Saturday, 29 July 2023

[Review] Ketika Berhenti Di Sini: Menerima Kehilangan Harus Sepenuhnya Ikhlas Dan Move-On!



#Descriptions:
Title: Ketika Berhenti Di Sini (2023)
Casts: Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Sal Priadi, Lutesha, Widyawati, Cut Mini, Indra Brasco, Satrya Ghozali, Marshel Widianto, Jourdy Pranata
Director: Umay Shahab
Studio: Sinemaku Pictures, Legacy Pictures


#Synopsis:
Sejak kecil, Anindita (Prilly Latuconsina) sangat gemar menggambar. Hobinya itu selalu didukung oleh ayahnya (Indra Brasco). Di usia beranjak remaja, Dita harus kehilangan sang ayah untuk selama-lamanya karena penyakit yang diderita. Ia merasakan kehilangan yang sangat besar karena ayahnya lah yang selama ini selalu mendukung cita-citanya sebagai pelukis handal. Namun disisi lain, Dita juga merasa bersalah atas kematian sang ayah karena seluruh tabungan ayahnya untuk berobat digunakan untuk biaya Dita masuk kuliah. Hal tersebut membuat Dita merasa jadi beban sekaligus penyebab kematian dari ayahnya itu. Bahkan sampai Dita hampir selesai kuliah, ia enggan mengunjungi makam sang ayah. Sikap belum bisa menerima kehilangan inilah yang membuat hubungan Dita dengan ibunya (Cut Mini) semakin berjarak satu sama lain.


Waktu terus bergulir. Dita tetap melanjutkan kuliahnya sampai selesai demi sang ayah. Semasa belajar di kampus, Dita bertemu dengan seorang mahasiswa arsitek bernama Ed (Bryan Domani) saat sedang berada di tempat perbaikan Gadget. Pertemuan tak sengaja itu membuat keduanya semakin dekat. Ed sangat tertarik dengan keunikan dan keahlian Dita dalam menggambar. Begitu juga dengan Dita, ia terpesona pada Ed karena sering membuatnya penasaran dengan segala teka-teki yang diberikan.
Kehidupan Dita kembali berwarna setelah menjalin hubungan asmara dengan Ed. Keduanya sudah mengenal keluarga satu sama lain. Dita juga sudah sangat dekat dengan neneknya (Widyawati) Ed dan sering menghabiskan waktu bersama. Ed pun sering menyempatkan waktu untuk makan malam bersama dengan keluarga Dita.
Memasuki tahun keempat, Dita merasa hubungan asmara dengan Ed tidak memperlihatkan kemajuan. Ed yang kini sudah bekerja dan hidup mapan dianggap kurang perhatian dan kurang komunikasi terhadap Dita yang sedang mengalami Insecure terhadap cita-cita dan kariernya. Ed merasa jika rasa pesimis yang hadir dalam diri Dita bukanlah tanggung jawab dirinya meskipun ia adalah pacar dari Dita. Mendengar hal tersebut membuat Dita sangat kecewa dengan sikap Ed. Keduanya bertengkar dan Ed langsung pergi meninggalkan Dita.


Usai pertengkaran itu, Dita pergi menemui sahabat sejak masih sekolah yaitu Ifan (Refal Hady) yang sedang berada tak jauh dari tempat Dita. Karena rasa kecewa, Dita ingin meluapkan semua beban perasaannya itu dengan meminum banyak alkohol. Ifan berusaha mencegahnya namun Dita mengabaikan semua ucapan Ifan. Karena sudah terlalu banyak minum alkohol, Ifan langsung membawa Dita pulang ke rumahnya. Keesokan harinya, Dita terbangun dari tidur dan mendapat kabar jika Ed telah meninggal karena kecelakaan mobil. Seketika Dita terkejut dan menangis histeris saat tersadar jika pacarnya itu kini telah tiada. Untuk kedua kalinya, ia merasa bersalah atas kematian Ed.


Seiring berjalannya waktu, Dita perlahan mulai bisa mengikhlaskan kepergian Ed. Dengan bantuan kedua sahabatnya yaitu Tari (Lutesha) dan Awan (Sal Priadi), Dita bisa bangkit dan akhirnya membuka hatinya untuk Ifan. Masalah baru kemudian muncul disaat Dita mendapatkan bingkisan kado yaitu sebuah kacamata pintar Augmented Reality yang khusus diprogram dengan Artificial Intelligence berwujud Ed. Kehadiran kacamata pintar tersebut membuat Dita merasakan kehadiran Ed dihidupnya. Sejak saat itulah, Dita menemukan kenyamanan ditemani AI berwujud Ed yang berasal dari kacamata pintarnya. Lalu bagaimana nasib hubungan Dita dengan Ifan?


#Review:
Umay Shahab kembali meramaikan industri perfilman Indonesia dengan merilis film panjang keduanya yang berjudul KETIKA BERHENTI DI SINI (2023). Dengan mengangkat premis tentang "Merayakan Kehilangan", Umay yang dibantu Alim Sudio untuk penulisan naskah menggabungkan premis tersebut dengan Issue Mental Illness yang sebelumnya sudah tersaji lewat debut film pertama Umay yaitu KUKIRA KAU RUMAH (2022). Umay Shahab dan Prilly Latuconsina selaku produser dari Sinemaku Pictures terlihat sangat Concern terhadap Issue Mental Illness yang seharusnya tidak boleh dianggap sepele lagi.


Kesamaan film pertama Umay dengan film keduanya ini terletak pada karakter utamanya yang kembali diperankan Prilly Latuconsina. Ledakan emosinya sama-sama dahsyat dan memperlihatkan terguncangnya psikologis karakter utama yang kali ini berfokus pada perasaan cemas, takut, Insecure dan trauma kehilangan atas kepergian orang tersayang untuk selama-lamanya. Selain itu, pemicu dari kekacauan psikologis dari karakter Dita juga masih sama yaitu berasal dari kisah cintanya. Peran paling menonjol dari film KETIKA BERHENTI DI SINI (2023) pun lagi dan lagi datang dari karakter yang diperankan Prilly Latuconsina. Hampir disepanjang film, karakter Dita benar-benar bersinar terang hingga karakter lain redup dan tidak mendapat Exposure lebih mendalam, khususnya peran yang dimainkan oleh Lutesha dan juga Sal Priadi. Kehadiran karakter pendukung yang diperankan Refal Hady pun cukup disayangkan karena kembali terjebak pada Template laki-laki penyabar, terlalu baik dan jarang sekali marah-marah. Aku juga agak menyayangkan pendalaman cerita dari Ibunya Dita dan Omanya Ed yang diperankan Cut Mini dan Widyawati ini terbatas banget. Padahal plot masing-masing keluarga mereka sangat potensial sih untuk dikembangkan lebih "gila" lagi.


Terlepas dari segala macam kemiripan dengan film KUKIRA KAU RUMAH (2023), Umay Shahab tetap memberikan sentuhan baru kok di film ini. Ide tentang penggunaan teknologi Smart Eyeglasses dengan fitur Augmented Reality dan Artificial Intelligence disini cukup menarik meskipun eksekusinya masih berasa Too Experimental. Selain itu, kemunculan Cameos di film ini cukup mengejutkan sih. Ide nya FRESH dan belum pernah aku temukan di film Indonesia manapun karena Umay berani juga Crossover dengan karakter film yang bukan ia garap dan dari PH sebelah pula. Hahaha.
Untuk segi visual, Umay Shahab dan tim penata kamera memberikan visual yang Aesthetic disepanjang durasi film. Permainan Angle kamera nya makin cakep dibandingkan film pertamanya Umay. Oh iya, poster film ini harus diakui BAGUS BANGET! Design Eyecatching dan konsepnya sangat menarik perhatian. Urusan audio juga, Umay memang paham banget dengan Target Marketnya yang mayoritas penonton seusianya yang banyak menggemari lagu-lagu Indie Aesthetic dengan lirik-lirik Anti-Mainstream tentunya.


Overall, film KETIKA BERHENTI DI SINI (2023) tidaklah mengecewakan karena berhasil memberikan peningkatan kualitas dari film pertamanya Umay, meskipun masih terdapat beberapa kemiripan yang sepertinya menjadi zona nyaman dari Umay itu sendiri. 


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment