. Malam harinya sepulang bekerja pada tanggal 2 Juni 2023, Owens terkejut saat mendapat laporan dari anaknya perihal perampasan iPad milik sang anak oleh Lorincz. Ia pun langsung pergi ke rumahnya Lorincz untuk meminta penjelasan sekaligus mengambil iPad anaknya. Owens kemudian mengetuk pintu beberapa kali namun tak mendapat respon dari Lorincz yang ada di dalam rumahnya. Namun siapa sangka, setelah ketukan pintu kedua kalinya, terdengar suara tembakan yang menembus pintu rumah. Peluru tembakan seketika menghantam tubuh Owens dan seketika ia terjatuh. Kedua anak Owens berteriak histeris sambil berlari ke rumah tetangga untuk meminta pertolongan. Para tetangga langsung bergegas memanggil bantuan polisi dan ambulans. Tiba di tempat kejadian, paramedis langsung mengevakuasi tubuh Owens dari depan rumah Lorincz dan berusaha menyelamatkan nyawanya. Namun sayang, Owens kehabisan banyak darah dan pelurunya menghantam bagian dada Owens. Ia pun dinyatakan meninggal dunia. Seketika teriakan dan tangisan dari keluarga Ajike Owens termasuk tetangga mereka pecah. Pihak kepolisian langsung mengamankan Susan Lorincz dan ditahan sementara oleh kepolisian setempat.
Selama proses penyelidikan, Susan Lorincz selalu membela diri dan merasa dirinya lah yang menjadi korban karena selama tinggal di komplek perumahan tersebut selalu terganggu oleh anak-anak di sana. Lorincz pun mengaku ke polisi jika ia sering mendapat perlakuan buruk dari para tetangga dan ancaman-ancaman yang membahayakan dari anak-anak dan orangtua mereka di sana. Lorincz selalu merasa terancam dan menganggap semua tetangganya itu membahayakan bagi dirinya. Tindakan ia menembak Owens pun berdalih sebagai bentuk perlindungan diri karena menurut Lorincz, saat Owens mendatangi rumahnya penuh dengan amarah sambil memaki-maki dan menggedor pintu yang membuatnya ketakutan lalu refleks menembakan senjata ke pintu hingga menembus ke tubuh Owens.
#Review:
Netflix kembali menghadirkan sebuah film dokumenter yang mengangkat cerita nyata dan tragis yang mengguncang komplek perumahan di Ocala, Florida, dan memicu perdebatan nasional mengenai isu ras, prasangka, serta hukum kontroversial Stand Your Ground. Film ini secara mendalam menelusuri rentetan perselisihan antar tetangga yang terus memburuk dan berujung pada penembakan fatal, dilihat dari sudut pandang para aparat yang dipanggil ke lokasi berulang kali.
Netflix kembali menghadirkan sebuah film dokumenter yang mengangkat cerita nyata dan tragis yang mengguncang komplek perumahan di Ocala, Florida, dan memicu perdebatan nasional mengenai isu ras, prasangka, serta hukum kontroversial Stand Your Ground. Film ini secara mendalam menelusuri rentetan perselisihan antar tetangga yang terus memburuk dan berujung pada penembakan fatal, dilihat dari sudut pandang para aparat yang dipanggil ke lokasi berulang kali.
Dokumenter ini secara kronologis memetakan perselisihan yang memanas antara Owens dan Lorincz. Lorincz, yang hidup dalam kondisi paranoid dan penuh kecurigaan, berulang kali menelepon polisi untuk mengeluhkan anak-anak Owens yang bermain di lapangan di lingkungan perumahan, menuduh mereka "masuk tanpa izin" dan membuat keributan. Ketegangan ini meningkat menjadi tindakan ekstrem, termasuk penghinaan verbal dan pelemparan benda oleh Lorincz ke arah rumah Owens. Puncaknya, Ajike Owens yang merasa tindakan Lorincz sudah kelewatan, mendatangi rumah Lorincz. Bukannya disambut baik, Lorincz justru menembak Owens melalui pintu depan rumahnya, menyebabkan Owens terluka parah dan akhirnya meninggal dunia.
Film ini mempertanyakan bias sistemik dalam penerapan hukum Stand Your Ground, di mana Lorincz berupaya mengklaim pembelaan diri meskipun tampak tidak berada dalam bahaya langsung. Selain itu, dokumenter ini juga memperlihatkan bagaimana paranoia dan prasangka dapat berkembang di lingkungan paling biasa dan berujung pada kekerasan yang mematikan. Menurutku hal tersebut secara tidak langsung menciptakan tentang bagaimana hukum yang seharusnya melindungi bisa berubah menjadi alat yang membenarkan kehilangan nyawa tak bersalah.
[9.5/10Bintang]

0 comments:
Post a Comment