Thursday, 7 August 2025

[Review] Weapons: Mengungkap Misteri Hilangnya 17 Anak Secara Misterius Di Maybrook!



#Description:
Title: Weapons (2025)
Casts: Julia Garner, Josh Brolin, Alden Ehrenreich, Benedict Wong, Toby Huss, Austin Abrams, June Diane Raphael, Amy Madigan, Cary Christopher, Clayton Farris, Whitmer Thomas, Callie Schuttera, Luke Speakman
Director: Zach Cregger
Studio: New Line Cinema, Subconscious, Vertigo Entertainment, BoulderLight Pictures, Warner Bros Pictures


#Synopsis:
Sebuah kota kecil bernama Maybrook digemparkan dengan kasus hilangnya 17 siswa dari satu kelas yang sama pada satu malam. Anehnya, hanya tersisa satu siswa yang tidak ikut hilang yaitu Alex Lilly (Cary Christopher). Wali kelas yaitu Justine Gandy (Julia Garner) jadi sasaran amuk para orang tua dari 17 murid yang hilang itu. Pihak sekolah yang dikelola oleh Andrew Marcus (Benedict Wong) bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mencari ke-17 anak tersebut. Berbagai spekulasi bermunculan, salah satunya datang dari Archer Graff (Josh Brolin), yang menduga jika Justine adalah pelaku hilangnya sang anak, Matthew (Luke Speakman) dan 16 anak lainnya. Sejak kejadian tersebut, pihak kepolisian memutuskan untuk sementara menutup sekolah selama proses penyelidikan.


Selama proses investigasi, pihak sekolah dan kepolisian yang menangani kasus ini yaitu Paul Morgan (Alden Ehrenreich) menanyakan kepada Alex yang jadi satu-satunya siswa yang tidak hilang di kelas. Namun hasilnya nihil. Alex tidak tahu mengapa teman-teman sekelasnya mendadak hilang begitu saja saat malam hari. Dari rekaman CCTV yang terpasang di setiap rumah, terlihat saat waktu menunjukkan pukul 02:17 dini hari, ke-17 anak-anak itu keluar dari rumah mereka masing-masing lalu berlarian menuju ke arah yang gelap.


Karena tak kunjung menemukan titik terang, Justine melakukan penyelidikan seorang diri dengan cara mengikuti semua kegiatan Alex setelah pulang sekolah. Namun sayang, hal tersebut membuat Marcus marah karena tindakan Justine itu akan menjadi bumerang tersendiri bagi dirinya yang saat ini sedang dicurigai terlibat dalam hilangnya ke-17 anak. Meskipun demikian, Justine tetap melakukannya dan mendatangi rumah Alex. Setibanya disana, Justine melihat rumahnya Alex terasa aneh. Halaman depan rumah berantakan dan semua jendela rumah ditutupi oleh koran. Saat Justine mengetuk pintu pun tak ada jawaban dari dalam rumah. Keesokan harinya, Justine kembali memantau rumah Alex dari kejauhan sampai larut malam. Namun hasilnya sia-sia, ia tidak menemukan petunjuk apapun.


Di sisi lain, Archer yang berprofesi sebagai kontraktor semakin intens menganalisa rekaman CCTV rumahnya yang memperlihatkan sang anak keluar dari rumah saat dini hari. Untuk memperkuat teorinya, Archer mendatangi beberapa rumah orang tua yang anaknya juga hilang. Setelah dianalisa, Archer menemukan sebuah pola yang dimana anak-anak tersebut berlari ke satu arah yang sama. Hasil dari analisa tersebut ia beritahukan kepada Justine dengan harapan bisa menemukan titik terang.
Sudah satu bulan berlalu, pihak kepolisian akhirnya membuka kembali sekolah. Mereka memastikan proses penyelidikan tetap berlanjut dan kejadian itu tidak akan terulang kembali. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan Archer, pihak sekolah berencana untuk mendatangi kediaman Alex dan bertemu dengan kedua orang tuanya karena setiap dimintai keterangan untuk datang ke sekolah tidak ada jawaban. Sebelum berangkat, Marcus kedatangan tamu yaitu Gladys Willy (Amy Madigan), kakak pertama dari ibunya Alex yang sudah lama tinggal di desa. Gladys datang sebagai perwakilan keluarga karena kedua orang tua Alex sedang sakit dan tidak bisa datang ke sekolah.


Sementara itu, seorang gelandangan dan pecandu narkoba yaitu Anthony (Austin Abrams) sedang mencari cara agar bisa mendapatkan uang. Saat ia melewati rumah yang terlihat tidak terawat, Anthony kemudian nekat masuk ke dalam rumah tersebut. Di dalam rumah itu, ia bertemu dengan dua orang yang sedang duduk terdiam saja tanpa menghiraukan kehadiran dirinya. Merasa aman, Anthony mengambil barang-barang yang menurutnya bisa dijual. Saat membuka pintu basement rumah, ia terkejut melihat banyak anak-anak berdiri dalam kegelapan. Anthony pun segera keluar dari rumah tersebut. Ketika sedang menjual barang hasil curian di toko barang bekas, Anthony melihat brosur imbalan sebesar $50.000 Dollar Amerika Serikat jika mengetahui informasi keberadaan 17 anak yang menghilang di Maybrook. Tergiur dengan uang tersebut, Anthony mendatangi kantor polisi dan bertemu dengan Paul. Setelah itu, mereka berdua mendatangi rumah yang dimaling Anthony. Paul kemudian masuk ke dalam rumah tersebut namun hingga larut malam tak kunjung keluar. Anthony yang menunggu di dalam mobil merasa ada yang aneh dan berusaha melarikan diri.


Keesokan harinya, Marcus yang sedang menghabiskan waktu bersama dengan pasangannya, Terry (Clayton Farris) kedatangan Gladys yang tersasar dan meminta tolong untuk mengantarkannya pulang ke rumah Alex. Marcus merasakan hal aneh dengan sikap Gladys yang tiba-tiba datang ke rumahnya itu. Sementara itu, Archer dan Justine berencana memantau rumah Alex setelah mereka menyadari jika hasil analisa yang dilakukan Archer tentang pola hilangnya ke-17 anak itu mengarah ke satu titik yang lokasinya berada di dekat rumahnya Alex. Berhasilkah mereka memecahkan misteri aneh ini?


#Review:
Aktor sekaligus komedian Zach Cregger kembali hadir dengan project film horror terbarunya yang berjudul WEAPONS (2025). Sebelumnya, debut Cregger sebagai sutradara film horror lewat BARBARIAN (2022) sukses mencuri perhatian para pecinta film dengan rating mencapai 93% certified fresh dari Rotten Tomatoes. Project film WEAPONS (2025) yang pertama kali diumumkan pada awal 2023 lalu sempat menjadi rebutan para distributor film raksasa Hollywood dan akhirnya berhasil dimenangkan oleh New Line Cinema dan Warner Bros Pictures. Bahkan sutradara Jordan Peele bersama rumah produksinya, Monkeypaw dan Universal Pictures mengakhiri hubungan kerjasama dengan manager mereka yang gagal saat sesi lelang project film ini.


Untuk segi cerita, film WEAPONS (2025) memiliki premis dan ide yang sangat menarik perhatian penonton, tentang 17 anak di satu kelas yang sama mendadak hilang secara misterius saat tengah malam. Narasi cerita kemudian dikembangkan dengan sangat rapi lewat point of view berbeda dari enam karakter sekaligus. Setiap pov tersebut memiliki benang merah tersendiri yang nantinya bermuara pada satu cerita yang saling terikat satu sama lain. Mungkin untuk sebagian orang, paruh pertengahan film ini terlalu lama karena mengungkap misterinya terbilang cukup slow burn. Selain itu, terdapat satu pov yang menurutku tidak terlalu penting dan sebetulnya jika dihilangkan pun tidak akan berdampak besar kepada main plot misteri hilangnya 17 anak tersebut. Cregger yang menyutradarai sekaligus menulis cerita film WEAPONS (2025) ini sangat solid untuk mengungkap misteri dengan kejutan tak terduga, mengerikan, bikin jengkel dan surprisingly bisa menghibur penonton juga! Jujur, di satu sisi klimaks cerita meskipun terasa menurunkan intensitas ketegangan secara mendadak, tapi di sisi lain hal tersebut menjadi kejutan yang tak disangka-sangka bikin penonton lega dan juga puas! Plot twist yang akhirnya di-reveal pun tersimpan sangat rapi dan tidak bisa dengan mudah ditebak oleh penonton.


Aku suka dengan treatment horror yang disajikan film ini tidak mengobral jump scared lebay. Film WEAPONS (2025) mengandalkan atmosfer mencekam dengan banyak mengandalkan pengambilan gambar secara statis, suasana hening dan situasi rumah yang penampilannya biasa-biasa saja tapi tetap punya aura creepy. Elemen gore nya juga aduh! bikin terngiang-ngiang! Apresiasi juga harus diberikan pada departemen sound beserta scoring yang selalu tepat sasaran ketika muncul di adegan-adegan horror. Bahkan di beberapa adegan terdapat scoring yang terasa tak lazim digunakan dalam film-film horror kebanyakan. Sungguh brilliant!


Untuk jajaran pemain, film WEAPONS (2025) punya ensemble casts yang sangat solid. Saat keenam karakter mempunyai jatah untuk bersinar dalam bercerita, totalitas mereka dalam berakting berada di level yang memukau. Silver Surfer, Thanos dan Wong Dr. Strange Julia Garner, Josh Brolin dan Benedict Wong tampil sangat solid sekaligus meyakinkan saat mereka berhadapan dengan hal-hal diluar nalar. Pemeran Alex yaitu Cary Christopher juga dieksplor sangat maksimal di paruh kedua film. Jajaran pemain pendukung juga tampil tidak mengecewakan sama sekali. Nilai plus dariku untuk film ini yaitu sosok "villain" nya tidak dibuat seperti Pennywise atau ending dari film Cregger sebelumnya, BARBARIAN (2022). Bagus dan mengesankan!


[9.5/10Bintang]

Wednesday, 6 August 2025

[Review] Together: Ketika Pasangan Kekasih Tiba-Tiba Saling Menempel Satu Sama Lain!



#Description:
Title: Together (2025)
Casts: Dave Franco, Alison Brie, Damon Herriman, Mia Morrissey, Karl Richmond, Jack Kenny, Aljin Abella, Francesca Waters, Sarah Lang, Rob Brown, Sunny S. Walia
Director: Michael Shanks
Studio: Picturestart, Tango Entertainment, 30West, Neon


#Synopsis:
Millie Wilson (Alison Brie) dan kekasihnya, Tim (Dave Franco) menggelar pesta bersama teman-temannya dalam rangka perayaan sekaligus perpisahan, karena Millie diterima sebagai guru di sekolah yang ada di pedesaan. Karena sudah menjalin hubungan asmara cukup lama, Tim bersedia meninggalkan kesibukannya sebagai seorang musisi yang sedang merintis karier untuk menemani Millie di sana.
Setibanya di rumah baru, Millie dan Tim merasa bahagia karena rumah mereka dikelilingi banyak pohon rindang dan dekat dengan alam. Hari pertama sebagai guru di sekolah baru, Millie disambut dengan baik oleh Jammie (Damon Herriman), guru yang rumahnya tak begitu jauh dengan rumah Millie. Akhir pekan pun tiba. Millie mengajak Tim untuk mendaki bukit yang tak jauh dari rumah. Ketika sedang asyik menjelajah, tiba-tiba mereka tersesat. Tak lama setelah itu, hujan turun dan badai datang. Tim berusaha mencari jalan keluar dari hutan namun ia terpeleset. Millie berusaha menolong Tim namun sayang, mereka berdua malah terjatuh ke dalam gua. Karena kelelahan, Tim dan Millie memutuskan untuk berkemah disana.


Selama terjebak di dalam gua, Tim berusaha mencari kayu dan menyalakan api untuk menghangatkan tubuh mereka yang kedinginan. Selain itu, ia juga mencari air untuk diminum. Untungnya, posisi mereka dekat dengan sebuah celah yang tergenang air. Tim pun langsung mengambil air tersebut dan meminumnya. Selama terjebak di sana, Tim menceritakan pengalaman pahit masa remajanya yang tak pernah diceritakan kepada siapapun. Kala itu, Tim mencium aroma busuk dari kamar kedua orangtuanya. Ketika pintu dibuka, Tim terkejut melihat sang ibu hanya terdiam dengan tatapan kosong tepat disamping jasad ayahnya. Pagi harinya, Millie dan Tim mendapati kaki mereka sebagian menempel satu sama lain. Tim mengira kaki mereka lengket karena terkena jamur semata. Setelah itu, keduanya mendaki dan berhasil keluar dari gua tersebut. Sejak saat itu, Tim merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Rasa ketertarikan dirinya pada Millie semakin membesar tanpa alasan sama sekali. Karena terasa makin aneh, Tim kemudian berkonsultasi kepada dokter tentang apa yang alami dalam beberapa hari terakhir. Dokter memastikan jika Tim mengalami kecemasan berlebih dan serangan panik yang memicu otot serta saraf yang ada dalam tubuh jadi tegang. Dokter kemudian memberikan resep obat untuk relaksasi otot kepadanya. Apa yang dialami oleh Tim rupanya pernah terjadi juga kepada sepasang kekasih yang dinyatakan hilang setelah mendaki bukit di tempat yang sama. Tim kemudian menelusuri pasangan yang hilang tersebut melalui akun facebook mereka. Setelah dilihat, bukitnya sama dengan yang didaki oleh Tim dan Millie.


Keesokan harinya, Jammie datang ke rumah dengan membawa sebotol wine. Millie terlihat sangat santai dan penuh canda tawa dengan Jammie. Hal tersebut membuat Tim sedikit cemburu. Setelah Jammie pulang, Tim langsung mencium Millie dan tak sengaja bibir mereka menempel yang membuat Millie kesakitan. Tim yang sedang mabuk kemudian meminta maaf dan Millie pun pergi menuju kamar. Saat tengah malam, kejadian aneh kembali dirasakan Millie ketika sebagian rambutnya hampir saja ditelan oleh Tim. Millie yang panik kemudian meminta kekasihnya itu untuk ke dokter saja dari pada harus pergi ke kota untuk rekaman studio bersama dengan band nya.
Keanehan kembali dirasakan Tim saat dirinya berjauhan dengan Millie. Ia tidak jadi berangkat ke kota dan berlari menemui Millie yang sedang berada di sekolah. Kehadiran Tim di depan sekolah membuat Millie kesal. Respon Tim langsung mencium kekasihnya itu dan melakukan hubungan seks di bilik toilet. Setelah selesai, kejadian tak terduga kembali menimpa mereka. Alat kelamin mereka menempel. Tim dan Millie akhirnya berhasil melepaskan diri satu sama lain meskipun kesakitan. Aksi yang dilakukan mereka berdua pun tak sengaja ketahuan oleh Jammie. Setelah pulang sekolah, Millie mendatangi rumah Jammie untuk meminta maaf atas apa yang terjadi di bilik toilet sekolah.


Malam harinya, kejadian aneh kali ini menimpa Millie yang tiba-tiba saja badannya tertarik mendekati Tim yang berada di luar kamar. Mereka berdua kebingungan dengan apa yang terjadi dan pertengkaran pun tak terhindarkan. Millie dan Tim kemudian tidur pisah ranjang di kamar yang berbeda. Saat tengah malam, Millie dan Tim kembali mengalami kejadian aneh yang dimana tubuh mereka saling menarik satu sama lain seperti magnet. Hal tersebut membuat salah satu tangan mereka menempel secara misterius. Keesokan paginya, Millie mendatangi Jammie untuk menceritakan kejadian aneh tadi malam. Sementara itu, Tim diam-diam pergi menuju gua untuk mencari cara agar bisa menghentikan keanehan yang ada dalam dirinya dan juga Millie. Apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka berdua?


#Review:
Saat tayang perdana di Sundance International Film Festival pada Januari lalu, film TOGETHER (2025) yang merupakan debut dari Michael Sanks sebagai sutradara sukses menuai word of mouth dan respon sangat positif dari para penonton. Hal tersebut menarik banyak perhatian dari para perusahaan rumah produksi besar seperti A24, Neon, Apple TV+, Focus Features, Searchlight Pictures, Mubi hingga Amazon MGM Studios untuk menjalin kerjasama pendistribusian secara global. Kesepakatan akhirnya tercipta dengan Neon dengan nilai $19 Juta Dollar Amerika Serikat, termasuk tayang perdana di Sundance, SXSW, Sydney International Film Festival dan Locarno International Film Festival tahun ini.


Untuk segi cerita, film TOGETHER (2025) memiliki konsep yang menurutku terbilang fresh dan juga unik. Cerita dimulai dari pasangan kekasih yang terlihat jenuh dan stuck dari hubungan mereka yang sudah lama berjalan. Paruh awal film, penonton bisa merasakan dinamika hubungan Tim dan Millie yang kini disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Tim yang sedang merintis karier sebagai musisi dihadapkan dengan dua pilihan antara melanjutkan mimpinya atau menemani sang kekasih yang diterima menjadi guru sekolah di pedesaan. Elemen horror kemudian menyelimuti mereka berdua saat tiba di rumah baru. Mimpi buruk yang dialami Tim disini bukanlah sebuah pertanda layaknya film-film horror kebanyakan. Hal tersebut berasal dari cerita masa lalu yang menjadi trauma berkepanjangan bagi Tim. Ditengah rasa bosan satu sama lain inilah, perpaduan drama relationship dengan horror tampil semakin menarik dan juga solid. Keunikan mulai terasa saat karakter Tim mengalami serangkaian kejadian mistis. Elemen horror yang ia alami tidak sepenuhnya datang dari luar, melainkan dari dalam dirinya sendiri ketika Tim tidak bisa mengendalikan diri jika berpisah dari pasangannya. Hal tersebut seolah seperti sentilan kepada pasangan di luar sana yang 'sparks' dalam hubungan sudah hambar. Relationship Tim dan Millie seketika jadi penuh gairah karena campur tangan supranatural. Apa yang dialami oleh keduanya seolah seperti preview tentang arti cinta dan saling melengkapi satu sama lain atau justru sebaliknya, cinta saling menyakiti. Konsep body horror yang diusung oleh film TOGETHER (2025) tampil cukup menarik karena memadukan antara mitologi Aristophanes serta sekte sesat New Age yang sempat menghebohkan di era tahun 90an. Penjelasan dari kedua hal tersebut dibuat cukup terbatas karena film ini ingin menonjolkan dinamika naik turunnya hubungan asmara antara Tim dan Millie. Adegan menempel dan menyatu yang disajikan film TOGETHER (2025) sukses membuatku terpukau, karena tidak mengandalkan penampakan rese ataupun jump scared lebay. Ending film yang dipilih juga sangat sesuai dengan judul film ini. Tragis, romantis namun mendefinisikan bersama, selamanya.


Untuk jajaran pemain, pasutri Dave Franco dan Alison Brie menurutku sangat pantas untuk main film TOGETHER (2025) ini. Keduanya berhasil menampilkan naik turunnya mood sebagai partner yang sudah lama menjalin hubungan. Penonton bisa merasakan jika mereka berdua tuh beneran saling cinta satu sama lain dan sulit jika hubungan yang sudah terjalin itu harus diakhiri. Tektokan dialog Tim dan Millie saat mereka mengalami situasi messed up berhasil memancing senyum miris dari penonton. Body horror yang dilakukan keduanya bisa dibilang ikonik meskipun eksekusinya tidak segila THE SUBSTANCE (2024) nya Demi Moore hahaha.
Overall, film TOGETHER (2025) berhasil menyajikan kombinasi drama relationship dengan body horror yang punya kejutan tak terduga didalamnya. Worth it untuk ditonton di bioskop Indonesia mulai 20 Agustus 2025 mendatang!


[8.5/10Bintang]

Sunday, 3 August 2025

[Review] Rego Nyowo: Terror Pocong Gantung Di Kost-Kost an Murah Yang Ada Di Malang!

 

#Description:
Title: Rego Nyowo (2025)
Casts: Sandrinna Michelle, Ari Irham, Cassandra Lee, Diah Permatasari, Erwin Moron, Rayensyah Rassya, Zayyan Sakha, Robert Chaniago, Sheva Audrey, Sinyo Riza, Zoe Jireh, Zasa Zefanya
Director: Rizal Mantovani
Studio: Hitmaker Studios, Legacy Pictures, Masih Belajar Pictures


#Synopsis:
Baru beberapa hari tinggal di kost baru, Bobby (Zayyan Sakha) sering mengalami mimpi buruk. Selain itu, Bobby yang memiliki indera keenam sering melihat penampakan sesosok pocong yang muncul di kebun pisang belakang kost. Bobby pun berusaha mengajak sahabatnya, Yamin (Rassya Rayensyah) untuk keluar dan pindah dari kost agar mereka aman, namun Yamin menolak permintaan Bobby karena kondisi finansial keluarga.
Keesokan harinya, kost milik Ibu Astri (Diah Permatasari) dan Pak Wiryo (Erwin Moron) kedatangan penghuni baru yaitu Lena (Sandrinna Michelle) yang merupakan adik dari Benhur (Ari Irham), salah satu penghuni kost lama di sana. Lena sangat senang akhirnya bisa barengan lagi dengan sang kakak karena selama ia duduk di bangku sekolah, Benhur memutuskan pergi dari Jakarta meninggalkan keluarga dan memilih kuliah di Malang. Meskipun memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga, Benhur tetap menerima kehadiran sang adik di sana.
Saat tiba di kost, Lena terkejut melihat kondisi bangunan kost nya yang terbilang besar dan luas. Saat ini, kost Ibu Astri dihuni oleh sembilan orang yang terdiri dari mahasiswa dan karyawan. Lena jadi penghuni ke sepuluh dan langsung disambut hangat oleh Ibu Astri dan Pak Wiryo. Lena tak menyangka harga kost milik Ibu Astri tersebut terbilang murah dengan segala fasilitas yang diberikan, termasuk acara makan malam bersama  yang rutin dilakukan setiap akhir pekan. Sebagai penghuni baru, Lena juga turut disambut oleh penghuni lainnya yaitu Rina (Cassandra Lee). Keduanya langsung akrab satu sama lain, karena mereka sama-sama ambil jurusan psikologi.
Akhir pekan pun tiba. Sepuluh penghuni kost datang ke kediaman Ibu Astri dan Pak Wiryo yang posisinya bersebelahan dengan kost. Disana, Lena berkenalan dengan Rian (Robert Chaniago) anak satu-satunya dari Ibu Astri dan Pak Wiryo yang juga turut merawat kost. Rawon dan masakan rumahan yang disajikan oleh Ibu Astri sangat dinikmati oleh Lena, Benhur dan yang lainnya. Tak berapa lama kemudian, Bobby merasa mual. Ia memutuskan kembali ke kamar dan disusul Yamin. Saat di kamar, Bobby semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Ia pun memutuskan keluar dari kost sendirian di malam itu juga. Usai Bobby pergi dan meninggalkan kost, Lena, Benhur, Rina dan yang lainnya merasakan tidak enak badan usai pulang dari makan malam. Hal serupa turut dirasakan Rian. Ia mendadak jatuh sakit hingga tak sadarkan diri.
Kejanggalan mulai dirasakan oleh Lena saat ia dilarang untuk membantu Ibu Astri membereskan meja dan alat makan. Selain itu, Lena juga merasa aneh melihat Ibu Astri yang selalu menyimpan trolley makanan bukan ke dapur, melainkan disimpan di gudang belakang. Karena penasaran, Lena dan Rina kemudian memberanikan diri pergi ke gudang untuk melihat ada apa disana. Namun sayang, gudang terkunci dan mereka hanya mendengar suara menyeramkan dari dalam. Tengah malam harinya, Rina diam-diam kembali ke gudang dan merusak kunci pintunya. Saat masuk, Rina terkejut melihat penampakan sesosok pocong yang tergantung di sana. Keesokan paginya, Lena teriak histeris ketika menemukan Rina yang sudah tak bernyawa di kamarnya.
Kematian Rina membuat Lena, Benhur, Yamin dan penghuni lain menjadi ketakutan. Selain itu, Ibu Astri dan Pak Wiryo juga makin disibukkan merawat Rian yang kondisinya semakin parah. Ibu Astri memaksa para penghuni kost mencari penghuni baru untuk mengisi kamar-kamar yang masih kosong sampai lengkap berjumlah sepuluh orang, karena jika tak kunjung terisi penuh, sosok pocong gantung yang selama ini gentayangan di area kost akan mengancam nyawa mereka semuanya.


#Review:
Film horror Indonesia yang diadaptasi (lagi dan lagi) dari thread X Viral kembali memeriahkan bioskop. Kali ini giliran Hitmaker Studios mengadaptasi cerita Kosan Berdarah dari postingan milik @Kelanarastudio yang pertama kali dipublikasikan pada Juli tahun lalu. Kursi sutradara project film REGO NYOWO (2025) dipegang oleh Rizal Mantovani yang selama ini dikenal sebagai sutradara spesialis film-film horror.


Untuk segi cerita yang dihadirkan film REGO NYOWO (2025) ini tak jauh dari formula dan basic film-film horror kebanyakan, yaitu tentang orang baru yang tinggal di tempat baru namun mengalami hal-hal mistis di sana. Ide soal kost-kost an berhantu sebetulnya punya potensi yang cukup besar untuk dieksplorasi menjadi sebuah film horror. Namun sayang, film REGO NYOWO (2025) ini hanya berfokus bikin takut penonton dengan serangkaian jump scared yang menurutku tidak menakutkan. Selain itu, banyaknya karakter yang dimunculkan jadi bumerang tersendiri untuk film ini. Penghuni kost selain Lena, Benhur, Rina, Bobby dan Yamin hanya numpang lewat saja. Dialog serta gesture para karakter saat berinteraksi juga haduhh, kaku dan cringe banget. Alhasil, selama menonton cuma bisa merasa bosan bukan takut atau excited menanti apa yang terjadi selanjutnya di kost tersebut. Plot hubungan keluarga antara Benhur dan Lena juga sebetulnya sangat potensial untuk dijadikan plot utama, tapi saat masuk ke pertengahan malah terlupakan dan pindah fokus ke terror demi terror membosankan di kebon pisang dan lain-lain. Konsep pocong gantung juga tampil tidak menarik, malah saat memasuki babak terakhir cerita, ritual sembah pocong gantung untuk mendapat kekayaan dan keturunan tersebut sosok pocongnya malah berubah jadi genderuwo. Selain itu, terlalu banyak plot hole yang tersebar dan itu cukup mengganggu bagiku. Salah satunya, cerita flashback pasutri Ibu Astri dan Pak Wiryo, ceritanya mereka jatuh miskin lalu ikut sekte sesat yang sedang ritual menyembah pocong gantung. Tapi setelah keduanya hidup makmur, punya kost-kost an dan punya anak, Pak Wiryo seolah suami polos yang tak tahu apa-apa tentang terror pocong gantung hingga ia meninggal.
Selain plot nya yang cukup mengecewakan, jajaran pemain yang mayoritas Gen Z dan aktor baru berparas blasteran tidak berhasil menyelamatkan film ini. Akting mereka jauh dari kata memuaskan untuk ukuran membintangi film layar lebar produksi PH besar. Penampilan aktris senior 'Si Manis' Diah Permatasari juga terasa sia-sia karena penulisan cerita dan karakternya mengecewakan. Aku mau protes ke bagian visual dan make-up artist yang memoles Sandrinna Michelle. Hampir disepanjang film make-up nya terlalu tebal dan on point banget setiap saat. Selain itu, entah kenapa di mayoritas adegan yang menyorot secara close up Sandrinna, seperti menambahkan ekstra filter agar terlihat tekstur wajahnya mulus kebangetan. Hal tersebut sangat ter notice karena jadi jomplang banget saat Sandrinna disandingkan dengan para pemain lain, termasuk Ari Irham sekalipun. Penggunaan dialog khas Jawa Timur dan Sunda yang digunakan para karakter juga jauh terbilang trying too hard dan memaksakan. Meskipun tata artisik grande dan bermewah-mewahan khas Hitmaker tetap diterapkan, namun kali ini gagal membuatku terpukau. Film produksi Hitmaker Studios kali ini mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis dibandingkan film mereka sebelumnya yaitu SANTET SEGORO PITU (2024).


[4.5/10Bintang]

Saturday, 2 August 2025

[Review] Sihir Pelakor: Cerita Horror Dan Mengerikan Dibalik Drama Perselingkuhan!



#Description:
Title: Sihir Pelakor: Sabdo Pandito (2025)
Casts: Neona Ayu, Marcella Zalianty, Fathir Muchtar, Asmara Abigail, Jared Ali, Hana Malasan, Indra Birowo, Sofia Yulina, Alfie Alfandy, Ruth Marini, Ara Sajisiwi, Fajar Aditya, Fadi Alaydrus
Director: Bobby Prasetyo
Studio: Starvision Plus


#Synopsis:
Rumah tangga pasangan suami istri yaitu Pak Edi Hasibuan (Fathir Muchtar) dan Ibu Jumiati (Marcella Zalianty) terlihat makmur dan bahagia bersama dengan kedua anak mereka yaitu Vita (Neona Ayu) dan Dwi (Jared Ali). Di kehidupan sehari-hari, Pak Edi disibukkan dengan pekerjaannya sebagai PNS. Sementara itu, Ibu Jumiati membuka usaha salon yang punya banyak pelanggan setia. Setiap akhir pekan, Vita dan Dwi lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan ayahnya, karena ibu mereka semakin sibuk bekerja di salon.


Suatu hari saat akhir pekan, Vita diminta sang ayah untuk mengantarkan dan menemani Dwi ke pertandingan sepak bola. Saat Vita pulang sebentar ke rumah karena sakit perut, ia mendengar suara desahan asing dari kamar orangtuanya. Saat dibuka, Vita terkejut melihat ayahnya sedang bercumbu dengan seorang wanita berambut pendek. Pak Edi terkejut lalu mengejar Vita yang berlari menuju pintu rumah. Pak Edi mengancam dan menampar Vita agar tidak memberitahukan kejadian itu pada Ibu Jumiati. Gara-gara hal tersebut, Vita jadi jaga jarak pada sang ayah.


Tiga bulan kemudian, Pak Edi ditugaskan untuk dinas selama satu minggu ke Palangkaraya. Selama Pak Edi tidak ada di rumah, kehidupan Ibu Jumiati, Vita dan Dwi berjalan seperti biasa dengan rutinitas mereka masing-masing. Namun kecurigaan datang dari para tetangga karena Pak Edi ternyata sudah lebih dari satu tahun tidak pulang ke rumah. Ibu Jumiati kemudian tersadar jika memang suaminya itu tak pernah pulang semenjak pergi dinas ke Palangkaraya. Pak Burhan (Indra Birowo) dan istrinya yang tinggal di sebelah rumah awalnya mengira jika Ibu Jumiati dan Pak Edi sudah bercerai, tapi dugaan tersebut dibantah karena tidak ada perceraian sama sekali. Pak Burhan khawatir terjadi sesuatu dalam rumah tangga mereka. Ia menyarankan Ibu Jumiati menemui Ustadz Rahmat (Alfie Alfandy) untuk menanyakan tentang keanehan tersebut.
Keesokan harinya, Pak Edi tiba-tiba muncul di depan rumah dan disambut Dwi yang rindu akan sang ayah. Setelah Vita dan Dwi berangkat sekolah, Ibu Jumiati langsung menginterogasi dan kejelasan dari suaminya itu yang baru muncul setelah 1,5 tahun hilang tanpa kabar. Pak Edi hanya diam dan sibuk mencari sertifikat tanah di lemari yang akan ia gadaikan untuk modal usaha. Ibu Jumiati semakin kesal dan marah karena suaminya itu seenaknya saja datang dan mau mengambil warisan orangtuanya tanpa izin. Usai pertengkaran itu, Pak Edi kemudian pergi meninggalkan rumah.


Hari demi hari terus berlalu. Sepulang sekolah, Vita datang ke salon untuk bertemu ibunya. Saat tiba di sana, Vita terkejut melihat perempuan berambut pendek yang jadi selingkuhan ayahnya itu keluar dari salon. Perempuan tersebut bernama Rini (Asmara Abigail), salah satu pelanggan setia dari sang ibu. Malam harinya, Ibu Jumiati dan Vita mengalami serangkaian kejadian mistis di rumah. Foto pernikahan Ibu Jumiati dan Pak Edi tiba-tiba kacanya retak. Tak hanya itu saja, salon jadi sepi pelanggan. Para karyawan khawatir jika usaha salon milik Ibu Jumiati jadi target dari orang yang tidak suka dengan usaha mereka. Untuk membuktikan hal tersebut, Ibu Jumiati menunggu di salon sampai larut malam. Dugaan para karyawan ternyata benar. Ada orang yang sengaja menabur tanah kuburan di sekitar salon saat tengah malam. Saat diikuti, ternyata pelakunya adalah Pak Edi dan ia pergi dengan Rini.


Kejadian tersebut membuat Ibu Jumiati semakin kecewa, sakit hati dan juga kesal. Keesokan harinya, Ibu Jumiati dan Vita mendatangi tempat kerja Pak Edi untuk melaporkan perselingkuhan suaminya itu agar mendapat hukuman. Fakta mengejutkan terkuak yang dimana Pak Edi sudah menikah lagi dengan Rini dan melaporkan jika istri pertamanya, Ibu Jumiati sudah meninggal dua tahun yang lalu. Hal tersebut membuat Ibu Jumiati semakin emosi terhadap Pak Edi yang tega membuang dirinya dan juga kedua anaknya demi wanita lain.


Sementara itu, Vita terpaksa tidak bisa mengikuti ujian di sekolah karena tunggakan yang tak kunjung dibayar. Ia pun berinisiatif meminta pada sang ayah dengan mengikutinya diam-diam saat pulang ke rumah. Namun sayang, respon Pak Edi sangat buruk dan mengusir Vita agar tidak lagi mengganggu dirinya. Vita sakit hati dan kemarahannya dilampiaskan dengan mendatangi salon milik Rini. Pertengkaran pun tak terhindarkan. Rini berpura-pura disakiti sambil menangis gara-gara Vita. Pak Edi langsung melindungi Rini dan mengusir secara paksa Vita.


Waktu terus berlalu, berbagai kejadian mistis semakin sering mengganggu kehidupan Ibu Jumiati, Vita dan Dwi. Tak hanya itu saja, kondisi fisik dari Ibu Jumiati pun semakin melemah. Dengan bantuan Ustadz Rahmat, mereka bertiga diwajibkan memperkuat iman dan taqwa selama 40 hari berturut-turut agar ilmu hitam Sabdo Pandito Ratu yang digunakan Rini dan Pak Edi tak lagi menyerang mereka. Bagaimana nasib keluarga Ibu Jumiati selanjutnya?


#Review:
Rumah produksi Starvision Plus kembali hadir dengan film bergenre horror terbaru yang berjudul SIHIR PELAKOR (2025). Film ini diadaptasi dari salah satu episode di podcast mistis milik RJL 5 yang dipublikasikan pada tahun 2023 lalu. Sebelum masuk ke dalam ulasan lebih lengkap, penggunaan judul SIHIR PELAKOR (2025) menurutku punya daya tarik tersendiri untuk menarik perhatian penonton. Meskipun judulnya terkesan FTV banget, tapi di satu sisi cukup menjual karena fenomena kabar perselingkuhan dan pperebut suami orang semakin marak kita temukan di berbagai media. Apakah filmnya akan se-cheesy drama-drama pelakor FTV?


Untuk segi cerita, film SIHIR PELAKOR (2025) yang ditulis oleh Upi ini menghadirkan cerita tentang drama perselingkuhan dan orang ketiga dengan dibalut unsur horror. Mitos seputar gendam Sabdo Pandito Ratu yang digunakan karakter si pelakor untuk menggaet pria incarannya itu dikemas cukup menarik. Penjelasannya tentang mitos gendam tersebut dilakukan cukup singkat dan tetap mudah dipahami penonton. Elemen horror yang dihadirkan di film ini sebetulnya tidak menawarkan hal baru dan cenderung main aman saja. Untungnya, duet Bobby Prasetyo dan Upi dalam menggarap elemen drama rumah tangganya menurutku cukup mendominasi tapi eksekusinya penuh kejutan. Durasi 95 menit dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Upi untuk memperdalam background story dari masing-masing karakter. Dinamika konflik Ibu Jumati, Pak Edi dan Rini berhasil bikin greget serta memancing emosi penonton. Tak hanya itu saja, penonton juga bisa memberikan rasa empatinya terhadap karakter Ibu Jumiati, Vita dan Dwi saat ketiganya berjuang terbebas dari gangguan gaib kiriman Rini. Kedua anak dari Ibu Jumiati dan Pak Edi khususnya Vita juga mendapat pendalaman cerita yang mumpuni sebagai "korban" dari pisahnya rumah tangga orang tua.


Selain itu, Beberapa bagian cerita sebetulnya punya celah yang dapat dikembangkan lebih mendalam lagi. Contohnya eksplorasi background story dari karakter Rini dan Pak Edi yang masih bisa banget dilakukan. Namun keputusan untuk sedikit mengerem dan main aman di sini masih bisa aku maklumi, mengingat plot film ini bukan sepenuhnya bergenre drama. Mungkin jika film ini dibelokkan jadi full drama pasti bisa lebih menguras emosi penonton. Hahaha. Siapa sangka, Upi dan Bobby Prasetyo memberikan penutup cerita film SIHIR PELAKOR (2025) dengan cara yang menurutku sangat menyentuh perasaan penonton. Meskipun ayahnya sudah menghancurkan keluarganya sendiri, sang anak tetap peduli dan mau menemui ayahnya sendiri. Moment sedikit flashback ketika Vita dewasa mendatangi ayahnya duh! Bikin haru! Treatment Upi seperti ini semakin mengukuhkan jika ia sangat mencintai K-Pop dan juga K-Drama. Baguus!
Untuk jajaran pemain, tak heran rasanya sederet nama besar seperti Marcella Zalianty, Asmara Abigail dan Fathir Muchtar main film SIHIR PELAKOR (2025) ini. Penulisan skenario yang jempolan membuat ketiganya sangat leluasa menunjukkan kualitas akting terbaik. Marcella Zalianty berhasil menjadi sosok ibu dan juga istri yang disakiti oleh suaminya sendiri dengan sangat memukau. Range emosi, gesture dan tatapan mata penuh amarah yang dipendam tersampaikan dengan sangat baik penonton. Penampilan Asmara Abigail sebagai pelakor sukses membuatku terpukau juga. Ganjen dan genitnya bikin siapapun yang melihatnya pasti akan ikutan kesal. Auto masuk jajaran pemeran pelakor paling memorable dalam sejarah perfilman Indonesia hahaha! Kehadiran Neona Ayu surpsingly sangat mampu mengimbangi ketiga aktor seniornya. Sebagai seorang anak yang orangtuanya bercerai, amarah serta sikapnya terlalu real dan tidak berlebihan juga. Jajaran pemain pendukungnya pun tampil sesuai porsinya masing-masing serta punya pengaruh cukup signifikan terhadap keseluruhan cerita. Overall, film SIHIR PELAKOR (2025) tampil sangat solid, ngeri, bikin emosi sekaligus mengharukan sebagai drama perselingkuhan dibalut horror. Good job for Bobby Prasetyo, Upi and Starvision Plus!


[8.5/10Bintang]

Thursday, 24 July 2025

[Review] The Fantastic Four First Steps: Keunikan The First Marvel Family di MCU Ketika Harus Menghadapi Galactus!

 


#Description:
Title: The Fantastic Four: First Steps (2025)
Casts: Pedro Pascal, Vanessa Kirby, Joseph Quinn, Ebon Moss-Bachrach, Ralph Ineson, Julia Garner, Matthew Wood, Ada Scott, Paul Walter Hauser, Natasha Lyonne, Sarah Niles, Mark Gatiss
Director: Matt Shakman
Studio: Marvel Studios


#Synopsis:
Empat astronot dari Earth-828 yaitu pasutri Reed Richards (Pedro Pascal) dan Sue Storm (Vanessa Kirby), lalu Ben Grimm (Ebon Moss-Bachrach) dan Johnny Storm (Josep Quinn) menjalankan program menjelajah luar angkasa dengan menggunakan pesawat Excelsior. Dalam perjalanannya itu, mereka tak sengaja terkena paparan sinar kosmik. Kejadian tersebut membuat mereka berempat jadi punya kemampuan super. Saat kembali ke bumi, Reed yang seorang ilmuwan kini punya kemampuan elastisitas pada tubuhnya. Sue punya kemampuan invisible dan menciptakan medan gaya. Ben yang tubuhnya bertransformasi menjadi batu dan punya kekuatan fisik luar biasa. Sementara itu, Johnny memiliki kemampuan berubah wujud menjadi api dan terbang dengan kecepatan tinggi. Dengan kemampuan luar biasanya itu, mereka berempat memutuskan membentuk grup super bernama Fantastic Four.
 

 
Empat tahun berlalu, Fantastic Four jadi grup pahlawan yang melindungi Earth-828 dari segala bahaya. Berbagai aksi kejahatan dan hal-hal yang berpotensi mengancam keselamatan penduduk bumi berhasil ditangani dengan baik oleh mereka berempat. Reed dan Ben semakin dikenal sebagai duo ilmuwan yang makin disegani oleh banyak orang. Sue mendirikan organisasi Future Foundation yang fokusnya mempersiapkan masa depan manusia melalui berbagai inovasi dan pendidikan. Sementara itu, Johnny mendapat popularitas dan diidolakan banyak orang karena paras tampan serta usianya lebih muda dari Reed, Sue dan Ben.
Sejak memiliki kekuatan super, Reed dan Sue merasa khawatir jika harus memiliki seorang anak. Rasa khawatir yang terus menghantui mereka dalam beberapa tahun terakhir akhirnya berbuah manis, ketika Sue memperlihatkan hasil positif dari test kehamilannya. Reed sangat senang dan tak menyangka akhirnya ia akan menjadi seorang ayah. Selama masa hamil, Reed sangat protektif pada Sue dan rutin memeriksa kondisi calon anak mereka. Kebahagiaan pun turut dirasakan oleh Ben dan Johnny yang nantinya mereka akan menjadi paman untuk anak pertama dari Reed dan Sue.
 
 
 
Waktu terus berlalu. Ditengah kondisi kehamilan Sue yang semakin membesar, Earth-828 tiba-tiba kedatangan benda asing yang melayang dari langit. Sosok perempuan berwarna serba perak dan metal tersebut dipanggil Silver Surfer (Julia Garner) dan memberi pengumuman bahwa planet Earth-828 telah ditandai untuk dihancurkan oleh makhluk kosmik pemakan planet bernama Galactus (Ralph Ineson). Kabar tersebut langsung menimbulkan kepanikan dari para penduduk Earth-828. Tak tinggal diam, tim Fantastic Four bergegas melacak sosok Silver Surfer dan Galactus yang selama ini tidak pernah terdeteksi keberadaannya oleh siapapun. Saat mempelajari dua makhluk misterius tersebut, Reed menemukan anomali terkait hilangnya beberapa planet yang sudah dihancurkan dan dimakan oleh Galactus. Anomali tersebut menjadi ide baginya untuk menyusun rencana bernegosiasi dengan Galactus agar tidak "memakan" Earth-828.
 
 
 
 
 
Setelah berhasil menemukan satu titik koordinat sistem bintang yang sangat jauh, tim Fantastic Four berangkat menuju kesana dengan menggunakan pesawat Excelsior dengan tenaga tambahan dari teknologi canggih FTL. Setibanya disana, mereka disambut oleh Silver Surfer dan langsung diarahkan untuk bertemu dengan Galactus. Reed, Sue, Ben dan Johnny dibuat terkejut saat pertama kali melihat sosok Galactus ternyata sangatlah besar. Galactus menawarkan pilihan ia tidak akan memakan Earth-828 asalkan bayi yang ada dalam kandungan Sue diserahkan kepadanya. Menurut Galactus, bayi tersebut memiliki kekuatan besar dan bisa menghentikan "rasa lapar" untuk "memakan" planet-planet selanjutnya. Keinginan Galactus tersebut tentunya ditolak oleh Reed dan Sue. Mereka berempat kemudian berusaha kabur dari sarang Galactus dan segera pulang ke bumi. Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Silver Surfer berusaha menangkap tim Fantastic Four. Disaat yang bersamaan, Sue mengalami kontraksi hebat. Tak lama setelah itu, Sue melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Franklin Richards (Ada Scott) dan pesawat mereka berhasil keluar dari sistem bintang tempat keberadaan Galactus.
Setibanya di bumi, tim Fantastic Four disambut penuh suka cita dan bahagia ketika melihat Sue menggendong seorang bayi laki-laki. Kedatangan tim Fantastic Four beserta anggota barunya itu menjadi perbincangan sekaligus harapan bagi penduduk Earth-828. Namun sayang, kabar yang dibawa tim Fantastic Four ternyata tak sesuai dengan harapan. Reed berkata jujur jika mereka gagal mengalahkan Galactus dan tidak bisa memastikan keselamatan Earth-828. Hal tersebut membuat penduduk Earth-828 jadi membenci tim Fantastic Four karena tidak mengiyakan penawaran Galactus untuk menukarkan bayi mereka dengan keselamatan Earth-828. Meskipun penuh keraguan, Sue berjanji ia dan timnya akan melakukan apapun yang diperlukan agar bisa mengalahkan Galactus.
  
 
 
 
Seiring berjalannya waktu, pesawat raksasa milik Galactus semakin mendekati tata surya dan Earth-828. Reed dan Ben menyusun rencana untuk membuat alat teleportasi skala besar yang nantinya digunakan untuk memindahkan bumi menjauh dari jangkauan Galactus. Meskipun rencana teleportasi tersebut berdasarkan dari eksperimen semata, Reed berharap semuanya bisa terwujud dan Galactus gagal "memakan" Earth-828. Apakah Galactus berhasil tiba di Earth-828? Akankah tim Fantastic Four berhasil dengan semua rencananya?


#Review:
Fase 6 Multiverse Saga Marvel Cinematic Universe resmi dimulai dengan perilisan film THE FANTASTIC FOUR: FIRST STEPS (2025) di bioskop Indonesia mulai Rabu, 23 Juli 2025. Film ini menjadi film reboot kedua bagi grup pahlawan super Fantastic Four karya Stan Lee dan Jack Kirby setelah film terakhir produksi 20th Century Fox yang dirilis tahun 2015. Sayang, film tersebut mendapat respon sangat buruk dan gagal mencetak box office hit ketika penayangan di bioskop. Di reboot keduanya ini, hak cipta Fantastic Four akhirnya kembali ke tangan Marvel Studios setelah Disney mengakuisisi 20th Century Fox di tahun 2017.
 

Untuk segi cerita, film FANTASTIC FOUR (2025) versi baru kali ini memang terasa berbeda dibandingkan dengan empat film yang sudah dirilis. Kisah the first Marvel family ini langsung bersetting empat tahun setelah terpapar sinar kosmik yang menyebabkan mereka punya kekuatan super. Keputusan tersebut menurutku cukup tepat, karena penonton pasti sudah bosan jika harus mengulang lagi origin story dari Fantastic Four yang sudah dilakukan film-film sebelumnya. Untuk menggaet fans baru, Marvel Studios tetap menampilkan sedikit rewind tentang awal mula tim Fantastic Four dan perjalanan empat tahun sebelumnya melalui klip-klip seperti sketsa. Setelah itu, plot berjalan melihat daily activity tim Fantastic Four di Earth-828 yang bernuansa retro-futuristik. Jika penonton mengharapkan banyaknya sekuens action bombastis khas Marvel Studios di film ini, maka dipastikan akan merasa sedikit kecewa karena fokus utama film Fantastic Four bukanlah full action, melainkan pengenalan masing-masing karakter dan build up family chemistry dari tim Fantastic Four itu sendiri. Meskipun adegan pertarungan tim Fantastic Four di film ini bisa dihitung dengan jari, penonton tetap bisa merasakan keseruan khas film superhero terutama saat mereka mendatangi Galactus dan dikejar-kejar Silver Surfer. Sementara itu, konflik utama film FANTASTIC FOUR (2025) yang dimunculkan menurutku terlalu main aman dan sederhana banget. Plot fan theory serta rumor-rumor yang beredar selama ini jauh lebih menggila ketimbang plot main aman yang dipilih oleh sang sutradara dan kuartet penulis cerita. Aku masih tidak menyangka, pemicu konflik Fantastic Four dan Galactus hanya tawar menawar dan rebutan bayi semata. Kehadiran Silver Surfer yang kali ini versi perempuan sebetulnya punya background story cukup tragis karena ia rela mengabdi jadi "budak" Galactus demi keselamatan planet Zenn-La yang dihuni Shalla-Bal. Subplot usaha Johnny Storm membujuk Shalla-Bal cukup menarik meskipun kapasitasnya terbatas dan endingnya pun jadi predictable saat Fantastic Four kewalahan menghadapi Galactus yang tiba di planet Earth-828.
 

Untuk jajaran pemain, penampilan casts baru FANTASTIC FOUR (2025) tampil fresh dan punya perbedaan tersendiri dengan versi terdahulu. Pedro Pascal yang sedang naik daun surprisingly fit-in sebagai Richard Reed. Aura ilmuwan pintar dan wibawanya terpancar kuat disepanjang film. Vanessa Kirby pun yang selama ini identik dengan peran antagonis, tampil lovable sebagai new mother Sue Storm. Kehadiran Ben Grimm yang diperankan Ebon Moss-Bachrach sekilas mengingatkan akan Hulk nya Bruce Banner, namun The Thing ini menurutku jauh lebih mature dan dewasa. Selanjutnya, performa Joseph Quinn sebagai Human Torch juga tak kalah mencuri perhatian. Usia yang lebih muda dan sikap enjoy nya mudah disukai oleh para penonton. Semoga di upcoming movie nanti, porsi Galactus dan Shalla-Bal bisa lebih banyak dieskplor lagi, karena dua karakter antagonis ini sangat potensial untuk dikulik lebih bombastis.


Nonton THE FANTASTIC FOUR: FIRST STEPS (2025) di IMAX experience nya fullest dari awal sampai akhir! Mid credit scene wow! End credit scene gak penting wkwk!

Untuk segi visual, film FANTASTIC FOUR (2025) memanjakan penonton dengan vibes retro futuristic di Earth-828. Scoring yang mengiringi setiap adegan juga terasa klasik tapi punya unsur modernnya yang sekilas mengingatkan penonton akan tone dari serial WANDAVISION (2021) yang sama-sama disutradarai oleh Matt Shakman. Namun sayang, di beberapa bagian terutama saat Reed Richards fighting dan mengeluarkan kemampuan elastisitasnya masih kurang mulus. Lalu kehadiran bayi Franklin pun di beberapa angle, kentara banget CGI nya. Jika harus dibandingkan dengan film superhero sebelah yang dirilis awal Juli kemarin, menurutku terasa jomplang sih. Meskipun ada beberapa kekurangan, film FANTASTIC FOUR (2025) kali ini sangat berhasil memvisualisasikan sosok Galactus yang fit-in banget dengan screen IMAX. Gilaaa! Cuma yang agak sedikit aneh, saat ia menginjakkan kaki di Earth-828 kok jadi seukuran Godzilla ya? Masa menyusut hahaha.
Overall, sebagai langkah pertama Fantastic Four di jagat MCU, film ini cukup berhasil memperkenalkan the first Marvel family tanpa harus mengulang cerita dari awal, meskipun bagian actionnya masih bisa diperbanyak lagi!
 
 
[8/10Bintang]