#Description:
Title: 2nd Miracle in Cell No. 7 (2024)
Casts: Vino G. Bastian, Graciella Abigail, Marsha Timothy, Denny Sumargo, Muhadkly Acho, Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Rigen Rakelna, Bryan Domani, Agla Artalidia, Ayushita Nugraha, Agus Kencrot, Coki Pardede, Megarita, Yati Surachman, Keanu Azka, Iedil Dzuhrie Alaudin, Della Dartyan, Rizky Hanggono, Piet Pagau, Elly D. Luthan, Restu Sinaga
Director: Herwin Novianto
Studio: Falcon Pictures
#Synopsis:
Dua tahun setelah kepergian Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang tetap menjalani putusan vonis hukuman mati dari pengadilan, Kartika (Graciella Abigail) kini tinggal dan dibesarkan oleh Kepala Lapas yaitu Hendro Sanusi (Denny Sumargo) beserta sang istri, Linda (Agla Artalidia). Meskipun sudah dua tahun berjalan tanpa kehadiran sang ayah, Ika selalu rutin mendatangi sel tahanan untuk bertemu dengan keempat sahabatnya yaitu Japra (Indro Warkop), Zaki (Tora Sudiro), Atmo (Indra Jegel), Yunus (Rigen Rakelna) dan Asrul (Bryan Domani). Hendro terpaksa merahasiakan untuk sementara waktu perihal vonis hukuman mati yang sudah diterima Dodo, karena ia tidak tega dan khawatir terhadap kondisi psikologis Ika jika mengetahui ayahnya sudah dihukum mati. Hendro dan Linda berjanji akan memberitahukan hal tersebut ketika Ika sudah dewasa.
Untuk melepas kerinduan ayahnya, Ika selalu rutin mengirimkan surat yang dititipkan pada Hendro. Selama dua tahun terakhir ini, Ika hanya tahu jika sang ayah dipindahkan ke lapas lain saja dan berjanji akan segera pulang setelah semuanya selesai. Surat-surat yang ditulis oleh Ika tersebut dikumpulkan dan dibalas oleh Hendro agar Ika tetap menjalani hidupnya sehari-hari. Selain menulis surat, Ika tak sengaja menemukan buku harian almarhumah ibunya yaitu Ibu Juwita (Marsha Timothy) di lemari rumah Ika yang kini sudah digusur karena perluasan jalur kereta api. Buku harian tersebut menceritakan kegiatan sehari-hari Ibu Juwita saat menjadi perawat di rumah sakit khusus penyandang disabilitas dan akhirnya dipertemukan dengan Dodo Rozak.
Suasana lapas kini jauh lebih baik. Para napi yang ada disana rutin melakukan banyak kegiatan positif dan saling membantu satu sama lain. Hubungan antara para petugas dan narapidana juga harmonis. Hendro dan kedua asistennya yaitu Amat (Coki Pardede) dan Agus (Agus Kencrot) membebaskan Ika untuk bisa mengunjungi lapas kapanpun. Mereka semua berkomitmen akan menjadi teman yang baik sekaligus pelindung bagi Ika.
Seiring berjalannya waktu, kabar mengejutkan datang menghampiri Hendro. Lapas yang ia pimpin akan kedatangan pimpinan pusat yaitu Hengky Supratman (Muhadkly Acho). Setibanya disana, Hengky mendapat tugas dari atasannya untuk menegakkan kembali kedisiplinan serta memperketat aturan lapas setelah kasus tentang Dodo Rozak ramai diperbincangkan dalam berita. Hendro pun mendapat hukuman skorsing karena terbukti dengan sengaja menyelundupkan anak kecil ke lapas dan mengizinkannya masuk ke dalam sel tahanan. Hengky sangat menentang hal tersebut dan khawatir akan memberikan dampak buruk kepada anak kecil yang bergaul dengan para kriminal di penjara. Hengky pun diutus sebagai pengganti Hendro untuk memimpin lapas.
Cobaan lain datang menghampiri Hendro dan sang istri. Mereka harus berurusan dengan dinas sosial yang mempermasalahkan hak asuh Ika. Perwakilan dari dinas sosial yaitu Kemala Wibisono (Ayushita Nugraha) secara tegas menolak permohonan hak asuh Ika yang sudah lama diajukan oleh Hendro dan Linda. Kemala dan dinas sosial menganggap Ika tidak layak diasuh oleh Hendro yang selama ini menyembunyikan fakta sebenarnya tentang kematian Dodo kepada anak kandungnya. Ika pun akhirnya dibawa oleh Kemala dan ditempatkan di panti sosial sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Semenjak ditinggal Hendro dan Ika tinggal di panti sosial, suasana lapas jadi berubah. Japra, Zaki, Atmo, Yunus dan Asrul merasa kehilangan sosok Hendro dan juga Ika yang sudah lama tak mengunjungi mereka dan napi lain di lapas. Ika yang selalu membawa keceriaan lewat buku-buku yang dibawa ke lapas membuat Japra makin rindu dengannya. Atmo dan Yunus kemudian menyusun rencana untuk menggelar acara pementasan teater menghibur tempat sekolahnya Ika. Mereka berharap, dengan pementasan tersebut Ika bisa bertemu lagi dengan Hendro dan Linda meskipun dibatasi oleh pihak dinas sosial.
Di sisi lain, Hendro dan Linda terus memperjuangkan hak asuh Ika. Hendro semakin curiga dengan sikap dari dinas sosial yang berusaha memisahkan dirinya dengan Ika. Hendro pun terpaksa mengambil langkah hukum untuk mendapat hak asuh sekaligus melindungi Ika dari pihak-pihak yang berusaha memisahkan Ika dari orang-orang yang menyayanginya. Selama masa persidangan hak asuh Ika, dinas sosial masih berpegang teguh pada prinsip mereka tentang kesalahan Hendro dan Linda yang membohongi Ika atas kematian ayahnya. Kuasa hukum dari kedua belah pihak yaitu Sarah (Della Dartyan) dan Farhan (Rizky Hanggono) pun memberikan pembelaan dengan alasan yang sama-sama kuat baik kepada keluarga Hendro maupun dinas sosial yang diwakili Kemala. Mampukah Hendro dan Linda memenangkan persidangan demi mendapatkan hak asuh Ika yang sudah mereka anggap seperti anak kandung sendiri?
#Review:
Kesuksesan remake film MIRACLE IN CELL NO. 7 (2022) produksi Falcon Pictures yang mencetak lebih dari 5.8 juta penonton selama penayangan di bioskop Indonesia menjadi bukti jika project remake atau adaptasi resmi dari film yang sudah populer pun masih bisa menuai kesuksesan yang sama dengan versi aslinya. Kejutan tak terduga rupanya sudah dipersiapkan. Akhir November kemarin, Falcon Pictures merilis first look film 2ND MIRACLE IN CELL NO. 7 (2024) yang terkonfirmasi menjadi sekuel sekaligus prekuel dari film pertamanya. Reaksiku dan mayoritas pecinta film pasti terkejut, mengingat film versi aslinya yang berasal dari Korea Selatan saja tidak ada sekuelnya. Seketika muncul banyak sekali pertanyaan dalam diri, Falcon Pictures kok berani banget melanjutkan film remake nya yang di versi aslinya saja tidak ada? Sepenting itukah film ini harus ada sekuelnya? Perasaan pesimis dan skeptis pun jadi bermunculan dibenakku.
Semalam (21/12), aku berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film 2ND MIRACLE IN CELL NO. 7 (2024) yang sukses digelar sangat sangat meriah di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Sejak siang hari, bioskop yang berlokasi di lantai 8 ini sudah dipadati oleh para penonton dan tamu undangan yang sangat membludak. Puncaknya saat penonton jam 16:00 yang sudah selesai dan akan keluar area bioskop, tertahan di area lobby tengah yang berbarengan dengan acara yellow carpet menyambut seluruh cast untuk masuk ke auditorium 1. Acara tersebut menyebabkan akses dua pintu masuk utama terhalangi, ditambah lagi ribuan penonton berdesakan mendekati stage yellow carpet dan akhirnya terjadilah chaos. Penonton makin padat dan terjebak saling berhimpitan sampai susak nafas karena tidak bisa keluar area bioskop. Kejadian tadi malam harus menjadi evaluasi penting nih untuk Falcon Pictures agar kekacauan dan chaos setiap gala premiere yang digelar tidak terus terulang, khususnya saat menggunakan venue CGV Grand Indonesia sebagai lokasi gala premiere.
Untuk segi cerita, film 2ND MIRACLE (2024) ini memang menjadi sekuel sekaligus prekuel dari film pertamanya. Kursi sutradara film keduanya ini tak lagi Hanung Bramantyo dan dialihkan kepada Herwin Novianto, yang kemarin sukses dengan film remake KANG MAK (2024). Kolaborasi sang sutradara dengan penulis skenario Alim Sudio dalam menyajikan kelanjutan cerita dari karakter Dodo dan Ika beserta orang-orang disekitarnya berhasil mematahkan rasa pesimis dan skeptis penonton! Dengan durasi mencapai 145 menit, film 2ND MIRACLE (2024) sangat leluasa dalam mengembangkan cerita dari masing-masing karakter yang ada. Eksplorasi cerita bukan lagi berpusat pada karakter Dodo, Ika dan para narapidana, melainkan datang dari deretan karakter pendukung di film pertamanya dan juga karakter-karakter baru. Kisah tentang perjuangan pasangan suami istri Hendro dan Linda untuk hak asuh atas Ika tampil luar biasa. Development character dari Hendro dan Linda terasa makin kuat berkat kualitas akting yang memukau dari Denny Sumargo dan Agla Artalidia. Ketulusan dan cinta mereka kepada Ika terasa nyata dan believable.
Selanjutnya, kemunculan karakter baru yaitu Hengky Supratman yang diperankan Muhadkly Acho juga tak kalah mencuri perhatian! Sebagai villain baru dalam film ini, Acho sukses menampilkan range akting antagonis yang memuaskan! Setiap gesture dan dialog tegas yang diucapkan oleh karakter Hengky berasa banget intimidatif nya. Andai saja karakter Hengky ini dibuat 100% serius tanpa menampilkan kelucuan pasti akan lebih memorable dan akan menjadi best performance as an actor dari seorang Muhadkly Acho. Lewat karakter Hengky ini juga film keduanya ini jadi punya benang merah dengan film pertamanya yang berkaitan dengan karakter keluarga Wibisono yang diperankan dengan memuaskan juga oleh duet Ayushita Nugraha dan Iedil Putra. Aku juga suka dengan kepedulian sang sutradara dan penulis cerita untuk para karakter pendukung seperti dua petugas lapas Mamat dan Agus, Ibu Guru Poppy hingga Ibu Anik yang porsinya meskipun minor tapi tetap punya pengaruh terhadap keseluruhan cerita. Meskipun giliran para supporting character di sekuelnya kali ini mendapat porsi yang dominan, penampilan geng narapidana yang dibintangi Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Rigen Rakelna dan Bryan Domani tetap berhasil dengan pesona mereka yang selalu menghadirkan gelak tawa penonton. Tektokan Indra Jegel dan Rigen Rakelna semakin ampuh memberi hiburan yang ampuh memancing tawa kencang dari penonton.
Apresiasi paling meriah harus kita berikan lagi pada trio Vino G. Bastian, Graciella Abigail dan Marsha Timothy. Ketiganya berhasil tampil sebagai sebuah keluarga kecil yang hangat dan ceria meskipun hanya sebatas di masa lalu saja. Moment-moment flashback yang disatukan dengan kejadian terkini saat Ika menghadapi problem dengan dinas sosial sukses membuatku terharu. Di bagian ini juga, sang sutradara menyelipkan narasi tentang sisi personal karakter Dodo yang meskipun mengalami keterbelakangan mental, tapi ia menjalankan kewajibannya dan bertanggung jawab sebagai seorang suami dan juga ayah. Sekali lagi, kualitas akting dari para aktor yang terlibat di film 2ND MIRACLE (2024) sudah tidak perlu diragukan. Manis, hangat, lucu, menghibur, mengharukan dan bikin nangis semuanya lengkap!
Overall, film 2ND MIRACLE IN CELL NO.7 (2024) berhasil mengembangkan dan mengeksplorasi cerita dari film pertamanya menjadi lebih luas dan semakin menarik untuk diikuti. Sebuah project sekuel yang awalnya dianggap tidak penting, ternyata tampil luar biasa dan menurutku jauh lebih baik dari film pertamanya! Keren!
[9/10Bintang]
0 comments:
Post a Comment