Wednesday, 7 November 2018

[Review] Hanum & Rangga Faith and The City: Ambisi Antara Mimpi Dan Keluarga


#Description:
Title: Hanum & Rangga: Faith and The City (2018)
Casts: Acha Septriasa, Rio Dewanto, Arifin Putra, Titi Kamal, Alex Abbad, Alexandra Gottardo, Ciara Brosnan, Timo Scheunemann, Tyson Lynch, Ayu Dewi, Elena Victoria, Suheil Bisyir, Jennifer Lepas, Alice Norin
Director: Benni Setiawan
Studio: MD Pictures

#Synopsis:
Usai membuktikan bahwa suami dari Azima (Titi Kamal) tidak bersalah pada tragedi 9 September, kini kehidupan umat muslim di New York Amerika Serikat mulai diterima oleh kaum mayoritas. Hanum (Acha Septriasa) dan sang suami, Rangga (Rio Dewanto merasa bahagia akhirnya usaha mereka selama ini membuktikan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kedamaian tidak sia-sia. Usai membantu Azima beserta dengan Phillipus Brown (Timo Scheunemann), popularitas Hanum sebagai reporter muslim semakin dikenal luas di New York. Hingga suatu waktu, Samuel (Alex Abbad) seorang eksekutif produser dari GNTV memberikan tawaran pada Hanum untuk magang selama tiga bulan di GNTV. Tawaran tersebut berasal dari sang direktur yakni Andy Cooper (Arifin Putra). Ia merasa tertarik pada Hanum dan ingin menjadi bagian dari GNTV.


Kesempatan besar itu datang berbarengan dengan moment dimana Hanum dan Rangga harus kembali ke Vienna Austria untuk melanjutkan study kuliah sang suami setelah tertunda. Hanum mulai dilema, disatu sisi ia ingin mewujudkan impian besarnya bisa berkarier jurnalistik di New York bersama dengan idolanya yakni Andy Cooper, namun disatu sisi lainnya ia tak mungkin meninggalkan sang suami sendirian. Melihat istrinya yang dilema, Rangga memutuskan untuk memperpanjang tinggal di New York menemani sang istri bekerja di GNTV, dan menunda kembali deadline study kuliahnya di Vienna. Melihat apa yang sudah dilakukan oleh sang suami membuat Hanum bahagia, ia lalu bersedia menerima tawaran magang dari Cooper. Olehnya, Hanum dan Rangga diberi fasilitas tempat tinggal sementara yang cukup mewah selama Hanum magang. Keduanya tampak bahagia menerima fasilitas yang Cooper berikan. 



Job pertama yang Hanum terima yaitu ia ditugaskan untuk membuat sebuah program acara yang mampu menguras emosi, simpati dan empati para penonton bagaimana pun caranya. Dengan dibantu Samuel, Hanum ditugaskan untuk mewawancarai Zakiyya (Alexandra Gottardo) seorang muslimah yang ditinggal mati sang suami yang bertugas di Suriah. Cooper ingin mengeksploitasi kesedihan Zakiyya demi tuntutan share dan rating televisi. Hanum dan Zakiyya awalnya sepakat untuk tidak membahas hal tersebut, namun karena terjebak, mau tak mau Hanum, Zakiyya dan sang anak terperangkap oleh jebakan Cooper.


Hanum dan Samuel merasa sangat bersalah pada Zakiyya. Image Hanum dimata umat muslim New York usai program acara tersebut menjadi bahan cibiran. Sang suami, Rangga juga kecewa dengan keputusan yang telah diambil Hanum. Melihat orang-orang disekitarnya kecewa, Hanum kemudian berinisiatif untuk membuat program acara baru. Konten yang ia janjikan takkan mengeksploitasi berlebihan sang narasumber. Ide tersebut lalu disetujui oleh Cooper. Episode pertama pun dimulai, program prank yang dikomandoi oleh Hanum ternyata berhasil menarik perhatian. Rating dan share tinggi, begitu juga dengan viewers di YouTube juga mencapai jutaan penonton dalam waktu singkat. Melihat pencapaian yang telah dilakukan Hanum membuat Cooper terkesima, ia kemudian memberikan kembali tantangan pada Hanum untuk menjadi eksekutif produser untuk program spesial mengenang tragedi 9/11.


Melihat sang istri yang semakin sibuk, membuat Rangga merasa serba salah. Disatu sisi ia ingin cepat menyelesaikan deadline study kuliahnnya, namun disatu sisi ia ingin terus bersama dengan Hanum. Makin hari juga Hanum terasa semakin lebih memprioritaskan mengejar mimpinya dibandingkan mengurus sang suami. Akhirnya, Rangga lebih sering bertamu ke rumah Azima sekaligus bermain dengan Sarah (Ciara Brosnan) anak dari Azima.


Seiring berjalannya waktu, Hanum perlahan mulai sadar ketika ia berambisi mengejar mimpinya, tapi disatu sisi lainnya ia semakin melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dari Rangga. Akankah Hanum dan Rangga bisa mempertahankan rumah tangga mereka ditengah masing-masing impian dari mereka?

#Review: 
Franchise perjalanan Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra membina rumah tangga dan mempelajari Islam dari berbagai sudut pandang, kini semakin dilirik oleh rumah produksi besar. Lima judul sukses diangkat ke layar lebar oleh Maxima Pictures yakni Trilogi 99 CAHAYA DILANGIT EROPA (2014) dan Dwilogi BULAN TERBELAH DILANGIT AMERIKA (2015). Kelima film tersebut disutradarai oleh dua sutradara berbeda yakni Guntur Soeharjanto dan Rizal Mantovani.
Yang menjadikan cerita perjalanan Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra ini cukup menarik dan berbeda dengan drama religi kebanyakan adalah mereka berdua mendeskripsikan keislaman dengan cara menjelajah dan menelusuri Islam lewat kejadian-kejadian disekitar kehidupan mereka. Tidak melulu soal perceraian, kematian, tangisan ataupun poligami.
Tahun ini buku Hanum & Rangga yang berjudul FAITH AND THE CITY (2018) kembali diangkat ke layar lebar. Namun kali ini tidak dipegang oleh Maxima Pictures melainkan oleh MD Pictures. Berpindahnya rumah produksi ini berdampak signifikan terhadap apa yang sudah dibangun pada 5 judul film sebelumnya. Salah satu yang paling mencolok adalah perombakan para pemain. Abimana Aryasatya, Rianti Cartwright, Hailey Franco dan Hanz De Krakker digantikan oleh Rio Dewanto, Titi Kamal, Ciara Brosnan dan Timo Scheunemann. Perombakan pemain terutama pada karakter Rangga dan Azima menurutku cukup disayangkan banget lantaran Abimana Aryasatya dan Rianti Cartwright sudah sangat melekat dengan mereka.


Dijumpai pada saat Press Conference dan Gala Premiere film FAITH AND THE CITY (2018) tadi malam, 6 November 2018 di Plaza Indonesia XXI, sang produser Manoj Punjabi mengutarakan tentang perombakan pemain ini. Beliau berpendapat awalnya mereka akan merombak seluruh pemain termasuk dengan Hanum yang diperankan oleh Acha. Pak Manoj ingin me-reboot kisah Hanum dan Rangga menjadi baru dan tidak terlalu berkaitan dengan kelima judul yang telah dirilis sebelumnya. Disaat yang sama juga penulis skenario yakni Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra yang dibantu juga oleh Manoj Punjabi dan Benni Setiawan mengutarakan rasa bahagianya karena novel mereka kembali diangkat ke layar lebar. Para pemain pun mengutarakan proses shooting film ini yang dilakukan selama empat minggu di New York, Amerika Serikat.




Untuk segi cerita, film FAITH AND THE CITY (2018) ini menurutku skenarionya cukup berhasil mengemas perjalanan rumah tangga Hanum dan Rangga yang semakin rumit dan dewasa. Subplot yang dibangun juga tampil menguatkan inti cerita film ini. Aku cukup suka film FAITH AND THE CITY (2018) ini yang membahas dunia dibalik acara TV yang mementingkan share-rating. Hal ini memang sangat related dengan kondisi acara TV pada saat ini. Sosok Andy Cooper diperankan sangat apik oleh Arifin Putra. Ia mampu menjadi seorang boss killer sekaligus intimidatif dan juga mampu mempengaruhi orang-orang disekitarnya. Bahkan ia juga sukses "meracuni" Hanum haha. Subplot lainnya yakni tentang Zakiyya serta Azima yang satu sama lain berkaitan kali ini terjalin cukup baik dibandingkan dengan "kebetulan-moment" di film BULAN TERBELAH DILANGIT AMERIKA (2016). Konflik-konfilk yang dihadirkan juga semakin membuat Hanum dan Rangga terlihat dewasa. Aku suka banget kali ini Hanum terkadang dapat dengan mudah karakternya dibenci namun disatu sisi lainnya dicintai oleh penonton. Keegoisan dalam menggapai cita-cita terbesarnya berkat "rayuan" Cooper dilakukan dengan baik. Sosok Rangga yang kali ini diperankan Rio Dewanto untungnya menampilkan Rangga yang tak kalah memukaunya dengan Abimana. Sosok Rangga kembali hadir sebagai panutan suami idaman bagi perempuan lantaran ia begitu sabar dan rela berkorban demi sang istri tercinta. Aku cukup berharap subplot tentang sosok Zakiyya dalam film ini bisa dikupas lebih dalam eh taunya cuma sebentar banget. Padahal Zakiyya yang diperankan dengan tertutup oleh Alexandra Gottardo cukup membuat penasaran banget. Sosok yang mencuri perhatian berikutnya untukku adalah karakter Samuel yang diperankan oleh Alex Abbad. Sosok Samuel yang metroseksual begitu luwes dilakukan oleh Alex bahkan menuju akhir film, keluwesan itu semakin kuat terasa haha.


Yang sedikit aku kurang suka adalah dalam film ini adalah subplot tentang Azima yang kali ini malah dibuat seperti calon-calon pelakor. Tapi untungnya Benni Setiawan tidak memfokuskan film FAITH AND THE CITY (2018) pada plot ini. Jajaran pemain pun tampil bagus. Acha Septriasa sebagai Hanum begitu flawless. Sosok Hanum Salsabiela ditangannya dikuasai dengan apik. Dua karakter yang paling tidak membantu film ini adalah Teh Iis yang diperankan oleh Ayu Dewi dan suami bulenya, Tyson Lynch. Karakter mereka berdua terasa banget dipaksakan untuk hadir sebagai "Lambe Turah" antara Hanum, Rangga dan Azima.


Cerita utama dan subplot yang dihadirkan sudah cukup bagus, performa para pemain juga nyaris tidak mengecewakan tapi tetap tidak membuatku empati pada keseluruhan film lantaran yaa itu tadi, perombakan pemain yang dilakukan oleh MD Pictures ini membuat feelnya menjadi janggal menurutku. Kesalahan berikutnya yang (masih aja) dilakukan oleh MD Pictures menurutku berikutnya adalah penggunaan Bahasa Indonesia yang bersetting di luar negeri. Salah satu contohnya di kantor dan siaran GNTV. Dalam film diceritakan GNTV adalah salah satu stasiun televisi besar di New York, namun janggalnya sang direktur yakni Andy Cooper fasih banget bahasa Indonesia, ditambah lagi tiap siaran GNTV terutama dengan reporter Hanum dan mewawancarai narasumber, menggunakan bahasa Indonesia juga. Tak cuma itu saja, para pemirsa yang menyaksikan siaran GNTV ini mayoritas yang ditampilkan adalah bule. Tapi mereka seakan seperti mengerti dengan siaran Hanum di GNTV yang menggunakan bahasa Indonesia, padahal dalam layar TV mereka jelas banget tidak ada subtitle-nya! Hmmm. Kesalahan serupa ini aku rasakan pada saat film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) produksi MD Pictures juga.
Terlepas dari kesalahan-kesalahan itu, film HANUM & RANGGA: FAITH AND THE CITY (2018) sudah jelas kembali menghadirkan drama religi yang berbeda dan indah seperti Trilogy 99 CAHAYA DILANGIT EROPA (2013) dan BULAN TERBELAH DILANGIT AMERIKA (2016) Part 1. Tayang di bioskop Indonesia mulai 8 November 2018!


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment