Thursday 12 December 2019

[Review] Jeritan Malam: Kisah Menyeramkan Sebuah Mess Karyawan di Banyuwangi


#Description:
Title: Jeritan Malam (2019)
Casts: Herjunot Ali, Winky Wiryawan, Indra Brasco, Cinta Laura Kiehl, Fuad Idris, Otig Pakis, Roy Marten, Dede Ratu, Uno Eko, Ali Mario, Siva Aprilia
Director: Rocky Soraya
Studio: Soraya Intercine Films


#Synopsis:
Setelah wisuda dan mendapat gelar sarjana, kehidupan Reza (Herjunot Ali) tak seindah yang dibayangkan. Ia menjadi pengangguran. Berbagai macam dan jenis info lowongan pekerjaan sudah ia coba, tapi hasilnya nihil. Reza bertekad ingin secepat mungkin untuk bekerja agar bisa hidup mandiri dan tidak membebani lagi kedua orangtua nya (Roy Marten & Dede Ratu). Reza pun sedikit iri melihat kekasihnya, Wulan (Cinta Laura Kiehl) yang sudah memiliki pekerjaan tetap.


Dua tahun berlalu, akhirnya Reza diterima bekerja disebuah perusahaan Pekerjaan Umum dengan berlokasi penugasan kerja di Banyuwangi, Jawa Timur. Awalnya kedua orang tuanya keberatan karena Reza harus ditempatkan di luar Jakarta. Namun karena tekadnya yang kuat ingin hidup mandiri serta ingin segera menikahi Wulan, ia pun sanggup dan bersedia menerima pekerjaan itu. Untungnya, selama ditugaskan di Banyuwangi, Reza mendapatkan fasilitas dari kantornya berupa mess karyawan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk menyewa tempat tinggal.
Perpisahan dengan Wulan di stasiun kereta membuat Reza merasakan kesedihan yang cukup mendalam. Selama berpacaran, baru kali ini ia dan Wulan harus berpisah jarak. Untungnya Wulan mengizinkan kekasihnya itu untuk mencari rezeki di Jawa Timur.


Setelah menempuh 12 jam perjalanan, Reza tiba di mess karyawan perusahaannya. Disana ia berkenalan dengan Indra (Winky Wiryawan) dan Minto (Indra Brasco), karyawan yang sudah menempati mess. Rumah yang dijadikan mess karyawan itu dijaga oleh Pak Dikin (Fuad Idris). Hari pertama bekerja, Reza merasa senang dan bahagia. Pekerjaan berjalan lancar tidak menemukan kendala apapun. Ia juga mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru disana.
Malam pun tiba. Ketika Reza sedang beristirahat, ia terbangun ditengah malam. Ia mendapati Pak Dikin sedang berdiri menatap jendela di dapur rumah. Bukan hanya itu saja, ia pun melihat rekannya, Minto tengah tertidur pulas di ruang keluarga dengan posisi tidur yang aneh. Pagi harinya, Reza lalu bertemu dengan Pak Dikin dan menanyakan soal dirinya yang berdiri semalaman di dapur. Namun jawaban Pak Dikin membuat Reza tak percaya. Pak Dikin sejak sore hari sudah pulang dan malamnya pun ia sudah terlelap tidur di rumahnya. Mendengar Reza bercerita seperti itu membuat Indra dan Minto akhirnya menceritakan hal-hal yang sering terjadi di rumah mereka.



Sebelum kedatangan Reza, keduanya dan juga Pak Dikin sudah sering mengalami hal yang sama dengan Reza. Mereka sering bertemu dengan sosok yang menyerupai orang-orang dirumah itu. Indra, Minto dan Pak Dikin yakin apa yang mereka lihat adalah makhluk halus penghuni rumah yang menyamar menjadi mereka. Tak cuma itu saja, terkadang mereka juga sering mendengar jeritan seorang perempuan di malam hari. Berbagai cara sudah mereka lakukan untuk mengusir sosok penunggu di rumah itu, tapi hasilnya nihil. Dukun yang sudah dipercaya oleh masyarakat sekitar hanya mewanti-wanti kepada penghuni rumah untuk menyajikan sesajen agar tidak diganggu lagi.
Mendengar cerita dari kedua temannya itu membuat Reza heran dan menganggap mereka konyol. Reza sangat tidak mempercayai hal-hal supranatural semenjak kematian adiknya. Reza selalu berpikir realistis dan logis. Semua hal yang diucapkan kedua temannya itu ia mempunyai analisa dan teori masuk akal ketimbang mengaitkannya dengan hal-hal gaib.



Seiring berjalannya waktu, gangguan di mess karyawan tempat tinggal Reza, Indra dan Minto semakin meningkat. Salah satu diantara mereka bahkan mengalami kerasukan. Disaat panik pun, Reza tak pernah ketakutan. Ia yakin kedua temannya itu berhalusinasi dan tertipu oleh dukun. Gangguan gaib di rumah mereka makin lama makin meningkat. Kedua teman Reza bahkan diserang dan mengalami luka yang cukup banyak.
Melihat secara nyata gangguan makhluk halus, membuat Reza akhirnya memutuskan untuk melakukan sebuah ritual membuka mata batin kepada sang Dukun. Tapi tanpa ia sadari, hal tersebut menjadi malapetaka dan kesalahan terbesar yang telah ia lakukan.


#Review:
Usai bersadis-sadis ria lewat empat film horror tentang boneka dan membuka mata batin. Kemudian bernostalgia lewat remake film horror legendaris, kini sutradara spesialis film horror yakni Rocky Soraya mencoba menghadirkan film horror terbarunya yang kali ini mengadaptasi dari sebuah thread horror fenomenal di KasKus milik akun meta.morfosis. Rocky menggandeng penulis naskah dan buku 5cm yaitu Donny Dhirgantoro serta Ferry Lesmana untuk menggarap naskah film JERITAN MALAM (2019) ini. Lantas apakah film adaptasi pertama Soraya Intercine Films dari thread populer di sosial media ini bisa ditaklukan oleh Rocky Soraya?


Aku berkesempatan hadir pada Press Conference dan Gala Premiere film JERITAN MALAM (2019) yang dilangsungkan tadi malam (07/12), di bioskop kesayangan Soraya yaitu Cinema XXI Plaza Senayan Jakarta. Pada sesi Press Conference, Rocky Soraya selaku produser dan sutradara film ini mengklaim film JERITAN MALAM (2019) ini sebagai film horror termahal yang pernah dibuat. Pasalnya, biaya produksi film ini cukup besar karena melibatkan ratusan orang pemain pendukung serta membutuhkan waktu selama 54 hari untuk proses shooting. Tak hanya itu saja, untuk memberikan visual yang meyakinkan serta sesuai dengan cerita aslinya, Rocky dan team film JERITAN MALAM (2019) melakukan proses shooting di wilayah Banyuwangi Jawa Timur yang dimana lokasi tersebut sama sekali belum pernah digunakan untuk keperluan shooting film.
Untuk segi cerita, Donny Dhirgantoro dan Ferry Lesmana selaku orang yang bertanggung jawab akan naskah film ini, mengajak penonton untuk berkenalan dengan seorang pria yang kesulitan mendapat pekerjaan. Pengenalan karakter Reza yang diperankan Herjunot Ali ini langsung mengingatkanku pada film 5CM (2012) yang sama juga dimainkan oleh Junot. Di paruh awal, film JERITAN MALAM (2019) malah seperti film drama biasa yang menampilkan karakter utama bernarasi pada penonton tentang kehidupan, keluarga dan kisah cintanya. Kisah horror benar-benar tidak terlihat di babak awal film.


Menuju pertengahan, Rocky mulai menebar horror disaat karakter Reza tiba di mess karyawan. Atmosfer horror yang dibangun sang sutradara harus diakui tidak perlu diragukan lagi. Rumah yang betulan berusia tua, penuh dengan properti jadul yang meyakinkan serta gambar cantik-mevvah khas film Soraya semakin mempercantik visual film ini. Tapi untuk urusan cerita dan skenario horrornya, aku kurang bisa menikmati kisahnya. Donny dan Ferry selalu mengandalkan fake-horror dengan gaya bercandaan antara ketiga pemain yang dilakukan secara repetitif. Mungkin tujuannya untuk mencairkan suasana, tapi menurutku malah jadi ambyar dan merusak atmosfer horror yang sudah terbangun dengan baik. Di awal film plot karakter Reza saat bekerja dan elemen horror yang dipadukan sudah menyatu dengan baik, namun makin kebelakang, plot drama soal pekerjaan mereka malah makin menghilang. Filmnya terus berkutat aksi terror jumpscare di malam hari dan aksi lari-larian di hutan belantara. Yang membuatku kesal berikutnya adalah karakter Reza terlalu dibuat keras kepala, ngeyel dan kekeuh akan pendiriannya soal hal-hal gaib. Gila aja selama durasi film yang mencapai dua jam lamanya itu, terutama di paruh tengah hingga akhir film, Reza makin batu banget. Yang pada akhirnya, penonton sama sekali tidak simpati pada karakter Reza karena sisi psikologis yang terganggu akan ancaman setan nya tidak diperlihatkan banget olehnya. Formula basi soal pesugihan dan perjanjian dengan setan rupanya membuat Rocky tertarik untuk mencoba di film JERITAN MALAM (2019) ini setelah kemarin telah ia lakukan pada film RUMAH KENTANG THE BEGINNING (2019). Rocky, Donny dan Ferry mencoba menafsirkan soal pesugihan, tumbal dan membuka mata batin yang berakibat fatal tapi terlalu dibikin ribet. Tapi disisi lain, Sikap terpaksa namun tetap dijalani oleh karakter Reza saat semuanya telah terjadi itu membuka perspektif baru soal dampak dari membuka mata batin itu sendiri. Final scene disaat Reza menerima semuanya dengan pasrah untungnya dieksekusi cukup baik! 


Untuk jajaran pemain, sudah aku sebutkan diatas, karakter Reza yang diperankan Herjunot Ali hampir mirip dengan karakter Zafran di film 5CM (2012). Junot masih sangat betah berada di comfort zonenya. Yang cukup oke justru chemistry persahabatan antara Reza, Indra dan Minto. Ketiganya saling melengkapi satu sama lain. Indra Brasco dan Winky Wiryawan suprisingly memberikan penampilan mencairkan suasana yang efektif di beberapa bagian. Yang cukup disayangkan bagiku adalah Cinta Laura Kiehl. Perannya sebagai Wulan benar-benar keluar dari apa yang sudah aku harapkan. Entah apa yang ada di benak sang sutradara dan penulis skenario tidak mengembangkan potensi Wulan disini.
Untuk segi visual, film JERITAN MALAM (2019) sudah berada di level indah dan mengagumkan khas Soraya. Namun sekali lagi, Rocky kali ini menyajikan sesuatu yang berbeda hanya lewat ceritanya dibandingkan dengan lima film horror sebelumnya. Camera movementnya tak se-akrobatik biasanya. Rocky kali ini berhasil dalam membangun atmosfer horror di mess karyawan. Scoring musik dibeberapa bagian menurutku terlalu over-volume. Bahkan sampai beberapa kali menutup telinga saking terlalu kencangnya audio.
Overall, film JERITAN MALAM (2019) tampil diluar ekspektasiku. Eksperimen Rocky mencoba suasana baru ini malah membuatku makin merindukan film-film Rocky Soraya yang mempunyai formula menyiksa para karakternya dengan sentuhan gore-slasher yang brutal. Don't gives high expectation for this movie.


[5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment