Friday, 10 April 2020

[Review] Happy Old Year: Kisah Menyingkirkan Barang-Barang Penuh Kenangan


#Description:
Title: Happy Old Year (2020)
Casts: Sunny Suwanmethanont, Chutimon Chuengcharoensukying, Sarika Sathsilpsupa, Apasiri Nitibhon, Thirawat Ngosawang, Padcha Kitchaicharoen
Director: Nawapol Thamrongrattanarit
Studio: GDH 559, Very Sad Pictures, Happy Ending Film, IS Film World


#Synopsis:
Jean (Chutimon Chuengcharoensukying) memutuskan untuk pulang dari Swedia setelah memutuskan untuk keluar dari kantornya di bidang arsitektur. Jean kini mempunyai keinginan bisa membuka kantor arsitek sendiri di Thailand. Namun keinginannya itu terhalang oleh kondisi rumahnya yang penuh dengan barang-barang. Tak hanya itu saja, sang Ibu selalu menolak keinginan Jean untuk merenovasi rumah. Jean lalu mencoba membujuk adiknya, Jay (Thirawar Ngosawang) agar mau membantunya untuk membereskan dan membuang barang-barang yang tidak terpakai lagi.
Keinginan Jean untuk merenovasi rumahnya itu ia curahkan pada sahabatnya, Pink (Padcha Kitchaicharoen) yang akhirnya kembali bertemu setelah Jean pulang dari Swedia. Rumah keluarga Jean sendiri terletak tak jauh dari stasiun kereta dan berada di salah satu pusat keramaian di Thailand. Dahulu, keluarga Jean membuka usaha toko alat dan les musik. Namun setelah kedua orangtua mereka bercerai, otomatis usaha dan les musik itu tutup. Jay yang mahir mendesain pakaian memutuskan untuk berjualan online clothing.


Jean bermimpi rumahnya yang berlantai dua ini akan berkonsep minimalis dan serba monokrom. Ia sangat terinspirasi gaya modern minimalis dari kantornya yang ada di Swedia. Jean tidak ingin rumahnya ini penuh dengan barang-barang yang tak berguna, secepatnya ia harus menyingkirkannya agar impian Jean terwujud.
Hal pertama yang Jean lakukan adalah cara membuang barang-barang yang sangat banyak itu. Dengan dibantu Jay, mereka membersihkan kamar mereka masing-masing. Jean juga selalu mencari referensi tentang konsep minimalis dengan membaca buku-buku arsitek di perpustakaan dan toko buku. Satu demi satu barang yang ada di kamar Jean maupun Jay dimasukkan ke kantong sampah plastik. Jean berusaha untuk tidak mengingat-ingat lagi semua barang tersebut. Ia harus tetap fokus mewujudkan impiannya.



Keesokan harinya, Jean mencoba untuk membereskan lantai bawah rumahnya. Disana ia melihat sebuah piano yang tak lagi dipakai. Ia kebingungan untuk mengeluarkan piano sebesar itu. Namun rencana Jean gagal, sang ibu marah dan tak ingin piano itu dibuang begitu saja. Jean kekeuh, piano itu tak ada gunanya lagi setelah sang ayah pergi meninggalkan mereka. Jay pun mencoba menenangkan keduanya agar tidak emosi. Jay mengajak Jean untuk melanjutkan lagi membereskan kamar mereka ketimbang pusing memikirkan barang-barang yang ada dilantai bawah.
Disaat Jean sedang membereskan barang-barang yang ada di kamarnya, ia menemukan sebuah boneka teddy bear raksasa pemberian dari sahabatnya. Selain itu, Jay memberikan kantong yang berisi kamera analog beserta beberapa roll film. Rupanya benda tersebut adalah pemberian dari mantan kekasih Jean yaitu Aim Thana (Sunny Suwanmethanont).



Aksi beberesih yang dilakukan Jean rupanya tak cukup memamakan waktu sebentar, barang-barang bekas yang ada dirumahnya sangatlah banyak. Melihat banyak barang yang masih bagus dan masih bisa dipakai, Pink lalu menyarankan Jean lebih baik menjualnya ketimbang harus membuangnya. Namun Jean tak ingin melakukan hal itu karena malah lebih banyak membuang waktu. Jean juga menganggap barang-barang masa lalunya itu tak lagi berguna, tak membuat ia bahagia dan harus segera disingkirkan. Mendengar hal tersebut, membuat Pink merasa kesal pada Jean karena salah satu barang pemberiannya itu tak dihargai oleh Jean.
Sang adik lalu memberi saran agar barang-barang yang menumpuk itu lebih baik kembalikan lagi ke pemiliknya atau memberikan kepada temannya yang membutuhkan. Jean kemudian mencoba menghubungi beberapa temannya. Rencana ini berhasil. Jean lalu mencoba mengirimkan kamera analog dan roll film milik Aim ke rumahnya. Namun rencana itu gagal, paket yang dikirimkan Jean ditolak oleh Aim. Jean sendiri mengakui semenjak pergi ke Swedia ia malah pergi begitu saja tanpa pamit dan menghubungi Aim. Ia merasa canggung untuk bisa kembali bertemu dengan Aim. Dengan dorongan Pink, Jean pun akhirnya memberanikan diri untuk datang ke rumah Aim memberikan kamera itu dan menjelaskan alasan dirinya pergi tanpa pamit dari kehidupan Aim.



Pertemuan pertama antara Jean dan Aim setelah tiga tahun hilang tanpa kabar akhirnya terjadi. Jean meminta maaf dan menjelaskan semua yang ada didalam hatinya. Ia menyesal telah menyianyiakan Aim kala itu. Untungnya, Aim memaafkan Jean dan mengajaknya untuk masuk ke rumahnya sambil mengajak Jean untuk membantunya membuatkan sup favoritnya. Di rumahnya, Jean juga bertemu dengan Mi (Sarika Sathsilpsupa), kekasih baru dari Aim. Jean nampak lega melihat Aim kini sudah move-on dari dirinya.
Keesokan harinya, Aim menghubungi Jean untuk bertemu dan makan bersama di sebuah kedai. Jean yang awalnya sedang sibuk membereskan file-file di kamarnya langsung bergegas pergi menemui Aim. Di acara makan bersama itu, Aim juga mengajak Mi sekaligus membawa barang-barang pemberian dari Jean untuk dikembalikan. Disaat Jean membuka box pemberian dari Aim, ia baru sadar jika ibu dari Aim kini sudah tiada. Jean semakin merasa bersalah karena tak menemani sang kekasih kala itu disaat kehilangan ibunya.


Kebersamaan Jean dan Aim kembali terulang disaat teman semasa sekolah mereka yaitu Korn (Thanyathan Phonsattha) meminta Jean untuk mencarikan file foto mereka disaat sedang sekolah untuk keperluan rencana pernikahannya. File-file yang tersimpan di Jean mayoritas ada didalam kepingan-kepingan CD dan beberapa telah rusak. Korn lalu meminta tolong pada Jean untuk menemui Aim, karena Aim juga masih menyimpan koleksi foto masa sekolah mereka.
Disaat Jean sedang mencari foto-foto di hard disk milik Aim, tak sengaja ia menemukan foto-foto kebersamaan antara Jean dan Aim.


Waktu terus berjalan, barang-barang yang ada di lantai atas rumah mulai berkurang. Beberapa diantaranya berhasil dijual oleh Jean kepada kolektor barang-barang antik. Piano tua yang masih ada di lantai bawah menjadi benda yang paling sulit disingkirkan. Sang ibu masih mempunyai kenangan yang sangat besar dengan piano tersebut. Jean kemudian mencoba menghubungi ayahnya yang kini sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya. Jean hanya meminta izin untuk menjual piano tersebut jika tak lagi digunakan. Namun upaya Jean ini malah membuat ia merasa sedih dan membuka luka lama soal perceraian orang tua mereka.
Rencana Jean merenovasi rumahnya ini ternyata berdampak pada orang-orang yang ia temui termasuk pada ibunya, sahabatnya dan juga mantannya yaitu Aim. Berhasilkah Jean mewujudkan impiannya ini?


#Review:
Satu film terbaru keluaran GDH559 segera meramaikan bioskop Indonesia jika wabah Corona Virus sudah selesai yaitu film HAPPY OLD YEAR (2020). Film yang dibintangi aktor Thailand Sunny Suwanmethanont ini sebetulnya sudah tayang di Thailand pada Desember 2019 lalu. Film ini juga sudah tersedia di platform Netflix wilayah Eropa dan Amerika.


Untuk segi cerita, film ini sedikit mengingatkanku pada dua film produksi MNC Pictures terdahulu yaitu film HARI UNTUK AMANDA (2010) dan film TOKO BARANG MANTAN (2020). Namun film HAPPY OLD YEAR (2020) ini memiliki tempo cerita yang sedikit lambat namun tetap memberikan kesan dan rasa emosional yang jauh lebih mendalam. Diceritakan, Karakter Jean yang diperankan aktris BAD GENIUS (2017) yaitu Aokbab Chutimon Chuengcharoensukying yang sangat kekeuh ingin merenovasi rumahnya untuk dijadikan sebuah kantor dengan konsep desain minimalis. Barang-barang yang sangat banyak dirumahnya itu otomatis harus dibuang secepatnya. Jean yang berpegang teguh dengan sikap tak peduli pada barang-barang yang ada dirumahnya, perlahan malah membuat dirinya bernostalgia dengan segala kenanagan yang ada pada barang-barang tersebut. Tak hanya itu saja, karakter Jean juga merasakan moment kenangan indah, menyakitkan, salah faham dan kejadian-kejadian tak terduga.


Sang sutradara membawa film ini pada sudut pandang karakter Jean yang sangat tenang, terkendali dan memperhatikan setiap detail dalam melakukan tindakannya. Konflik yang dibangun film HAPPY OLD YEAR (2020) ini juga berjalan begitu pelan untuk menuju ke klimaksnya. Aokbab tampil memukau sebagai Jean yang begitu kalem dan tenang meskipun emosi batinnya terlihat begitu bergejolak disaat harus bertemu kembali dengan sang mantan maupun berhadapan dengan sang ibu. Pertengkaran Jean dan ibunya menjadi salah satu golden moment dalam film ini. Tak sedikit juga adegan-adegan yang tak bersuara hanya menampilkan gambar-gambar estetik sesuai dengan karakterisasi dari sosok Jean. Film ini benar-benar memberikan pelajaran pada penontonnya bahwa jika membereskan barang-barang itu pasti akan membawa kita pada moment throwback nostalgia dan juga memberikan pelajaran berharga tentang menghargai orang lain. GDH is never failed!


[8.5/10Bintang]

1 comment:

  1. Meskipun temponya agak lambat, tapi asliii deh ini film nge-jleb dan bikin perasaan nggak karuan.

    ReplyDelete