Thursday 27 February 2020

[Review] The Science Of Fictions: Mengikuti Kehidupan Korban Yang Dibungkam Untuk Sebuah Fakta


#Description:
Title: Hiruk Pikuk Al-Kisah: The Science of Fictions (2020)
Casts: Gunawan Maryanto, Yudi Ahmad, Ecky Lamoh, Alex Suhendra, Lukman Sardi, Asmara Abigail, Marissa Anita, Andrew Trigg
Director: Yosep Anggi Noen
Studio: Go Studio, Astro Shaw, Angka Fortuna Sinema, LimaEnam Films


#Synopsis:
Alkisah disuatu malam, seorang pria paruh baya bernama Siman (Gunawan Maryanto) menjadi saksi sebuah adegan pengambilan gambar astronot yang melakukan pendaratan di bulan di wilayah Gumuk Pasir, Bantul. Siman ditangkap dan lidahnya dipotong oleh para penjaga agar tak menyebarkan rekayasa pendaratan di bulan.


Setelah kejadian mengenaskan itu, Siman kini tak dapat berbicara. Hidupnya pun terasa sangat lambat, bahkan setiap kegiatan dan aktifitasnya selalu berjalan slow-motion. Untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya, ia menggunakan bahasa dan gerakan tubuh. Siman berusaha untuk memberitahukan soal dirinya yang menjadi saksi rekayasa pendaratan di bulan pada orang lain, namun orang lain tak mengerti maksud Siman dan malah menganggapnya tak waras.


Untuk meyakinkan soal apa yang ia lihat, Siman mengumpulkan uang dari hasil jerih payahnya sebagai buruh kasar untuk membuat sebuah kostum astronot sederhana dan sebuah pesawat ruang angkasa dari benda-benda bekas di halaman belakang rumahnya.



Seiring berjalannya waktu, setiap gerakan tubuh Siman yang slow-motion layaknya seorang astronot yang sedang berjalan di bulan semakin mendapat perhatian para warga sekitar. Siman yang asalnya bekerja sebagai buruh pabrik genteng, ia diajak oleh seorang mantan TKI (Lukman Sardi) untuk bekerja di pabrik besi. Tak hanya itu saja, Siman juga diajak untuk bergabung menjadi bagian dari pentas seni tari di kampungnya. Penghasilan yang Siman terima kini semakin membaik setelah sering menjadi bagian dari pentas seni tari bersama rombongan penari lain. Siman bahkan bisa membayar seorang perempuan (Asmara Abigail) untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.


#Review:
Sutradara spesialis film-film arthouse yaitu Yosep Anggi Noen siap merilis film terbarunya setelah sukses melanglangbuana di berbagai festival film tingkat Internasional. Film tersebut adalah THE SCIENCE OF FICTIONS: HIRUK PIKUK AL-KISAH (2020) yang siap tayang di bioskop Indonesia dalam waktu dekat. Sebelum tayang reguler, film ini telah tayang perdana dan eksklusif pada perhelatan JOGJA-NETPAC ASIAN FILM FESTIVAL 2019 pada akhir tahun lalu. Bahkan film ini juga sukses menyabet gelar Film Indonesia Pilihan di ajang Festival Film Tempo 2019.


Aku berkesempatan untuk bisa menyaksikan film ini lebih awal sebelum tayang secara reguler di bioskop pada ajang PLAZA INDONESIA FILM FESTIVAL 2020, pada hari Rabu, 26 Februari 2020 di Cinema XXI Plaza Indonesia Jakarta.



Untuk segi cerita, seperti film-film arthouse Indonesia kebanyakan, film HIRUK PIKUK AL-KISAH (2020) ini memberikan cerita yang menurut kami tak mudah untuk langsung dipahami. Anggi Noen menyajikan kisah hidup Siman yang diperankan Gunawan Maryanto penuh dengan tanda tanya. Aku kurang bisa menikmati dengan baik keseluruhan film ini. Banyak hal-hal yang tak membuatku paham apa sebenarnya maksud dan tujuan cerita film ini. Huhuhu. 30 menit awal, film berwarna monochrome yang seakan seperti tahun 1962, sesuai setting waktu cerita film. Tapi di menit ke 31 sampai film selesai, film kembali berwarna dan menunjukkan setting waktu bukan lagi masa lalu. Hal ini terlihat dari penggunaan ponsel, iklan-iklan yang tertempel di dinding dan alunan lagu-lagu di radio yang menunjukkan bahwa ini adalah waktu terkini. Untungnya segi tata artistik, tata musik dan suara, film ini tampil sangat apik dan realistic. Anggi Noen dan team filmnya sukses menyajikan suasana pedesaan dengan berbagai macam jenis suara alaminya.


Untuk jajaran pemain, Gunawan Maryanto harus diakui memang tampil memukau. Gesture serta gerakan tubuh slow-motionnya sukses menyampaikan apa yang ia ingin ucapkan, meskipun gerakan slow-mo nya selalu membuatku geregetan. Ditambah lagi jika karakter Siman sedang mendapat kebahagiaan ataupun amarah, gerakan ia kembali normal. Namun sayang, menurutku aktris Asmara Abigail, Marissa Anita dan aktor Lukman Sardi yang hadir di film HIRUK PIKUK AL-KISAH (2020) ini tampil seperti hanya "numpang lewat" saja, karena karakter yang mereka perankan terasa tidak berpengaruh besar pada keseluruhan cerita film.
Sekali lagi, film HIRUK PIKUK AL-KISAH (2020) memang film yang tidak ditujukan untuk seluruh kalangan pecinta film. This is not my cup.


[5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment