Monday, 28 June 2021

[Review] Hitam: Sara Fajira From Lathi To Zombie!


#Description:
Title: Hitam - First Season (2021)
Casts: Sara Fajira, Donny Damara, Aksara Dena, Seteng A. Yuniawan, Eka Nusa Pertiwi
Director: Sidharta Tata
Studio: Klik Film Productions, Fourcolours Films


#Synopsis:
Setelah menyelesaikan pendidikannya di London, Tika (Sara Fajira) memutuskan pulang ke kampung halamannya di Kembang, Yogyakarta. Tika yang mengalami Jetlag terbangun dari istirahatnya setelah mendengar suara air mendidih yang lupa dimatikan oleh ayahnya, Pak Dibyo (Donny Damara). Melihat anaknya yang sudah bangun, Pak Dibyo langsung bersiap-siap pergi ke kantor desa untuk bekerja sebagai Kepala Desa. Saat ini ia sedang disibukkan dengan rencana revitalisasi pasar tradisional yang ada di desa.


Untuk mengisi waktu luang, Tika pun menghubungi Retno (Eka Nusa Pertiwi) untuk datang kerumahnya. Ia membawa sedikit oleh-oleh dari London untuk sahabatnya itu. Retno sangat senang bisa bertemu lagi dengan Tika setelah bertahun-tahun terpisah karena Tika memilih kuliah di luar negeri.
Setibanya di kantor kepala desa, Pak Dibyo kedatangan Pak Bambang (Seteng A. Yuniawan) yang menginginkan Pak Dibyo memberi izin kepada dirinya untuk terlibat dalam proses revitalisasi pasar. Pak Bambang juga sangat berharap para pemuda yang sering menjaga pasar tradisional bisa diangkat menjadi petugas parkir tetap jika proyek revitalisasi pasar telah selesai.


Menjelang malam hari, Retno bersama ibunya dibuat gelisah disaat sang ayah yaitu Pak Rahmat tak kunjung pulang. Mereka khawatir karena selama ini Pak Rahmat tak pernah pergi sampai larut malam. Berkali-kali Retno mencoba menghubungi ayahnya namun tak pernah diangkat. Ia kemudian datang ke rumah Pak Dibyo untuk meminta pertolongan mencari ayahnya itu. Keesokan harinya, Pak Dibyo dan beberapa warga menyusuri setiap desa dan hutan untuk mencari Pak Rahmat. Penelusuran tersebut menemukan sedikit titik terang. Mereka menemukan motor milik Pak Dibyo berada di tengah hutan. Retno yakin misteri hilangnya sang ayah itu ada orang yang mencoba mencelakainya. Namun Pak Dibyo tidak bisa gegabah mengambil tindakan. Bisa aja Pak Dibyo diserang oleh hewan buas yang ada di hutan. Selama seharian para warga dan juga Retno mencari Pak Rahmat di hutan namun hasilnya nihil. Mereka pun memutuskan untuk melanjutkan proses pencarian pada keesokan harinya.


Sementara itu, Tika yang selama seharian hanya berdiam di rumah mengajak Retno untuk mencari makan malam. Setibanya di tempat Bakmi Jawa, diam-diam Tika juga menghubungi Gilang (Aksara Dena) saudara tirinya yang kini berprofesi sebagai Polisi. Kehadiran Gilang diantara Tika dan Retno membuat suasana menjadi canggung. Pasalnya, selama Tika pergi ke London rupanya Gilang dan Retno sudah menjalani hubungan asmara. Untuk sementara waktu mereka merahasiakan hal tersebut pada Tika. Selang beberapa waktu, tiba-tiba Tika mengalami pusing lalu muntah. Retno dan Gilang panik. Retno pun langsung bergegas pulang mengantarkan Tika ke rumahnya untuk beristirahat.



Keesokan harinya, warga desa digegerkan dengan penemuan seekor kambing yang mati dengan luka disekitar lehernya. Warga dan juga Pak Dibyo semakin yakin jika ada hewan buas yang berkeliaran di hutan desa. Misteri hilangnya Pak Rahmat juga bisa jadi diakibatkan oleh serangan hewan buas tersebut. Para warga kemudian berinisiatif memasang perangkap jebakan agar tidak ada lagi korban.
Beberapa warga pun mengadakan ronda untuk menjaga warga desa. Disaat tengah malam, terdengar suara lonceng yang dipasang di perangkap jebakan. Pak Dibyo yang rumahnya paling dekat dengan lokasi perangkap langsung mendatangi sumber suara. Setibanya disana, Pak Dibyo dibuat terkejut melihat apa yang ada di dalam perangkap tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?


#Review:
Platform streaming Klik Film semakin produktif menghadirkan konten-konten originalnya. Pada bulan Juni ini, Klik Film Productions menghadirkan konten serial perdananya yang bekerjasama dengan rumah produksi Fourcolours Films. Serial yang diproduksi ini bergenre drama thriller horror berjudul HITAM (2021). Yang cukup menarik dari serial ini adalah cerita yang dihadirkan yaitu bertema tentang Zombie, yang dimana terbilang sangat jarang diangkat oleh para sineas tanah air. Tercatat sejauh ini film Indonesia yang bertema Zombie hanya beberapa saja seperti: KAMPUNG ZOMBIE (2015), REUNI Z (2018) dan ZETA (2019).


Untuk segi cerita, serial HITAM (2021) ini harus diakui mempunyai alur cerita yang cukup berbeda dengan film-film bertema Zombie kebanyakan. Serial ini tidak mengekspose Zombie Apocalypse dalam skala luas. Sidharta Tata selaku sutradara lebih memilih untuk mengambil cerita dalam skala yang lebih kecil. Ia juga berusaha menghadirkan cerita yang tidak sebatas pada drama romantis atau hantu urban legend saja. Lewat serial HITAM (2021) ia menunjukkan kisah Zombie dengan jalan cerita yang sangat rapi. Dengan empat episode yang masing-masing berdurasi 35-50 menitan, para penulis naskah serial HITAM (2021) ini berhasil menguak segala misteri yang terjadi desa itu. Berbagai issue sosial pun turut dihadirkan dalam serial ini seperti fenomena pungli, kasus suap, virus dan kekuasaan. Hal-hal tersebut terasa sangat related dan mudah ditemukan disekitar kita. Serial HITAM (2021) ini juga mempunyai unsur budaya Jawa yang begitu kuat. Mayoritas dialog menggunakan bahasa daerah Jawa. Lebih lanjut, Sidharta Tata pun menghadirkan something fresh pada konsep Zombie yang ada dalam serial ini.



Dikisahkan Zombie di serial HITAM (2021) ini sangat menyukai daging manusia alias kanibal dan tidak langsung menulari manusia lewat gigitannya. Beberapa adegan aksi kanibalisme yang dilakukan dalam serial ini lumayan membuatku tercengang, menjijikan sekaligus menakutkan. Hal tersebut semakin sempurna dengan dukungan scoring musik yang mumpuni.
Untuk jajaran pemain, Sara Fajira "Lathi" dan Donny Damara sukses menampilkan chemistry yang gemilang. Sara mampu mengimbangi lawan mainnya yang jauh lebih senior ketimbang dirinya. Hal serupa sukses dilakukan oleh Donny Damara. Sebagai seorang ayah, ia rela melakukan apa saja demi anaknya meskipun kelakuannya itu tidak bisa dibenarkan. Perubahan gesture dan sikap dari Pak Dibyo pun begitu meyakinkan. Adegan Pak Dibyo beraktivitas di gudang rumahnya sukses membuatku ngeri melihatnya. Serem banget!


Tak hanya itu saja, deretan pemain pendukung pun tampil sangat memukau sehingga memperkuat keseluruhan cerita. Akhirnya bisa melihat lagi akting keren dari Eka Nusa Pertiwi dalam skala besar setelah film TENGKORAK (2017). Potensi untuk dibuat sekuel pun harusnya terbuka lebar. Aku yakin kedepannya, Sidharta Tata bisa menjadi the next big thing di industri perfilman tanah air. Serial HITAM (2021), TUNNEL (2020) dan QUARANTINE TALES (2020) menjadi pembuktiannya!


[8.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment