Monday, 13 May 2019

[Review] Ambu: Kasih Dan Cinta Seorang Ibu Takkan Pernah Hilang



#Description: 
Title: Ambu (2019)
Casts: Laudya Cynthia Bella, Widyawati, Lutesha, Enditha, Andri Mashadi, Baim Wong
Director: Farid Dermawan
Studio: Skytree Pictures

#Synopsis:
Nona (Lutesha) seorang gadis remaja yang berasal dari keluarga broken home. Ia tinggal bersama dengan Fatma (Laudya Cynthia Bella) ibunya, seorang pemilik jasa catering. Sedangkan ayahnya, Nico (Baim Wong) lebih memilih wanita lain tapi selalu datang ke rumah hanya untuk meminta dan memeras uang dari istrinya. Melihat kedua orangtuanya yang selalu bertengkar dan konflik membuat Nona tumbuh menjadi gadis remaja yang sering datang ke diskotik untuk menenangkan dirinya. Nona membenci ibu dan ayahnya karena ia menganggap mereka sama sekali tidak memperdulikan dirinya.


Suatu hari, ketika Nona akan berangkat ke sekolah dengan menumpangi mobil box katering usaha ibunya, ia kaget ternyata semua peralatan katering beserta mobilnya akan dijual. Sepulang sekolah Nona makin heran, ibunya memutuskan untuk berhenti membuka usaha katering dan memindahkan seluruh karyawan kateringnya ke tempat usaha temannya yang sedang membutuhkan karyawan banyak. Hal ini membuat Nona bertanya-tanya. Ia yakin bahwa usaha katering, mobil pribadi hingga rumah yang ibunya jual itu berkaitan dengan ayahnya yang selalu memeras uang. Tapi ibunya tetap tidak mau menjawab pertanyaan Nona. Ibunya tetap membela ayahnya, karena sejahat apapun perlakuan ayah kepada mereka, ia tetap adalah ayah dari Nona.


Usai menjual seluruh harta miliknya, Fatma memutuskan untuk mengajak pulang Nona ke rumah neneknya yang selama ini ia dan suaminya sembunyikan soal ibu kandung dari Fatma. Karena selama 16 tahun ini, Nona hanya diberi tahu kalau ibu dari ibunya itu telah meninggal. Hal ini membuat Nona lagi-lagi kesal pada ibunya karena selalu menyembunyikan segalanya pada dirinya. Fatma hanya bisa sabar dan tetap tidak memberikan jawaban pada anaknya itu.


Fatma dan Nona lalu pergi ke sebuah desa dengan mengendarai kendaraan umum. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama dari Jakarta ke pelosok Banten membuat Nona bosan. Ia tidak menikmati perjalanan itu. Setibanya di kampung halamannya, Fatma disambut oleh Hapsa (Enditha) temannya yang kini sudah mempunyai banyak anak dan juga cucu. Dan alangkah terkejutnya ketika Ambu Misnah (Widyawati), melihat anak perempuannya itu ada didepan rumahnya. Ambu bersikap dingin dan kesal melihat Fatma yang selama 16 tahun ini memutuskan keluar dari kampung halamannya, datang lagi kerumah dan tiba-tiba ingin tinggal dan menetap begitu saja disana. Ambu lalu membawa anak dan cucunya ke tempat Jaro, pimpinan desa Baduy untuk mendapatkan wejangan. Menurut budaya dan adat istiadat Baduy, Fatma sudah bukan lagi warga Baduy. Ia harus melakukan upacara selamatan dan juga dihukum selama 40 hari jika ingin kembali menjadi warga Baduy. Namun Jaro memberikan alternatif lain, Fatma dan Nona bisa tinggal dirumah Ambu Misnah untuk sementara waktu, namun statusnya sebagai tamu saja dan itupun waktunya dibatas. Ambu Misnah lalu memilih pilihan alternatif itu dan merasa lebih baik menganggap Fatma dan Nona sebagai tamu, ketimbang harus menerima kembali anaknya pulang ke rumah.


Tinggal di desa Baduy yang sangat menghormati alam, tanpa listrik serta sikap neneknya yang tidak simpati terhadap mereka membuat Nona lagi-lagi kesal. Setiap ia menanyakan sikap neneknya pada sang ibu, ia tak pernah mendapatkan jawaban. Melihat anaknya yang selama ini jarang berinteraksi dengan dirinya membuat Fatma senang. Nona yang jarang berinteraksi dengan ibunya itu, kini mulai mencair dan perlahan dekat satu sama lain.
Melihat anak dan cucunya yang kini tinggal satu atap dengan dirinya membuat Ambu merasa serba salah. Disatu sisi, ia masih kesal, sakit hati dan kecewa dengan Fatma, anak perempuan semata wayangnya yang memutuskan keluar dari desa Baduy demi memilih pria idamannya dulu, Nico. Tapi disatu sisi lainnya, Ambu dilanda rindu dan juga sedih melihat Fatma yang saat ini kembali ke rumah bersama dengan cucunya dengan kondisi tengah terpuruk. Ambu hanya bisa bersikap dingin didepan Fatma dan juga Nona daripada harus menerima kembali kehadiran mereka.


Nona semakin membenci neneknya itu. Ia penasaran kenapa neneknya bersikap dingin dan cuek pada ibu dan dirinya. Nona lalu mencari tahu pada Kang Jaya (Andri Mashadi), seorang pemuda desa yang menjual kain-kain tenun milik warga desa. Tak mendapat jawaban jelas, Nona lalu menanyakan lagi pada Hapsa, Nona yakin sahabatnya itu pasti tahu seputar kejadian antara Ambu dan ibunya.
Sementara itu, kondisi Fatma perlahan mulai menurun. Ia selalu menggigil dan mengalami demam tinggi. Nona dan Hapsa dibuat cemas melihat ibunya yang jatuh sakit. Untuk meminimalisir rasa sakitnya, Fatma hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter sebelum ia meninggalkan Jakarta. Melihat anaknya jatuh sakit, Ambu mengalami pergolakan batin yang semakin membesar. Ia tak tega melihat anaknya kesakitan tapi ia juga belum bisa menyingkirkan rasa sakit hatinya pada Fatma. 
Akankah hubungan ibu-anak antara Ambu Misnah dan Fatma bisa kembali akur?


#Review:
Sutradara Farid Dermawan yang terkenal sebagai sutradara video klip para penyanyi populer di Indonesia kali ini mencoba peruntungannya menjadi seorang sutradara film panjang. Debutnya ini dimulai bersama dengan rumah produksi miliknya dan sang istri yaitu Skytree Pictures.
Proses shooting film AMBU (2019) ini sudah selesai kurang lebih dua-tiga tahunan yang lalu. Tak jauh usai Laudya Cynthia Bella selesai tugasnya dalam film SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 (2017). Dan akhirnya, film ini mendapat jatah untuk tayang di bioskop Indonesia mulai 16 Mei 2019 mendatang bertepatan pada bulan Ramadan 1440 Hijriyah.



Aku berkesempatan hadir pada Gala Premiere film AMBU (2019) yang dilangsungkan di Cinema XXI Plaza Senayan Jakarta pada 1 Mei 2019 yang lalu. Suasana Gala Premiere kala itu sangat ramai dihadiri oleh seluruh casts, produser, sutradara serta tamu undangan para selebriti dan juga tak ketinggalan masyarakat Banten yang ikut memeriahkan Gala Premiere ini.
Untuk segi cerita, ketika melihat trailernya, awalnya aku sendiri beropini film AMBU (2019) ini akan seperti film-film drama FTV saja. Tapi ternyata pandangan sebelah mataku itu terpatahkan usai menyaksikan film ini. Titien Wattimena selaku penulis skenario yang sudah expert dalam urusan mengoyak-oyak perasaan penonton ini berhasil menyajikan film AMBU (2019) ke tingkat level drama dan konflik ibu-anak yang sangat kuat. Kita bisa melihat dengan jelas penyebab konflik antara Ambu Misnah, Fatma dan Nico dari awal hingga akhir yang dibangun sangat konsisten. Setiap konflik dan pergolakan batin yang dirasakan Ambu Misnah dan Fatma benar-benar mengaduk perasaan penonton. Kita bisa merasakan sedih, haru sekaligus marah ketika melihat mereka berdua.


Permainan dialog, gesture serta pembangunan karakter Ambu Misnah yang dilakukan Widyawati menjadi penampilan paling kuat dan mengesankan disini. Laudya Cynthia Bella masih bermain aman dan selalu berhasil menarik simpati dan empati penonton. Yang cukup membedakan kali ini dari Teh Bella adalah background masa lalu karakter Fatma ini lumayan kelam, tidak seperti biasanya yang selalu mendapatkan peran dan image sholehah dari dulu hingga sekarang. Hal tersebut cukup berimbas pada hubungannya dengan sang ibu. Namun sayang, masa lalu Fatma ini sedikit banget ditonjolkannya. Penampilan supporting casts lainnya juga surprisingly bagus. Lutesha yang pertama kali aku lihat di film MY GENERATION (2017) ini doi mengalami progress peningkatan kualitas akting. Chemistry Lutesha sebagai Nona dengan Teh Bella secara alami terbangun dengan baik. Meskipun awalnya aku sempat berfikir antara Teh Bella dan Lutesha ini lebih cocok menjadi adik-kakak ketimbang ibu-anak. Tapi hal tersebut langsung kumaklumi, karena film ini mengangkat budaya suku Baduy yang dimana pada saat itu ada tradisi perempuan berusia 15-16tahun saja sudah diwajibkan untuk menikah.


Yang menjadi pencair suasana disaat ketegangan antara Ambu Misnah dan Fatma ialah Hapsa yang diperankan dengan sangat apik oleh Enditha. Doi berhasil banget memerankan karakter Hapsa dengan segala kelakuan, logat dan bahasanya. Kemunculannya dalam film AMBU (2019) ini selalu menjadi yang paling aku tunggu-tunggu. Edan maneh euy Hapsa bikin aing cecengiran wae.
Host, Selebgram dan Influencer Andri Mashadi yang memerankan bujang desa bernama Jaya juga bermain baik dalam film ini. Chemistry manis dengan Nona lumayan menggemaskan dibeberapa adegan. Aku sih yakin Andri Mashadi ini punya darah Sunda dalam dirinya seperti Teh Bella. Dialog karakter Jaya saat berbicara bahasa Sunda-Baduy nya terlihat natural.


Yang menjadi point plus berikutnya dalam film AMBU (2019) ini adalah penggunaan set lokasi di desa Baduy betulan serta penggunaan bahasa dan dialog Sunda-Baduy nya jempolan abis. Ketika dijumpai pada saat sesi Press Conference, Teh Bella dan Widyawati mengungkapkan bahwa ketika sedang proses reading, seluruh pemain mengikuti dan belajar bahasa Sunda-Baduy cukup intense yang langsung dimentori oleh masyarakat Baduy. Hasil dari belajar intense itu terbukti cukup memuaskan. Para pemain film AMBU (2019) ini berhasil memerankan warga Baduy dengan sangat baik. Namun sayang, menurutku pribadi film AMBU (2019) ini memiliki SATU kesalahan fatal yang dilakukan mengenai kondisi Fatma. Aku sangat heran dan dibuat kesal melihat Fatma yang kondisinya sudah seperti itu tapi dibiarkan begitu saja dari awal hingga film selesai. Cara untuk mendapatkan moment paling dramatis dan menyesakkan dada pada moment ini malah membuatku miris. Kurang make-sense banget.


Untuk urusan visual, music scoring, tata artistik dan sinematografi film AMBU (2019) ini juga tak kalah bagusnya. Nama-nama besar seperti Yudi Datau, Andi Rianto, Khikmawan Santosa, Wawan I Wibowo hingga Allan Sebastian yang terlibat berhasil menyuguhkan keindahan dan kemegahan alam serta desa Baduy dengan sangat memikat. Jalan-jalan setapak, jembatan akar gantung, hutan, rumah-rumah rotan hingga kain-kain tenun khas Baduy tampak sangat cantik dan indah.
Overall, meskipun mempunyai sedikit kesalahan, film AMBU (2019) ini sangat layak untuk ditonton di bioskop. Film ini menurutku sudah satu level dengan film KELUARGA CEMARA (2019) nya Yandy Laurens. Menjadi tontonan yang pas bersama dengan keluarga disaat moment Ramadan kali ini. 

Most memorable quotes from this movie: "Tak sedikit anak yang membenci orangtua mereka, tapi tak ada satupun orangtua dibumi ini yang membenci anaknya, sejahat atau seburuk apapun, orangtua pasti tetap menyayangi anak mereka" - Jaya (Andri Mashadi)


[8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment