Setelah sukses besar dengan film horror SUZZANNA: BERNAPAS DALAM KUBUR (2018) yang dirilis pada November tahun lalu, kini rumah produksi Soraya Intercine Films nampaknya semakin giat lagi dalam memproduksi film bergenre horror.
Hal ini menurutku bisa dimaklumi. Karena, film bergenre horror sendiri di Indonesia sudah mempunyai marketnya yang jelas. Para penonton film Indonesia mayoritas menggemari film bergenre horror. Jika menarik ke belakang, beberapa film horror Indonesia selalu berhasil meraih kesuksesan di tangga Box Office Indonesia. Sebut saja film PENGABDI SETAN (2017), TRILOGI DANUR (2017-2019), TRILOGI THE DOLL (2016-2018), DWILOGI MATA BATIN (2018-2019), DWILOGI KUNTILANAK (2018-2019), SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018), hingga yang terbaru film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) dan RATU ILMU HITAM (2019) yang juga berhasil kesuksesan di Box Office Indonesia tahun ini. Melihat potensi market yang terlihat nyata, tak salah para produser, sutradara dan rumah produksi film di Indonesia berbondong-bondong memproduksi film bergenre horror. Nama-nama sutradara pun semakin melambung tinggi usai menghadirkan film Indonesia bergenre horror. Diantaranya: Joko Anwar, Awi Suryadi, Rizal Mantovani, Rocky Soraya, Timo Tjahjanto, Kimo Stamboel dan masih banyak lagi. Ide-ide cerita horror yang disajikan pun sangat beragam. Awi Suryadi misalnya, ia konsisten membangun Danur Universe-nya bersama dengan MD Pictures. Begitu juga dengan Joko Anwar yang setia terhadap karya-karya dengan ide asli ataupun adaptasi dari film horror favoritnya. Konsistensi pemilik dari Hitmaker Studios yaitu Rocky Soraya pun patut di acungi jempol. Hingga saat ini ia sudah menggarap enam film bergenre horror dan semuanya selalu menuai kesuksesan di tangga Box Office Indonesia.
Official Poster Jeritan Malam (sumber: IMDB)
Di penghujung tahun 2019 ini, Rocky Soraya akhirnya kembali merilis sebuah film horror terbaru berjudul JERITAN MALAM (2019). Karya terbarunya ini terbilang cukup berbeda dengan enam film horror yang pernah ia garap. Film ini mengadaptasi langsung dari sebuah thread fenomenal di platform KasKus yang sudah dibaca ratusan ribu orang karya tulisan Ade Prihatin dengan akun meta.morfosis. Tulisan thread KasKus milik Ade itu dimulai pada tahun 2015 dengan judul "Jeritan Malam: Ketika Keindahan Menjadi Sebuah Ketakutan" dan ceritanya belum usai sampai saat ini. Dijumpai pada sesi Press Conference Gala Premiere film JERITAN MALAM (2019) di Cinema XXI Plaza Senayan, pada sabtu (7/12), Ade mengungkapkan, rasa bahagia dan bangga karena tulisan yang ia buat di platform KasKus diangkat ke layar lebar oleh Soraya Intercine Films. Ia juga mengungkapkan, kisah Jeritan Malam ini memang 100% nyata berdasarkan pengalaman sahabatnya sendiri yang identitasnya disamarkan dengan nama Reza. Hingga kini, thread Jeritan Malam yang ditulis oleh di akun meta.morfosis itu sudah mempunyai tiga chapter dan telah dibaca oleh jutaan orang di internet.
Untuk premis dan cerita yang dihadirkan di versi film, isinya tidak terlalu berbeda dengan cerita versi thread KasKus. Ade, Donny dan Ferry mengangkat mitos yang berkembang di wilayah Jawa Timur. Salah satunya yaitu budaya kejawen yang sampai saat ini sering dijumpai di kalangan masyarakat. Bahkan ada satu adegan dalam film JERITAN MALAM (2019) ini memperlihatkan dengan nyata soal budaya kejawen dan pesugihan yang dilakukan di kota besar!
Untuk premis dan cerita yang dihadirkan di versi film, isinya tidak terlalu berbeda dengan cerita versi thread KasKus. Ade, Donny dan Ferry mengangkat mitos yang berkembang di wilayah Jawa Timur. Salah satunya yaitu budaya kejawen yang sampai saat ini sering dijumpai di kalangan masyarakat. Bahkan ada satu adegan dalam film JERITAN MALAM (2019) ini memperlihatkan dengan nyata soal budaya kejawen dan pesugihan yang dilakukan di kota besar!
Sesi Black Carpet Gala Premiere Jeritan Malam di Cinema XXI Plaza Senayan
(Sumber: Instagram Cinemaylo Movie Review)
Untuk versi film, Rocky Soraya mengajak penulis buku 5CM yaitu Donny Dhirgantoro dan Ferry Lesmana untuk menggarap naskah skenario film. Sebelumnya, nama Donny Dhirgantoro sudah sering wara-wiri sebagai penulis skenario untuk film-film produksi Soraya Intercine Films.
Cerita film ini berpusat pada karakter Reza yang diperankan oleh Herjunot Ali yang baru saja mendapatkan pekerjaan dan ditugaskan di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Perusahaan untungnya memberikan fasilitas mess bagi para karyawannya. Disana ia tinggal bersama dengan Indra (Winky Wiryawan), Minto (Indra Brasco) dan Pak Dikin (Fuad Idris), penjaga mess karyawan.Reza sendiri merupakan seorang pria masa kini yang sangat tidak percaya dengan adanya hal-hal gaib, jimat dan segalanya. Menurutnya, segala sesuatu tentang supranatural itu tidak ada. Ia selalu berpikiran logis dan juga semua hal tersebut bisa dijelaskan secara nalar manusia. Hal ini berbanding terbalik dengan kedua orangtuanya yang begitu menganut budaya kejawen dan sangat mempercayai hal-hal supranatural.
Perlahan tapi pasti, selama tinggal di mess karyawan itu, Reza mulai merasakan hal-hal ganjil. Namun karena sifatnya yang acuh dengan hal-hal seperti itu membuat kedua rekannya khawatir. Hal ini diperparah semenjak kedatangan Reza, suasana di mess karyawan semakin menyeramkan. Pasalnya Reza membawa sebuah benda kujang titipan sang ayah yang dianggap oleh kedua teman dan penjaga mess merupakan sumber malapetaka berikutnya.
Serentetan kejadian yang terus dialami oleh Reza membuat dirinya terus menggali lebih jauh tentang sejarah mess karyawan yang ia tempati. Sikap tak peduli dan tidak mempercayai hal-hal gaib membawa Reza melakukan sebuah ritual yang seharusnya tidak dia lakukan. Tanpa disadari keinginannya untuk mencari apa yang sebenarnya terjadi, membawanya kepada kesalahan terbesar yang terjadi dalam hidupnya untuk selama-lamanya.
Cerita film ini berpusat pada karakter Reza yang diperankan oleh Herjunot Ali yang baru saja mendapatkan pekerjaan dan ditugaskan di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Perusahaan untungnya memberikan fasilitas mess bagi para karyawannya. Disana ia tinggal bersama dengan Indra (Winky Wiryawan), Minto (Indra Brasco) dan Pak Dikin (Fuad Idris), penjaga mess karyawan.Reza sendiri merupakan seorang pria masa kini yang sangat tidak percaya dengan adanya hal-hal gaib, jimat dan segalanya. Menurutnya, segala sesuatu tentang supranatural itu tidak ada. Ia selalu berpikiran logis dan juga semua hal tersebut bisa dijelaskan secara nalar manusia. Hal ini berbanding terbalik dengan kedua orangtuanya yang begitu menganut budaya kejawen dan sangat mempercayai hal-hal supranatural.
Perlahan tapi pasti, selama tinggal di mess karyawan itu, Reza mulai merasakan hal-hal ganjil. Namun karena sifatnya yang acuh dengan hal-hal seperti itu membuat kedua rekannya khawatir. Hal ini diperparah semenjak kedatangan Reza, suasana di mess karyawan semakin menyeramkan. Pasalnya Reza membawa sebuah benda kujang titipan sang ayah yang dianggap oleh kedua teman dan penjaga mess merupakan sumber malapetaka berikutnya.
Serentetan kejadian yang terus dialami oleh Reza membuat dirinya terus menggali lebih jauh tentang sejarah mess karyawan yang ia tempati. Sikap tak peduli dan tidak mempercayai hal-hal gaib membawa Reza melakukan sebuah ritual yang seharusnya tidak dia lakukan. Tanpa disadari keinginannya untuk mencari apa yang sebenarnya terjadi, membawanya kepada kesalahan terbesar yang terjadi dalam hidupnya untuk selama-lamanya.
Pada sesi Press Conference, Rocky Soraya membeberkan fakta-fakta yang cukup menarik selama proses pembuatan film JERITAN MALAM (2019). Diantaranya:
1. Sutradara mengklaim film ini merupakan salah satu film horror Indonesia termahal yang pernah dibuat. Bahkan menjadi film horror termahal yang diproduksi Soraya Intercine Films mengalahkan budget dari film SUZZANNA: BERNAPAS DALAM KUBUR (2018). Rocky mengungkapkan alasan mengapa film JERITAN MALAM (2019) ini memakan biaya produksi yang tak sedikit.
2. Proses shooting film ini menghabiskan waktu sebanyak 54 hari. Lokasi shooting berpusat di salah satu wilayah di Banyuwangi, Jawa Timur dan sebagian kecil di Jakarta, Sukabumi dan Bogor.
3. Selama proses shooting, produksi film ini melibatkan ratusan pemain pendukung tambahan untuk beberapa adegan. Tak cuma itu saja, pihak rumah produksi pun menutup stasiun kereta api untuk keperluan shooting Tujuannya agar terlihat nyata dan meyakinkan.
4. Satu bus dan beberapa mobil sengaja dihancurkan dan ditabrakkan untuk menciptakan kesan nyata.
5. Menutup akses satu arah sebuah jembatan besar demi keperluan adegan kecelakaan tragis.
6. Melakukan proses shooting di malam hari di dalam Gua Kalong, Sukabumi Jawa Barat.
7. Proses shooting dalam satu hari maksimal dilakukan 12 jam agar para kru dan pemain film tidak kelelahan dan mendapatkan istirahat yang cukup selama masa produksi.
8. Rocky Soraya minim menggunakan efek CGI pada film JERITAN MALAM (2019). Ia ingin menampilkan atmosfer horror lebih alami dengan penggunaan set lokasi betulan dan polesan make-up oleh team profesional.
9. Target jumlah penonton film JERITAN MALAM (2019) yang diharapkan oleh sang sutradara dan produser pastinya diatas angka 1.000.000 penonton.
10. Meskipun dirinya kurang menyukai film horror, alasan Herjunot Ali menerima tawaran film JERITAN MALAM (2019) ini karena jarang sekali film horror Indonesia mempunyai karakter utama seorang pria.
11. Herjunot Ali nyaris pingsan saat melakukan proses shooting di dalam Gua Kalong.
12. Film JERITAN MALAM (2019) memberikan tantangan tersendiri bagi Cinta Laura Kiehl. Pasalnya ia dituntut untuk memerankan karakter seorang gadis asal Bogor, Jawa Barat. Dalam film, karakter Wulan diceritakan lemah lembut. Hal ini berbanding terbalik dengan karakter asli Cinta Laura yang cenderung powerful dan sedikit tomboy.
13. Selama proses shooting, Cinta Laura mendapatkan coaching dari guru akting agar memaksimalkan perannya sebagai gadis Bogor. Bukan hanya itu saja, Cinta dituntut oleh sutradara untuk bisa menghilangkan aksen bule di saat berdialog dalam film ini.
14. Film JERITAN MALAM (2019) menjadi ajang comeback aktor Indra Brasco di industri film setelah belasan tahun vakum berakting dan memilih untuk fokus pada usaha bisnisnya.
15. Unsur budaya kejawen serta mitos-mitos yang melekat kuat di masyarakat menjadi salah satu point penting yang dihadirkan oleh film JERITAN MALAM (2019).
Press Conference Jeritan Malam di Studio 6 Cinema XXI Plaza Senayan
(Sumber: Instagram Cinemaylo Movie Review)
Sesi foto para Casts, Sutradara dan Penulis Jeritan Malam di Studio 6 Cinema XXI Plaza Senayan
(Sumber: Twitter Soraya Intercine Films)
(Sumber: Twitter Soraya Intercine Films)
Sebuah film horror terbaru dari Soraya Intercine Films yang disutradarai oleh Rocky Soraya, "JERITAN MALAM: KETIKA KEINDAHAN MENJADI SEBUAH KETAKUTAN" tayang di bioskop Indonesia serentak mulai 12 Desember 2019!
0 comments:
Post a Comment