Wednesday 25 December 2019

[Review] Si Manis Jembatan Ancol: Kisah Tragis Dari Urban Legend Betawi


#Description:
Title: Si Manis Jembatan Ancol (2019)
Casts: Indah Permatasari, Arifin Putra, Randy Pangalila, Ozy Syahputra, Arief Didu, Anyun Cadel, Ananta Rispo, TiJe, Egy Fedly, Willem Bevers
Director: Anggy Umbara
Studio: MVP Pictures, Umbara Brothers Film

#Synopsis:
Yudha (Randy Pangalila) adalah seorang pelukis yang baru saja pindah ke sebuah pemukiman di pinggiran Jakarta. Ia menyewa sebuah rumah sederhana disana untuk mencari inspirasi melukis. Pasalnya dalam waktu dekat, Yudha diharuskan menggelar pameran lukisan agar para investor yang memberikannya modal tidak kecewa.


Sudah beberapa hari tinggal disana, ide dan kreativitas Yudha buntu. Ia cukup kesulitan mendapatkan inspirasi untuk melukis. Namun pada suatu hari, Yudha tak sengaja melihat seorang perempuan muda dan cantik lewat di depan rumahnya dengan mengenakan pakaian serba merah. Yudha terpesona dan langsung mengikutinya secara diam-diam. Perlahan Yudha mulai menggoreskan sketsa perempuan tersebut di buku gambarnya.


Rupanya aksi Yudha ketahuan oleh sang perempuan. Yudha langsung meminta maaf karena menggambar perempuan itu tanpa izin. Ia juga mengungkapkan tak akan bermaksud jahat, hanya sekedar membutuhkan model untuk lukisannya. Setelah melihat beberapa sketsa gambar, perempuan itu akhirnya memaafkan Yudha. Mereka berdua lalu berkenalan. Sosok perempuan itu adalah Maryam (Indah Permatasari) yang rumahnya tak begitu jauh dari kediaman Yudha. Maryam lalu berinisiatif ingin Yudha membuatkan lukisan dirinya bersama dengan almarhum ayahnya. Sebagai permintaan maaf, ia pun menyanggupi permintaan Maryam dan rela untuk tidak bayar sepeserpun.
Seiring berjalannya waktu, pertemuan keduanya semakin intens. Namun ternyata, Yudha harus menerima kekecewaan saat mengetahui perempuan yang ia kagumi itu sudah memiliki suami. Maryam sudah menikah dengan seorang pengusaha bernama Roy (Arifin Putra). Maryam sangat menghormati pernikahan dan menjunjung tinggi kesetiaan pada sang suami. Yudha pun akhirnya memutuskan untuk mundur mendekati Maryam.


Tapi di kehidupan rumah tangganya sendiri, Maryam malah tidak dipedulikan oleh sang suami. Roy selalu bersikap semena-mena terhadap Maryam. Hal itu disebabkan karena usaha yang tengah dijalani Roy sedang terpuruk. Ditambah lagi suaminya itu terlilit hutang kepada seorang rentenir bernama Oji (Ozy Syahputra). Nasib sial terus menghampiri Roy. Proyek yang ia harapkan selama ini bisa berhasil ternyata gagal. Alhasil, hutang Roy kepada Oji semakin besar dan tak mampu untuk melunasinya. Roy memutuskan untuk menjual tanah warisan dari almarhum ayahnya Maryam. Mendengar hal itu, Maryam langsung tak menyetujui ide sang suami, karena tanah yang mereka tempati sekarang adalah warisan satu-satunya dari almarhum ayahnya.
Di tengah kegelisahan Roy yang harus melunasi hutang secepatnya, ia mendapatkan kabar jika istrinya itu terlihat sering berduaan dengan seorang pelukis. Mendengar hal tersebut membuat Roy langsung marah. Roy kemudian bekerja sama dengan Oji untuk membuat skenario penculikan dan pembunuhan Maryam dan juga Yudha agar warisan tanah istrinya itu bisa jatuh ke tangan Roy apabila Maryam meninggal. Oji pun langsung memerintahkan anak buahnya melakukan skenario itu.


Keesokan harinya, Roy mengalami mimpi buruk. Ia menyesal telah mengorbankan istrinya demi terbebas dari hutang. Roy mencoba untuk membatalkan skenario itu pada Oji. Tapi semuanya terlambat. Oji dan anak buahnya berhasil menculik dan melenyapkan Maryam dengan cara membuang tubuhnya ke sungai di bawah jembatan Ancol. Hari demi hari terus berlalu, jenazah Maryam belum juga ditemukan. Roy terus dihantui rasa bersalah atas kepergian Maryam. Oji dan para anak buahnya pun sampai saat ini masih menghirup udara bebas tanpa rasa bersalah apapun.
Kepergian Maryam yang tragis membuat satu desa disana dilanda ketakutan. Pasalnya, setiap malam warga tak sengaja selalu melihat sosok perempuan yang dijuluki Si Manis berpakaian serba merah di jembatan Ancol, lokasi dimana Oji dan anak buahnya membuang Maryam. Tak hanya itu saja, para warga juga sering mendapat terror penampakan sosok berpakaian merah bergentayangan di malam hari. 


Mereka yakin sosok perempuan itu adalah Maryam yang gentayangan ingin balas dendam pada orang-orang yang telah membunuhnya. Kabar soal penampakan sosok Si Manis ini akhirnya sampai ke telinga Roy dan juga Yudha. Mereka pun selalu didatangi dan diganggu mimpinya oleh Si Manis. Hal mengerikan menimpa satu persatu anak buah Oji yang tewas secara mengenaskan. Melihat anak buahnya mati ditangan Si Manis membuat dirinya ketakutan. Ia kemudian meminta pertolongan pada seorang dukun (Egy Fedly) untuk mengusir Si Manis. Bagaimanakah nasib Oji, Roy dan Yudha selanjutnya?

#Review:
Siapa yang tak kenal dengan urban legend asal Jakarta yaitu Si Manis Jembatan Ancol. Generasi 70-90an mungkin familiar karena dahulu Si Manis versi Diah Permatasari maupun Kiki Fatmala sukses menghantui para pemirsa lewat sinetron di televisi. Hantu cantik yang diberi julukan Si Manis ini memang cukup mendulang popularitas pada masa kejayaannya. Sosok Si Manis juga selalu identik dengan rekannya yaitu hantu Karina yang diperankan Ozy Syahputra.


Kali ini di moment libur natal tahun 2019, MVP Pictures menghadirkan kisah SI MANIS JEMBATAN ANCOL (2019) dengan versi meninggalkan image seksi di layar lebar. Dijumpai pada saat Special Screening, Rabu (11/12) di CGV Slipi Jaya Jakarta, Anggy mungungkapkan film SI MANIS JEMBATAN ANCOL (2019) versi terbaru ini mengikuti versi film 1973 yang dibintangi aktris Lenny Marlina. Menurut Anggy, Si Manis yang benar-benar original urban legend betawi itu tidak menampilkan keseksian seperti film atau sinetron Si Manis yang berjaya pada tahun 90an. Anggy menambahkan, sosok Si Manis ini benar-benar menjaga kehormatannya sebagai seorang perempuan dan istri. Hanya saja, takdir berkata lain, Si Manis harus meregang nyawa dengan cara yang tragis.
Untuk segi cerita, film yang berdurasi hampir 120 menit ini, menampilkan sisi drama dan konflik keluarga yang cukup panjang di 65 menit awal. Kita diajak untuk melihat keseharian rumah tangga Maryam dan juga interaksinya dengan si pelukis. Anggy Umbara menghadirkan ide cerita Si Manis ini jauh lebih rasional serta motif sebab-akibatnya juga sangat bisa dimaklumi sehingga serangkaian terror yang kedepannya ditampilkan tidak terlalu buruk dan berlebihan.
Eksekusi horror yang ditampilkan di pertengahan film, terasa begitu nanggung. Bahkan beberapa adegan jumpscare mayoritas selalu berujung pada mimpi. Hal ini tuh terus Anggy Umbara lakukan secara repetitif. Ditambah lagi adegan-adegan brutal maupun sadisnya pun terasa kurang nendang banget. Alhasil, elemen horror yang diciptakan dari sosok Si Manis ini terbilang beda dengan film-film horror Indonesia belakangan ini.


Rupanya, tingkat horror dan kengerian serba tanggung yang ditampilkan di pertengahan film itu mempunyai maksud dan tujuan yang brilian di penghujung cerita. Anggy Umbara secara mengejutkan memberikan sebuah plot-twist yang benar-benar unexpected. Sebuah cerita tentang balas dendam dengan perspektif baru yang boleh banget dibilang jarang diangkat oleh film-film horror Indonesia. Semua kekurangan dan keanehan yang serba nanggung di pertengahan film tadi langsung terpatahkan dengan alasan yang cukup logis di akhir film.
Untuk jajaran pemain, Indah Permatasari tampil sangat cantik, mempesona dan menawan sebagai sosok Si Manis. Rambutnya yang terurai panjang bergelombang ditambah dengan style ala tahun 70an membuatnya semakin Indah, sesuai dengan namanya. Moral value yang disampaikan tentang sosok Si Manis ini pun menurutku bagus dan sangat menyentil. Surprisingly moment berikutnya ada di tangan Ozy Syahputra. Karakter rentenir Oji yang sangat berbanding terbalik dengan karakter Karina di versi sinetron ini sukses ditampilkan dengan oke. Kejam dan tatapan matanya begitu mengintimidasi. Kejutan pun tak lupa Anggy Umbara berikan pada karakter Oji ini di pertengahan dan akhir film. Semoga saja, film SI MANIS JEMBATAN ANCOL (2019) ini bisa dibuat semestanya sendiri kedepannya. Karena awal kisah yang dibangun pada film ini sudah dimulai dengan sangat baik.

 

Untuk segi visual, MVP Pictures berhasil membangun suasana tahun 70an nya dengan meyakinkan. Properti rumah keluarga Maryam sangat menunjang dalam membangun kisah horror. Visual efek saat kemunculan Si Manis di jembatan adalah salah satu favoritku disini. Helaian kain merah yang melilit kesana kemari dan mengikat para korbannya tampil begitu wow. Urusan scoring musik pun, film SI MANIS JEMBATAN ANCOL (2019) ini juga tidak bising khas film horror Indonesia akhir-akhir ini. Original Soundtrack film yang suaranya sekilas mirip dengan suara Once Mekel (tapi ternyata penyanyi nya adalah DAT Band) pun sangat pas dan sesuai dengan isi cerita.
Overall, sebagai film Indonesia penutup di tahun 2019, film SI MANIS JEMBATAN ANCOL (2019) ini tampil diluar dugaan. Cukup memuaskan! Elemen dramanya dieksekusi dengan matang dan tidak meninggalkan sisi rasionalitas untuk para penontonnya. Good job!


[7.8/10Bintang]



Berkesempatan bisa Ngobrol & Diskusi Film Si Manis Jembatan Ancol (2019)
di vlog YouTube #NoSkusi nya Vincent Jose. 
Fun & Fact: First time in-frame dalam video review jadi maklum kalau banyak diem! Wkwk.

0 comments:

Post a Comment